Selasa, 27 Desember 2016

Ku Jemput Jodohku



OLeh : Ustadz Abi Umar Hidayat 


Ku Jemput Jodohku
Umar Hidayat

“Ketika engkau resah karena jodoh, itu pertanda hatimu rapuh dan menjauh dariNya.”
Sebab cinta itu anugerah Illahi, yang tak mungkin musnah dari hati, tapi ia hanya butuh dikelola dengan hati yang bersandar pada Illahi.
Tak usah engkau bersedih hati. Jodoh bukan untuk dinanti. Atau bahkan menjemputnya. Ia hanya butuh untuk diikhtiari secara syar’i dengan menyandarkan diri pada Illahi. Jika jodoh itu kepastian yang diketahui. Maka apa arti perjuangan atas nama cinta. Cinta karena Allah (uhibukum fillah). Apa pula makna ketangguhan iman mengarungi ujian dan cobaan.
Mana yang paling pas menanti jodoh atau menjemput jodoh? Kerap kali kita ingin menjawabnya. Tapi selagi akan menjawabnya, masih terlalu banyak runtutan pertanyaan; Siapakah jodoh kita, kapan waktunya tiba, cepat atau lambat, di mana menjemputnya? Pertanyaan yang tak habis dijawab.

Semua itu rahasia Allah Swt. Ingatlah "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui " (QS. Al Baqarah: 216).
Sadarilah. Jodoh adalah Taqdir Allah Swt. Jodoh tidak akan lari dan akan datang pada waktunya. Siapkah kita??? Itulah masalahnya. Cinta kita sebagai muslimah itu cinta yang penuh taat. cinta kita beralas takwa dan berpondasi syariat. Hingga jalinan cinta makin kuat dan erat. semua bersandar pada Allah yang Maha segala Maha. cinta kita tak berbalut maksiat, lintasan hati pun berusaha dipupus dengan berdoa tiada putus supaya Allah mudahkan meniti di jalan yang lurus.
CINTA ITU INDAH maka raihlah agar mendapat sakinah. Cinta itu indah bila merajutnya di jalan dakwah. berkah pun akan terlimpah. insya Allah bahagia kan sampai di Jannah. Cinta hanya tumbuh di taman hati. Cuma hati yang suci yang dapat memupuk cinta sejati. Abu bakar perintah anaknya tuk bercerai bersebab cinta yg melalaikan melemahkan jiwa.

Agar kita tak salah mencintai, maka apa sesungguhnya makna cinta bagi kita? Delapan makna cinta dalam al qur’an:
1). Cinta mawaddah adalah jenis cinta mengebu-gebu, membara dan "nggemesi". Orang yang memiliki cinta jenis mawaddah, maunya selalu berdua, enggan berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga cintanya. Ia ingin memonopoli cintanya, dan hampir tak bisa berfikir lain.
2). Cinta rahmah adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang, lembut, siap berkorban, dan siap melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis rahmah ini lebih memperhatikan orang yang dicintainya dibanding terhadap diri sendiri. Baginya yang penting adalah kebahagiaan sang kekasih meski untuk itu ia harus menderita. Seperti cintanya sang ibu kepada anaknya. Suami isteri yang diikat oleh cinta mawaddah dan rahmah sekaligus biasanya saling setia lahir batin-dunia akhirat.
3). Cinta mail adalah jenis cinta yang untuk sementara sangat membara, sehingga menyedot seluruh perhatian hingga hal-hal lain cenderung kurang diperhatikan. Cinta jenis mail ini dalam al Qur'an disebut dalam konteks orang poligami dimana ketika sedang jatuh cinta kepada yang muda (an tamilu kulla al mail), cenderung mengabaikan kepada yang lama.

4). Cinta syaghaf adalah cinta yang sangat mendalam, alami, orisinil dan memabukkan. Orang yang terserang cinta jenis syaghaf (qad syaghafaha hubba) bisa seperti orang gila, lupa diri dan hampir-hampir tak menyadari apa yang dilakukan. Seperti cintanya Zulaikha pada jomblowan Yusuf.
5). Cinta ra'fah yaitu rasa kasih yang dalam hingga mengalahkan norma-norma kebenaran, misalnya kasihan kepada anak sehingga tidak tega membangunkannya untuk salat, membelanya meskipun salah. Macam cinta yang terkena virus MJ (meral Jambu) hingga mendekat perzinaan. (Q/24:2).
6). Cinta shobwah yaitu cinta buta, cinta yang mendorong perilaku penyimpang tanpa sanggup mengelak. Al Qur'an menyebut term ni ketika mengkisahkan bagaimana Nabi Yusuf berdoa agar dipisahkan dengan Zulaiha yang setiap hari menggodanya (mohon dimasukkan penjara saja), sebab jika tidak, lama kelamaan Yusuf tergelincir juga dalam perbuatan bodoh, wa illa tashrif `anni kaidahunna ashbu ilaihinna wa akun min al jahilin (Q/12:33)

7). Cinta syauq (rindu), Dalam surat al `Ankabut ayat 5 dikatakan bahwa barangsiapa rindu berjumpa Allah pasti waktunya akan tiba. Kalimat kerinduan ini kemudian diungkapkan dalam doa ma'tsur dari hadis riwayat Ahmad; wa as'aluka ladzzata an nadzori ila wajhika wa as syauqa ila liqa'ika, aku mohon dapat merasakan nikmatnya memandang wajah Mu dan nikmatnya kerinduan berjumpa dengan Mu.
8). Cinta kulfah yakni perasaan cinta yang disertai kesadaran mendidik kepada hal-hal yang positip meski sulit, seperti orang tua yang menyuruh anaknya menyapu, membersihkan kamar sendiri, meski ada pembantu. Jenis cinta ini disebut al Qur'an ketika menyatakan bahwa Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya, la yukallifullah nafsan illa wus`aha (Q/2:286)
Terus apa yang harus kita lakukan? Bersabarlah dan sibukkan diri dengan amal sholeh. Perburuan jodoh secara syar’i adalah dengan mendekati Allah. Caranya dengan bertawasul amal-amal shaleh, tidak hanya ibadah wajib (berbakti kepada orangtua, sholat wajib), juga ibadah sunnah (shoum sunnah, sholat tahajjud/taubat/istikhoroh/hajat/witir/dhuha, tilawah Al Qur’an, istighfar, infaq, dll). Semakin dekat dengan Allah, iman bertambah dan do’a kita semakin terkabul. Usaha yang konsisten, optimis dan prasangka baik akan memudahkan jalan kita….. " Ya Rabb kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa "(QS. Al Furqon: 74)..

Beranjak ditahapan menemukan jodohku
Mudahnya dekatkan diri pada sang Maha cinta, penguasa yang menguasai segala sesuatu, termasuk hati manusia. Baru ikhtiar manusiawi yang tak menyalahi syar’i. maka lakukanlah:
Pertama, Luruskan niat di hatimu. ”Al umuuru bimaqaasidihaa” atau setiap perkara itu tergantung atau ditentukan berdasarkan niatnya (begitu kaidah fiqhnya). Seperti yang pernah diucapkan Umar bin Khattab “Innama al a’maalu binniyaat” “Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya” Maka telah berniat apakah di dalam hatimu tentang jodoh itu? Calon suaminya kah!! Ayah bagi anak-anaknya? Mertua yang pejabat lagi kaya? Atau ulama yang ternama? Dunia? Bahagia? Ibadah? Or…….(lihat prioritas cinta Qs. At taubah:24).
Selama kita masih bisa memperbaiki dan memperbaharui niat di dunia, maka perbaikilah secepat dan sedini mungkin. Insya Allah harapan itu masih ada!! Sandarkan niat mencari jodoh karena Allah (beribadah dan harap ridhaNya), maka akan menjadi amal abadi. Dan rajinlah meng-update niat itu. Niat baik mencintai lawan jenis mestinya bermuara pada pernikahan yang lillah dan barakah. Terasa aneh jika cinta itu hanya bermuara pada murka Allah dengan HTS atau TTM, dll.

Kedua, kesiapan; “pantas diri di hadapan Allah agar layak dipertemukan jodohnya”. Ini menyangkut internal masing-masing kita. Mental. Iman. Spiritual kita. Psikologis. Sholihkan diri. Dekatkan diri pada Allah. Jadikan diri pribadi yang anggun (di hadapan Allah). Gampangnya; Jika anda menginginkan jodoh yang shaleh atau shalehah, maka pastikan dulu bahwa diri anda pantas mendapatkan jodoh yang shaleh dan shalehah? Caranya bagaimana?
Jika anda menginginkan pasangan anda baik dalam agamanya, maka pastikan anda pun baik agamanya. Shalat nya tepat waktu, setiap hari membaca ayat suci quran, shalat dhuha dan shalat tahajud nya tidak pernah tinggal. Sudahkah kita memperbaiki ibadah dan akhlak kita? Jangan berharap mendapatkan seorang Imam layaknya Ali ibn Abi Thalib jika engkau tidak berperilaku dan berakhlak seperti Fatimah. Ingat firmanNya, lelaki yang baik untuk perempuan yang baik……Qs. An-Nur; 26.
“Sibukan diri dengan kebaikan, maka engkau akan bersanding dengan lelaki yang baik…..”

Ketiga, persiapan; menyiapkan segala sesuatau yang berhubungan dengan kehidupan berumah tangga.
(1) Persiapan Ilmu. Miliki life skill. Memasak. Ilmu kebersihan.
(2) Persiapan fisik,
(3) persiapan psikis, dan
(4) persiapan sosial; Kesiapan menghadapi orang lain. Keluarga besar.
Jika ketiga tahapan sudah terpenuhi, berarti Anda dianggap sudah layak menikah.
Baru Keempat; ikhtiar menempukan jodoh. Bukan menanti. Tapi bukan pula pacaran. Dan tidak ada pacaran Islami. Setidaknya dalam hal ini ada tahap-tahap penting yang harus dilalui.
Intinya :
1-buat proposal dan siapkan mediator
2-tukeran proposal dan jangan lupa minta restu ortu
3-ketemu
4-istikharah
5-khitbah
6-akad.
Kelima; istiqomahlah dan kuatkan diri dengan do’a. demi Allah yang segala jiwa berada di genggamanNya, mohonlah kepadanya agar senantiasa istiqomah di jalanNya, istiqomah dalam ucapan, pikiran, perasaan dan amalannya, agar segala ikhtiar dan usahanya dinilai ibadah olehNya. Dan memohon diberikan pasangan dan keturunan yang membahagiakan di dunia dan akhirat serta bisa berkumpul dalam surgaNya. (lihat qs. Al Furqon; 74)
Jika ternyata belum juga berhasil? Tetaplah lantunkan do’a; Ya Allah, jika dia memang bukan untukku, berikan aku keikhlasan untuk bisa merelakannya bersama dengan orang lain.” Jika kita gagal, jangan putus asa dan minder. Kita harus sabar dan tetap berusaha mendapatkan yang lebih baik lagi. Yakinlah ada yang lebih baik yang sedang dipersiapkan Allah untuk kita. Para sahabat besarpun mengalaminya. Contohnya Utsman ra yang melamar putri Abu Bakar ditolak, lalu melamar putri Umar juga ditolak, akhirnya malah menjadi menantu Rasulullah Saw.

Akhirnya sesungguhnya Kunci Relasi jodoh itu ada di 4 tempat yakni hubungan kita dengan Allah, orangtua, dan sang jodoh itu sendiri. Keridoaan jodoh tergantung Allah, keridloan Allah tergantung ridhlo kedua orangtua. Tentang siapa jodohku yang pening sholih, lain-lainnya bonus. Maka akan menjadi serasi dengan kata “Uhibukum fillah.” Sandaran yang paling kuat kepada Allah sebagaimana nikah adalah mistaqon ghalido (perjanjian nan agung), maka relasi jodoh mereka akan menjadi abadi menjadi rumahtangga yang sakinah, mawadah, wa rahmah hingga dipertemukan kembali di surgaNya. Aamiin.

Salam menjemput jodoh….
Jika antum ngga percaya jangan amalkan…..maka menyesal itu barang tak berguna yang akan engkau dapatkan.
Mohon maaf bila ada silap kata yang membuat anda bertambah baper….

TaNYa JaWaB
1⃣Reni
Assalamualikum abi umar. Kalau kita menyimpan nama dalam doa apakah blh kita mempersilakan blm diri kita untuk menunggu, sdngkan ada beberapa yg hadir laki" yg sholeh namun tak sebaik yg ditunggu ilmu agamanya .. Blhkah kita memilih untuk menunggu krna sejauh ini orng yg kita tunggu itu adalah laki" yg paling baik yg kita temui (agamanya)?
Jawab:
Menunggu..... itu ujian yang paling berat. ingat kisah salman al farisi dan abu darda yang menemani melamar sang akhwat. mantapkan pilihan anda dengan istikharah dan keridloan ortu. jika menunggu yg sempurna...bukankah tidak ada manusia yg sempuna. krn dalilnya jelas ada 3 hal yg tidak boleh ditunda salah satunya menikah jk sudah siap. maka bertanyalah pada hatimu sudah siapkah menikah? sudah mantapkah deg pilihan yg ada? salah dua indikatornya adalah menenangkan dan membuat kita semakin dekat dg Allah.
2⃣Reren
Assalaamu'alaikum, abi. Sy punya teman, ia kebetulan ada keluhan begini, jadi dia sedang kuliah dan alhamdulillah mndpt beasiswa, tetapi ada lelaki yang sudah serius ingin menikahinya, hanya saja ada aturan dilarang menikah gitu dri pihak beasiswanya, tetapi keluarga si pria dan teman saya itu sudah dekat, karena kebetulan mereka ini satu kampung. Nah antisipasi nya menurur abi bagaimana?
Jawab:
Antisipasinya menikah secara agama atau istilahnya sirri. untuk menjaga diri dari fitnah dan menenangkan. jika itu masih lama studynya. tp kalau hanya hitungan bulan, krn beasiswa jg tidak setiap orang bisa, ,k menantilah dg sabar. minimal khitbah dulu.
3⃣Haifa
Assalamu'alaikum wr wb...ustadz mau nanya..bagaimana menyikapi ortu yg menginginkan anakny berkarir dulu sebelom menikah...misal anak harus pns dulu..padahal udh banyak yg minta ta'aruf dgn gadis tsb....jd anak tsb kebingungan..antara menuruti ortu atau Murobbi nya
Jawab:
ups....curhat. luruskan niat. adakah jaminan pns itu membahagiakan? banyak cerita justru kecukupan hidup itu, rezeki itu datang bertaburan setelah menikah. krn janji Allah jk engkau menikah meski keadaan papa, mk Allah akan mekayakanmu. rezeki itu sejurus dg iman kita. palagi kalau berlomba dg kematian. kita tidak tahu mana yg duluan menikah atau.....? yg terbaik sadarkan ortu bahwa ktika sudah saatnya menikah ditunda mk biasanya (na'udzubillahi min dzalik) banyak fitnah bermunculan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar