Minggu, 14 Juni 2020

DAMPAK & PENCEGAHAN COVID-19 PADA ANAK



dr. Barry Army Bakry, Sp.A

           💎M a T e R i💎

🌷CORONA VIRUS PADA ANAK


COVID-19 adalah penyakit pada saluran nafas yang disebabkan oleh virus corona.
Penularan virus corona tidak memandang usia, mulai dari orang lanjut usia (lansia) hingga anak-anak bisa terkena penyakit dengan nama resmi COVID-19 ini. Di Indonesia, pemerintah pun sudah mengumumkan ada pasien yang positif corona dengan usia di bawah 5 tahun (balita).

◼️Apakah Penyakit Ini Pada Anak Berbahaya?

Angka kejadian COVID-19 pada anak menurut laporan Wu, dan kawan-kawan  pada tahun 2020 melaporkan bahwa pada kelompok usia 10- 19 tahun (1%)  kasus, sedangkan kelompok usia <10 tahun sebanyak (0,9%) kasus, sehingga pada saat ini anak merupakan kelompok dengan angka kejadian COVID-19 paling rendah.

◼️Apa Saja Tanda Dan Gejala COVID-19 Pada Anak?

Gejala pada anak sulit dibedakan dari penyakit saluran pernafasan akibat penyebab lainnya. Gejala dapat berupa batuk pilek seperti penyakit common cold atau selesma, yang umumnya bersifat ringan dan akan sembuh sendiri. Penyakit saluran pernafasan menjadi berbahaya apabila menyerang paru-paru, yaitu menjadi radang paru atau yang disebut pneumonia. Gejala pneumonia adalah demam, batuk, dan kesulitan bernafas yang ditandai dengan nafas cepat dan sesak nafas.

◼️Penularan.

Hingga saat ini, belum diketahui pasti cara penularan novel coronavirus yang terjadi antar manusia. Namun, para ahli menduga caranya tidak jauh berbeda dari sindrom pernapasan akut maupun penyakit pernapasan lainnya, yaitu:

🔹Melalui cairan tubuh individu yang terinfeksi, seperti cipratan air liur yang keluar melalui bersin atau batuk.

🔹Melalui kontak secara langsung dengan penderita, seperti berjabat tangan atau menyentuh tubuh penderita.

🔹Menyentuh benda dengan partikel virus corona pada permukaanya, lalu langsung menyentuh mata, hidung, atau mulut tanpa mencuci tangan.

◼️Ciri Terinfeksi Virus Corona Berdasarkan Gejalanya.

Penularan virus corona pada anak-anak pun sama dengan orang dewasa, yakni melalui cairan (droplet) yang keluar dari mulut penderita penyakit tersebut ketika bersin, batuk, atau hanya berbicara. Droplet ini bisa terlebih dahulu menempel di benda, kemudian tersentuh tangan anak yang digunakan untuk menyeka wajah atau makan.

Pada kasus penderita yang positif terinfeksi virus corona, ada berbagai gejala yang terjadi. Beberapa orang dilaporkan hanya mengalami gejala awal yang ringan atau bahkan tidak merasakan gejala berarti. Namun pada kasus lainnya, ada penderita yang dilaporkan mengalami gejala sangat parah.

Gejala yang bisa timbul pada infeksi novel coronavirus antara lain:

√ Demam
√ Batuk
√ Sesak napas
√ Mual
√ Muntah
√ Diare

Gejala bisa reda dalam beberapa hari, tapi dapat juga berkembang menjadi parah, terutama pada anak-anak, lansia, dan individu dengan sistem imun yang lemah. Pada kelompok individu yang rentan tersebut, gejala bisa berkembang menjadi berat.

◼️Cara Mencegah Penularan Virus Corona Pada Anak-anak.

Karena cara penularan virus corona pada anak-anak sama dengan orang dewasa, maka tindakan preventif yang harus dilakukan juga sama, yakni:

🔹Memastikan anak sering mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan hand sanitizer yang mengandung alkohol.

🔹Hindari orang yang terlihat sakit, termasuk batuk dan bersin.

🔹Bersihkan benda-benda yang sering disentuh anak dengan disinfektan, misalnya gagang pintu, kursi, meja, hingga mainannya.

🔹Cuci mainan anak juga dengan air dan sabun atau sesuai dengan petunjuk penggunaannya. Bila memungkinkan, cuci mainan tersebut menggunakan air hangat.

🔹Bagi orang tua, kurangi kebiasaan mencium atau menyentuh wajah anak Anda.

🔹Jangan membawa anak-anak di kerumunan atau keramaian.

🔹Bagi orang tua yang bekerja, sepulang kerja segera ganti pakaian dan mandi sebelum berinteraksi dengan anak.

Anak-anak tidak perlu menggunakan masker jika tidak sedang demam, batuk, atau pilek. Sebaliknya, jika si Kecil memperlihatkan gejala demikian, bawa ia ke pusat layanan kesehatan dengan mengenakan masker dan sebisa mungkin menghindari kontak dengan orang lain.
Beberapa sekolah meliburkan muridnya untuk mencegah dampak virus corona pada anak-anak. Namun bila sekolah anak Anda tidak melakukan kebijakan yang sama, tidak perlu panik.

◼️Cara Social Distancing Pada Anak.

Ajari anak cara cuci tangan, etika batuk, bersin, dan berludah yang benar, serta
menjaga jarak 1-2 meter satu sama lain. Cuci tangan sebaiknya dilakukan sesering mungkin.Anak yang masih dalam pengasuhan dekat, seperti bayi dan balita, sebaiknya diasuh oleh orang dewasa yang sehat. Rajin-rajinlah cuci tangan.

◼️Apakah Pemberian Hand Sanitizer Pada Anak Itu Aman?

Hand sanitizer yang baik untuk mencegah penularan COVID-19 adalah yang mengandung alkohol minimal 70%, cukup melumuri permukaan tangan, dan  digunakan selama minimal 20 detik.

Pemakaian sangat sering mungkin menyebabkan kekeringan pada kulit. Pemakaian hand sanitizer dengan cara yang benar tetap aman bagi anak, namun disarankan untuk tetap mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara berkala.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

🌷🌷🌷🔹🔹🔹🌷🌷🌷
        💎TaNYa JaWaB💎

0️⃣1️⃣ iiK ~ Pekanbaru
Dok, hasil akhir kondisi terberat adalah pneumonia. Apakah pneumonia yang terjadi karena COVID-19 dengan pneumonia karena hal lain itu sama?

💎️Jawab:
Walaupun sama-sama pneumonia tapi berbeda proses penyakitnya.

0️⃣2️⃣ Yayu ~ Bandung
1. Dok, pneumonia sama tidak dengan paru-paru basah?
Gejalanya seperti apa? Batuk, demam, pilek selama 2 minggu tidak sembuh atau bagaimana?

2. Minggu lalu, suami saya batuk dan pilek, tapi tidak sesak. Dirontgen, dokternya curiga pneumonia. Dikasih antibiotik buat seminggu. Kemarin kontrol lagi, alhamdulillah ternyata paru-parunya bersih. Soalnya selama seminggu kemarin, saya suruh berjemur. Berjemur membantu kan, dok?

Terimakasih.

💎Jawab:
1. Paru-paru basah sebenarnya istilah buat orang awam saja. Peneumoni itu adalah infeksi pada paru-paru. Gejala bervariasi, tapi gejala tersering adalah demam, batuk dan sesak.

2. Berjemur itu memang bisa membantu meningkatkan kondisi tubuh, tapi tidak ada kaitannya dengan pengobatan pneumoninya.

0️⃣3️⃣ Fadlilah ~ Solo
1. Apakah pasien anak yang positif di Indonesia itu juga diisolasi sendirian di Rumah Sakit? Saya sempat melihat video anak (usia 13 tahun) positif corona di luar Jawa yang dijemput oleh ambulans dan tidak ditemani orang tuanya menangis kencang. Rumah orang tuanya terlihat biasa saja.

2. Dok, apakah anak yang positif COVID-19 walau dia masih dibawah dua tahun dan masih menyusui juga harus di isolasi? Kalau ibunya rela menemani di ruang isolasi walau resikonya tertular. Alhamdulillah anak-anak saya sehat semua. Cuma pertanyaan di atas menarik hati dan simpatik saya. Anak saya pernah kena pneumonia 3 kali dan almarhum mertua juga kena pneumonia. Jadi saya sudah hafal betul gejala sesak nafas pneumonia itu seperti apa. Saya sedih kali membayangkan bagaimana menderitanya bayi kalau harus di isolasi sendirian.

3. Apakah biaya perawatan PDP (Pasien Dalam Pengawasan) dan positif COVID-19 ini digratiskan oleh pemerintah?

Terima kasih banyak dokter Barry.

💎Jawab:
1. Kalau lihat video saja, kan kita tidak melihat kejadian sebenarnya secara utuh. Jadi belum bisa diambil kesimpulan. Intinya, bisa saja ditemani oleh keluarga tapi menggunakan APD (Alat Perlindungan Diri) lengkap.

2. Kalaupun diisolasi pastinya di dampingi oleh orang tuanya. Hanya saja yang menemani, mesti memakai APD lengkap.

3. Setahu saya belum tertutup BPJS tapi mungkin dibantu oleh pemerintah daerah masing-masing.

0️⃣4️⃣ Diana ~ Bogor
Dok, apakah orang tua yang aktif merokok dan mempunyai bayi di bawah umur 2 tahun, sering kontak dengan anak dan jika seandainya tanpa disadari orang tua tersebut terinfeksi corona virus, apakah bisa menularkan kepada bayinya lewat asap rokok?

Terimakasih sebelumnya.

💎Jawab:
Infeksi COVID-19 menular via droplets cairan yang berasal dari mulut pasien,  jadi kalau ada yang berada didekat pasien tanpa APD (Alat Perlindungan Diri), maka bisa tertular.

0️⃣5️⃣ Fat ~ Turki
Beberapa hari lalu ada berita di chanel TV Turki, bayi baru lahir positif corona, tapi ibunya negatif. Bagaimana bisa terjadi kasus yang seperti ini ya, dok?

Mohon penjelasannya, terimakasih.

💎Jawab:
Saya belum tahu berita itu, tapi kalaupun benar terjadi, tetap ada kemungkinan karena tertular dari orang lain.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

🌷🌷🌷🔹🔹🔹🌷🌷🌷
 💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎

1. Bila ditemukan anak dengan keluhan demam, batuk disertai napas cepat, maka segera cari pertolongan ke fasilitas kesehatan terdekat.

2. Tutup mulut dan hidung dengan tisu atau lengan baju (tidak dengan tangan) ketika batuk atau bersin. Tisu yang digunakan dibuang ke tempat sampah dan cuci tangan setelahnya.

3. Sering mencuci tangan dengan air dan sabun selama minimal 20 detik. Jika tidak tersedia sabun dan air, gunakan cairan sanitasi yang berbahan dasar alkohol.

4. Melengkapi status imunisasi anak.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

Tidak ada komentar:

Posting Komentar