Minggu, 14 Juni 2020

OVER PROTECTIVE



OLeH  : Bunda Heradini F., S.Psi

           💘M a T e R i💘

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

 السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Segala puji bagi Allah atas segala nikmat iman, islam, sehat, sehingga pada malam hari ini bisa sharing dengan ummahat sholihah.
Shalawat serta salam selalu tercurah kepada uswatun hasanah baginda Nabi Muhammad  ﷺ, beserta keluarga, para sahabat, pengikutnya hingga akhir zaman, dan semoga kita mendapat syafaatnya di yaumil akhir, aamiin.

Syukron atas kesempatan yang diberikan. Malam hari ini saya akan sharing tentang OVER PROTECTIVE.

Kita membatasi pokok bahasan pada over protective. Orang tua terhadap anaknya ya.
Bukan pacar terhadap pasangannya.
Disini kan banyak yang jomblo. Memilih untuk tidak pacaran.

Siapa yang disini punya pengalaman yang berhubungan dengan over protective?

Baik sebagai anak maupun sebagai orang tua?

Semua orang tua pasti ingin melindungi anak-anaknya dari dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Tanpa disadari, banyak juga orang tua yang cenderung over protektif pada anaknya.

Padahal hal ini cenderung memberi efek negatif pada anak. Anak bisa merasa bahwa dunia luar bukanlah tempat yang aman bagi mereka untuk bersosialisasi dengan yang lainnya.
Atau anak bisa saja mengalami masalah prilaku atau emosional seperti cemas dan takut. Bahkan pada saat dewasa nanti mereka cenderung tidak percaya diri dan tidak mandiri.

Ada yang seperti ini tidak?
~ Gak boleh hujan-hujanan.
~ Gak boleh makan ini makan itu.
~ Gak boleh sering-sering main keluar.
~ Gak boleh teman sama mereka-mereka.
~ Gak boleh pegang ini dan itu.

Orang tua begitu melindungi kita sampai khawatir kita kenapa-kenapa.

Akhwati fillah penghuni room Perindu Surga yang dirahmati Alloh ﷻ.

Akibat pengaruh globalisasi serta tindak kriminalitas meningkat, membuat sebagian orang tua khawatir anaknya terjerumus dalam pergaulan yang negatif.

Tidak heran jika banyak di antara mereka yang menjadi  over protective terhadap anaknya.
Seperti yang kita tahu, yang namanya over atau berlebihan itu memang tidak baik dan akan membawa dampak buruk, termasuk perhatian dan perlindungan yang berlebihan dari orang tua kepada anaknya.
Tanpa sadar, orang tua seperti ini malah membunuh karakter sang anak.

Akibatnya, sang anak menjadi tidak mandiri dan selalu bergantung pada orang tuanya karena terbiasa menerima apapun yang diputuskan oleh ayah atau ibunya.

Dampak buruk lainnya, sang anak menjadi egois, tidak bertanggung jawab, tidak bisa menerima kritik, dan tidak percaya diri.

Akhwati fillah....
Definisi dari over protective yaitu dari kata over yang berarti lebih atau berlebihan dan protective yang berarti perlindungan atau melindungi.

Jadi over protective yaitu suatu bentuk perlindungan yang berlebihan yang dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya.
Di sekeliling kita banyak sekali kita jumpai persoalan keluarga atau rumah tangga yang didasari oleh keberadaan orang tua yang terlalu over protective kepada anaknya.

Rasa perlindungan yang berlebihan akan menjadikan anak memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap lingkungan sekitarnya.

Seperti contoh perlindungan anak semata wayang.
Waktu si kecil atau si anak belajar berjalan orang tua berusaha melindungi dan menjaganya agar anak tidak sampai jatuh.
Alhasil, anak tidak akan pernah belajar bagaimana hidup di dunia nyata.

Perlindungan yang berlebihan pada anak juga bisa membuat anak merasa terkekang, jenuh dan marah.
Terkadang anak juga menginginkan lepas dari dominasi orang tuanya.

Begitu pula pola asuh yang tidak konsisten juga bisa menyebabkan anak menjadi marah besar.
Misalnya, orang tua yang tidak punya pola asuh yang jelas kapan ia memberikan kebebasan dan kapan pula ia memberikan larangan anak untuk berbuat sesuatu. Atau seringkali mengancam untuk menghukum tapi orang tua tidak pernah menghukum.

Sama seperti ulasan dibawah ini:
Pola asuh orang tua yang over protective dan selalu menuruti segala permintaan anak bisa menyebabkan anak menjadi terlalu lekat atau lengket, yang biasa disebut dengan istilah anak Clinging.

Apabila anak usia 3 tahun keatas masih melekat terus pada ibunya, misalnya seorang anak yang mau ikut kemanapun ibunya mau pergi dan akan menangis apabila tidak boleh.

Berbeda dengan oran tua yang memberikan perhatian yang sewajarnya, ia akan memberikan kebebasan kreasi pada anaknya.

Semangat anak akan tumbuh dan berkembang seiring dengan daya kritis dan kreativitas anak.
Sehingga anak akan menjadi aktif dan banyak bertanya baik kepada orang tuanya maupun pada orang yang ada disekelilingnya.

Di sini anak juga akan merasa dipercaya oleh orang tua, mandiri, dapat mengatasi masalah yang sedang dihadapi dan dapat bersosialisasi dengan baik.

Akhwati fillah...
Setiap orang tua pasti punya latar belakang mengapa mereka bersikap ini dan itu kepada kita.
Termasuk mengapa mereka bersikap over protective.

Diantaranya adalah karena:

1) Memiliki kekhawatiran yang berlebihan pada anak.

2) Adanya rasa sayang yang berlebihan pada anak.

3) Adanya rasa takut bersalah kalau tidak memperhatikan anak.

4) Adanya trauma masa lalu yang mana hal ini dirasakan oleh orang tua.

Mana nih kira-kira yang menjadi latar belakangnya?

Apapun latar belakangnya, pasti mempunyai dampak buruk, Diantaranya:

√ Tidak pernah dewasa.
√ Tidak dapat mandiri.
√ Mudah menyerah.
√ Mudah minder dalam pergaulan.
√ Selalu menuntut perhatian dari orang lain.
√ Selalu merasa diri tidak mampu.
√ Menjadi seorang yang tidak dapat berkembang dan mencapai potensi maksimal.

💎Bagaimana Jika Kita Punya Orang Tua Yang Over Protektif, Atau Malah Kita Sendiri?

◼️Mencoba mengerti atau memahami penyebabnya.

◼️Menerima apa adanya sambil menolongnya.

◼️Usahakan untuk hidup dipercaya.

◼️Tunjukkan kedewasaan.

◼️Kita sebagai anak jangan memberontak tapi cobalah berkomunikasi.

Akhwati fillah...
Bagaimanapun orang tua tetap menginginkan hal terbaik bagi anaknya.
Yang menjadi kunci disini adalah komunikasi.
Komunikasi sangat penting di dalam suatu hubungan dalam menjembatani perbedaan-perbedaan persepsi yang ada.
Komunikasi akan membuka semua kemudahan.

Sebagai anak, menjadi lebih terbuka dan mau mendengar nasihat dan alasan orang tua.
Berikan pengertian kepada orang tua sampai akhirnya kita -anak- diberikan kepercayaan.
Orang tua juga belajar mempercayai anak.
Bahwa mereka mampu. Mampu mandiri dan mampu menjaga diri.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
         💘TaNYa JaWaB💘

0️⃣1️⃣ Re ~ Cibinong
Bunda, bagaimana kalau kita yang over protektif sama teman sendiri? Dan sebaliknya.

🔷Jawab:
Kembali lagi lihat, apa yang menyebabkan kita atau dia over protektif.

Setelah itu di buat list alasan.
Komunikasikan.
Karena sudah sama-sama dewasa.
Cari jalan tengah. Agar ada saling ada kepercayaan.

0️⃣2️⃣ Safitri ~ Banten
Assalamualikum bun,

Fitri ini korban dari protektiv orang tua bahkan sampai sekarang pokoknya orang tua Fitri tuh posesif banget lah.  Tapi Fitri sendiri tidak masalah. Fitri anggap ya sudah lah nurut saja. Fitri jadi orang yang kuper tidak pernah kemana-mana, paling-paling cuma kerja doang, tidak pernah yang namanya refreshing sama teman-teman kalau seperti begitu bagaimana ustadzah baik tidak sih buat Fitri?

🔷Jawab:
Waalaikum salam,

Setiap tindakan over protektive pasti ada efeknya.
Baik efeknya itu sesuai yang diinginkan (anak jadi penurut dan lain-lain) atau malah membuat anak jadi pemberontak.

Kalau anti jadi penurut kemudian merasa kuper dan lain-lain, baik kah? Pertanyaan itu kembali pada diri anti sendiri-sendiri.

Karena setiap orang punya kepribadian yang berbeda-beda.
Jika seseorang merasa nyaman di rumah saja. Tidak kemana-mana juga enjoy. Dibilang kuper juga tidak apa, ya tidak masalah. Baik-baik saja.

Namun jika sikap over protective orang tua bikin jiwanya tertekan, bikin emosinya naik, maka itu jadi tidak baik.

0️⃣3️⃣ Ayu ~ Klaten
Assalamu'alaykum,

Bunda, bagaimana jika ibu yang over protective kepada anak ikhwannya yang hingga usia dewasa sampai pada memilih pasangan hidup, ibu yang memilihkan dengan dalih jika ibu cocok si anak juga pasti cocok ini sampai diutarakan dalam proses ta'aruf saat akan proses Nadzor kepada pihak akhwat karena si ibu Ikhwan ini sendiri yang mencarikan pasangan untuk anaknya mulai dari CV dan bertanya detail kepada pihak akhwat tanpa melibatkan anaknya. Si Ikhwan saat ta'aruf sampai berkunjung ke rumah si akhwat untuk pertama kalinya hanya ibunya saja.

Apakah akan berdampak ke rumah tangganya? Kelak ibunya si Ikhwan yang akan jadi 'nahkoda' rumah tangga mereka berdua?

🔷Jawab:
Waalaikum salam,

Iya. Akan sangat memberikan dampak pada kehidupan rumah tangganya kelak.

Sejauh apa dampaknya? Akan ditentukan oleh banyak hal:
a. Seberapa besar sikap overnya ibu.

b. Seberapa besar ketergantungan ikhwan tersebut pada ibunya.

c. Seberapa besar peran istrinya untuk menjadi seorang "pengendali" suami pengganti ibu.
Karena suami yang "anak mama" banget, akan canggung ketika dia harus membuat keputusan sendiri.
Maka hidup sendiri, jauh dari orang tua, tidak menetap di "pondok mertua indah" menjadi salah satu solusi memutus mata rantai sikap over protective orang tua.

🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
 💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘

“Sesungguhnya, terlalu perhatiannya orang tua kita adalah gangguan terbaik yang pernah kita alami.”

Adakalanya gangguan itu bisa memberikan dampak positif. Ada kalanya bahkan memberi dampak negatif.

Komunikasi dua arah adalah pilihan terbaik dari berbagai metode pengasuhan anak. Jika segala sesuatu mampu dikomunikasikan dengan baik, segala bentuk pengasuhan anak akan berdampak baik pula.

Termasuk pilihan untuk over protective. Dengan komunikasi yang baik, "gangguan" ini akan berdampak baik.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

Tidak ada komentar:

Posting Komentar