Minggu, 31 Oktober 2021

MENJADI UYUNUL UMMAH

 


OLeH: Ummu Azkia Fachrina

•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•

💎 MENJADI UYUNUL UMMAH

Ideologi yang sekarang sedang berkuasa di muka bumi ini adalah ideologi kapitalisme yang diemban oleh negara kafir Barat. Ideologi yang rusak dan merusak karena berasal dari buah pemikiran manusia yang bersifat lemah, terbatas, dan serba kurang, sehingga penerapan ideologi kapitalisme ini mengakibatkan kerusakan bagi seluruh umat manusia, termasuk umat Islam.

Padahal di dalam sebuah hadis dikatakan, إسلام يعلو ولا يعلى عليه 
“Islam itu mulia atau tinggi tidak ada agama yang lebih tinggi darinya,” (HR Bukhari). 

Namun, fakta yang kita lihat saat ini, jelas, umat Islam belum menjadi umat mulia. Umat Islam menjadi korban dari penerapan ideologi kapitalisme, namun banyak yang tidak sadar telah menjadi korban, bahkan menjadi pelaksana setiap kebijakan ideologi kapitalisme.

Di sinilah peranan para pengemban dakwah Islam ideologis untuk menyadarkan umat agar mereka paham, yakni dengan MEMBANGUN KESADARAN POLITIK. Dengan kesadaran politik tersebut, maka umat ini akan bangkit. Bangkitnya umat ini akan menjadi lonceng kematian Barat dan ideologi kapitalismenya.

Sesungguhnya, para pengemban dakwah Islam ideologis laksana عيون الأمة ‘uyunul ummah, yakni ibarat mata bagi umat (matanya umat). Melalui mereka —para pengemban dakwah Islam ideologis— umat bisa melihat dengan sangat jelas, yang kemudian menjadi sadar dan paham apa yang sebenarnya sedang terjadi di muka bumi ini.

Semoga amal dakwah ini menjadi amal saleh sebagai penambah timbangan amal saleh kita kelak di hari akhir. Aamiin. 

Wallaahu a'laam bisshawaab.

•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•

0️⃣1️⃣ Riyanti ~ Yogja
Ustadzah, saya tertarik dengan pemaparan ustadzah tentang membangun kesadaran politik. 

~ Yang ingin saya tanyakan, kesadaran politik yang seperti apa yang akan kita bangun?
~ Dimulai dari mana?
~ Kami rakyat biasa, bisa melakukan apa dalam upaya tersebut?

Syukron untuk pencerahannya.

🔷Jawab:
Bismillaah.
Pertanyaan yang bagus ukhtiiy, maasyaaAllaah.
Saya coba menjawab yaa.

Salah satu perkara penting yang harus ditanamkan di tengah-tengah umat adalah kesadaran politik (al wa’yu as siyâsi). Mengapa? Karena orang yang buta politik tidak akan sadar, bahwa kesulitan ekonomi, tinggi rendahnya biaya hidup, menyebar atau hilangnya penyakit masyarakat, semuanya sangat dipengaruhi oleh keputusan politik. Mereka juga tidak peduli bahwa terkurasnya kekayaan umat, melemahnya nilai tukar mata uang, itu juga akibat keputusan politik, bukan semata ekonomi.

Yang dimaksud dengan kesadaran politik bukanlah kesadaran tentang situasi-situasi politik, konstelasi internasional, peristiwa-peristiwa politik, mengikuti politik internasional, atau mengikuti aktivitas-aktivitas politik. Itu semua adalah hal-hal yang melengkapi kesempurnaannya saja.

KESADARAN POLITIK adalah suatu pandangan kepada alam semesta (universal) dengan susut pandang yang khas. Pandangan yang universal tanpa melalui sudut pandang yang khas adalah pandangan yang dangkal, dan bukan merupakan kesadaran politik. Begitu juga pandangan yang bersifat regional adalah pandangan yang sempit, dan tidak membentuk kesadaran politik.

Dan, kesadaran politik tidak akan sempurna, kecuali dipenuhinya dua unsur.

1). Pertama, adanya pandangan yang universal, yang tidak terbatas pada negeri-negeri tertentu. 

2). Kedua, pandangan tersebut harus bertolak dari sudut pandang yang khas, dari manapun asalnya sudut pandang tersebut, baik itu mabda atau ideologi ataupun ide-ide tertentu.
 
Hanya saja, jika sudut pandang yang khusus tersebut merupakan suatu mabda, maka kesadaran politik yang terbentuk akan bersifat langgeng (fixed), tidak akan bergeser atau berubah dari tujuan yang akan dicapainya. Bagi seorang muslim, sudut pandang ini seharusnya adalah AKIDAH ISLAM. 

Kalimat Lâ Ilâha IllaLLâh Muhammadur Rasûlullah-lah yang akan menjadi dasar atau asas pandangannya, sekaligus menjadi sudut pandang dalam melihat berbagi fenomena. Dengannya dia berpijak, dengannya dia ingin hidup, dan dengannya pula dia ingin kelak dibangkitkan di yaumul mahsyar.

MULAI DARI MANA?
Mulailah dengan berpegang teguh dengan sudut pandang yang khusus, juga karena adanya perasaan dan kecenderungan tertentu terhadap sudut pandang itu, baik kecenderungan itu muncul secara alamiah maupun ideologis, maka dikhawatirkan –jika dia tidak menyadari— dia akan memberi warna atas realitas dengan warna yang dia inginkan, akan menafsirkan pemikiran sesuai dengan yang dia kehendaki, atau akan memahami berita sesuai dengan kesimpulan yang ingin dia peroleh dan sudut pandang itu tentunya berasal dari yang Maha Segala Maha yaitu Alloh ﷻ. 

Sebagai rakyat biasa posisi kita tetaplah hamba Alloh ﷻ, siapa pun kita, hingga tugas untuk menjadi khairu ummah tetaplah sama apapun posisi kita.

Kita tetap perlu cerdas politik. Bagaimana? 
Pencerdasan politik adalah upaya untuk menumbuhkan kesadaran politik, hal ini bisa dilakukan dengan senantiasa melatih keempat hal berikut : 
 
1). Melakukan  monitoring peristiwa atau berita atau informasi-informasi politik;

2). Menguraikan merinci dan dan mengkaji peristiwa atau berita atau informasi-informasi politik yang dia monitoring;

3). Memberikan pendapatnya berkaitan dengan peristiwa atau berita atau informasi-informasi politik tersebut kepada manusia; 

4). Haruslah pendapatnya bersumber dari sudut pandang khusus yang berkaitan dengan pandangan hidup, yang dalam hal politik Islam, maka semua pendapatnya bersumber dari Akidah Islam. Bukan dari sistem buatan manusia, salah satunya pandangan kapitalism.

Harus disadari, bahwa memperhatikan urusan kaum muslimin, ke arah mana pemikiran mereka, apa saja rencana-rencana yang akan ditimpakan oleh musuh kepada mereka, lalu menyikapinya dengan sudut pandang Islam dan membongkar makar yang akan ditimpakan kepada umat, semua itu adalah aktivitas yang mulia.
 
Diriwayatkan dari Hudzaifah r.a bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
 
مَنْ أَصْبَحَ وَالدُّنْيَا أَكْبَرُ هَمِّهِ، فَلَيْسَ مِنَ اللَّهِ فِي شَيْءٍ، وَمَنْ لَمْ يَتَّقِ اللَّهَ، فَلَيْسَ مِنَ اللَّهِ فِي شَيْءٍ، وَمَنْ لَمْ يَهْتَمَّ لِلْمُسْلِمِينَ عَامَّةً، فَلَيْسَ مِنْهُمْ
 
“Barang siapa yang pada pagi harinya hasrat dunianya lebih besar, maka itu tidak ada apa-apanya di sisi Alloh ﷻ, dan barang siapa yang tidak takut kepada Alloh ﷻ, maka itu tidak ada apa-apanya di sisi Alloh ﷻ, dan barang siapa yang tidak perhatian dengan urusan kaum muslimin semuanya maka dia bukan golongan mereka.” (HR. al-Hakim dalam al Mustadrak). 

Demikian ukhtiiy shalihah.
Wallaahu a'laam.

0️⃣2️⃣ Setyaningsih ~ Solo
Assallamu'allaikum warahmatullahi wabarakatuh Ustadzah.

Mengapa ummat Islam bisa jadi korban ya, padahal ummat Islam mayoritas di negri ini? Syukron. 

🔷Jawab:
Wa'alaikumussalam warohmatullah wabaarokatuh.

Bismillaah.
Ukhtiiy, inilah akibat dari mayoritas kaum muslimin dibutakan dari politik.

Yang seharusnya mafhum kita ini dibodohi, dicurangi, menjadi buta akan semua. Sehingga akhirnya mengikuti apapun yang seharusnya kaum muslimin punya kekuatan untuk menolaknya.

Kita dilemahkan. 
Kadang kata Islam YES Politik NO menjadi hal yang diikuti.
Padahal Islam pun mengajarkan tentang politik untuk membangun peradaban.

Demikian ukhtiiy.
Wallaahu a'laam.

0️⃣3️⃣ Safitri ~ Banten 
Umma, bukankah jika kita ingin membangun kesadaran politik itu dimulai dari sosok pemimpin yang memimpin negri ini, sebuah negeri dapat berubah sebagimana sosok pemimpinan nya, jika seperti ini bagaimana, umm?

🔷 Jawab:
Bismillaah.
Yang bisa mengubah adalah sistem.
Jika sistemnya baik, maka pemimpinnya pun baik.

Sebagaimana saat Islam menjadi sistem yang dipilih selama hampir 14 abad, peradaban mulia berada di tangan kaum Muslimin. Namun saat sistem itu runtuh tahun 1924, runtuh semua kekuatan.

Yang terjadi hanya pergantian pemimpin yang mengikuti sistem yang diadopsi dari sistem kufur, Islam dianggap radikal, biang teroris dan lain-lain, dengan berbagai fitnahan.

Dalam sistem buatan manusia, pemimpin shalih pun menjadi salah.
Terbawa arus berpikir yang bukan berasal dari sudut pandang Islam Kaaffah, padahal Alloh ﷻ perintahkan untuk Kaaffah, sebagaimana firman Alloh ﷻ dalam QS. Al-Baqarah : 208 

يَا اَيُّهَا الَّذِينَ اَمَنُوا ادْخُلُوا فِى السِّلْمِ كآفَّةً.

Demikian ukhtiiy shalihah.
Wallaahu a'laam.

0️⃣4️⃣ Kiki ~ Dumai
Ummu, bagaimana contoh dari penerapan kapitalisme tersebut di kehidupan sekarang, Umm?

🔷 Jawab: 
Bismillaah.
Ukhtiiy Kiki shalihah, contohnya banyak.

Kehidupan hedonis serba boleh tanpa batas itu menjadi salah satu ciri kapitalism. Memisahkan urusan hidup dari agama.

Demikian ukhtiiy. 
Wallaahu a'laam.

0️⃣5️⃣ Aisya ~ Riyadh 
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh umma.

Tentang kewajiban dakwah. Apakah ada syarat tertentu untuk melakukan dakwah? 

Dan jika dikaitkan dengan fenomena kehidupan saat ini, banyak remaja muslim atau generasi muda muslim kita yang enggan melakukan hal demikian. Mereka berpikir yang penting aku menjadi lebih baik. Tapi mereka abai bahkan lupa jika kita ini selain sebagai manusia yang mempunyai sisi pribadi juga manusia maupun sisi sosial. Bagaimana kiranya Ustadzah menanggapi hal demikian? Dan apa yang perlu kita lakukan untuk membangun kesadaran juga menumbuhkan ghirah para pemuda pemudi Islam? 

Jazakillah khoiran katsir. 
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 

🔷 Jawab: 
Wa'alaikumussalam warohmatullah wabaarokatuh.

Bismillaah.
Ukhtiiy shalihah.
Da'wah adalah kewajiban individu, perintah Alloh ﷻ, tuntunan Rasulullah ﷺ.
Sebagaimana yang diperintahkan Alloh ﷻ dalam Qu'ran : 

كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ ۗ وَلَوْ اٰمَنَ اَهْلُ الْكِتٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ ۗ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَاَكْثَرُهُمُ الْفٰسِقُوْنَ

"Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Alloh ﷻ. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik." (QS. 3 : 110). 

Untuk menjadi khairu ummah maka sebagai hamba-Nya menjadi suatu keharusan untuk sampaikan kebenaran dan melalui dakwah ila sabiilillhaq.
Perlu ada hijrah pemikiran yang akan menyadarkan generasi agar menjadi khairu ummah dan ini melalui adanya dakwah kepada mereka. 

Demikian ukhtiiy.
Wallaahu a'laam.

🌷Masyaallah, Ummah. 
Hijrah pemikiran itu seperti apa maksudnya, Umm? 

🔷 Thayyiib.

Bismillaah...
Hijrah pemikiran adalah hijrah dari pemikiran yang di dalamnya mengandung apapun yang dilarang Alloh ﷻ dan Rasul-Nya. Hal ini selaras dengan hadis Rasulullah ﷺ,  beliau bersabda, “Muslim itu adalah orang yang menjadikan muslim yang lain selamat dari lisan dan tangannya, dan al-Muhajir (orang yang berhijrah) adalah orang yang meninggalkan apa saja yang telah Alloh ﷻ larang.” (HR. Bukhari). 

Hijrah pemikiran yang hakiki adalah hijrah yang semata menghantarkan segal sesuatu untuk merealisasikan ketaatan secara sempurna kepada Alloh ﷻ, dengan ini akan mengantarkan perubahan dari umat yang lemah menjadi umat yang kuat.

Hijrah pemikiran menjadikan Alloh ﷻ dan Rasul-Nya di atas segalanya. Tidak sempurna hijrah jika tidak meninggalkan apa yang dilarang oleh Alloh ﷻ dan Rasul-Nya. Menjauhi kemaksiatan dari bentuk apapun.

Demikian ukhtiiy shalihah.
Wallaahu a'laam.

•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•

Bismillaah...

Menjadi uyunul ummah bukanlah hal yang sulit jika memang saat ini kita mengaharap ridho-Nya.
Menjadi uyunul ummah bukanlah sesuatu yang berat jika kita selalu menjadikan lelah menjadi Lillaah.

Menjadi uyunul ummah adalah fragmen hidup yang memetakan diri mendapat kemuliaan menuju kebahagiaan hakiki dengan terealisasinya Islam Kaffah sebagaimana perintah-Nya.

Laa haulaa walaa quwwata illaa billaah. 
Mohon maaf atas segala khilaaf.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar