Selasa, 27 Desember 2016

Wanita Dalam Pandangan Islam




Narsum : Ustadz Satria Ibnu Abi


Allah berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
"Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya..." (QS. An-Nisa' : 1)
Di dalam ayat ini, Allah menjelaskan kepada kita semua bahwa asal muasal manusia itu berasal dari seorang lelaki (yaitu Adam), kemudian setelahnya baru Allah ciptakan seorang wanita (yaitu Hawa).
Kemudian Allah melaniutkan firman-Nya,
وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً ۚ
"...dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak." (QS. An-Nisa' : 1)
Demikianlah seterusnya, Allah senantiasa menciptakan lelaki dan wanita secara berpasang-pasangan hingga saat ini.
Wanita Dalam Pandangan Agama Selain Islam
Namun, seiring berjalannya waktu, kesesatan serta kerusakan pun mulai merajalela hampir di seluruh penjuru bumi. Dan anehnya, seolah-olah dosa dan kejelekan yang menyebabkan hal tersebut dibebankan ke pundak kaum wanita saja.
Kaum wanita dianggap sampah, musuh, sumber bencana serta berbagai kejelekan pun disematkan kepada mereka.
Lihat saja misalnya pada masa jahiliyah sebelum datangnya Islam, banyak sekali orang yang beranggapan bahwa memiliki anak wanita merupakan suatu aib dan kehinaan yang sangat besar. Hal inilah yang pada akhirnya memicu sebagian orang untuk melakukan pembunuhan terhadap anak-anak wanita mereka karena tidak kuat menanggung aib dan kehinaan yang besar ini. Hal ini pun diabadikan Allah di dalam Al Quran agar kelak menjadi pelajaran bagi kita semua,
وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُمْ بِالْأُنْثَىٰ ظَلَّ وَجْهُهُ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ
"Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah." (QS. An-Nahl : 58)
يَتَوَارَىٰ مِنَ الْقَوْمِ مِنْ سُوءِ مَا بُشِّرَ بِهِ ۚ أَيُمْسِكُهُ عَلَىٰ هُونٍ أَمْ يَدُسُّهُ فِي التُّرَابِ ۗ أَلَا سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ
"Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)?. Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu." (QS. An-Nahl : 59)
Tidak cukup sampai disitu saja, kesesatan lain yang menjangkiti masyarakat sebelum datangnya Islam adalah bolehnya seorang anak laki-laki mewarisi ibunya yang telah ditinggal mati bapaknya. Wal iyadzu biLlah..
Dalam tradisi masyarakat jahiliyah, jika seorang lelaki mati dan meninggalkan seorang atau beberapa orang istri, maka istri-istri mereka tersebut akan dijadikan harta dan barang warisan yang juga akan dibagi-bagikan. Jika ia memiliki seorang anak laki-laki, maka istri-istri tersebut (ibunya anak laki-laki) akan dimiliki secara penuh olehnya. Jika suka, ia boleh menikahinya, namun jika tidak ia bisa menjualnya (sebagai budak ataupun sebagai pelacur) atau menyuruhnya nikah lagi dan mengambil seluruh maharnya. Betapa buruknya perlakuan mereka tersebut...
Ada juga yang menjadikan wanita sebagai alat pemuas nafsu belaka, yang jika suka ia akan dipakai, namun jika sudah bosan maka ia akan segera dibuang.
Ada juga yang menjadikan wanita sebagai objek-objek kekerasan, misalnya saja jika ada seorang wanita yang hamil, maka ada sebagian masyarakat jahiliyah yang menjadikannya sebagai bahan untuk berjudi. Mereka akan bertaruh, apa kira-kira jenis kelamin dari bayi yang dikandungnya tersebut, dan berikutnya mereka akan membelah perut wanita hamil tersebut untuk menentukan siapa pemenang dari permainan tersebut... SubhaanAllah...
Pandangan agama-agama lain pun tidak jauh berbeda dengan mayoritas masyarakat jahiliyah saat itu. Misalnya saja di dalam agama Kristen, wanita dianggap sebagai setan dan musuh serta sumber bencana di muka bumi.
Berikut sedikit kutipan yang membuktikan fakta tersebut,
“Wanita adalah anak perempuan kebohongan, penjaga neraka, musuh kedamaian, karenanya Adam kehilangan Surga.” (St. John Damascene)
“Wanita adalah alat yang digunakan Iblis untuk memiliki (memperoleh kemenangan atas) jiwa kita.” (St. Cyprian)
“Wanita adalah racun dari ular berbisa, dendam seekor naga.” (St. Gregory the Great).
(Sumber : Buku : "Islam and Christianity, Presidency of Islamic Research", Penulis : Ulfat Azizussamad, Tahun : 1984, hal. 79)
Lain lagi di agama Hindu, seolah tak ada harganya, wanita yang suaminya baru meninggal harus ikut melakukan ritual Sati, yaitu ritual bunuh diri.
“Pengorbanan janda pada saat penguburan suaminya tidak disebutkan dalam Shastra, tetapi tampaknya praktek ini telah menjadi sangat dikenal di India, karena kami menemukan referensi tentangnya dalam catatan Greek Chronical.”
(Les Civilizations de l’India, Guxtave Le Bon, hal. 236)
Wanita Dalam Pandangan Islam
Bersyukurlah kita hari ini wahai para Muslimah... lalu bersyukurlah... karena Islam telah menyinari hidup kita, karena keimanan telah merangi hari-hari kita...
Ketika Islam lahir, seluruh bentuk penindasan, penghinaan, exploitasi serta kezholiman-kezholiman terhadap kaum wanita pun perlahan mulai hilang. Hal tersebut karena disebabkan keadilan yang diusung oleh Islam adalah keadilan hakiki yang bersifat pasti, bukan rekaan atau isapan jempol semata. Bahkan, keadilan tersebut pun diakui dan diiyakan oleh para penulis-penulis barat yang notabene bukan beragama Islam...
Di antara mereka yaitu Aburdene dan Nasibit (1193), dua orang peneliti feminis terkemuka, terkejut menemukan bahwa Al Qur’an tidak memandang wanita berkedudukan lebih rendah daripada laki-laki, sebagaimana yang mereka temukan dalam nash-nash agama lain. Mereka kemudian menyadari bahwa perbuatan laki-laki terhadap wanita di dunia Islam berdasarkan pada budaya yang bukan dari Islam atau kesalahan penafsiran terhadap ajaran Islam.
Carroll (1983) mengakui bahwa dia sangat terkejut mendapati bahwa wanita Muslim adalah wanita pertama di alam ini yang hak-hak ekonomi dan hak- hak yang sah lainnya diakui. Dia juga menambahkan bahwa sistem keluarga dalam Islam disyariatkan 1400 tahun yang lalu dalam rangka melindungi pilar masyarakat, yakni keluarga.
(Muslim Women and Contemporary Challenges Zerekly, Prof. Shatha S, Majdalawi Press, Amman, 1997, hal. 39, 97. 52)
Lihatlah... lalu renungilah firman Allah berikut...
وَمَنْ يَعْمَلْ مِنَ الصَّالِحَاتِ مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَٰئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلَا يُظْلَمُونَ نَقِيرًا
"Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun." (QS. An-Nisa' : 124)
Beberapa Syubhat dan Bantahannya
Hari ini, kaum wanita nampaknya mulai berjalan menuju puncak kehancuran serta kehinaan yang dahulu pernah menimpa nenek moyangnya. Perlahan namun pasti, banyak kaum Hawa yang kini mulai meniru-niru dan membeo serta "berkiblat" kepada orang-orang kafir dalam pemikiran atau tindakannya, wal iyadzu biLlah...
Isu-isu murahan serta slogan-slogan sampah pun ikut meramaikan barisan-barisan yang konon katanya mengusung manhaj kesamaan gender atau lebih dikenal dengan kelompok kaum feminis.
Padahal, jika kaum Hawa mau menggunakan sedikit saja akal dan setitik keimanan yang adalah di dalam hatinya, niscaya segala slogan serta isu-isu sampah tersebut tentu tak akan berpengaruh banyak bagi dirinya.
Di antara kaum feminis itu (semoga Allah menjauhkan kita dari golongan tersebut) mengatakan bahwa Islam membatasi ruang gerak seorang wanita, hal ini dibuktikan dengan dilarangnya seorang wanita keluar rumah jika tidak ada tujuan atau hajat yang mendesak! Benarkah demikian?
Ada juga yang mengatakan bahwa Islam sangat mengekang kebebasan seorang wanita muslim, alasannya karena seorang wanita muslim diwajibkan memakai jilbab yang menurut mereka hal tersebut merupakan satu bentuk pengkekangan terhadap kebebasan seorang wanita! Disamping itu juga Islam sangat tidak adil dalam masalah pembagian harta warisan bagi seorang wanita ketimbang laki-laki! Tepatkah tuduhan mereka?
Yang lain berkomentar pula bahwa Islam mengajarkan Poligami yang (menurut mereka) bisa memicu exploitasi terhadap anak serta berbagai bentuk Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dan berbagai bentuk penindasan lain terhadap para wanita! Bisakah diterima pendapat mereka ini?
Wahai para Muslimah...
Wahai para pemilik kehormatan yang mulia...
Masih banyak lagi syubhat (kerancuan dalam pemikiran) yang dilontarkan mereka, orang yang mengaku paling peduli dan paling faham terhadap wanita, walaupun pada kenyataannya mereka sendiri belum benar-benar mampu mengangkat kehormatan keluarga mereka!!!
Akhoowati fiLlah rohimany wa rahimakunnAllah...
Fahamilah... bahwa sesungguhnya orang-orang di luar Islam menginginkan agar kalian senantiasa berada dalam kerendahan serta kehinaan, berbeda dengan Islam... Islam menginginkan kemuliaan serta terjaganya kehormatan kalian...
Mereka ingin menelanjangi serta merobek-robek kehormatan kalian... sementara Islam hadir untuk menjaga dan melindungi kehormatan kalian...
Ketahuilah wahai para Muslimah Sholihaah... Mengapa Islam sangat menjaga kalian, sehingga membatasi pergaulan serta intensitas waktu keluar rumah kalian? Dan juga mewajibkan kalian memakai hijab dan menutup aurat kalian?
Jawabnya karena Islam menganggap kalian wahai para Muslimah, sebagai sebuah PERHIASAN YANG SANGAT BERHARGA!!!
RasuluLlah صلى الله عليه و سلم bersabda,
ﺍﻟﺪّﻧْﻴَﺎ ﻣَﺘَﺎﻉٌ ﻭَﺧَﻴْﺮُ ﻣَﺘَﺎﻉِ ﺍﻟﺪّﻧْﻴَﺎ ﺍﻟﻤَﺮْﺃَﺓُ ﺍﻟﺼّﺎﻟِﺤَﺔُ
"Dunia itu (dipenuhi dengan) perhiasan (kesenangan). Dan sebaik-baik perhiasan di dunia adalah seorang wanita (muslimah) yang sholihah" (HR. Muslim)
Apa gerangan yang akan kau lakukan terhadap perhiasan paling berharga yang kau miliki?
Menutup dan membungkusnya secara rapat dan hati-hati, ataukah membiarkannya terbuka dan bisa dijamah siapa saja?
Menyimpannya di tempat khusus dan tersembunyi, ataukah memamerkannya di khalayak ramai?
Karena keadilannya lah, Islam memberikan jatah harta waris bagi seorang Muslimah lebih sedikit ketimbang jatahnya lelaki, kenapa?
Karena jatah warisan bagi seorang lelaki itu nantinya harus dipergunakan untuk kebutuhannya serta kebutuhan anak-anak dan istri-istrinya juga. Berbeda dengan wanita, jatah warisan yang diterimanya HANYA untuk dirinya sendiri saja, bahkan suaminya pun tidak berhak memintanya jika si istri tidak memberikannya... maa syaa Allah...
Adapun mengenai poligami, walau memang perkara ini terasa amat berat bagi sebagian besar muslimah saat ini, namun renungkanlah... Apa yang terjadi jika seluruh lelaki muslim di dunia ini hanya memiliki istri satu satu saja? Berapa banyakkah wanita Muslimah yang tidak akan bisa merasakan kebahagiaan dan keindahan biduk rumah tangga itu?
Wahai para Muslimah...
Perhatikanlah apa yang disampaikan oleh seorang penulis barat ini mengenai betapa besarnya manfaat yang dapat diambil dari pelaksanaan poligami ini...
Mrs. Jones and Phillips (1985) berbicara mengenai alasan logis lainnya bagi kebutuhan melembagakan poligami. Mereka menyebutkan bahwa jumlah perempuan yang lebih besar adalah sebuah fakta yang nyata. Kematian bayi laki-laki lebih tinggi daripada bayi perempuan.
Secara keseluruhan, wanita cenderung hidup lebih lama daripada laki-laki, belum lagi sejumlah besar laki-laki muda yang mati setiap hari dalam berbagai perang di penjuru dunia.
“Meskipun ratio tersebut bervariasi dari satu negara ke negara lain, jumlah wanita masih melebihi jumlah laki-laki. Oleh karena itu, lebih banyak wanita bersaing untuk (mendapatkan) laki-laki dengan jumlah yang semakin menurun. Konsekuensinya, akan tetap ada sejumlah besar wanita yang tidak dapat memenuhi kebutuhan seksual dan psikologisnya melalui cara yang sah dalam masyarakat monogami. Kehadiran mereka di tengah masyarakat yang semakin permisif juga berkontribusi pada rusaknya struktur rumah tangga Barat."
(Plural Marriage in Islam, J. Jones dan B. Philips, 1985, hal. 6-7)
Penutup
Perhatikanlah lalu renungkanlah firman Allah berikut,
فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ ۚ
"Sebab itu maka wanita yang shalihah, ialah (mereka) yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah menjaga (mereka)." (QS. An-Nisa' : 34)
Dikarenakan Allah telah menjaga kalian, dengan disyari'tkannya hijab dan berbagai syari'at lainnya, serta diwajibkannya seorang suami untuk menjaga dan menggauli kalian dengan cara yang baik, maka sebagai bentuk rasa syukur kalian wahai para Muslimah... bertaqwalah kepada Allah... kemudian bertaqwalah kepada Allah... lalu taatlah kepada-Nya, Rasul-Nya, serta jagalah diri dan kehormatan kalian...
وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب
Semoga bermanfaat
Akhukum fiLlah,
🌴 Satria Ibnu Abiy
🔹🔸🔹
*```REKAPITULASI PERTANYAAN & JAWABAN```*
🔹🔸🔹
🌻 *Hj. Atik*
Usat ijin bertanya.
Bolehkah kita aktif di lingkungan masyarakat? Misal d organisasi.
Lalu batasannya spt apa? Spy izzah kita sbg wanita ttp terjaga.
🔐 Jawab :
Boleh saja, dengan syarat :
1. Aktivitas yg dilakukan tdk dlm rangka bermaksiat kpd Allah ﷻ
2. Hak suami dan anak sudah terpenuhi di rumah
3. Tidak banyak berdua2an (khalwah) atau campur baur gak ada batasan (ikhtilat) dgn lawan jenis yg bukan mahrom
4. Senantiasa menjaga hijab dan pakaian taqwanya
وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب
🌻 *Hj. Ajeng*
Bagaimana pendapat ustadz terkait beberapa postingan mengenai perempuan bekerja dengan tidak bekerja? Yg d dalamnya mengadaikan anak sebagai emas yg tidak akan mau kita titipkan kepada khadimat?
🔐 Jawab :
Hal ini sptnya kasuistik ya, tergantung kondisi dan keadaan pelakunya...
وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب
🌻 *Hj. Rahma*
Assalamualaikum ustad. Rahma mau bertanya jika seorang wanita berkerja di lingkungan yg mayoritas kaum laki laki gmna?? Dan dia juga termasuk atlit dan guru ju-jitsu yg mayoritas muridnya kebanyakan laki laki dan setiap mengajak atau mempraktekan salah seorang muridnya ada yg tidak bener dgn posisi gerakan itu sendiri gimna?? Terima kasih 🙏🏻
🔐 Jawab :
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Beliau sudah menikah?
Kalau belum menikah, maka sama spt pertanyaan sblmnya "bolehkan wanita ikut organisasi di lingkungannya" mbak
🌻 *Hj. Afidah*
Assalamualaikum saya afidah,, ustadz saya mau bertanya bagaimana dalam pandangan islam "bila berhijab dan menggunakan gamis hanya sebagai fashion dan model saja?" sedangkan dalam kesehariannya tidak berhijab?
Terima kasih
🔐 Jawab :
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Ini jelas salah kaprah memahami hijab...
🌻 *Hj. Tri*
Nama saya tri, saya mau bertanya menghargai pandangan ustad tentang pernyataan ust. Muhammad quraish shihab mengenai hijab, yg menyatakan bahwa hijab itu tdk terlalu pntg yg terpenting hati nya. Sedang allah mewajibkan wanita berhijab, lalu bagaimana hijab yg benar dan baik? Maaf kalau pertanyaan nya menjorok pada satu stement seseorang 😁
🔐 Jawab :
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Hijab yg benar yakni yg menutup aurat
🌻 *Hj. Galuh*
Assalamualaikum, Ustadz
Bagaimana cara wanita untuk menjaga dirinya sebaik mungkin ditengah" pengaruh lingkungan sekitar/dampak globalisasi?
🔐 Jawab :
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
1. Perbanyak amal sholih utk mendekatkan diri kpd Allah ﷻ
2. Mengeleminir teman2 yg jelek akhlaknya
3. Rajin ngaji dan ikut majelis ta'lim
🌻 *Hj. Ima*
Assalamu'alaikum ustadz, apakah salah satu syarat pakaian wanita yg syar'i adalah yg berwarna gelap? Kok klu ikut kajian kelompok tertentu mayoritas bajunya gelap?
🔐 Jawab :
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Bukan syarat bu, hanya menjaga wara' (kehati-hatian).
Jika seorang wanita sudah berhati-hati memilih warna bajunya krn takut fitnah, maka pasti utk hal2 yg lebih besar dr memilih warna baju ia tentu akan lebih berhati-hati lagi
وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب
🌻 *Hj. Mei*
Assalamu'alaikum ustad, saya mau bertanya bagaimana hukumnya kalau seorang wanita ketika keluar rumah dia mengenakan hijab tapi ketika di dalam rumah dia kadang melepas dalam artian dirumah hanya ada ayah dan adik2 laki2, bolehkah ustad?
🔐 Jawab :
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Klo sdg d rumah, lantas ada tamu laki-laki asing (bukan mahrom), pakai hijab ndak?
💭Tetap pakai ustad
Berarti sudah benar mbak, gak ada yg salah in syaa Allah ﷻ
🌻🌿🌻🌿🌻🌿🌻
Mari kita tutup dg beristighfar...
Astaghfirullohal adzim...
Mengucap hamdallah bersama...
Alhamdulillahirabbil'alamiin...
Dan Do'a Khafaratul Majelis...
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان
لا إله إلا أنت
أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu anlaaillaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaik...
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar