Sabtu, 31 Desember 2016

Memburu Keberkahan Waktu


Ustadzah Endria Sari Hastuti

Alhamdulillah
Nikmat yang perlu kita syukuri bersama, malam ini kita bisa berkumpul di media online ini untuk bincang-bincang tentang suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan kita ...
Yakni tentang WAKTU
Waktu selalu melekat dalam diri setiap jiwa manusia dan setia mendampinginya hingga Allah ﷻ kembali memanggilnya untuk menghadapNya.
Jadi waktu adalah titipan Allah ﷻ yang harus dimanage sedemikian rupa sehingga menghasilkan keberkahan yang banyak...
Sepanjang usia kita, banyak amal kebaikan yang bisa kita hasilkan...
Ukhtifillah rohimakumullah...
Alhamdulillah saya kemaren sudah sempat menulis sepucuk catatan terkait dengan tema kita malam ini...
Silahkan nanti dibaca dengan seksama agar bisa faham dan barangkali ada yang bisa diambil manfaatnya ...
Adapun jika ada hal yg perlu kita diskusikan semoga Allah memudahkan kita semua dalam majelis thalabul 'ilmu ini ...
امين يا رب العالمين
MEMBURU
Keberkahan WAKTU
===============
بِسمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
Roda waktu menggelinding begitu cepat. Bahkan tidak pernah berhenti sejenak memberi kesempatan kepada umat manusia untuk sekedar istirahat.
Waktu juga selalu mengiringi suatu peristiwa yang bergulir mengikuti Takdir Allah ﷻ .
Bagi seorang Muslim waktu harus menjadi perhatian besar disepanjang hidupnya.
Seorang Muslim harus faham dengan baik bagaimana agar selalu dapat mengambil keberkahan waktu dalam kehidupannya.
Siap yang tak pandai memburu keberkahan waktu, akan tertinggal dibelakang dan menuai penyesalan.
Adapun manusia yang mampu membaca waktu dan mampu mengais nilai-nilai keberkahan yang terselip pada waktu-waktu yang amanahkan kepadanya, merekalah yang akan tampil gemilang sebagai pengemban amanah Khalifah di muka bumi Allah ini.
Rasulullah ﷺ menyampaikan bahwa siapakah sosok yang beruntung, rugi, dan celaka. Mereka adalah sosok yang selalu dikaitkan dengan cara pengelolaannya terhadap waktu yang dimilikinya.
Manakala seseorang beramal dengan lebih baik dari hari kemarin, ia beruntung. Jika sama, tidak lebih maupun kurang, ia rugi. Celakanya, jika lebih buruk dari sebelumnya.
Pada kesempatan lain, Rasulullah ﷺ juga mengisyaratkan bahwa cepatnya perjalanan waktu kehidupan di dunia ini bagai perjalanan seorang musafir yang hanya berhenti sejenak di bawah pohon di tengah perjalanan yang amat panjang.
Permasalahan terbesar kita adalah ketika kecepatan umur dan waktu hidup tidak sebanding dengan kegesitan kita dalam menyelamatkan diri dari penderitaan abadi di akhirat nanti.
Karena jelas, kelengahan dalam mengelola waktu sehingga kita kehilangan keberkahannya. Hal ini menimbulkan kesia-siaan dan penyesalan yang luar biasa di dunia ini apalagi kelak di akhirat.
Adapun seseorang yang pandai memanfaatkan waktu, cerdas dalam pengelolaannya, mengisinya dengan berbagai amal sholih dan kebaikan, pasti ia akan melihat hasilnya, baik secara lahir maupun batin, jasmani ataupun rohani.
Sejatinya keberkahan waktu itu selalu dapat dilihat pada tampilan seseorang yang mampu menghasilkan banyak amal sholih dari waktu yang dimilikinya.
Disinilah starting point, saat seseorang ingin sukses memburu keberkahan waktunya.
Banyak sekali contoh yang bisa kita jadikan sebagai panutan dari para Ulama, bagaimana mereka dahulu menghargai waktunya.
Seperti Imam Nawawi, usianya sekitar 40 tahunan tapi ilmunya bermanfaat hingga detik ini, jutaan umat Islam mendulang keberkahan ilmunya lewat torehan karya-karya beliau semasa hidupnya yang singkat itu.
Habib Abdullah bin Husain bin Thahir, begitu ketatnya beliau dalam mengatur waktu hingga dalam urusan makan dan minum dilakukannya dengan mencampur keduanya di sebuah tempat layaknya bubur. Beliau “terpaksa” melakukan hal ini karena khawatir waktunya terkuras sia-sia hanya gara-gara urusan makan dan minum. Sementara sisa waktunya yang lain beliau isi dengan belajar, berdzikir, dan beribadah kepada Allah ﷻ .
Imam Abdullah bin Alwi Al Haddad dalam bukunya “Risalah Al-Mu`awanah” mengatakan, “*Setiap hembusan nafasmu adalah permata yang tak ternilai harganya, tidak ada duanya. Jika hilang ia tak akan kembali lagi selama-lamanya.*”
Ungkapan diatas mengandung makna yang sangat dalam, diantaranya adalah mengingatkan kepada kita agar pandai mengurai waktu dalam berbagai aktivitas yang harus mengandung nafas ibadah kepada Allah ﷻ dan memancarkan nilai manfaat bagi umat manusia.
Bagaimana setiap amal perbuatan yang kita kerjakan bisa bernilai ibadah ?
Tentu kita ingat bahwa salah satu landasan diterimanya suatu ibadah adalah bertumpu pada NIAT - dikerjakan atau tidaknya suatu aktivitas harus ditujukan karena Allah ﷻ .
Penjagaan rasa Taqwa harus selalu menghiasi hati dalam setiap perjalanan waktu yang kita lalui.
Orang yang tidak menghargai waktunya, membiarkan waktunya berlalu tanpa makna apalagi mengandung catatan kebaikan, maka ia akan merasa cepat menyerah dan tidak istiqomah.
Jika ia menghargai waktunya, maka pekerjaan urusan duniawi akan mampu ia selesaikan dengan baik, apalagi urusan akhiratnya.
Ingatlah betapa sering kita membaca Al Qur'an sekenanya saja agar kemudian bisa segera melakukan aktivitas yang lain yang mungkin juga tidak ada kaitannya dengan kebaikan di sisi Allah ﷻ .
Ingatlah ketika usia yang sangat terbatas itu tidak berfungsi sebagai pelindung diri kita dari beratnya siksa Allah ﷻ .
Mari segera kita sadari saat kita tahu bahwa hembusan dan tarikan nafas kita tak lagi berimbang dengan dengan upaya serta kesungguhan kita untuk menghindar dari lubang kemurkaanNya.
Wahai saudaraku ...
Sesungguhnya sang waktu adalah umur kita.
Umur kita berjalan seiring dengan berlalunya waktu yang semakin berkurang dari hari ke hari, bahkan di tiap detik. Padahal umur adalah modal kita, yang dari modal ini seharusnya kita dapat lebih memperoleh keuntungan dan daya guna. Umur yang bermanfaat akan menjadi jembatan menuju kenikmatan yang abadi yakni kehidupan akhirat.
Oleh karena itu, jangan lewatkan umur berlalu dengan sia-sia...
Mari bekerja keras untuk meraih keberkan melalui waktu-waktu kita, meraih rahmat dan ampunan Allah ﷻ sebanyak-banyaknya, mulai sekarang juga. Raih keberkahan waktu dengan amal-amal utama. Ajak pikiran kita untuk terus menerus fokus pada hal-hal yang mendatangkan ridho dan cinta Allah ﷻ saja. Jauhi pikiran dan perbuatan yang menyesatkan dan menggelincirkan diri kita pada lubang kemurkaanNya.
Perbanyak dzikir, sholat, tilawah Qur'an, sedekah, thalabul ilmu, berdakwah, dan melakukan amar ma'ruf nahi mungkar.
Tak ada kata terlambat untuk melakukan kebajikan. Semoga Allah ﷻ meneguhkan hati dan semangat kita untuk melakukan amal kebaikan sebelum jasat kita terpisah dari ruhnya.
وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب
______________________
📝 : Endria Soediono
🌟🌟🌟💝💝💝💝🌟🌟🌟
📚TaNYa JaWaB📚
1⃣ Riska pangkal pinang
Dalam surat Al asr
Demi masa
Sesungguhnya manusia itu benar adanya benar dalam kerugian
Umm gimana kalau seseorang yg melakukan dosa besar apakah selama hidupnya dia harus terus bertobat dan beramal saleh
Jawab :
بِسمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
Sesungguhnya tidak ada dosa yang tidak diampuni kecuali syirik yang tidak ditaubatkan sebelum ajal menjemput.
Terkait dengan pertanyaan Ukhti Riska, kita pasti sudah mengenal ayat Al Qur'an berikut ini :
فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ
“Dan orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka.
Dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah ?
Dan mereka tidak meneruskan (terus menerus dalam) perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.”
(QS. Ali ‘Imron: 135).
Dari ayat diatas menunjukkan suatu kabar gembira bahwa kalaupun kita pernah melakukan suatu kesalahan (dosa), maka selama kita mau memohon ampunan dan berjanji tidak mengulangi lagi pasti Allah ﷻ akan ampuni diri kita.
Kemudian juga hadist berikut :
Dari Anas bin Malik ra, Rasulullah ﷺ bersabda:
“Setiap anak Adam itu mempunyai banyak kesalahan dan sebaik-baik orang yang mempunyai banyak kesalahan ialah orang-orang yang banyak bertaubat.”
(HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Kemudian diperkuat juga oleh hadist berikut :
Dari Abu Dzar ra dan Mu’adz bin Jabal ra Rasulullah ﷺ bersabda:
“Maka ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik niscaya akan menghapuskannya (dosa perbuatan jelek tersebut).”
(HR. Tirmidz)
Allah ﷻ berfirman:
وَأَقِمِ الصَّلاةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِنَ اللَّيْلِ إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِينَ
“Dan dirikanlah sholat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.
Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.”(QS. Hud:114).
Saya kira ketiga dalil diatas sudah menjawab pertanyaan ukhti Riska ya.
وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب
2⃣ Novia
Ummi bagaimana kiat2 agar kita sllu bisa menggunakan waktu kita utk trus beramal shaleh? Saat kemalasan datang melanda 😞
🖌Jawab:
بِسمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
Pertama tentu dengan menjaga dzikir kepada Allah, yang mana dzikir ini tidak hanya sebatas sholat , tilawah dan membaca wirid-wirid saja.
Tetapi selain amal ibadah tersebut hati kita harus selalu kita hidupkan dengan mengingat Allah ﷻ dalam setiap gerak langkah dan pikir kita.
Artinya bahwa segala peristiwa dalam seluruh waktu kita sebaiknya selalu kita hubungkan dengan Allah ﷻ ; bahwa Dia lah yang telah mentakdirkan suatu peristiwa itu terjadi.
Dengan keterikatan pikiran kita dengan melibatkan Allah ﷻ dalam segala peristiwa yang kita alami akan dapat menjadi pengikat iman kita kepadaNya.
Ketika iman ini terikat dan ikatan itu selalu hidup (update) setiap waktu dihati kita maka disinilah akan muncul semangat untuk melakukan berbagai Amal
Sholih.
Hati yang selalu hidup dengan banyak mengingat Allah pasti akan cenderung berfikir tentang kehidupan akhirat. Bagaimana keadaannya ketika kelak harus menghadapNya.
Disinilah letak tumbuhnya penguat jiwa hingga dirinya memiliki sensor ruhiyah yang sangat peka dan responsif terhadap setiap amal ibadah maupun amar ma'ruf nahi mungkar.
Demikian kira2 penjelasan ini saya sampaikan ukhti Novia semoga bisa difahami dengan baik.
وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب
3⃣ ULfa
Bagaimana cara memanfaatkan waktu dalam kaitannya dengan menuntut ilmu dan kehidupan sehari-hari!!!
🖌Jawab:
بِسمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
Sebagaimana Rasulullah ﷺ sampaikan bahwa menuntut ilmu itu bagi seorang muslim akan mengantarkan dirinya untuk mencapai kemudahan jalan menuju ke syurga.
Hidup ini tujuan akhir kita pasti ingin masuk syurga. Ketika Rasulullah ﷺ mengabarkan bagaimana cara mudah yang akan membimbing langkah kita menuju syurga tentu sepatutnya kita menempatkan aktivitas thalabul 'ilmu ini sebagai sesuatu yang sangat penting dan berharga.
Akan tetapi realita diri seorang muslim yang tidak terlepas dari segala aktivitas kehidupan tentunya harus pandai membagi waktunya.
Bisa saja dengan mengurangi jatah tidurnya agar waktunya bisa lebih maksimal diisi dengan berbagai aktivitas yang tidak bertentangan dengan Agama dan bahkan seharusnya semua aktivitasnya semua akan bernilai pahala. Bagaimana caranya ?
Pasang NIAT (sebelum melakukan) hanya karena Allah ﷻ . Lakukan dengan baik dan tekun hingga suatu pekerjaan tersebut selesai dikerjakan,
Kemudian segera berpindah pada jenis pekerjaan yang lain. Demikian seterusnya.
Oleh karena itu, seorang Muslim malam hari haris punya agenda jelas apa yang akan ia kerjakan esok harinya.
Jika management (pengaturan) waktunya bagus , niatnya lurus , InsyaAllah buahnya pasti akan baik dan berkah.
وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب
4⃣ Dewi
Tanya: Ummi bagaimana memotivasi diri untuk tidak berlama2 ada dalam kemalasan beribadah khusus. apalagi ketika pekerjaan dunia rasanya menyita banyak dari waktu kita. sementara kita sering sekali berlindung pada dalih... ah menjemput rezeki kan juga ibadah, mengurus anak dan rumah tangga juga ibadah. berdakwah juga ibadah, akibatnya hari2 berlalu begitu cepat sementara waktu2 khusus untuk beribadah kepada ALlah jadi terabaikan 😭😭
🖌Jawab:
بِسمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
Banyak hal yang biasanya dihembuskan syetan kepada seseorang hingga dirinya disibukkan oleh aktivitas hariannya yang tidak dekat dengan urusan ibadah.
Jika Allah menghendaki kebaikan kepada seorang hamba, maka Allah akan sibukkan dia dengan berbagai aktivitas yang membuatNya ridho. Akan diringankanNya melaksanakan ibadah kepadaNya, juga akan dimudahkannya segala urusan dunianya sehingga ia selalu merasa khusyuk dalam setiap ibadahnya kepada Allah serta merasa nikmatnya ibadah kepadaNya.
Dalam kondisi seperti ini seheboh apapun urusan kesibukan kita dalam dunia nyata keseharian ini InsyaAllah akan terkandung jaminan kemudahan dariNya.
Ingat hadist yang menjelaskan bahwa jika kita menjaga Allah (mengutamakanNya), maka Allah pasti menolong (mengatur serta menyelesaikan) urusan kita.
Saya kira agenda anti sudaj bagus, hanya perlu motivasi yang harus tumbuh dari rasa iman sehingga etos kerja dalam melakukan segala aktivitas kalaupun perlu suatu kerja ekstra (mujahadah) maka tidak akan memyurutkan semangatnya.
Dan semangat ini akan hanya tumbuh , bersinar dan berkibar ketika hati kita selalu rindu pada ridho Allah ﷻ .
وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب
5⃣ Dira
Bagaimana cara kita untuk menyeimbangkan waktu antara mengejar dunia (meraih cita") dan mengejar akhirat (mengerjakan amal shaleh)? agar dikeduanya bisa bermanfaat untuk diri sendiri juga banyak orang.
🖌Jawab:
بِسمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
Keseimbangan tidak selalu dalam hitungan porsi yang sama. Ini perlu diingat baik-baik.
مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الْآخِرَةِ نَزِدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ ۖ وَمَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ نَصِيبٍ
"Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat." (QS Asy-Syura 42:20)
Dari ayat diatas sudah jelas bahwa jika kita mengadakan suatu perhitungan mana yang harus diprioritaskan didunia ini, apakah urusan dunia atau akhirat - atau keduanya harus seimbang ?
Tentu seharusnya urusan Akhirat selalu menjadi prioritas utama.
Agendakan saja semua aktivitas yang hendak kuta kerjakan esok hari walupun praktiknya tidak harus ditulis ya. Catat saja di memory otak kita. Kemudian coba laksanakan dengan baik dan tanggung jawab serta maksimalkan manfaat yang ada dalam setiap aktivitas tersebut.
Bagaimana caranya?
Mudah saja ..,
Ketika kita sedang mengantar anak sekolah atau mungkin ada yang sambil menunggu di sekolahan anak, maka jangan biarkan waktu menguap begitu saja, ambil sebagian besar waktu tersebut dengan membaca Al Qur'an. Bahkan dalam setiap perjalanan nya pun usahakan agar tidak terlepas dari Dzikir dan merenung tentang kekuasaan Allah ﷻ .
Demikian seterusnya apakah kita sedang bekerja, atau melaksanakan tugas kerumah tanggaan. Selalu temukan waktu untuk berdzikir kepada Allah ﷻ .
Dengan demikian urusan dunia kita terselesaikan sedangkan kantong pahala akan terisi terus menerus.
وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب
6⃣ Dede
Bagaimanakah cara mengoptimalkan waktu untuk meningkatkan keimanan dlm menuntut ilmu ,kadang kadang nikmat waktu sehat dan waktu luang terabaikan.mohon penjelasan!!!
🖌Jawab:
بِسمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
Pertanyaan yang sangat bagus bunda.
Bagaimana waktu (usia) yang kita miliki - atau tepatnya yang dititipkan oleh Allah ﷻ - dapat kita maksimalkan, sementara thalabul 'ilmu sudah dilakukan secara rutin, tapi mungkin belum juga terbangun keimanan yang lebih baik serta sering mengabaikan nikmat sehat dan nikmat-nikmat lain yang Allah ta'ala berikan kepada kita.
*Pertama :*
Kita harus sadari dulu bahwa dasarnya iman itu harus ilmu. Jadi setiap semakin tinggi ilmu agama seorang muslim harus semakin kuat imannya.
*Kedua :*
Mengapa ilmu bertambah tetapi iman tak bertambah, sehingga kesadaran untuk memanfaatkan waktu juga masih rendah ?
1. Bisa jadi ilmu yang dipelajari salah, atau dari sumber yang tidak shohih, misalkan disebarkan oleh aliran sesat yang mengatas namakan syariat islam. Atau sesorang belajar pada ahli bid'ah. Ini tentu tidak saja akan bisa diharap dapat menambah keimanan, yang ada justru memertebal kebodohan, menperkseras hati (merasa benar sendiri) dan juga melaju jau menuju kesesatan. Na'udzubillahi mindzalik.
Ino banyak terjadi pada orang-orang disekitar kita. Karena kita harus banyak memberi peringatan dan nasihat agar tidak semakim banyak orang semakin pergi meninggalkan ajaran shohih.
2. Karena kurangnya keihlasan hati dalam menuntut ilmu.
Perlu diketahui bahwa menuntut ilmu agama adalah jalan mudah menuju syurga, merupakan amal ibadah yang sangat utama, Allah janjikan ampunan dan kasih sayang bagi yang melakukannya.
Karena itu dituntut keihlasan yang sangat tinggi.
Bagaimana indikasi ikhlas dalam menuntut ilmu ?
- memperhatikan dengan seksama ilmu yang diberikan (yang sedang dipelajari).
- mencatat atau menyimpan ilmu tersebut kemudian sekali waktu dimudoja'ah (dibaca ulang).
- sabar dalam menuntutnya. Apakah sabar dalam proses pencariannya, sabar terhadap guru (ustadz dan ustadzahnya), maupun sabar apabila ada kendala didalamnya - dlsb.
3. Kemudian bisa juga karena ilmu yang sudah Allah ﷻ fahamkan kepada kita tidak segera kita amalkan dengan sengaja. Ini sangat berpengaruh dalam menghambat pertambahan iman.
Hendaknya para penuntut ilmu selalu melakukan evaluasi diri setelah atau saat sedang menuntut ilmu. Diantara cara evaluasi itu adalah dengan melihat diri kita sendiri, sejauh mana kita sudah berubah setelah sekian lama menuntut ilmu. Selain itu berkacalah kepada teman yang sejawat, yang sama2 menuntut ilmu bersamanya, lihat dan perhatikan terutama yang sudah memiliki kemajuan yang pesat, mereka yang ibadahnya meningkat pesat, imannya terbangun semakin kokoh sehingga kesholihannya terpancar dari Ahlaq dan ketaqwaannya kepada Allah ﷻ , serta tertibnya dalam mengatur waktu dan mengatur kehidupannya.
Mengamalkan ilmu adalah wajib, kelak seluruh ilmu yang diterima akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah ﷻ ; sudahkah kita berusaha mengamalkannya dan sudahkah kita berusaha menyampaikannya kepada orang lain, minimal keluarga kita.
*Ketiga :*
Ketika Rasa Cinta kita kurang kepada Allah ﷻ maka iman kita tipis, syetan mudah masuk ke hati memperdaya kita, mengajak kita melengahkan segala kwajiban, menghembuskan kemalasan dan keengganan dalam beribadah serta amar ma'ruf nahi mungkar.
Hal ini juga bisa menjadi penyebab mengapa rasanya belajar ilmu agama sudah lama, sekian banyak ilmu dan pemahaman yang diketahui tetapi mengapa tidak merubah ahlaq dan kebiasaan serta pola pikir menuju yang lebih baik.
*Keempat :*
Tumpukan dosa yang belum dimohonkan ampunan kepada Allah ﷻ juga akan sangat menghambat hidayah Allah ﷻ turun kepada seseorang. Sehingga bisa jadi menutup hatinya dan membuat keras dan tidak mudah ditembus ilmu dan dibaca atau yang dipelajari.
Jadi disini perlu pembersihan hati atau pensucian jiwa setiap saat yakni dengan dzikir kepada Allah ﷻ , baik melafadzkan kalimat-kalimat dzikrullah yang direkomendasikan oleh Rasulullah ﷺ maupun berupa renungan yang dalam tentang KekuasaanNya serta Kemuliaan DzatNya. Hal ini selain akan mendekatkan diri kita kepada Allah ﷻ juga akan menambah rasa cinta serta keimanan kota kepadaNya.
*Keempat :*
Perbanyak mengingat kejadian hari akhir, saat semua amal kita akan dihisab dihadapkan Allah ﷻ ; sehingga kita akan tergerak mengatur waktu kita sedemikian rupa sehingga penuh dengan karya utama yang akan menjadi peringan beban kita saat di akhirat nanti.
*Keenam :*
Membangun kesadaran bahwa waktu yang kita miliki adalah jauh lebih sedikit jumlahnya dibandingkan dengan kwajiban yang ada didepan kita.
Oleh karena itu, Muslim yang cerdas akan pandai mengatur waktunya, memilih suatu pekerjaan yang memiliki nilai pahala dan keutamaan yang besar serta tidak mudah tergiur dengan peluang mengerjakan perbuatan atau aktivitas yang sia-sia ataupun bahkan yang menyeretnya kedalam kerugian besar.
*Ketujuh :*
Hendaknya setiap Muslim selalu memohon kepada Allah ﷻ agar diberikan keberkahan waktu hidupnya, agar seluruh waktu yang dimilikinya semua terisi dengan amal perbuatan yang menghasilan ridho Allah ﷻ dan terhidarkan dari perbuatan yang menyebabkan terancam oleh siksa api neraka.
Seperti diantaranya dengan selalu membaca doa yang diajarkan Allah ﷻ dalam Al Qur'an :
"Robbanaa aatinaa fiddunya khasanah wa fil aakhiroti khasanah wa qinaa 'adzaabannaar."
وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّقُوْلُ رَبَّنَآ اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَّ قِنَا عَذَابَ النَّارِ
Dan di antara mereka ada yang berdoa, "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka."
(QS. Al-Baqarah: 201)
وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب
7⃣ Nida
Ummu saya ingin bertanya,mengapa orang" dahulu keyakinannya begitu kuat seperti para sahabat tak peduli dng hartanya, bahkan rela disakiti tubuhnya mereka tak perdulikan semua itu hanya karna taqwanya kepada Allah dan berbeda jauh dengan orang jaman sekarang malah terkadang seseorang itu sudah berjuang untuk agamanya namun masih ada ragu dihatinya. Menurut ummu bagaimana?
🖌Jawab:
بِسمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
Generasi Sahabat memang sudah jelas diakui sebagai generasi terbaik dari umat ini bahkan dari segala sisikehidupannya, wabil khusus dari sisi keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah ﷻ dan Rasulullah ﷺ .
Akan tetapi kita juga harus ingat bahwa Rasulullah ﷺ juga memberi penghargaan kepada ummatnya yang hidup jauuuh setelah kewafatan beliau shalallahu 'alaihi wassalam yakni mereka yang tetap memegang teguh Al Qur'an dan Sunnahnya.
Jadi ketika ada orang zaman sekarang ini etos kerjanya dalam amal ibadah serta keimanannya tidak stabil tentu harus diketahui penyebabnya, agar tidak berlanjut sampai nanti.
Karena Aqidah dan Syari'at Islam itu tidak pernah berubah sejak Allah sempurnakan sebagai DienNya yang Dia ridhoi.
Tentu kwalitas iman seseorang akan selalu dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya. Di era modern ini dimana gaya hidup semakin menjauh dari Islam, sangat mungkin menjadi sebab iman seseorang tidak kokoh dan stabil. Karena itu gerakan dakwah dan syiar Islam harus semakin kita gencarkan untuk mengimbangi pengaruh negatif dari moderenisasi ini.
Namun demikian kita tidak boleh menjudge bahwa seluruh ummat islam zaman sekarang bermental rapuh semua. Tetap masih banya diantara mereka yang memiliki keteguhan jiwa dan kekokohan iman dalam mempertahankan kemuliaan Islam serta menjaga dirinya dari kemunafikan.
Karena pada prinsipnya penyakit munafiq itu bisa menimpa siapa saja terutama mereka yang imannya kepada Allah dan RasulNya tipis mudah terkoyak. Hal ini bisa terjadi karena keengganannya mempelajari Al Qur'an dan Hadist dengan ikhlas dan istiqomah. Sehingga syetan lebih dominan dihatinya daripada imannya kepada Allah dan RasulNya. Inilah yang termasuk sebagai penyakit hati, yang harus dibersihkan sehingga mental imannya kokoh dan tidak mudah melemah apalagi muncul keraguan dihati.
وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب
8⃣ Tutik
bagaimana kah cara kita yg terkadang terbelunggu masa lalu....maksudnya tips tips agar kita bisa melangkah ke depan, krn terkadang kita ingin melangkah tapi di hantui masa lalu yg mengganggu.!!!
🖌Jawab:
بِسمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
1. Buang keraguan karena sumber keraguan adalah pasti dari syetan. Ini harus dibersihkan dulu.
2. Kemudian setelah tekad memiliki hati yang bersih dari segala keraguan, bangun keyakinan terhadap ajaran Allah ﷻ dan RasulNya terkait bagaimana kembali pada keyakinan dan kehidupan yang benar tanpa harus dibebani oleh kesalahan masa lalu.
Perhatikan dan renungkan dalil-dalil berikut :
فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ
“Dan orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka.
Dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah ?
Dan mereka tidak meneruskan (terus menerus dalam) perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.”
(QS. Ali ‘Imron: 135).
Dari Anas bin Malik ra, Rasulullah ﷺ bersabda:
“Setiap anak Adam itu mempunyai banyak kesalahan dan sebaik-baik orang yang mempunyai banyak kesalahan ialah orang-orang yang banyak bertaubat.”
(HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Dari Abu Dzar ra dan Mu’adz bin Jabal ra Rasulullah ﷺ bersabda:
“Maka ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik niscaya akan menghapuskannya (dosa perbuatan jelek tersebut).”
(HR. Tirmidz)
Alloh swt berfirman:
وَأَقِمِ الصَّلاةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِنَ اللَّيْلِ إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِينَ
“Dan dirikanlah sholat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.
Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.”(QS. Hud:114).
3. Jadi sebaiknya Hilangkan segera Su'udzon kepada Allah ﷻ ;
Ketika seseorang merasa dosa masa lalunya selalu menghantui dirinya sehingga membuat sulit untuk move on - hal ini harus segera dihilangkan. Mengapa ?
Karena berarti ia telah Su'udzon kepada Allah ﷻ ; bukankah Allah ﷻ itu maha mengampuni dosa hambaNya ? Bagi hamba yang sudah bertaubat kepadaNya, Allah ﷻ selalu memberi ampunan kepadanya. Ini harus diyakini dengan sepenuhnya sehingga tidak muncul keraguan terhadap Allah ﷻ yang akan mengakibatkan dirinya justru akan rugi sendiri.
وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب
9⃣ Sri Hendari
Bismillahirrihmanirrohiim,,
Umm mohon berkenan menjawab.
1. Waktu adalah modal bagi seorang insan utk mendapatkan kebahagiaan kelak nanti di kehidupan akhirat. Bagaimana cara mengatur waktu agar seimbang antara urusan dunia dgn akhirat. Betul memang tujuan kita adalah mendapatkan kebahagiaan di akhirat kelak, namun ada pernyataan yang menyatakan bahwasan nya "kejarlah dunia sekan-akan engkau akan hidup selamanya, dan kejarlah akhirat seakan-akan kita akan kembali kepada Nya.
2. Bagaimana cara menyiasati agar waktu yg kita gunakan utk urusan dunia itu bernilai ibadah juga sehingga jika pepatah mengatakan. Sambil menyelam minum air 
3. Manusia keimanan nya naik turun, bagaimana cara menjaga ketika kita dalam fase turun iman nya namun kita tidak menjadi malas dalam memanfaatkan modal waktu yang dimiliki
Mohon maaf lahir bathin
Jazakillah khoir katsir umm.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh..
🖌Jawab:
بِسمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
1. Selalu memilih prioritas kehidupan akhirat daripada dunia. Mengutamakan urusan akhirat daripada urusan dunia. Hal ini tentu tidak berarti harus meninggalkan urusan dunia bukan ? Hanya mendahulukan urusan akhirat daripada urusan dunia.
Menjadikan dunia sebagai suatu sarana untuk mencapai kesuksesan akhirat bukan sebaliknya.
Setidaknya ketika iman kepada Allah ﷻ sudah dibangun dengan ilmu, maka tinggal meneguhkan keyakinan diatas sehingga pola pikir selalu terarah pada upaya bagaimana waktunya selalu dimanfaatkan untuk kepentingan akhirat, yakni melakukan segala amal yang menghasilkan pahala dan kebaikan yang banyak sehingga mendatangakan ridho Allah ﷻ . Hidup didunia diridhoi Allah dan di akhiratpun juga mendapat keselamatan dan kemuliaan atas izinNya.
2. Agar setiap amal perbuatan kita, tidak hanya yang wajib dan sunnah saja yang akan menghasilkan pahala tetapi amal mubahpun berpahala memang harus punya siasat yang cerdas berpacu dengan waktu ya ada dan celah gangguan syetan yang selalu mengintai manusia. Yakni dengan memulai pagi hari dengan doa-doa yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ sejak dari bangun tidur kita.
Lanjutkan dengan membaca secara rutin dzikir pagi. Karena ini adalah vitamin ruhiyah untuk menjaga stamina keimanan dan semangat beramal sholih.
Setiap melakukan sesuatu awali dengan mengucapkan kalimat Basmallah, sehingga semua aktivitas kita sudah terbuka link dengan Allah, dengan menyebut NamaNya, Allah ﷻ menjanjikan suatu keberkahan didalamnya.
Kemudian dalam sepanjang perjalanan aktivitas siang hingga malam jangan sampai hati lengah dari mengingat Allah ﷻ apakah dengan istighfar kita, dengan tilawah kita, dengan shodaqoh kita dan berbagai amal kebaikan kita yang lain. Ini semua akan menjadi pengikat ruhiyah kita dalam menegakkan rasa diawasi oleh Allah (muroqobatullah) disetiap saat kita.
Dengan demikian pikiran akan selalu terjaga dalam taqwa dan terhindar dari perbuatan yang dibenciNya. Syetan menjauh. Hati akan senantiasa terjaga bersih. Pikiran hanya tergerak melakukan hal-hal yang baik dan dibenarkan oleh Syariat.
Demikian jika waktu kita berkah, apapun amal atau perbuatan yang kita kerjakan selalu menghasilkan kebaikan dan pahala untuk diri sendiri serta memberi manfaat bagi orang yang ada disekitarnya.
3. Untuk menjaga stabilitas iman tentu banyak yang bisa dilakukan, diantaranya :
• Menjaga hubungan dengan Allah ﷻ. Dengan melakukan berbagai amal ibadah secara istiqomah.
• Menjaga agar terus dalam keadaan thalabul ilmu. Kalau bisa tidak hanya via online tetapi benar-benar mendatangi majlis ilmu yang bisa talaqi ilmu dari ustadz yang memiliki manhaj yang shohih.
• Selalu memilih pergaulan yang baik, yang berhalaq mulia, agar bisa mewujudkan kondisi saling nasihat menasihati dalam kebaikan.
• Menjaga hubungan dengan orangtua. Ini adalah bagian dari akhlaq yang harus diutamakan.
Secara umum memang seharusnya masalah akhlaq ini harus dijaga karena akhlaq merupakan representasi dari keimanan, dengan stabilitas iman dan ahlaq seseorang akan memiliki potensi untuk dapat memgatur seluruh sisi kehidupannya secara seimbang, termasuk dalam pengaturan waktu-waktunya.
Berbagai upaya diatas jika benar-benar diupakan secara serius dan konsisten insyaallah akan memghasilkan pribadi yang mantab dalam keimanan dan ketqwaannya, tidak mudah goyah dengan adanya ujian yang menghampiri maupun godaan syetan yang selalu mengintai.
وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب
1⃣0⃣ Chie
Bagaimana menyeimbangkan waktu yg kita miliki untuk bekerja, belajar dan berdakwah agar tidak ada yang bertabrakan dan tertunaikan setiap amanah yang kita miliki.!!! Jazakillah khoir bunda
🖌Jawab :
بِسمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
Semua urusan ada ditangan Allah ﷻ . Jika kita ingin kehidupan yang baik yang seimbang yang bahagia di dunia dan kuga selamat di akhirat maka hendaknya kita taat kepada Allah ﷻ .
Ketaatan inilah yang akan menghasilkan penjagaanNya dalam segala urusan kita. Penjagaan keimanan kita, penjagaan taufiq hingga kita ringan dalam melaksanakan amal sholih (ibadah) kepadaNya, termasuk Allah ﷻ akan melibatkan DiriNya dalam urusan kebaikan duniawi kita. Sebut saja ketika kita harus mengatur waktu untuk menyelesaikan semua tugas dan tanggung jawab urusan dunia dan urusan akhirat kita, Dia akan membuatnya mudah dan terjangkau untuk dapat kita laksanakan bahkan Allah akan meringankan kita dalam melaksanakanya serta memberi kesuksesan hasil.
Jadi ketika kita berbicara tentang keseimbangan waktu antara urusan dunia dan akhirat kita sebaiknya berangkat dari cara berfikir seperti diatas. Sehingga jika bangunan hubungan diri kita dengan Allah sudah beres, sudah kokoh, InsyaAllah dengan sendirinya hati kita akan terbimbing untuk menetapkan langkah-langkah apa yang tepat yang sesuai dengan keadaan kita masing-masing sehinhga semuanya akan menghasilkan rahmat dan ridho Allah ﷻ .
وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب
🌟🌟🌟💝💝💝💝🌟🌟🌟
📚CLoSiNG STaTeMeNT📚
بِسمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
_Untuk meraih *Keberhan Waktu*, seorang Muslim seharusnya memiliki Orientasi Akhirat yang teguh dan konsisten dalam menjalani segala sisi kehidupannya. Mendahulukan apa saja yang dapat menghasilkan ridho Allah ﷻ. Menjauhi segala yang menimbulkan murkaNya. Sehingga Allah ﷻ akan selalu terlibat didalam setiap 'amalnya dan di dalam setiap peristiwa yang dialaminya, kemudian Dia menurunkan keberkahan didalamnya. Inilah indikasi seseorang yang telah meraih keberkahan dari waktu-waktunya sehingga tidak saja di dunia ia akan mencapai kesuksesan, di akhiratpun ia akan menuai keberuntungan yang besar. وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب_
Salam, Endria🌴
Jakarta, 1 Des 2016
🌟🌟🌟💝💝💝💝🌟🌟🌟
📚PeNuTuP📚
Mari kita tutup kajian malam hari ini dengan mengucapkan *Alhamdulillah* sebagai ungkapan rasa syukur atas keberkahan ilmu yg telah Allah berikan kepada kita,
🌱 اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ 🌱
serta *Istghfar* untuk memohon ampun atas semua kelalaian kita hari ini dan dengan kelapangan hati untuk saling memaafkan.
🌱 أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيمَ 🌱
Dimohon juga keikhlasan ukhtifillaah semua bersama-sama membaca *doa Robithoh* dan *doa Kafarotul Majelis* untuk mempererat ukhuwah dalam grup.
_*Doa Robithoh :*_
اَللّهُمَّ إِنَّكَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذِهِ الْقُلُوْبَ,
قَدِ اجْتَمَعَتْ عَلَي مَحَبَّتِك َ
وَالْتَقَتْ عَلَى طَاعَتِكَ,
وَتَوَحَّدَتْ عَلَى دَعْوَتِك َ
وَتَعَاهَدَتْ عَلَى نُصْرَةِ شَرِيْعَتكَ
فَوَثِّقِ اللَّهُمَّ رَابِطَتَهَا,
وَأَدِمْ وُدَّهَا،
وَاهْدِهَا سُبُلَهَا
وَامْلَأَهَا بِنُوْرِكَ الَّذِيْ لاَ يَخْبُوْا
وَاشْرَحْ صُدُوْرَهَا بِفَيْضِ الْإِيْمَانِ بِكَ,
وَجَمِيْلِ التَّوَكُّلِ عَلَيْك َوَاَحْيِهَا بِمَعْرِفَتِكَ،
وَأَمِتْهَا عَلَى الشَّهَادَةِ فِيْ سَبِيْلِك َ
إِنَّكَ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيرِ
اَللَّهُمَّ أَمِيْنَ
وَصَلِّ اللَّهُمَّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ
*Allaahumma innaka ta'lamu anna haadzihil quluub, qodijtama'at 'alaa mahabbatik, wal taqot 'alaa thoo'atik, wa tawahhadat 'alaa da'watik, wa ta'aahadat 'alaa nusyroti syarii'atik, fawatstsiqillaahumma roobithotahaa, wa adim wuddahaa, wahdihaa subulahaa, wamla-haa binuurikalladzii laa yakhbuu wasyroh shuduurohaa bifaidhil iimaanibik, wa jamiilittawakkulli 'alaiik, wa ahyihaa bima'rifatik, wa amithaa 'alasy syahaadati fii sabiilik, innaka ni'mal maulaa wa ni'man nashiir, washollii, Alaahumma 'alaa sayyidinaa Muhammadin wa 'alaa aalihi wa shohbihii, wasallam.*
_"Ya Allah, sesungguhnya Engkau mengetahui bahwa sesungguhnya hati-hati kami ini, telah berkumpul karena cinta-Mu, dan berjumpa dalam ketaatan pada-Mu, dan bersatu dalam dakwah-Mu, dan berpadu dalam membela syariat-Mu. Maka kuatkanlah ikatannya, dan kekalkanlah cintanya ya Allah, dan tunjukkanlah jalannya, dan penuhilah ia dengan cahaya yang tiada redup, dan lapangkanlah dada-dada dengan iman yang berlimpah kepada-Mu, dan indahnya takwa kepada-Mu, dan hidupkan ia dengan ma'rifat-Mu, dan matikan ia dalam syahid di jalan-Mu. Sesungguhnya Engkau sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Aamiin._
_Dan semoga sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan kami Nabi Muhammad saw, juga kepada keluarganya dan semua sahabatnya."_
_*Doa Kafarotul Majelis :*_
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ
أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ
آمينْ يَا رَبَّ العَالَمِين
*Subhaanakallaahumma, wabihamdika, asyhadu allaa ilaaha illaa anta, astaghfiruka wa atuubu ilaika.*
_“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar