Minggu, 14 Juni 2020

HIKMAH MUSIBAH



OLeH  : Ustadz Trisatya Hadi

           💘M a T e R i💘

🌷HIKMAH MUSIBAH (Pelajaran Dari Musibah Covid-19)


Bagi orang yang beriman, setiap peristiwa yang terjadi dalam kehidupan ini, selalu terkait dan harus selalu dikaitkan dengan perilaku manusia. Tidak ada kejadian yang berdiri sendiri. Tidak ada peristiwa alam semata mata, tidak ada kegiatan ekonomi hanya semata ekonomi an sich.

Demikian pula wabah Covid-19 yang sekarang menjadi Pandemi Global, bukan semata wabah an sich (yang hanya dilihat dari pandangan kesehatan) tetapi ternyata terkait dengan semua bidang kehidupan, termasuk sangat berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi masyarakat. Dalam sebuah hadits riwayat Imam Thabrani, Rasulullah ﷺ bersabda:

“(Ada) lima perbuatan (yang akan mengakibatkan) lima malapetaka: 1) Tidaklah suatu bangsa mudah mengingkari janji, kecuali akan dikendalikan oleh musuh-musuh mereka, 2) Tidaklah mereka berhukum dengan sesuatu yang bukan diturunkan Allah, kecuali akan tersebar kefakiran, 3) Tidaklah merajalela di suatu tempat perzinahan, kecuali akan merajalela pula penyakit yang membawa kematian, 4) Tidaklah mereka mempermainkan takaran atau timbangan atau kwalitas suatu barang, kecuali akan dihambat tumbuhnya tanaman, dan akan disiksa dengan kemarau panjang, dan 5).  Tidaklah mereka mengingkari atau menolak untuk mengeluarkan zakat, kecuali akan dihambat turunnya hujan yang membawa keberkahan.” (HR. Thabrani dari Ibnu Abbas).

Alloh ﷻ berfirman dalam QS. Ar Ruum, ayat 41:

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Rum: 41).

Inti dari kegiatan Muhasabah pada setiap kejadian, apalagi yang berskala luas dan global, seperti Covid-19, adalah mengambil ibrah, nasihat dan pelajaran, untuk meningkatkan kwalitas iman atau kesadaran tauhid, meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah, meningkatkan kepatuhan pada syariat Islam sebagai syariat yang kaffah (QS. Al-Baqarah, ayat 208), meningkatkan kesadaran untuk terus mencari ilmu, dan meningkatkan kesadaran simpati, empati dan menolong sesama.

Ada beberapa pelajaran dari adanya wabah Covid-19, antara lain:

◼️Pertama, Covid-19, menyadarkan kita semua pada keabsolutan kekuasaan Alloh ﷻ. Semua makhluk berada dalam genggaman-Nya dan takdir-Nya. Tidak ada satupun makhluk atau manusia yang bisa melawan takdir dan ketentuan-Nya. Alloh ﷻ berfirman dalam QS. Al-An’am,  ayat 17 dan 18.

“Jika Allah menimpakan suatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu (17) Dan Dialah yang berkuasa atas sekalian hamba-hamba-Nya. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui (18).” (QS. Al-An’am: 17-18).

Karena itu, manusia tidak boleh sombong dan takabbur dengan kekuasaan yang digenggamnya, dengan ilmu pengetahuan yang dikuasainya, dan dengan harta yang dimilikinya.

◼️Kedua, Alloh ﷻ telah menurunkan syariat-Nya melalui para Rasul-Nya, untuk ditaati dan diikuti dan diimplementasikan dalam seluruh tatanan kehidupan, agar manusia hidupnya bahagia dan sejahtera dunia dan akhirat (Al-Falah).

Firman-Nya dalam QS. An-Nuur,  ayat 51 dan 52:

“Sesungguhnya jawaban orang-orang mu’min, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan.” “Kami mendengar dan kami patuh.” Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan (52).” (QS. An-Nur: 51-52).

◼️Ketiga, pengingkaran manusia, baik secara individu maupun kolektif, apalagi disertai mempermainkan ajaran-Nya, hanyalah akan mengundang kesulitan dan malapetaka dalam kehidupan ini. Firman-Nya dalam QS. Thaha, ayat 124:

“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (QS. Thaha: 124).

Keengganan kita dalam melaksanakan ekonomi syariah yang bebas riba sebagai contoh, akan berakibat buruk terhadap kegiatan ekonomi itu secara luas. Karena dianggap menantang secara diametral terhadap ketentuan Alloh ﷻ dan Rasul-Nya.

Firman-Nya dalam QS. Al Baqarah ayat 278 dan 279:

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman (278) Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya (279).” (QS. Al-Baqarah: 278-279).

◼️Keempat, Covid-19, mengajarkan kepada kita pola hidup yang sehat, makanan yang halal dan bersih, jasmani ruhani yang bersih, rumah tempat tinggal yang bersih, tempat ibadah (masjid) yang bersih dan terjaga dengan baik, dan lain-lain. Firman-Nya dalam QS. Al-Baqarah ayat 168:

“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al Baqarah: 168).

◼️Kelima, Covid-19, mengajarkan kepada kita tentang pentingnya memperkuat kesadaran untuk mencari ilmu (melalui membaca,  research, dan lain-lain).  Karena ternyata walaupun sekarang kita berada di era kemajuan science  dan teknologi (seperti dunia kesehatan dan kedokteran) ternyata virus corona belum ditemukan obatnya.

Maha Benar Alloh ﷻ dengan firman-Nya dalam surat Al-Kahfi ayat 109, juga firman-Nya dalam QS. Al-Israa ayat 85.

“Katakanlah: “Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula).” (QS. Al-Kahfi : 109).

“Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: “Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.” (QS. Al-Isra’: 85).

Tentu masih banyak hikmah dan pelajaran lainnya yang bisa kita ambil dari mewabahnya Covid-19 (virus corona) yang sekarang sudah menjadi pandemi global.

Mudah-mudahan Alloh ﷻ menjaga dan menolong kita semua dari berbagai musibah dan wabah penyakit yang membahayakan kehidupan kita.

Wallahua’lam.

Prof. Dr. KH Didin Hafidhuddin, M.Sc, Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia


🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
         💘TaNYa JaWaB💘

0⃣1⃣ Safitri ~ Banten
Kalau musibah mencintai dia yang tidak mencintai Allah bagaimana, Ustadz? Berat sekali itu.

🔷Jawab:
Qadarullah, semoga kita tidak termasuk didalamnya.

0⃣2⃣ iiN  ~ Boyolali
Ustadz, apakah juga berbentuk musibah bila kita belum bisa menerima firman Alloh ﷻ tentang "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216)?

🔷Jawab:
Musibah keimanan ukhty, karena tidak ridho atas takdir yang ditentukan oleh Alloh ﷻ.

Dalam ayat ini ketentuan Alloh ﷻ itulah bisa diartikan musibah (ujian), karena Rasulullah ﷺ pernah bersabda jika Alloh ﷻ mencintai hamba-Nya akan mengujinya dengan musibah dan penderitaan.

Seorang hamba akan lulus sebagai orang yang beriman manakala bisa menerima musibah itu dengan kesabaran dan memandang itulah yang terbaik dari Alloh ﷻ dengan hikmah yang mungkin baru kita ketahui setelah melewatinya.

Wallahu a'lam.

0⃣3⃣ Erni ~ Yogja
Assalamualaikum Ustadz,

Merujuk QS. At Thoghibum:1 dan Al Isro': 44, virus corona itu juga bertasbih kepada Alloh ﷻ atau tidak? Kalau jawabnya iya, sebagai ikhtiar diri, bagaimana caranya menyelaraslan diri dari sunnatullah?

Mohon pencerahannya.

🔷Jawab:
Iya, makhluk Alloh ﷻ yang bertasbih, bagaimana meselaraskannya, dengan menyempurnakan syariatnya, yang di materi di atas dijelaskan.

Bersabar, bertaubat, perbaiki iman, ikhtiar lahir dan bathin. Jauhi maksiat, perbanyak dzikir, makan makanan yang thoyib dan halal, menjaga kebersihan dan kesucian, dan tawakkal bahwa semua ini atas kehendak Alloh ﷻ, yang sakit, yang sembuh, yang wafat, dan seterusnya semua sudah ditetapkan.

Wallahu a'lam.

🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
 💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘

Dalam twitternya, Syaikh DR. Abdurrahman as-Sudais حفظه الله menyampaikan pesan singkatnya:

"Kemungkinan engkau akan meninggal karena virus corona hanya 1%. Sedangkan kemungkinan engkau akan meninggal di setiap saat adalah 100%. Maka senantiasa perbaharui imanmu. Senantiasa bertakwa kepada الله. Dan siapa yang bertawakkal kepada الله niscaya cukup baginya."

الله سبحانه وتعالى berfirman :

قل لن يصيبنا إلا ما كتب الله لنا هو مولنا وعلى الله فليتوكل المؤمنون

"Katakanlah (Muhammad), Tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah pelindung kami. Dan hanya kepada Allah hendaknya orang-orang beriman itu bertawakkal."
(QS. At-Taubah: 51)

Wallohu'alam

22 hari menjelang Ramadhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar