Sabtu, 31 Desember 2016

Merealisasikan Tauhid



OLeh : Ustadz Jayyad Al-Faza

I. Makna Tahqiq (merealisasikan) Tauhid
1. Merealisasikan tauhid artinya memurnikan dan membersihkannya dari segala macam syirik, bid’ah dan maksiat.
2. Merealisasikan tauhid dengan memenuhi empat sifat, yaitu :
a. _Ummah_, artinya suri tauladan, pemimpin dan mengajarakn kebaikan.
b. _Qonit_, artinya tersu menerus dalam ketaatan.
Berkata Syaikhul Islam, “Qunut adalah intensivitas dalam ketaatan. Seorang musholi yang memanjangkan berdiri, ruku’ atau sujudnya disebut qonit.”
c. _Hanif_, yaitu berapling dari syirik dan menjauhi segala sesuatu yang menyelisihi ketaatan.
Ibnul Qoyim berkata, “Al Hanif adalah orang yang menghadap sepenuh hati kepada Allah Ta’ala dan berpaling dari salain-Nya.”
d. Tidak terjerumus dalam kemusyrikan.
Sebagaiana firman Allah Ta’ala,
_“Sesungguhnya Ibrohim adalah seorang imam yang menjadi teladan senantiasa patuh kepada Allah Ta’ala dan menghadapkan diri (hanya kepada-Nya) dan sama sekali ia tidak pernah termasuk orang-orang yang berbuat syirik (kepada Allah).”_
Berkata Syaikh Abdur Rohman, “Allah Ta’ala memberi sifat kepada Ibrohim dengan sifat-sifat ini merupakan sifat yang tertinggi dalam tauhid.”
3. Merealisasikan tauhid artinya berlepas diri dari syirik dan dari orang-orang yang musyrik serta memisahkan diri, mengingkari, memusuhi dan membenci mereka.
Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrohim dan orang-orang yang bersama dengan dia ketika mereka (para rasul) berkata kepada kaum mereka, sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran) mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-selamanya sampai kamu beriman pada Allah saja.”
Allah Ta’ala menyebutkan tentang kekasih-Nya Ibrohim alaihi salam, bahwa dia berakta kepada ayahnya Azar, “dan aku akan menjauhkan diri dari padamu dan dari apa yang kamu seru selain Allah Ta’ala.”
4. Merealisasikan tauhid artinya meninggalkan syirik baik kecil dan maupun besar.
Allah Ta’ala berfiman, “Dan orang-orang yang tidak mempersukutukan dengan Tuhan mereka (sesuatu apapun).”
Berkata Ibnu Katsir dalam menafsiri ayat ini, “Maksudnya mereka tidak menyembah selain Allah bersama-Nya. Akan tetapi mereka mengesakan-Nya, mengetahui bahwa tiada tuhan yang hak (disembah) selain Allah yang Maha Esa yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu, tidak mempunyai istri dan anak tidak ada tandingan bagi-Nya.”
Jika seseorang melakukan sesuatu yang merusak keislamannya, yang berupa syirik nyata atau syirik samar, maka semua itu dinafyikan dari mereka. Inilah perealisasian tauhid yang dengan demikian amal mereka menjadi baik, sempurna dan berguna.
Berkata Syaikh Utsaimin, “Firman Allah Ta’ala (mereka tidak menyekutukan Allah) maksudnya adalah syirik secara umum, kemurnian tauhid tidak dapat sempurna kecuali menjauhi syirik dalam artian lebih umum, akan tetapi artinya bukanlah (seseorang) itu tidak terjerumus kepada kemaksiatan, karena setiap anak adam pasti mempunyai kesalahan dan tidak ma’shum. Tapi ketika mengerjakan maksiat mereka (ahli tauhid) segera bertaubat, tidak terus menerus mengerjakannya. Sebagaimana firman Allah, (Dan orang-orang yang apabila mengerjakan kekejian mereka (langsung) ingat kepada Allah dan mohon ampunan atas kesalahan mereka).”
5. Merealisasikan tauhid artinya meninggalkan minta ruqyah, tidak meminta lukanya ditempel dengan besi yang dipanaskan, tidak melakukan tathoyur serta bersungguhn-sungguh bertawakal kepada Allah Ta’ala.
Dalam satu riwayat bahwa Rasulullah dinampakkan padanya jumlah besar dari umatnya yang masuk Surga dan bersama mereka 70.000 orang yang masuk Surga tanpa hisab, beliau bersabda, “Mereka adalah orang yang tidak meminta ruqyah, tidak meminta supaya lukanya ditempel dengan besi yang dipanaskan, tidak melakukan tathoyur dan merekapun bertawakkal kepada Tuhan mereka.”
Ahkwati baarokaAllahu fiikum
Setelah mengetahui makna meralisasikan tauhid, maka selanjutnya adalah mengetahui syarat-syaratya.
📗II. Syarat-syarat Merealisasikan Tauhid
Berkata Syaikh Utsaimin, “Merealisasikan tauhid adalah memurnikannya dari syirik. Hal ini tersebut tidak dapat sempurna kecuali dengan tiga perkara :
1. _Ilmu_. Tidaklah mungkin engkau dapat meralisasikan sesuatu sebelum engkau mengetahuinya. Firman Allah, “Maka ketahuilah bahwa tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah Ta’ala.”
2. _I’tiqod (keyakinan)_. Apabila kamu telah mengetahui dan kamu belum meyakini, sedangkan engkau juga sombong, maka (hakikatnya) engkau belum merealisasikan tauhid. Firman Allah, “Apakah ia menjadikan tuhan yang banyak menjadi Tuhan yang satu, sungguh ini adalah sesuatu yang mengherankan.” Mereka tidak meyakini keesaan Allah Ta’ala dalam uluhiyah-Nya.
3. _Inqiyad (tunduk)_. Apabila engkau telah mengetahui (tauhid), yakin namun belum tunduk maka hakikatnya engkau belum merealisasikan tauhid. Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya mereka apabila dikatakan laa ilaha illallah mereka menyombongkan diri”
📗📗📗
Demikianlah materi kajian malam ini yang dapat saya sampaikan, apabila ada kekurangan dan kesalahan saya mohon maaf dan kepada Allah saya mohon ampun.
Semoga Allah memberi kemudahan bagi kita untuk merealisasikan tauhid dengan semurni-murninya, amin. Allahu a’lam.
🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸
📚TaNYa JaWaB📚
1⃣ Eka
Itu yang makna merealisasikan tauhid poin ke-5, maksudnya bagaimana ya, ustad? Ana belum ngerti. 😁
Jawab :
Merealisasikan tauhid artinya meninggalkan minta ruqyah
maksudnya meminta untuk diruqyah hukum asalnya adalah jaiz (boleh), tetapi meninggalkannya lebih utama.
, tidak meminta lukanya ditempel dengan besi yang dipanaskan,
maksudnya, hukum asalnya boleh, akan tetapi makruh atau dibenci.
tidak melakukan tathoyur
maksudnya adalah meyakini merasa sial karena melihat atau mendengar sesuatu.
2⃣ Siska
Kalau qt berobat,sebaiknya qt yakin ama Allah SWT bgmn carana dan memahamkan kepada org2 sekitar?sementara qt sdg minum obat...terkadang malah percaya ama obat yg nyembuhin...
Jawab :
Meyakini bahwa Allah lah yang akan menyembuhkan itu wajib, dan obat adalah wasilah agar sakit itu sembuh. jadi sampaikan bahwa yang menyembuhkan adalah Allah dan obat ini adalah sarana atau wasilah yang Allah berikan agar sembuh. Allahu a'lam.
3⃣ Sri rahmayanti
Ustdz,bagaimana hukumnya jika kita sudah tau dan bisa merealisasikan tauhid sedangkan lingkungan keluarga kita sendiri belum paham dan kadang kita di paksa untuk tetap mengikuti hal" yang di luar tauhid walaupun kita hanya hadir saja tanpa mengikuti apa yg mereka lakukan. syukron
Jawab :
Anda yang lebih tahu keadaan, ketika anda sudah mengetahui ilmunya maka semampu mungkin diamalkan adapun jka belum mampu. in syaaAllah Allah memaafkan. karena sesungguhnya Allah tidak membebani hamba-Nya melainkan sesuai kemampuannya.
4⃣ Eka Kinesha
Mau tanya ustadz, meninggalkan ruqyah.it maksudny gmana?kan ada hadist nabi memperbolehkan rukyah dalam brobat..mksdny yg syar'i itu gmana?
atau rukyah mandiri dng mengharap pertolongan allah.
Jawab :
Maksudnya meninggalkan untuk tidak meminta ruqyah, karena hal tsb mengurangi rasa tawakkal kita kepada Allah. adapun ruqyah itu sendiri diperbolehkan. Rasulullah Shalallahu ‘alaih wa salam bersabda, “Ruqyah itu tidak mengapa selama tidak mengandung syirik” (Al Bukhari Kitab Attib 5745, 5746 bab Ruqyatun Nabi Shalallahu ‘alaihi wa salam).
Allahu a'lam.
5⃣ Linda
Ustadz mau tanya... ada orang islam, trus masuk kristen.. trus masuk lagi islam.. itu gmna ustadz.?
Jawab :
Hati manusia itu mudah berbolak-balik, mungkin hati dia masih belum kuat. semoga Allah memberikan hidayah dan keistiqomahan kepadanya. Namun jika dia sengaja karena mempermainkan agama biarlah Allah yang menghukumnya karena kita tidak tahu hati seseorang. Allahu a'lam.
6⃣ Nida
Ustadz ijin bertanya,
Seorang musholi yang memanjangkan berdiri ruku atau sujudnya disebut qonit
👆bisakah dijelaskan ustadz maksudnya?
Soalnya saya pernah baca artikel didalamnya bilang kalo orang yg shalatnya lama itu bukan karna ia khusuk dalam shalatnya,tapi karna ia sedang mencari sinyal dari Allah itu gimana maksudnya ustadz? Aasif jika blibet bahasanya.
Jawab :
Melakukan shalat adalah bentuk dari ketaatan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.
sedangkan sebagaimana yang telah disampaikan adalah intensivitas dalam ketaatan. Jadi orang yang shalat dan berlama-lama dalam shalatnya berarti dia sedang ingin terus menerus dalam shalatnya karena shalat bentuk ketaatan.
Adapun orang yang lama dalam shalatnya ia sedang mencari sinya dari Allah saya tidak mengetahui hal ini bersumber dari mana, karena orang yang lama dalam shalatnya bisa jadi karena dia merasakan nikmarnya shalat atau bisa jadi dia ngantuk dalam shalatnya :). Allahu a'lam bi showab
🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸
📚CLoSiNG STaTeMeNT📚
Amr bin Al-Ash rahimanhullah berkata :
Orang yang cerdas bukanlah yang sekedar mengetahui yang baik dari yang buruk, akan tetapi orang yang cerdas itu adalah yang mengetahui mana yang lebih baik (lebih ringan bahayanya) dari dua keburukan.
(Siyar Al A'lam An Nubala : 3/74)
🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸
📚PeNuTuP📚
Mari kita tutup kajian malam hari ini dengan mengucapkan *Hamdalah* sebagai ungkapan rasa syukur atas keberkahan ilmu yg telah Allah berikan kepada kita,
🌱 اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ 🌱
serta *Istghfar* untuk memohon ampun atas semua kelalaian kita hari ini dan dengan kelapangan hati untuk saling memaafkan.
🌱 أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيمَ 🌱
Dimohon juga keikhlasan ukhti fillaah semua bersama-sama membaca *doa Robithoh* dan *doa Kafarotul Majelis* untuk mempererat ukhuwah dalam grup.
_*Doa Robithoh :*_
اَللّهُمَّ إِنَّكَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذِهِ الْقُلُوْبَ,
قَدِ اجْتَمَعَتْ عَلَي مَحَبَّتِك َ
وَالْتَقَتْ عَلَى طَاعَتِكَ,
وَتَوَحَّدَتْ عَلَى دَعْوَتِك َ
وَتَعَاهَدَتْ عَلَى نُصْرَةِ شَرِيْعَتكَ
فَوَثِّقِ اللَّهُمَّ رَابِطَتَهَا,
وَأَدِمْ وُدَّهَا،
وَاهْدِهَا سُبُلَهَا
وَامْلَأَهَا بِنُوْرِكَ الَّذِيْ لاَ يَخْبُوْا
وَاشْرَحْ صُدُوْرَهَا بِفَيْضِ الْإِيْمَانِ بِكَ,
وَجَمِيْلِ التَّوَكُّلِ عَلَيْك َوَاَحْيِهَا بِمَعْرِفَتِكَ،
وَأَمِتْهَا عَلَى الشَّهَادَةِ فِيْ سَبِيْلِك َ
إِنَّكَ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيرِ y
اَللَّهُمَّ أَمِيْنَ
وَصَلِّ اللَّهُمَّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ
*Allaahumma innaka ta'lamu anna haadzihil quluub, qodijtama'at 'alaa mahabbatik, wal taqot 'alaa thoo'atik, wa tawahhadat 'alaa da'watik, wa ta'aahadat 'alaa nusyroti syarii'atik, fawatstsiqillaahumma roobithotahaa, wa adim wuddahaa, wahdihaa subulahaa, wamla-haa binuurikalladzii laa yakhbuu wasyroh shuduurohaa bifaidhil iimaanibik, wa jamiilittawakkulli 'alaiik, wa ahyihaa bima'rifatik, wa amithaa 'alasy syahaadati fii sabiilik, innaka ni'mal maulaa wa ni'man nashiir, washollii, Alaahumma 'alaa sayyidinaa Muhammadin wa 'alaa aalihi wa shohbihii, wasallam.*
_"Ya Allah, sesungguhnya Engkau mengetahui bahwa sesungguhnya hati-hati kami ini, telah berkumpul karena cinta-Mu, dan berjumpa dalam ketaatan pada-Mu, dan bersatu dalam dakwah-Mu, dan berpadu dalam membela syariat-Mu. Maka kuatkanlah ikatannya, dan kekalkanlah cintanya ya Allah, dan tunjukkanlah jalannya, dan penuhilah ia dengan cahaya yang tiada redup, dan lapangkanlah dada-dada dengan iman yang berlimpah kepada-Mu, dan indahnya takwa kepada-Mu, dan hidupkan ia dengan ma'rifat-Mu, dan matikan ia dalam syahid di jalan-Mu. Sesungguhnya Engkau sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Aamiin._
_Dan semoga sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan kami Nabi Muhammad saw, juga kepada keluarganya dan semua sahabatnya."_
_*Doa Kafarotul Majelis :*_
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ
أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ
آمينْ يَا رَبَّ العَالَمِين
*Subhaanakallaahumma, wabihamdika, asyhadu allaa ilaaha illaa anta, astaghfiruka wa atuubu ilaika.*
_“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar