Sabtu, 31 Desember 2016

Antara Keyakinan, Rasa & Logika

Bismillah. Jazakumullah khair ukhti. Mhn maaf berhubung tak sempat ketik2, saya fotokan saja ya sebagian bab cerita terkait judul buku tsb.
Judulnya highway to heaven. Cerita diskusi saya dan anak remaja saya saat di melbourne. Semoga berkenan membaca😊
Berbicara tentang tempat di surga tentu terkait dng segala kesenangan dan kenikmatan. Semua orang pasti sepakat ingin mendapatkan tempat d surga, namun belum tentu sejalan dng cara yg di tempuh masing" 7untuk layak mendapat tempat di sana.
Saya "terkesan" dng salah seorang anak saya tentang teman" remajanya yang sangat yakin bosa masuk surga. Mereka yg tinggal di belahan bumi Melbourne Australia, dengan pergaulan hidup yg bebas dan berhura-hura, menghormati kebiasaan anak remaj saya yg dianggapnya primitif. Mereka merasa kasihan dng yerbatasnya gerak anak saya karrna harus mematuhi berbagai aturan agama.
"why is your life so hard, man? You can not eat this, you can not drink that. You can not act like these, you can not go there. Come on enjoy, your life! We are going to heaven too...!"
(kenapa hidupmu bgt sulit teman?? Kamu tak boleh makan ini, tak boleh minum itu. kamu tak boleh bergaya begini, tak boleh pergi kesitu. ayolah nikmati hidupmu. kami seperti ini, juga akan masuk surga kok!)
🌸🌸🌸
Demikian komentar teman-temannya sambil tertawa, seraya meyakinkan anak saya bahwa mereka semua (yang beragama apapun) akhirnya akan sama-sama masuk surga, walaupun tidak mempraktekkan ajaran agamanya dalam keseharian. Teman-temannya yang lein mengangguk-angguk setuju. Bahkan ada yang menambahi dengan penjelasan referensi sumber tertentu bahwa dosa mereka bisa ditebus.
Anak saya mengungkapkan rasa herannya pada saya atas pemikiran teman-temannya tersebut yang dianggapnya justru primitif. Dia tak habis pikir bagaimana mungkin temn-temannya yang terbiasa berpikir kritis dalam banyak hal, seolah memanfaatkan Kasih Sayang Tuhan pada hambaNya, namun melupakan kewajiban seorang hamba untuk patuh pada Tuhannya. Mereka menganggap peraturan dari Tuhan sebagai hal sepele sehingga menyamaratakan perilaku pemeluk agama yg taat dengan perilaku mereka yang lalai bahkan membangkang. Ya, mereka menganggap semuanya akan baik-baik saja.
_"Kenapa ya umi, kok ada orang-orang yang tidak mau beribadah, suka bergaul bebas, senang berhura-hura, perilakunya culas tapi bisa sangat pede akan dapat tempat di surga?"_
🌸🌸🌸
Iya umi, tapi masalahnya, temanku itu juga punya ’aturan’ bahwa mereka sudah dijamin masuk surga, terlepas dari seberapa kesalahan yang mereka buat. Itu sudah menjadi keyakinan mereka. ”Kata anak saya lagi.
Saya menganggukan kepala seraya berempati bahwa keyakinan kita yang sudah mengakar terhadap suatu hal – terlepas dari benar dan salahnya- bukanlah hal yang mudah untuk dialihkan. Bayangkan saja, mereka dari kecil tidak mendapat contoh, nasehat, maupun pembiasaan dari orang tuanya untuk menjadi penganut agama yang baik. Yang mereka tahu adalah menjalani kebiasaan sehari-hari seperti yang dilakukan orang tua dan masyarakat sekitar mereka, plus informasi bahwa mereka sudah dijamin masuk surga. ’Sesederhana itu’. Mereka mungkin akan tetap berhura-hura seperti itu kecuali mereka yang mau mencari tahu, mau berpikir lebih dalam, dan mendapat hidayah Tuhan. Lakum diinukum waliyadin (bagimu agamamu, bagiku agamaku).
Jangankan membandingkan keyakinan kita dengan mereka yang jelas berbeda keyakinan dengan kita. Bahkan yang secara umum memiliki satu keyakinan pun, bisa terpecah-pecah hingga bertentangan cara pandangnya dalam hal-hal tertentu. Dan yang memprihatikan, walaupun referensi yang digunakan belum tentu shahih, semua meng-claim memegang aturan yang benar. Ada yang merasa paling paham, atau paling fleksibel, atau paling kontekstual, dan paling lainnya.
🌸🌸🌸
Saya kembali berbagi pendapat tentang hal yang saya yakin pada anak saya. Saya perlu tekankan padanya bahwa sementara ini kita sendiri bukanlah kategori orang yang kompeten dalam bidang agama. Tapi kita harus berupaya terus mencari referensi yang kuat, dengan bimbingan guru yang kompeten pula, bukan ’guru’ yang suka menebak-nebak ajaran agama, bukan ’guru’ yang berani mengada-ngadakan ajaran agama, bukan ’guru’ yang sekedar menyenangkan hati murid-muridnya, bukan ’guru’yang merasa paling berjasa, apalagi guru yang tidak pantas ditiru akhlaq kesehariannya. Jika ada orang yang berbicara tentang ajaran agama tapi referensi yang digunakan bukanlah panduan kita yaitu Al Quran dan Sunnah, maka kita harus berikhtiar untuk me-recheck kembali berdasarkan referensi yang shahih. Kalau pernyataan yang diberikan ’sang guru’ sejalan dengan Al-Quran, ada contohnya dari Rasulullah shallahu ’alaihi wa sallam tauladan kita, atau dari para sahabat Beliau, informasi itu aman kita terima. Namun jika informasi tersebut tidak jelas dasarnya, dikatakan dari orang ke orang, atau dibuat-buat alasannya, tentu hal ini bisa menjadi hal yang meragukan, sehingga lebih baik kita tinggalkan. Referensi utama orang muslim bukan surat kabar, bukan buku teks, bukan sekedar hasil penelitian, hasil analisa, interpretasi atau kesepakatan segelintir kelompok orang. Demikian petuah singkat saya mengakhiri percakapan kami. Anal saya mengangguk mantap. Alhamdulillah.
Saya bersyukur anak saya yang remaja, bisa memahami ajaran agama sekian langkah lebih maju dibanding saya.
🌸🌸🐝🐝🐝🌸🌸
TaNYa JaWaB
0⃣1⃣ Riska pangkal pinang
Umm bagaimana menyeimbangkan antara keyakinan, dan logika dan Rasa agar masing-masing tidak dominan,
🌻Jawab :
Saya pikir menyeimbangkan belum tentu baik mbak. Yang pertama kita pegang adalah keyakinan yg berdasarkan dalil yang shahih. Krn kalau masalah rasa, tiap orang beda2. Misal ketika ada sebuah perintah agama, orang2 tertentu merasa berat menjalankannya walaupun yakin dengan kebenarannya. Wallahualam
0⃣2⃣ Sisun
umi bagaimana cara memberi pengertian pada remaja agar tidak terpengaruh dengan lingkungannya?
🌻Jawab :
Ini perlu usaha ekstra dan kontinyu ya mbak. Karena tak bisa dipungkiri bahwa remaja lebih banyak meluangkan waktu di sekolah bersama teman2nya. Tahap pertama menguatkan hubungan kita dengan Pencipta kita, senantiasa berdoa memohon keluarga kita dalam perlindunganNya. Tahap kedua, bina hubungan yang baik, komunikasi yang harmonis , saling menghormati dan peduli dalam keluarga Tahap ketiga, jika memungkinkan, kita bisa jalin komunikasi dengan para ortu anak teman kita agar saling memantau.
0⃣3⃣ Dewi K.
Apakah artinya Keyakinan lbh utama drpd rasa & logika, ustadzah?
🌻Jawab :
Maksud tulisan saya adalah bahwa kita harus tanamkan keyakinan kita pada kebenaran terlebih dahulu, dalam hal ini kebenaran ajaran islam. Jangan utamakan logika kita yg terbatas atau perasaan kita yang labil. Wallahualam
0⃣4⃣ Dede
Umi saya mau bertanya : Manakah yg lebih sempurna akal pikiran atau perasaan?apakah kita dpt mengambil keputusan berdasarkan salah satunya.dizaman era globalisasi ini bagaimana seharusnya.wassalam
🌻Jawab :
Tergantung ya mbak. Tergantung bagaimana selama ini akal pikiran dan perasaan kita disandarkan. Saya yakin kalau kita banyak berdzikir, beribadah, maka logika dan perasaan kita akan terkait dengan kebiasaan sehari2. wallahualam
Lanjutan: sepemahaman saya, logika dan rasa kita saling bersinergi, sehingga keputusan yang kita ambil lebih baik didasarkan pada referensi umat islam yaitu alquran dan hadits
0⃣5⃣ Eka
Haruskah kita membatasi pergaulan anak2 kita demi kebaikannya?
🌻Jawab :
Ya mbak, segala hal termasuk pergaulan, tentu perlu batasan. Bahkan makan minum pun ada batasannya, yang halal dan baik saja
0⃣6⃣ Linda
Bagaimna cara memupuk keyakinan itu sendiri ustadzah...??
🌻Jawab :
Mencapai keyakinan tertentu memang tidak mudah. Misal ada ajaran2 agama kita yg melarang hal2 yang sudah menjadi kebiasaan masyarakat zaman sekarang. Tentu tidak mudah bagi kita utk melepas atau menghindar dari kebiasaan itu. Tapi dengan mohon langsung pada Allah agar senantiasa diberi hidayah untuk teguh pada ajaran islam, in shaa Allah keyakinan itu tertanam dalam diri.
0⃣7⃣ Arika
Jazakillah mb mita..
Bunda lara, bgmn caranya mngatasi perasaan yg selalu khawatir akan sesuatu hal yg belum terjadi, padahal kita yakin bahwa yg terjadi pada kita adalah yg terbaik dr Allah..
🌻Jawab :
Banyak berdzikir mbak dan minta pada Allah agar terhindar dari rasa khawatir itu. Memang tidak mudah bagi kita menerima " takdir buruk" ya, walaupun percaya pada takdir adalah bagian dari rukun iman yang sudah diajarkan pada kita sejak kecil.
0⃣8⃣ Sri Hendari
Bismillahirrohnanirrohiim,, Umm mohon berkenan menjawab
1. Seiring dengan perkembangan zaman, dan aku berada di lingkungan dgn karakter dan gaya hidup yang beraneka ragam. Terkadang diri ini tergoda untuk mengikuti hal-hal yang dilarang oleh agama. Bagaiman cara melatih jiwa kita agar bisa ttp bergaul dgn siapaun namun tidak sampai terbawa arus yg negatif.
2. Saya belum menikah dan mempunyai anak juga, bagaimana caranya agar kelak nanti ketika diberi amanah menjadi seorang ibu. Aku bisa menjadi seorang ibu, teman dan sahabat bagi dia. Dan bisa membekali ilmu agama yg akan membentengi dia, serta cara penyampaian nya sprti apa ya agr anak menerima dgn baik tanpa adanya rasa paksaan.
3. Apakah dgn memberikan contoh yg baik, itu dapat membawa perubahan terhadap sekitar. Bagaimana menanggapi orang lain yg mencibir ikhtiar aku yg sedang berusaha utk mengajak kepada kebaikan. Krn katanya, cara mengajak org menuju kebaikan cukuplah dengan memberikan contoh yang baik saja, jika tidak maka mendoakan nya. Mohon maaf lahir bathin, Jazakillah khoir umm.
🌻Jawab :
1. kita memang tak bisa lepas dari ujian kehidupan ya mbak. Yang penting saat mulai tergoda, kita bisa cepat menyadari kekhilafan kita dan berikhtiar mnghindari diri dari godaan tsb. Bergaul juga perlu batasan ya mbak, dan perlu kita pilih teman teman yang mengajak kita pada kebaikan. Jangan beresiko membaur dengan teman2 yang belum jelas arah tujuan hidupnya. Kecuali kita cukup kuat iman untuk mengajak mereka ke jalan yang benar.
2. in shaa Allah ketika menikah nanti, bisa langsung praktek mbak. Dengan memiliki anak, naluri keibuan akan tumbuh. Jika berkenan baca2, ada buku yg saya tulis, pengalaman diskusi dengan anak2 saya saat kecil, judulnya " ibu darimana aku berasal". Promosi.com
3. Ya mbak, memberi contoh yang baik adalah salah satu bentuk tauladan. Namun bukan otomatis membawa perubahan pada lingkungan. Selain doa, perlu praktek lain seperti memberi model/ tauladan. Plus juga butuh latihan, pengkondisian dan pembiasaan.
0⃣9⃣ Nida
Bunda saya ingin bertanya, bagaimana caranya menumbuhkan keyakinan kita kepada Allah yang hampir pudar karna harapan" kita yang belum kunjung kita dapatkan?terkadang muncul rasa kecewa atau putus asa sampau berpikir bahwa Allah tidak adil?
🌻Jawab :
Pertama kita perlu istighfar mbak agar hati kita dilembutkan dan mudah menerima kebaikan. Dan berdoa dengan sungguh2 agar Allah meneguhkan hati kita dalam kebenaran dan senantiasa berprasangka baik pada Allah
Lanjutan: rasa sedih dengan kondisi yang tak sesuai harapan adalah hal yang wajar. Tap jangan sampai kita menurutkan hati kita sehingga prasangka buruk pada Allah ketika harapan kita belum terlaksana
📝Apa ini termasuk ujian keimanan ya bun?
🌻Jawab :
Iya mbak.
Ujian adalah tanda kita mendapat kesempatan untuk naik ke derajat yang lebih tinggi👍💕
1⃣0⃣ Lia
ustadzah, gimana cara mengatasi remaja yg sudah terlanjur salah dalam pergaulan ?
🌻Jawab :
Jika sudah terlanjur salah, dan posisi kita adalah orang tua si remaja, maka maafkan dia terlebih dahulu, dan rangkul dia untuk memohon ampun pada Allah. Kita tetap perlu merangkul remaja tsb, dan memotivasinya bahwa taubat senantiasa terbuka, sebelum ajal menjemputm
1⃣1⃣ Wandira
Syukron Mba Hanny Bagaimana cara nya agar ketiga hal tsb bisa terkontrol dengan baik? Terkadang rasa dapat mengalahkan logika. Contoh seperti saya ust, rasa di hati dan logika berbeda dn sy lbih mengikuti rasa di hati tanpa berpikir panjang.
🌻Jawab :
Tingkatkan ibadah kita mbak, dan rutinkan berdzikir pagi dan petang. Mudah2 an ini akan menentramkan hati kita dan mengarahkan ikhtiar kita senantiasa ke arah kebaikan
📝Menyambung pertanyaan ust. Dzikir pagi dan petang yang baik itu apa? Karena banyak sekali contoh dzikir
🌻Jawab :
Saya biasa baca buku doa dan dzikir dari as sunnah. Salah satu nya misal penerbit pustaka imam asy syafii.
1⃣2⃣ Riska
Umm bagaimana untuk anak remaja. Selama ini saya mengajarkan keimanan dahulu lalu aqidah dan akhlak apa itu sudah benar?
🌻Jawab :
Maaf mbak, kalau tahapan mana yang diajarkan dulu, saya sendiri kurang paham krn tak tahu ilmunya. Yang saya tahu, pendidikan tauhid, termasuk masalah aqidah adalah hal yang prioritas Lanjutan: mungkin teman2 bisa bantu jawab? Atau pery check dengan ustadz/ ustadzah yang memang latar belakangnya berilmu agama?
1⃣3⃣ SisKa
Baik,terima kasih mba mitha atas ksempatan yg diberikan... Pertanyaan untuk bunda lara: Apakah bunda punya rumus khusus agar keyakinan,rasa dan logika berpadu sehingga tercipta keharmonisan dalam menjalani kehidupan ini baik menemui ujian dan cobaan?
🌻Jawab :
Maaf terlompat.saya tak ada rumus khusus. Ketika menulis buku ini, justru antara keyakinan, logika dan rasa saya bergejolak. Tapi saya memohon pada Allah agar melembutkan hati saya untuk menerima kebenaran. Walaupun prosesnya bertahap, saat menerima suatu kebenaran, katakanlah dalil yang shahih, minimal hati saya meyakini kebenaran tsb walaupun dalam kenyataannya tak mudah utk mempraktekkan sesuai dalil
Lanjutan: latar belakang pendidikan saya terkait dengan psikologi, sejak S1 sampai S3. Beberapa kajian dari teori barat tak sesuai dengan ajaran islam. Dan ini bagi saya yg menekuni bidang ini cukup lama, tidak mudah untuk beralih dan memberanikan diri keluar dari tataran psikologi dan beriktiar mengkaji ajaran islam.
🌸🌸🐝🐝🐝🌸🌸
PeNuTuP
Akhwaty fillah, mari kita tutup majelis ilmu kita hari ini dgn membaca istighfar, hamdallah serta do'a kafaratul majelis
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِين
dan istighfar
أَسْتَغفِرُ اَللّهَ الْعَظيِمْ
: Doa penutup majelis :
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ ٭
Artinya:
“Maha suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau. aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar