Minggu, 14 Juni 2020

TETAP PRODUKTIF SAAT SOCIAL DISTANCING



OLeH  : Bunda Rizki Ika Sahana

       💘M a T e R i💘
 Bismillahirrahmanirrahiim..

Allahumma shalli 'ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad..

Semoga yang sedang sakit segera Alloh ﷻ angkat penyakitnya, yang sehat Alloh ﷻ berikan keberkahan dalam setiap waktunya.

Semoga Alloh ﷻ berikan penjagaan terbaik untuk kita semua, yaa.

Langsung saja, yaa, Saya share materi kajian malam ini...

Are you ready?

🌷TETAP PRODUKTIF SAAT SOCIAL DISTANCING


Memasuki pekan ke-3 himbauan social distancing, perasaan bosan, jenuh, juga capek dan stres, tak jarang mulai datang menghampiri. Iya apa iyes, Gaes?

Bagi sebagian orang, kondisi yang serba terbatas dalam berkomunikasi, berinteraksi, juga berekspresi ini, berpotensi menumbuhkan penyakit psikis yang serius, loh. Sementara itu, bagi sebagian lainnya, bisa melahirkan perilaku apatis, bermalas-malasan, dan masa bodo. Subhanallah..

Nah, agar hidup kita tetap penuh makna, terutama saat social distancing seperti sekarang, kita musti produktif, Gaes!

🔹Apa Sih Produktif Itu?

Produktif artinya mampu menghasilkan. Maksudnya, kita melakukan aktivitas yang menghasilkan hal-hal positif, bukan sebaliknya, hal yang negatif atau bahkan cenderung merusak alias destruktif.

Hal-hal positif ini banyak banget macamnya, bisa membaca, menulis, berolah raga, mencoba menu masakan yang baru, membereskan rumah, berkebun, mengerjakan hobi, tetap bekerja alias WFH, menguatkan bonding dengan keluarga, dan banyak lagi.

Nah, sebagai muslimah, produktivitas kita enggak sebatas diukur dengan melakukan hal positif saja, ya, tapi juga harus bernilai ibadah di sisi Alloh ﷻ. Inilah yang membedakan amal seorang muslim dengan amal yang dilakukan oleh selain muslim.

Membaca misalnya, adalah aktivitas yang produktif. Hanya saja, seorang muslimah akan memprioritaskan bacaan yang menambah tsaqafah dan keimanannya, dibanding bacaan yang semata hiburan.

Atau berkebun, juga merupakan amal produktif. Tetapi berkebunnya muslimah dilakukan dengan tetap memperhatikan pakaiannya ketika keluar rumah, tetap rapi menutup aurat.

So, produktivitas seorang muslim saat social distancing bukan semata produktif dari sisi kemampuan dalam menghasilkan uang atau manfaat materi dan fisik saja, tapi lebih dari itu semua, yakni bernilai pahala di hadapan Alloh ﷻ, syukur-syukur menghasilkan karya bagi kemaslahatan umat dan manusia.

Diantaranya, dengan membagikan inspirasi kepada masyarakat melalui konten-konten edukasi bagaimana memaknai musibah covid-19, bagaimana upaya pencegahan dan penanggulangannya yang efektif, dan seterusnya. Atau menjadi relawan covid-19 terutama di zona merah yang sangat dibutuhkan, misalnya.

Dan, akan lebih powerful lagi jika berkarya untuk kemaslahatan ini difasilitasi dan disupport negara. Para ilmuan misalnya, bisa melakukan riset terkait karakteristik virus untuk upaya preventif dan kuratif dalam penanggulangannya, menciptakan vaksinnya, dan lain sebagainya.

InsyaAllah, kecil atau besar, setiap amal shalih untuk tujuan kebaikan kelak akan Alloh ﷻ perhitungkan.

Firman Alloh ﷻ:

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ

"Maka barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sebesar dzarrah-pun, ia akan mendapatkan balasannya." (QS. Al-Zalzalah: 7)

So, produktif itu identik dengan beramal yang bernilai ibadah aka menghasilkan pahala. Dan juga, menghasilkan karya yang bermanfaat untuk kemaslahatan umat dan manusia secara umum.

InsyaAllah siap ya, menjadi muslimah produktif di era social distancing ini! Apapun profesimu, optimalkan peranmu. Sungguh Allah Maha Menghisab. Yakinlah, tidak ada satu pun produktivitas yang kau lakukan melainkan mendapat balasan terbaik dari-Nya.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
       💘TaNYa JaWaB💘

0️⃣1️⃣ Phity ~ Jogja
Assalamu'alaykum,

Bun, pada masa-masa wabah ini, masyarakat kita bahkan pejabat kan seringkali berdebat. Ada ahli yang memberikan pandangannya malah di bully, dikira menebar hoaks dan kecemasan.

Akhirnya di masyarakat terbelah jadi dua, yang care dan slow.

Nah kalau Saya memanfaatkan medsos untuk meng-share info-info yang edukatif tentang corona. Apakah itu juga termasuk produktif? Meskipun dikira tidak move on gara-gara berseberangan dengan pemerintah.

🌸Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullah wabarakaatuh..

MasyaAllah, pertanyaannya kekinian banget.

Benar sekali, pemerintah kita hari ini agaknya labil dalam memberi keputusan dan penyikapan terhadap problem covid-19. Selain tampak lambat menurut banyak ahli, kebijakannya sangat membingungkan karena tidak kompak antara satu elit dengan elit penguasa yang lainnya.

Tentang darurat sipil, misalnya, baru ditetapkan esoknya langsung diganti saat menuai banyak protes. Tentang lockdown, pemerintah melarang kepala daerah melakukan lockdown bahkan mengancam akan menjerat mereka secara hukum, padahal kepala-kepala daerah tersebut mengambil langkah lockdown untuk melindungi warganya dan menyadari bahwa fasilitas serta SDM di daerahnya tidak akan sanggup menghandle covid-19 jika angkanya melonjak.

Selama kita on the track, kita berada di atas kebenaran, menurut Saya, justru harus digencarkan kritik kepada penguasa. Karena kritik itu untuk tujuan menyelamatkan kita semua, segenap masyarakat bangsa dan negara ini.

Bayangkan, pemerintah beberapa saat yang lalu bahkan merasa bangga telah menerbitkan surat hutang dolar terbesar sepanjang sejarah. Inikan kekeliruan yang luar biasa. Pembodohan menurut Saya. Terlebih, hutang itu akan dibebankan kepada seluruh rakyat Indonesia hingga anak-cucu kita nanti, berlipat-lipat nilai ribanya, serta yang pasti akan membuat bangsa ini terus terjajah, tidak punya kedaulatan.

Maka, memberi pencerahan kepada umat untuk terus mengontrol kebijakan penguasa agar berjalan di atas koridor yang benar, menurut Saya adalah langkah produktif. Bukan hanya pahala amar ma'ruf yang akan didapat karena kepedulian terhadap problem bangsa, tapi juga akan menyelamatkan bangsa ini dari kehancuran.

Kalau soal dibully, pastinya ya, Saya juga sering mengalaminya, hehee... Tapi karena kita tidak bisa menyimpan kebenaran untuk diri sendiri, sementara Allah memerintahkan kita untuk saling menasehati, yaa lanjut saja. Anjing menggonggong, kafilah tetap berlalu.

Kemaksiatan itu semakin membesar karena diamnya para ulama, intelektual, juga orang-orang shalih di tengah masyarakat.

So, tetap semangat menyampaikan kebenaran, ya.

Pastikan, dengan cara ma'ruf dan menggunakan data-data yang valid.

🔹 Iyaaa....
Gemes rasanya, Bun..

Haduuuh semakin banyak hutangnya, ya kalau beneran buat ngurus corona ini. Kalau malah aji mumpung ada corona terus kesempatan merampok negara.

Astaghfirullah.. bawaannya tu curiga karena pada seperti itu.

🌸 Nahh, memang tidak salah masyarakat jadi curiga. Karena sudah kelihatan fakta di depan mata bagaimana korup-nya para pejabat di negeri ini.

Malah, ada kabar napi koruptor hendak dibebaskan, dengan alasan Corona. Padahal secara nalar tidak ada korelasinya antara pembebasan napi dengan Corona. Justru mereka, para napi itu, sudah diisolasi sehingga kemungkinan terjadi penularan di LP sangat kecil.

https://finansial.bisnis.com/read/20200409/90/1225160/8-bank-berpotensi-gagal-akibat-covid-19-ini-yang-harus-dilakukan-kssk

Bahkan, ada simulasi yang sudah disiapkan jika bank-bank ini beneran gagal. Regulasinya sudah disiapkan dengan rapi, agar absah di mata hukum.

Jadi selain harus sabar membayar hutang hingga 50 tahun ke depan, siap-siap uang rakyat digelontor ke mafia perbankan.

🔹 Betuuuul....
Apa sekalian saja kalau ada koruptor malah di kirimi corona saja diisolasi sama corona sekalian.

0️⃣2️⃣ Safitri ~ Banten
Assalamualikum Bun,

Bagaimana sih cara menumbuhkan semangat diri biar tidak malas-malasan di rumah, semangat dalam mengerjakan pekerjaan rumah soalnya Fitri tuh malas sekali rasanya benar-benar males sudahlah, sudah ada teteh ini yang bantuin emak sudahlah selalu saja seperti itu, tapi kadang Fitri juga mikir sepertinya Fitri tuh tidak ada gunanya amat ya.

🌸 Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullah wabarakaatuh...

Ukhti Safitri sayang dan sahabat muslimah shalihah semua.

Ketika libur, tidak ada tuntutan atau target ketat yang harus kita capai, sehingga alam bawah sadar kita mendorong kita untuk bermalas-malasan. Karena itu, buatlah rencana yang terstruktur pada liburanmu. Apa yang hendak dicapai, kemampuan apa yang hendak diraih atau ditingkatkan, terus dengan cara apa itu semua akan diwujudkan, terus setiap hari harus bagaimana, itulah yang seharusnya mulai dirumuskan. Sehingga saat libur, tetap ada target yang harus dicapai.

Kenapa kita harus punya target? Karena surga itu mahal, harus diupayakan dengan serius, bukan dengan malas-malasan. Maka segeralah bangkit, bikin rencana, tulis detail, lalu eksekusi atau jalankan rencanamu. InsyaAllah, Allah akan mudahkan jalan menuju surga.

Begitu ya, Ukhti Safitri

🔹Nah tapi kok rasanya beraaaat ya..
Misal kita sudah punya list rencana.
Tapi saat terlena dengan kemalasan.
Ambyarlah list itu.

🌸 Memang kita harus melatih diri kita ya, sahabat shaliha.
Melatih untuk disiplin, untuk konsisten, untuk istiqomah. Tidak bisa instan langsung jadi baik.

Hempaskan kemalasan dengan proses yang penuh kesabaran. Kebiasaan disiplin itu butuh minimal 3 bulan untuk bisa ajeg atau menetap pada diri. Ini kata para ahli loh...

Maka azamkan niat yang kuat untuk melatih diri menjadi pribadi yang lebih baik.

Mungkin karena rasa malasnya itu sudah berlarut-larut begitu terus minimal 3 bulan. Jadi sudah menetap pada diri.

Saya pun suka begitu..

Kalau lihat ibu kok cekatan ngerjain banyak hal. Lha Saya kok sepertinya belum bisa begitu, dikit-dikit istirahat, lama-lama rebahan.

🔹 Masya Allah makasih Bunda. Kalau Fitri tidak mempunyai target yang memberatkan Bun, target Fitri tuh cuma biar bisa bermanfaat buat orang tua dan keluarga, ingin rasa males ini Fitri dongkrak begitu tapi sepertinya rasa males ini sudah bersemayam sekali, Fitri kalau ngerjain sesuatu sesuai hati Fitri kalau hati Fitri ingin yah kerjain kalau tidak yah tidak bakal tak kerjain begitu, Bun.

🌸 Targetnya didetailkan, Ukhti Fitri shaliha.. Kalau target bermanfaat untuk orang tua dan keluarga, itu terlampau umum, manfaatnya yang seperti apa belum tergambar dengan rinci.

Misal, setiap pekan di hari Rabu Fitri mau memberi manfaat berupa menguras bak mandi dan membersihkan lantai kamar mandi.

Setiap pagi, Fitri mau bantu buka jendela dan gordyn serta menyapu halaman.

Dan seterusnya.

🔹 Kapan-kapan bikin program mendisiplinkan diri yuk...

🌸Apa sudah ya? Colek mba Hanny

🔹 Kuyy
Nahhhh

🌸 Ada program nafsiyah dengan hafalan atau tilawah misalnya, menambah tsaqafah dengan baca buku misalnya, berbakti pada orang tua berupa bla bla bla...

0️⃣3️⃣ Serra ~ Malang
Assalamualaikum,

Bagaimana memotivasi diri agar selalu kreatif di situasi seperti ini, karena Saya bukan tipe kreatif di dalam rumah. Kreatifnya malah di luar rumah.
Terima kasih.

🌸Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullah wabarakaatuh

Ukhti Serra shalihah...

Tanamkan dalam diri bahwa setiap hembusan nafas kita ada hisabnya. Sehingga tidak layak kita apatis atau putus asa terhadap situasi yang ada. Justru karena Alloh ﷻ karuniakan kita akal, maka fungsikan dengan seoptimal mungkin. Yakinlah, setiap manusia itu kreatif, bahkan dalam situasi yang paling terjepit sekalipun manusia bisa memikirkan jalan keluar sebab akal yang dimilikinya.

Untuk mengasah kreativitas, bisa dengan menonton video-video yang menginspirasi, banyak sekali di youtube. Mau kreatif masak, bikin menu harian, kreatif manfaatkan barang bekas, kreatif menata interior rumah, kreatif membuat prakarya, semuaaaa ada.

Jadi kalau masih belum kreatif juga di zaman serba informatif dan teknologi yang mudah ini, hihii kebangetan.

Semangat, Ukhti.

🔹 Maunya begitu, tapi kendala mak-mak tomboy jadinya kebawa kreative lapangan.

Jadi tantangan tersendiri berarti.
Iya nih ukhty cari saran harus bagaimana.

Waktu hamil bikin-bikin hiasan masih ayo, sekarang waktunya dan tipe anak bosanan
Eh jadi blibet.

Pokoknya tomboynya belum ilang dengan sikon anak juga corona, baru feminim baru 2015 hihihi.

🌸 Memang menjadi ibu dituntut kreatif, kaya akan ide, karena yang di-handle adalah anak-anak yang juga lagi curios dengan banyak hal, anak-anak yang aktif.

Ini soalan mindset. Bahwa ibu adalah madrasatul ula, harus tertanam dalam benak. Bagaimanapun sifat dan karakter dalam diri yang memang beragam antara satu muslimah dengan muslimah yang lain, mereka semua diberi amanah dan tanggung jawab yang sama, yakni sebagai pendidik generasi.

Dengan menyadari itu, maka seorang ibu akan serius berupaya optimal memenuhi tuntutan perannya.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
 💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘

Di tengah pandemi yang bahkan kita tidak pernah tahu sampai kapan berakhir, maka seharusnya mendorong kita untuk semakin produktif, bahkan 'gila' dalam produktivitas.

Sebab bagaimana kita mengharap pertolongan Alloh ﷻ sementara kita enggan beramal shalih dan enggan berkarya untuk umat? Padahal Allah-lah Yang Maha Mengangkat penyakit, Dia-lah Yang Maha Kuasa menyelamatkan siapa yang dikehendaki?

Maka ini saat paling tepat, terlebih jelang Ramadhan, untuk kita instropeksi diri, untuk kita lebih produktif lagi.

Jangan tunda nanti, karena kita tidak pernah tahu kapan ajal menghampiri.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

Tidak ada komentar:

Posting Komentar