Minggu, 14 Juni 2020

BUAH HATI ADALAH INVESTASI (Episode 14)



OLeH  : Bunda Endria Soediono

          💎M a T e R i💎

Bismillaah...

Alhamdulillah
Allahumma shali wa salim ‘alaa Nabiyyinaa Muhammad.
Laa haula wa Laa quwwata ilaa billaah.

‘Amma Ba’du.

Ukhtifillah yang semoga dirahmati Alloh ﷻ...

Ketika kita berbicara tentang anak kita, selalu konotasi yang lazim kita ingat bahwa benar mereka adalah titipan Alloh ﷻ yang harus kita jaga dan kita hantarkan hingga menjadi manusia dewasa.

Ada hal yang lain yang lebih spesifik yang seharusnya juga selalu menjadi platform kita dalam kehidupan membesarkan anak.

Yakni selain anak sebagai amanah titipan Alloh ﷻ kepada kita, anak juga merupakan ladang investasi kita dalam mendulang pahala kelak di akhirat.

Sebagian diantara kita hanya terfokus pada anak sebagai investasi dunia, karena itu banyak yang berlomba-lomba memasukkan mereka ke sekolah favorit yang mana yang dianggap paling ok dalam meniti jenjang pendidikan formal selanjutnya.

Langkah yang telah diambil diatas bukannya salah. Akan tetapi jika tidak mendahulukan konsep dasar bahwa anak sebagai investasi akhirat maka langkah tersebut tidaklah akan bisa menjamin menghasilkan kebaikan apapun.

Betapa banyak orang tua yang kecewa telah membesarkan anak-anaknya dengan cara yang salah. Yakni dari sejak kecil anak diarahkan hanya pada apa yang akan memudahkan jalannya meniti karir dunia.

Memang tidak sedikit mereka yang sukses dalam karir dunianya, bahkan mendapatkan kesejahteraan yang berlebih dari yang lain. Artinya kelayakan hidup yang mereka peroleh diatas rata-rata karena pendidikan yang telah mereka lalui juga PILIHAN dalam konotasi memang fokus pada jalan kesuksesan dunia.

Jika keadaan diatas terjadi maka biasanya orang tua akan banyak menyesal dimasa tuanya. Mereka boleh jadi bangga pada awalnya karena anak-anak mereka yang mereka harapkan sukses benar-benar mencapai kesuksesan. Tetapi sayang kesuksesan tersebut tidak mampu memberi kepuasan ruhaninya yang telah menyadari bahwa ternyata kehidupan yang sebenarnya adalah kehidupan akhirat.

Hingga iapun menyadari pula bahwa ibarat anak sebagai investasinya maka ia telah salah dalam berinvestasi.

Karena investasi yang benar-benar dapat membuahkan kepuasan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat adalah ketika orang tua telah mendidik anaknya pada jalan yang tepat dan dengan dilandasi pada orientasi yang benar yakni kepada kehidupan akhirat.

Dengan berpijak pada target kesuksesan anak dalam urusan akhirat maka anak akan benar-benar menjadi harapan yang tidak lagi kosong bagi orang tua yang pada gilirannya akan memasuki usia tuanya dan bersiap menghadap pada Robb-Nya.

Renungkanlah kondisi di atas, agar kita tidak menyesal nanti...

Mulailah mengubah orientasi diri kita sebagai orang tua agar mengarahkan anak-anak kita bukan lagi juara dunia yang menjadi target-target mereka tetapi menjadi hamba Alloh ﷻ yang beriman dan bertaqwa lah yang akan menjadi sebab investasi yang takkan pernah merugi.
InsyaAllah

Ukhtifillah yang semoga dirahmati Alloh ﷻ...

Banyak hal yang perlu kiranya kita persiapkan untuk menjadikan anak-anak kita menjadi manusia yang bertaqwa kepada Alloh ﷻ bukan kepada hawa nafsunya hingga dunia menjadi tuhannya yang selalu ia kejar sampai lupa kehidupan setelah kematiannya.

Na’udzubillahi mindzalik.

Jangan kita merasa tersinggung jika saya mengatakannya...

Karena ini semua bagi saya selalu menjadi fokus perhatian diri dalam mendidik dan membimbing anak-anak. Apalagi saat seperti sekarang ini dimana kita semua merasakan kedekatan dalam kebersamaan secara intensif akan menjadi lebih intens kita dalam memikirkan mereka.

Mengamati mereka, menilai prilaku mereka, melihat perkembangan baik maupun kekurangan-kekurangan yang harus kita perbaiki.

Itu semua merupakan tanggung jawab kita.

Dan lebih dari itu...
Jika kita ingin menjadikan mereka sebagai investasi akhirat kita, maka saatnya kita mulai menyusun strategi yang tepat hingga arah tujuan kita menjadikan mereka sebagai investasi akhirat benar-benar akan membuahkan hasil yang maksimal dan kelak akan menjadi jalan kebahagiaan serta kebanggaan yang hakiki.

Selanjutnya saya ingin mengajak Jama’ah majelis ilmu yang semoga dirahmati Alloh ﷻ memikirkan suatu tahapan awal yang mendasar bagaimana kita bisa meniti jalan kesuksesan anak-anak kita hingga mereka benar-benar akan menjadi investasi akhirat kita yang berharga.

🔹Pertama:
Mulailah dengan meluruskan Niat. Dan menguatkan Doa.

Niat dan Doa seharusnya menjadi tombak pertama yang kita luncurkan kepada Alloh ﷻ hingga apa yang menjadi harapan dan tujuan kita tercapai.

Mengapa?

Karena hidup kita ini untuk beribadah kepada Alloh ﷻ, maka jangan lupa ketika kita mendidik anak-anak kita dan mengantarkan mereka menjadi manusia dewasa itu adalah suatu ibadah besar. Karena itu konsistensi niat ini harus dijaga. Jika tidak maka yang terjadi adalah seringnya meluncur sikap dan prilaku yang tidak terkendali ketika kita melihat anak-anak kita melakukan hal-hal yang diluar kemauan kita.

Jadi dengan kendali niat ini perilaku kita akan lebih terukur dan rasa diawasi Alloh ﷻ menjadikan kita lebih sabar dan lebih hati-hati dalam memperlakukan anak.

Bukankah sejak awal kita juga sudah sepakat bahwa anak kita adalah titipan-Nya?

Baik ...
Kemudian serangkaian dengan Niat adalah Doa.

Panjatan doa dalam proses mendidik anak tidak seharusnya kita lakukan hanya saat kita mendapat masalah tentang anak-anak kita.

Doa untuk anak-anak harus selalu kita panjatkan setiap saat bahkan jangan sampai kita tinggalkan saat kita sholat, apakah disaat sujud ataupun sebelum salam.

Ada salah satu doa yang singkat yang bagus dan berasal dari Al Qur’an yakni:

Robbi hablii minas shoolihin

Kita mintakan kepada Alloh ﷻ terus-menerus agar anak-anak kita dijadikan anak yang sholih.

Demikian Alloh ﷻ mengajarkan kepada kita agar kita berdoa kepada-Nya memintakan kesholihan bagi anak-anak kita.

Jadi faham tidak sampai disini, apa yang menjadi ukuran kesuksesan anak dimata Allah ‎Subhanahu wa Ta’ala hingga Dia mengajarkan kita untuk berdoa kepada-Nya seperti itu.
Yakni, kesholihan... bukan kesuksesan dalam urusan dunianya, bukan tingginya jabatan atau apalah yang sifatnya duniawi.

🔹Kedua:
Arahkan orientasi diri kita pada segala tentang kehidupan Akhirat.

Ukhtifillah sayang...
Mari kita renungkan,

Jika hati kita telah kita penuhi dengan harapan suksesnya dan sejahtera nya kelak kita di akhirat maka apa saja yang berkaitan dengan dunia tidak akan lagi menjadi prioritas lagi.

Bukan kita harus meninggalkan perkara yang menjadi sebab baiknya kehidupan dunia kita.
Tetapi ...
Apabila kita sudah dihadapkan dengan pilihan maka kita seharusnya memilih apa saja yang dapat menjadi sebab kebaikan akhirat kita.

Demikian pula prinsip ini yang harus kita terapkan pada anak kita. Didiklah anak kita agar mereka mencintai kehidupan akhirat daripada dunia.

Maaf...
Bukankah saat sekarang ini kalau kita mau jujur ... anak begitu melesat dalam mendekat pada segala aturan dan tren duniawi - dengan adanya gadget dan sarana informasi yang lain.

Hingga akibatnya anak lebih tertarik pada segala bentuk moderenisasi daripada mereka khusyuk menyiapkan bekal akhiratnya.

Ini fakta yang tidak bisa kita pungkiri ukhtifillah.

Dan betapa sulitnya sebagian orang tua membendung pengaruh negatif duniawi dari kehidupan pribadi anaknya.

Inilah fungsi keteguhan orientasi akhirat yang perlu diperbaiki kembali dan juga teriring doa yang tiada putus serta niat yang kuat hingga jiwa kita tidak mudah lelah dan melemah serta kalah.

🔹 Ketiga:
Segera tentukan skala prioritas yang harus kita terapkan pada anak kita.

Tidak ada kata terlambat bagi orang tua untuk memperbaiki keadaan anaknya agar mereka menjadi inviestasi akhiratnya yang berharga.

Skala Prioritas ini bisa relatif ya... Akan tetapi setidaknya beberapa perkara yang wajib kita nomor satukan adalah sebagai berikut:

1). Lakukan introspeksi terhadap anak kita dalam perkara Aqidahnya.

Jangan-jangan anak kita asing dengan aqidah islam yang seharusnya mereka ketahui.
Jika demikian tentu ini suatu musibah besar ...
Na’udzubillahi mindzalik.

Ukhtifillah...
Sadarkah jika anak kita mereka kelak juga akan menjadi dewasa dan menjadi manusia yang dibebani kewajiban taat dan tunduk pada Agama Alloh ﷻ?

Jika mereka tidak memiliki ilmu agama maka bagaimana mereka bisa menjadi seorang ahli ibadah, yang taat, yang sholih?

Perkara pemahaman tentang Aqidah islam itu bukan saja kebutuhan kita yang tua.

Anak kita kelak juga dewasa dan wajib memiliki pemahaman yang matang tentang agamanya. Karena jika tidak tentu peluang mereka menjadi penghamba dunia dan akan menjadi manusia yang tidak dihiraukan Alloh ﷻ.
Na’udzubillahi mindzalik.

Jika kita sudah menyadarinya maka segeralah mendekat kepada anak dan ajak anak-anak kita mulai memahami ilmu agama, wa bil khusus perhatikan dan pastikan aqidahnya benar, imannya kepada Alloh ﷻ kuat dan dia memiliki orientasi akhirat sebagai titik utama yang selalu menjadi perhatian.

Biarkan mereka sekolah, kuliah ataupun bekerja. Tetapi kita sebagai orang tua wajib terus memantau keadaan agama anak-anak kita terutama bab Aqidah ini.

 2). Setelah Aqidah adalah pastikan anak-anak kita memiliki banyak pengetahuan tentang perkara yang dihalalkan dan yang diharamkan oleh Alloh ﷻ dan Rasul-Nya.

Bab ini jika mereka tidak melakukan rutinitas mengaji (mengikuti kajian Kajian secara rutin) akan susah dicapai.

Jika belajar agama hanya menjadi sampingan atau sekedar mengisi waktu luang maka jangan harapkan hasilnya juga akan memuaskan.

Tanpa banyak mengetahui tentang hal-hal yang halal dan yang haram maka anak akan tumbuh dewasa dengan gaya hidup yang cenderung bebas.

Tidak suka terikat dengan aturan agama. Bahkan sebagian sampai menganggap bahwa setiap yang berkaitan dengan agama adalah sesuatu yang dianggap konservatif atau kuno. Sedangkan mau mereka terus mengikuti arus modern.

Inilah musibah yang tidak boleh dianggap remeh oleh orang tua.

Segeralah ajak bicara dan luruskan pandangan hidupnya dan arahkan kemana saja mereka sebaiknya segera mengambil langkah untuk menambah pengetahuan agamanya hingga kuat imannya dan juga mampu melakukan banyak amal sholih. Bukan hanya sibuk dengan aktivitas dunia yang hanya akan menghabiskan usianya dengan sia-sia.

3). Segera tanamkan kepada jiwa anak-anak kita sedini mungkin rasa takut kepada Alloh ﷻ dan penuh harap kepada-Nya.

Ukhtifillah ketika anak-anak kita nanti tumbuh menjadi manusia dewasa tentu mereka akan menemui ujian di dalam kehidupannya.

Jika mereka jauh dari Alloh ﷻ maka bagaimana mereka akan bisa rajin dan menikmati doa-doa yang seharusnya mereka bisa panjatkan kepada Alloh ﷻ.

Ingat dunia modern saat ini sudah banyak memalingkan hati manusia pada konsep apa yang mereka lihat maka itulah yang mereka yakini.

Padahal di dalam konsep keimanan itu Alloh ﷻ adalah Dzat yang Ghaib yang harus menjadi central dalam dirinya.

Bagaimana mereka bisa membangun keimanannya jika kita tidak pandai membangun fondasi pada jiwanya sejak saat dini.

Itulah diantara hal-hal yang mungkin bisa saya sampaikan pada kesempatan malam ini.

Tentu masih banyak lagi topik bahasan sebagai pendalaman jika kita ingin benar-benar mendapatkan jalan yang ideal menuju terwujudnya anak-anak kita benar-benar mampu menjadi investasi akhirat kita yang berharga, bukan justru menjadi beban berat kita di akhirat kelak.

Alhamdulillah
Allahumma sholi ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aliy Muhammad.

 ‎والله أعلم…

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
        💎TaNYa JaWaB💎

0️⃣1️⃣ Ramlah ~ Jambi
Ustadzah, bagaimana meyakinkan dan menjelaskan kepada anak tentang perceraian orang tuanya?
Menghindari agar sang anak tidak patah hati, menyalahkan keadaan.
Setidaknya agar sang anak yang masih sangat kecil tadi tetap sayang dan menghormati keduanya meskipun tidak lagi bersama.

Afwan dzah, jazaakillahu khoir.

🌸Jawab:
Bismillah,

Sayang tidak disebutkan berapa usia anaknya.

Jika belum waktunya dijelaskan. Maka tidak perlu dijelaskan.

Yang penting tunjukkan sikap yang tetap baik diantara mantan suami atau istri. Baik didepan anak-anak maupun dibelakang mereka.

Karena dalam ajaran agama kita pasangan suami dan istri yang bercerai itu seharusnya tetap menjaga hubungan yang baik sebagai sesama manusia sosial yang berakhlaq karimah sesuatu tuntunan akhlaq Islam.

 ‎والله أعلم بالصواب

0️⃣2️⃣ Silvi ~  Surabaya
Assalamu'alaikum bun...

1. Afwan, ini ada pertanyaan dari sahabat ana.
Kita diharuskan untuk saling menghargai, menghormati. Kalau terjadi anak tidak menghormati ayahnya karena ayahnya yang suka bicara kasar, posisi saya sebagai ibu mantan dari ayahnya anak ini harus seperti apa?

2. Dan apakah anak tersebut salah jika membenci ayahnya?

🌸Jawab:

‎وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته 

1. Jika tidak disebut usia anak agak sulit ya kadang menjelaskan karena kita sebaiknya bersikap sesuai dengan tingkat usia anak.

Tapi secara umum saja insyaAllah bisa dijelaskan bahwa ibu yang bijaksana harus tetap mengajarkan kepada anaknya agar mereka menghormati ayahnya, tidak membencinya, tidak berlaku kasar dan terus mendoakan kebaikan bagi ayahnya.

Jadi jelaskan bahwa ini adalah sebagaimana yang diperintahkan Alloh ﷻ.

Jadi antara fakta yang mereka lihat dengan tanggung jawab ketaatannya memenuhi perintah Alloh ﷻ maka harus di kedepankan mentaati perintah-Nya.

Perlu ditambahkan bahwa keadaan ayahnya bagaimanapun dia maka insyaAllah dengan doa anaknya maka beliau insyaAllah menjadi baik.

Jangan justru diprovokasi untuk mendiskreditkan ayahnya nanti anti akan mendapat bagian dosa tersendiri lho...

Tetap fokus pada arah mendidik anak yang tepat sesuai arahan Al Qur’an yakni didik anak hormat kepada orang tuanya dan memuliakannya apapun dan bagaimanapun keadaan kedua orang tuanya.

Disini peran ibunya sangat vital. Karena biasanya yang justru memperkeruh adalah “bumbu” dari ibunya.

Ini adalah ujian. Tanpa ilmu dan keimanan akan sulit belajar ikhlas dan tetap berbuat yang ahsan.

 ‎والله أعلم بالصواب

2. Jelas salah. Karena sikap ini bertentangan dengan ajaran Alloh ﷻ yang memerintahkan untuk bersikap lemah lembut kepada kedua orang tua dan hormat serta memuliakannya.

Makanya hati-hati bagi pihak yang dekat dengan anak, apakah ayah atau ibunya jika ia punya andil dalam membentuk sikap anaknya membenci salah satu orang tuanya maka artinya ia telah menanam dosa jariyah.

Segera bertaubat kepada Alloh ﷻ dan memohon ampunan-Nya serta perbaiki diri.

 ‎والله أعلم بالصواب

0️⃣3️⃣ Han ~ Gresik
Assalamu'alaikum bunda,

Seperti yang sudah bunda paparkan di atas, bahwa kebanyakan orang tua itu lebih bangga dengan menyekolahkan anak-anaknya di sekolah favorit.

Bagaimana bunda biar orang tua bisa lebih memilihkan anak sekolah yang bisa berorientasi akhirat tanpa ada gengsi dan lain sebagainya bila tidak menyekolahkan di sekolah favorit?

🌸Jawab:

‎وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
 
Bismillaah,
Pertama tentu kita harus membangun iman di dalam jiwa kita hingga iman itu benar-benar membawa kita pada kecintaan yang lebih pada kehidupan akhirat.

Jika akhirat sudah menjadi orientasi dan obsesi kita maka insyaAllah secara otomatis ringan koq hati untuk mengarah pada pilihan sekolah yang lebih memberi harapan anak-anak kita pandai mencari bekal akhiratnya daripada hanya bekal dunianya.

Ingat... Urusan rizki manusia itu sudah ditetapkan oleh Alloh ﷻ. Akan tetapi amal sholih manusia masih merupakan jalan yang menggantung baginya. Sukses tidaknya kehidupan akhiratnya sangat tergantung pada amalnya ketika di dunia.

Jika bekal ilmu tidak ada lantas amal apa yang akan bsia dia laksanakan?

Kemudian luruskan Niat.
Karena jika niat hanya fokus pada harapan kita mendapat ridho Alloh ﷻ maka urusan gengsi sudah tidak popular lagi di hati...

 ‎والله أعلم بالصواب

0️⃣4️⃣ Fatimah ~ Bandung
Apabila kita telah keliru mengarahkan anak kepada sekolah umum sehingga orientasi anak pada keberhasilan dunia saja, apakah ada solusi untuk memperbaikinya ustdzah. Terlanjur anak-anak sudah dewasa semua?

Jazakillah khoir

🌸Jawab:
Bismillaah,

InsyaAllah tidak ada kata terlambat jika kita sudah menyadari kesalahan kita dan segera bertaubat kepada Alloh ﷻ dan melakukan langkah perbaikan.

√ Solusinya:

1). Bertaubat kepada Alloh ﷻ.

2). Memohon ampun atas kekeliruannya. Serta memohon Petunjuk-Nya.

3). Melakukan pendekatan kembali dengan anaknya. Seperti ajak anak berdiskusi tentang agama... Bisa saja ajak saja baca materi ini dari awal bersama dan pancing diskusi hingga pikiran mereka mulai terbuka dan menyadari arah yang seharusnya mereka tempuh.

Beri kesadaran dengan bahasa yang menyentuh hatinya.

Jangan cepat bosan. Ulangi dan ulangi lakukan upaya pendekatan kepada anak sampai mereka sadar dan berfikir.

Perhatikan dengan siapa mereka bergaul. Jika pergaulan mereka tidak baik. Dan kita tetap membiarkannya maka agak sulit jika kita mengharapkan perubahan yang cepat dari mereka.

4). Sering ajak anak ke majelis ilmu. Kenalkan anak dengan suasana bermajelis ilmu, agar mereka juga melihat teman sebayanya yang sibuk menuntut ilmu agama.

Jelaskan pentingnya menuntut ilmu agama. Dan ingatkan selalu bahwa dunia ini bukan tujuan akhir.
Akhirat lah kita akan hidup selamanya. Karena itu ajak anak-anak kita untuk menyiapkan bekalnya.

 ‎والله أعلم بالصواب

0️⃣5️⃣ Oom ~ Bandung
Bismillah,
Bunda, saya baru menjadi ibu. Anak saya baru 2 tahun (laki-laki).
Bisa minta tolong dijelaskan secara detail strategi agar anak menjadi anak yang sholeh untuk anak seusia anak saya.

Katanya, umur 1-6 itu masa keemasan. Saya sekarang sedang mencoba mengenalkan kalimat tauhid dan berusaha memberikan contoh yang baik untuk anak. Karena katanya, kalau mau dapat anak yang sholeh, ya kita sebagai orang tua harus mensholehkan diri dulu.

Jazakillah khoir bun,

🌸Jawab:
Bismillaah,

Pemahaman awal sudah benar. Jika ingin punya anak yang sholih maka diri kita sebagai orang tua harus mensholihkan diri terlebih dahulu.

Karena kesholihan itu menjadi suatu qudwah atau contoh yang efektif dalam menjadi sumber pendidikan anak.

Orang tua yang minim pengetahuan agama hingga dia jarang memperlihatkan amal ibadahnya kepada Alloh ﷻ maka anaknya juga akan asing dalam beribadah. Akhirnya mereka akan jauh dari sifat kesholihan. Jika hal ini dari kecil tidak ada pembentukan yang serius maka saat mereka besar akan lebih sulit lagi mengarahkannya.

Walaupun bisa jadi tata cara dalam hidup berkeluarga cukup santun dan beradab serta tampak harmonis akan tetapi perlu diingat bahwa hidup ini bukan hanya memerlukan sisi material saja. Fisik kita dan akhlaq kita perlu mendapat perhatian. Terlebih ruhiyah kita.

Jadi selain sisi jasmani manusia memiliki unsur kehidupan ruhani atau ruhiyah. Nah sisi kehidupan ruhiyah ini lah yang akan menjadi baiknya seluruh sisi yang lain dari hidupnya jika ini baik.

Anak juga demikian harus kita bangun tidak hanya dari sisi perkembangan fisik hingga mereka tumbuh sehat. Tetapi sisi kehidupan ruhiyah nya juga harus kita bangun bahkan ini harus menjadi perhatian utama kita.

Dengan membangun sisi ruhaniyah anak maka kita telah melakukan sekitar 85% dari kehidupan anak secara keseluruhan.

Jangan terbalik seperti kebanyakan orang lebih memperhatikan sisi kebutuhan fisik dan akademis untuk mengejar kesuksesan duniawi anak sementara sisi kehidupan ruhaninya terbengkalai.

Adapun untuk langkahnya tentu sangat banyak. Tidak bisa diuraikan semua disini.

Tetapi diantara hal-hal yang pokok yang insyaAllah bisa dijadikan sebagai dasar dalam mendidik anak agar menjadi sholih adalah:

1). Dirumuskannya strategi yang tepat dan benar sesuai tuntunan agama kita yang telah banyak dicontohkan oleh  Rasulullah ‎‎shalallahu ‘alaihi wassalam dalam berkehidupan bersama para Sahabat.

Jadi banyaklah membaca siroh Nabi dan Sahabat. Dari sana insyaAllah akan terbuka luas bagaimana kehidupan yang sangat islami terbangun dan seluruh syarat kesholihan ada pada keteladanan mereka.

Diantara gambaran yang kuat dari kehidupan para sahabat bersama Rasulullah ‎‎shalallahu ‘alaihi wassalam adalah betapa mereka sangat dekat orientasinya dengan akhirat. Mereka sangat cerdas dalam menempatkan dunia dalam hatinya. Ini yang terbalik dibanding dengan kehidupan saat ini.

2). Setelah menetapkan strategi maka konsistenlah pada niat yang sudah ditancapkan dan strategi yang sudah direncanakan.

Karena strategi tidak cukup kokoh dan berjalan jika tidak ada ketangguhan dalam menghadapi tantangan godaan yang ada disekitar kita, seperti keberadaan gadget ini akan menjadi kendala yang paling berat bahkan bisa menjadi musuh dalam selimut bagi anak. Karena itu milikilah siasat yang cerdas dalam menjaga anak dari kerusakan akibat gadget.

3). Berikan anak ilmu agama. Ini yang pertama yang kita harus berikan. Sebelum kita bangga anak kita masuk ke sekolah bergengsi maka dahului bangga ketika anak kita telah mampu membaca al Qur’an dengan baik dan benar. Banggalah ketika anak kita sudah disiplin dalam melaksanakan ibadah sholat, mereka telah mampu menjaga kekhusyu’an dalam setiap sholat mereka serta menjaga waktu-waktu sholat. Dan juga kebaikan ahlaqnya yang selalu menghiasi pribadinya.

Akhlaq dan prilaku anak akan baik jika stimulasi yang diberikan tepat. Yakni ilmu (pemahaman) dan contoh keteladanan baik dari orang tua terutama dan juga sumber utama yang harus diperkenalkan adalah suri tauladan terbaik bagi manusia yakni Baginda  Rasulullah ‎‎shalallahu ‘alaihi wassalam.

Tanpa kita mengenalkan sosok pribadi yang sholih dan karimah dari Nabi ‎shalallahu ‘alaihi wassalam anak akan lebih cepat menyerap contoh-contoh dari kalangan idola dunia yang tidak saja menyesatkan agamanya tetapi juga pola pikir kehidupan normal bersama masyarakat dan terutama keluarganya. Tatanan akhlaq akan rusak dan susah dibina.

Karena itu perhatikan juga dan selektiflah dalam mengarahkan anak dengan siapa teman bergaulnya.

Ada pengalaman saya pribadi pada anak saya dari sejak balita mereka sudah selalu saya ajarkan untuk pandai memilih teman bermain. Hingga dewasanya ketika mereka memerlukan teman dekat atau teman pergaulan secara umum akan tetap berpegang pada prinsip memilih teman yang benar.

Karena teman itu sangat berpengaruh dalam membentuk karakter dan perilaku anak. Hingga setiap orang tua harus mengetahui prihal ini dan segera mengambil peran yang dominan.

4). Adalah memperbanyak doa kepada Alloh ﷻ dari sejak awal hingga seterusnya selama kita hidup jangan putus untuk berdoa memohon pertolongan Alloh ﷻ dalam membimbing anak kita agar mereka menjadi hamba-Nya yang beriman dan bertaqwa hingga kelak layak menjadi pewaris surga.

 ‎والله أعلم بالصواب

0️⃣6️⃣ iTa ~ Jombang
Pertanyaan dari teman saya bunda.
Setiap orang tua menginginkan yang terbaik untuk putra putrinya.
Termasuk penanaman akhlak dan adab dalam kehidupan.
Namun lingkungan di sekeliling rumahnya tidak baik (mohon maaf pemabuk) perkataannya kotor dan kasar.

Bagaimana cara orang tua mendidik putra putrinya agar anak tidak mudah terpengaruh lingkungan sekitar?

🌸Jawab:
Bismillaah,

Jika sudah begini wajib untuk hijrah demi menjaga agama kita dan juga agama keluarga kita.

Karena ujian itu bukan hanya kesempitan ekonomi, sakit dan lain sebagainya. Tetapi bisa juga berupa keadaan lingkungan yang tidak mendukung kita dan keluarga kita dalam menegakkan syariat Alloh ﷻ. Ini juga musibah.

Jadi langkahnya bagaimana baiknya?

Datangi Alloh ﷻ disetiap akhir malam menjelang waktu subuh, beristighfarlah yang banyak dan penuh kekhusyu’an. Berdoalah selalu agar Alloh ﷻ berikan rizki rumah (tempat tinggal) yang mampu menjdi sumber pendukung dalam kehidupan kita bersama keluarga kita dalam taat kepada Alloh ﷻ.

Nanti insyaAllah akan Alloh ﷻ berikan solusi. Jika Alloh ﷻ berikan kepindahan maka akan diberikan jalan kemudahan untuk itu. Dan jika tidak maka insyaAllah anti dan keluarga anti akan tetap diselamatkan-Nya dari keadaan lingkunan yang kurang baik itu.

Akan tetapi yang lebih afdhol adalah berniat hijrah pindah dari lingkungan yang seperti itu. Minta kepada Alloh ﷻ pasti akan Dia berikan jalan. Karena setiap niat kebaikan yang tulus ikhlas karena-Nya pasti akan Alloh ﷻ mudahkan jalannya.

 ‎والله أعلم بالصواب

0️⃣7️⃣ May~ Jakarta
Bunda, dalam posisi Ibu sambung:
Bagaimana cara agar anak bersikap jujur, baik pada diri sendiri maupun orang lain. Kadang kalau cerita kenapa dia nangis atau marah, suka dilebih-lebihkan bahkan tidak sesuai dengan sebenarnya. Anak laki-laki kelas 4 SD dan umur 6 tahun.

🌸Jawab:
Bismillaah,,

Jika kita merupakan ibu sambung maka tak ada halangan bagi kita untuk memperlakukan anak sebagai obyek didik yang potensial menjadi investasi akhirat kita bunda.

Berikan mereka pendidikan yang terbaik hanya dengan mengharapkan pahala dari Allah ‎‎Subhanahu wa Ta’ala.

Jika anak perlu diluruskan ahlaqnya seperti dia suka berbohong dan lain-lain maka cari siasat bagaimana meluruskan mereka. Bunda harus optimis jika mereka masih usia kanak-kanak seperti itu insyaAllah masih bisa dibenahi.

Seringlah ajak berbicara dari hati ke hati... Ajarkan dan nasihati tentang keutamaan ahlaq yang baik. Ingatkan bagaimana bahaya jika seorang suka berbohong. Jika perlu bacakan hadistnya dan jelaskan dengan bahasa yang sesuai dengan usia mereka.

Perkenalkan dengan kehidupan dan ahlaq  Rasulullah ‎‎shalallahu ‘alaihi wassalam dan para Sahabat agar wawasan anak lebih terbuka.

Bisa jadi mereka seperti itu karena mereka miskin pengetahuan tentang keteladanan yang baik yang seharusnya mereka contoh dan ikuti.

Yang penuh sesak dalam pikirannya adalah nilai-nilai dan pengajarann yang tidak baik bahkan yang rusak yang ada di internet ataupun tayangan TV yang saat ini hampir setiap waktu menyuguhkan kebohongan dalam sinetron yang ada. Kepalsuan dan akhlaq dan perilaku serta penampilan yang tidak Islami.

Sebagai orang tua kita harus peka terhadap hal-hal perusak seperti ini. Jauhkan mereka dari sebab kerusakan apapun itu bentuknya.

Jika anak tidak bisa lepas dari HP nya maka ini sudah cukup menjadi musibah besar bagi orang tua.

Segeralah bertindak tegas dan bijaksana serta konsisten. Ajak mereka dialog dan beri pengertian yang menyentuh hatinya.

Serta jangan lupa terus mendoakan mereka.

Jadi bunda...
Jangan berkecil hati jika bunda bukan sebagai ibu kandungnya...
Bunda tetap bisa menjadikan anak-anak itu sebagai anak didik yang insyaAllah akan menjadi investasi akhirat nanti.

Justru ambilah peran yang maksimal dalam mendidik mereka dengan memohon pertolongan Alloh ﷻ. Sehingga bunda akan sukses mendidiknya dan mengantarkannya menjadi seorang hamba yang sholih yang dari setiap andil kebaikan bunda pada dirinya akan menjadi sumber pahala jariyah yang sangat berharga.

 ‎والله أعلم بالصواب

0️⃣8️⃣ Bunda Marlini ~ Jakarta
Assalamualaikum Bun....

Saya mempunyai rencana untuk memasukkan anak saya ke pondok namun ternyata kondisi berkata lain, bisa dibilang usaha suami berhenti otomatis rencana memondokan anak tidak bisa karena terbentur biaya, apakah kondisi kesulitan ini atau perubahan rencana ini pun saya beritahukan kepada anak kami dengan maksud agar anak kami siap menerimanya. Apakah  yang saya lakukan sudah betul dan apakah akan baik untuk anak kami?       

🌸Jawab:

‎وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته 

Bismillaah,
Jika sudah terlanjur maka itu sudah takdir Alloh ﷻ maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Hanya saja jika masih ada waktu untuk berusaha maka berusahalah terus sebagai bentuk ikhtiar dan penyempurnaan dari tawakal kita kepada-Nya.

Serta perkuat doa kepada Alloh ﷻ. Jangan malah kendor. Selagi masih ada waktu jangan putus asa dari berharap kepada Alloh ﷻ.

Tambahlah aktivitas dzikir kita tidak hanya diwaktu pagi dan sore tetapi sebelum tidur dan saat menjelang subuh banyaklah istighfar dan sholawat.

InsyaAllah dalam waktu tidak lama Alloh ﷻ akan berikan jalan keluar.

Bahkan jangan hanya minta kemampuan memasukan anak ke pondok saja tetapi mohonlah pertolongan dari segala apa yang anti dan keluarga sedang butuhkan.

Pertolongan Alloh ﷻ itu biasanya datang sebesar apa kita yakin kepada-Nya, yakni keyakinan bahwa apa yang kita mohonkan pasti didengar-Nya dan pasti diijabahi-Nya.

Kemudian bersabarlah dan bertawakallah kepada-Nya, jangan berhenti melakukan ketaatan demi ketaatan dalan aktivitas kehidupan kita. Tetap berikhtiar dan jangan putus asa.

Ajak suami dan juga anak anti melakukan munajad kepada Alloh ﷻ secara bersama-sama. Terus merengek kepada Alloh ﷻ dengan sepenuh keyakinan Dia akan kabulkan.
Jangan ragu dalam berdoa.
Jangan tidak PD... merengek dan memelas kepada-Nya. Jangan lupa dahului dengan banyak memuji-Nya dengan dzikir-dzikir kita dan Sholawat Nabi.

Saya yakin pertolongan Alloh ﷻ akan segera diberikan-Nya.
Bagaimana dengan anti?

 ‎والله أعلم بالصواب

0️⃣9️⃣ NN ~ Jakarta
Saya kemarin mendengarkan ceramah tentang hari kiamat dan kondisi dunia saat ini kepada anak putra saya yang masih duduk di kelas 3, ternyata ini membuat dia takut, dan sakit, saat tidur malam dia suka mimpi dan gelisah.

Apa yang harus saya lakukan agar anak saya  tidak takut atau gelisah, dan ketakutan dia akan hari kiamat?

🌸Jawab:
Bismillaah,

Sebaiknya untuk anak seusia itu cukup diberi kabar gembira dulu saja. Seperti balasan-balasan kebaikan dari Alloh ﷻ ketika ia berbuat kebajikan dan rajin ibadah.

Tentu tidak tepat jika anak seusia itu sudah dikabarkan dengan kabar-kabar adzab neraka. Karena kan akalnya belum sempurna. Pengetahuannya tentang kehidupan juga belum banyak.

Sehingga membuat pikirannya unconnect dan shock.

Tapi semua sudah qadarullah. Sabar saja. Jika merasa bersalah segera istighfar dan bertaubat kepada Alloh ﷻ kemudian mohonkan kesembuhan untuk anak tersebut.

Jika nanti fondasi keimanannya sudah terbangun maka sebagai kontrol akhlaqnya baru kita sesekali ingatkan bagaimana akibat seorang yang durhaka.

Seusia 7 tahun sebenarnya sudah cukup besar ya...

Atau lain kali lebih banyak bacakan siroh Nabi ‎shalallahu ‘alaihi wassalam dan Sahabat... Darinya banyak keteladannya yang akan menjadi wawasan bagi anak untuk bisa mencontohnya dalam berprilaku.

Demikian ukhti.

Semoga Alloh ﷻ segera menolong anti dan keluarga serta mewujudkan niat dan cita-citanya yang mulia.

 ‎والله أعلم بالصواب

1️⃣0️⃣ Fatma ~ Bogor
Saya punya anak laki-laki usia hampir 5 tahun, anaknya aktif sekali, dan sulit diarahkan untuk duduk manis dan tenang. Kalau lagi baca ngaji di TPA, tidak bisa diam. Selesai baca pasti lari-larian di masjid sehingga teman yang lain jadi ikut lari-lari. Saya jadi jarang ikutin TPA karena ada orang tua yang tidak suka kalau ada anak saya anaknya ikut-ikutan jadi tidak tenang.

Kalau saya agak melotot baru mau diam, itu juga sebentar saja, nanti lari-lari lagi. Tapi pendengarannya cepat sekali menghafal surah-surah yang dia dengar. Cuma kadang kok cepat juga menangkap hal-hal buruk yang di dengar.

Contoh di film dodo syamil yang belajar sholat ada crita dodo batal karena 'kent*t.' Maaf bun... kata itu yang dia ucap ke setiap teman-teman sambil senyum-senyum. Sudah di nasihati tidak boleh bicara itu kotor, sudah nonton nusa rara juga yang 'bicara baik atau diam' tapi belum bisa hilang-hilang bun sampai kadang di sentil mulutnya.

Bagaimana ya bun untuk menghapus hal-hal buruk yang mereka dengar? Termasuk kata-kata binatang suka dengar dari anak ABG kalau main keluar. Sudah ruqyah ayat kursi dan 3 qul, tiap sebelum tidur.

🌸Jawab:
Bismillaah,

◼️Pertama:
Bunda harus ingat jika anak adalah titipan Alloh ﷻ yang harus dijaga dan dididik secara tepat.

Jika kadang memancing emosi maka kita harus sabar jika mau dapat pahala besar.

Anak memang sering membuat geli hati. Tapi dengan ilmu insyaAllah seorang ibu akan lebih pandai mengendalikan emosi hingga sikap dan prilakunya tidak sampai mengakibatkan kesalahan fatal dan penyesalan di kemudian hari.

◼️Kedua:
Ingat bahwa anak-anak kita adalah ladang amal kita yang jika kita pandai menata semua sumber dan potensi yang ada maka kita akan menjadi ibunda yang kaya akan pahala.

◼️Ketiga:
Untuk membuat anak usia seperti anak bunda tadi agar ia bisa tenang maka perlu dipelajari kiat-kiat yang tepat hingga anak dapat menangkap pesan dan bisa mengambil sikap lebih baik.

Secara alami anak-anak dibawah usia SD akan bisa benar-benar tenang itu memerlukan kisaran 10-15 menit.

Nah, tentu bukan juga kita bertujuan untuk anak diam saja atau tidak membolehkan mereka bergerak sama sekali. Ini nanti akan jadi masalah tersendiri. Anak akan berprilaku melawan fitrahnya yang memang pada usia tersebut perlu banyak bergerak untuk menyalurkan energinya.

Cobalah kenalkan anak pada tanda-tanda bagaimana sih yang dimaksud dengan sikap tenang itu; seperti apa dan harus ngapain dia.

Misalnya kalau ada orang bicara dengarkan dulu, bila lagi kerjakan sesuatu selesaikan dulu.

Demikian mulailah melatih anak bagaimana untuk tenang dan diam serta kenalkan tanda-tandanya.
Ini kiat yang sangat penting yang perlu bunda pahami.

Misal kalau bu guru atau ibu sudah sssttt...itu artinya diam dulu. Perhatikan bu guru dan seterusnya.

Jadi kita perlu menjelaskan anak dengan langsung memberi contoh sikap yang benar yang dimaksud.

◼️Keempat:
Adapun untuk mengendalikan kata-kata kotor ya memang kita harus menjauhkan darinya. Baik dari lingkungan luar ataupun dari dalam rumah kita sendiri. Seperti dari TV,  sebaiknya anak tidak dibiasakan nonton TV. Terutama acara Sinetron karena sangat tidak mendidik untuk sebagian besar tayangan.

Luruskan segera apa yang diucapkan tersebut dan berikan pengertian.

◼️Kelima:
Faktor yang mendukung anak-anak kita menjadi anak yang baik dan sholih adalah DOA kita sebagai orang tua.

Banyaklah mendoakan anak-anak kita agar diberi-Nya hidayah dari sejak kecilnya. Agar mereka selalu dijaga dari segala keburukan akhlaq dan dimudahkan untuk diarahkan pada jalan-jalan kebaikan.

Jangan lupa selalu sertakan doa-doa kita baik di sujud-sujud sholat kita maupun saat sebelum salam.

◼️Keenam:
Berikan keteladanan yang baik kepada anak.

Jangan mudah menyalahkan anak jika kita dapati mereka tidak sesuai dengan tatanan yang baik. Karena bisa jadi kita sebagai orang tua kadang melakukan sikap yang tidak layak sehingga terekam dibawah alam sadar anak dan menjadi bagian pembentuk kepribadian mereka.

Karena itu jaga kesholihan diri dan teruslah membangun dan memperbaiki diri hingga kita layak menjadi teladan anak-anak kita.

 ‎والله أعلم بالصواب

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
 💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎

Anak merupakan investasi orang tuanya untuk meraih kebaikan akhirat. Oleh karena itu bekali mereka dengan ilmu akhirat sebelum ilmu dunia. Didiklah akhlaknya. Bangun iman dan takwanya. Ajarkan pada mereka agar memiliki rasa takut dan harap hanya kepada Alloh ﷻ.

Jika pondasi tersebut kuat, maka berharaplah kepada Alloh ﷻ agar kelak mereka menjadi sebab Alloh ﷻ beri tempat kita di Surga-Nya.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

Tidak ada komentar:

Posting Komentar