Minggu, 14 Juni 2020

JIKA PERTENGKARAN TERJADI



OLeH  : Ibu Irnawati Syamsuir Koto

          💎M a T e R i💎

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Saudari-saudariku yang dicintai Alloh ﷻ... 

Menurut ajaran Islam, pertengkaran yang terjadi dalam rumah tangga disebut syiqaq. Syiqaq berasal dari bahasa arab, syaqqayasyuqqu syiqaaqan, yang berarti sukar, sulit, sempit, pecah, dan terbelah. Sedangkan menurut istilah oleh ulama fikih diartikan sebagai perpecahan atau perselisihan yang terjadi antara suami istri yang telah berlarut-larut sehingga dibutuhkan perhatian khusus terhadap keduanya.

Di dalam al Quran setidaknya ada empat kali penyebutan kata syiqaq, yaitu surah An Nisa’ ayat 35, Alhajj ayat 53, Syad ayat 2, dan Fusilat ayat 52. Namun dalam tulisan yang sederhana ini, yang akan dibahas adalah syiqaq yang terdapat dalam surah An Nisa’ ayat 35:

وَإِنْ خِفْتُمْ شِقَاقَ بَيْنِهِمَا فَابْعَثُوا حَكَمًا مِنْ أَهْلِهِ وَحَكَمًا مِنْأَهْلِهَا إِنْ يُرِيدَا إِصْلَاحًا يُوَفِّقِ اللَّهُ بَيْنَهُمَا ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيمًاخَبِيرًا

“Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan. Jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami istri itu. Sesungguhnya Alloh ﷻ Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

Pengertian di atas menunjukkan bahwa syiqaq terjadi apabila antara suami istri tidak dapat lagi mencukupi kebutuhan lahir maupun kebutuhan batin, sehingga dalam kehidupan rumah tangga sering terjadi perselisihan yang tiada akhir. Oleh karena itu, bila terjadi konflik seperti ini dalam keluarga Alloh ﷻ memberikan petunjuk untuk menyelesaikannya melalui cara-cara tertentu.

Bertengkar adalah hal yang lumrah dalam berumah tangga. Bertengkar boleh saja, asal kedua pihak bisa bersikap dewasa. Bahkan, kadang bertengkar bisa menumbuhkan saling pengertian dan rasa kasih sayang, sesudahnya.

Namun, ada tiga hal yang harus dihindari saat bertengkar. Apa saja?

💎Hindari KDRT

Dalam Al-Quran Alloh ﷻ membolehkan seorang suami untuk memukul istrinya ketika sang istri membangkang. Sebagaimana firman Alloh ﷻ di surat An-Nisa:

"Wanita-wanita yang kamu khawatirkan tidak tunduk, nasihatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya.." (QS. An-Nisa: 34)

Namun perintah memukul ini, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memberikan batasan yaitu,

1) Tidak boleh di daerah kepala, sebagaimana sabda beliau, "jangan memukul wajah."

2) Tidak boleh menyakitkan. Batasan ini disebutkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam khutbah beliau ketika di Arafah.

"Jika istri kalian melakukan pelanggaran itu, maka pukullah dia dengan pukulan yang tidak menyakitkan." (HR. Muslim 1218)

Atha bin Abi Rabah pernah bertanya kepada Ibnu Abbas,
"Saya pernah bertanya kepada Ibnu Abbas, 'Apa maksud pukulan yang tidak menyakititkan?' Beliau menjawab, "Pukulan dengan kayu siwak (sikat gigi) atau semacamnya." (HR. At-Thabari dalam tafsirnya, 8/314).

Tetapi, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
"Orang yang hebat bukahlah orang yang sering menang dalam perkelahian. Namun orang hebat adalah orang yang bisa menahan emosi ketika marah." (HR. Bukhari 6114 dan Muslim 2609).

Dan jangan lupa, Aisyah menceritakan, "Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tidak pernah memukul wanita maupun budak dengan tangan beliau sedikitpun. Padahal beliau berjihad di jalan Allah." (HR. Muslim 2328).

💎Hindari Caci-Maki

Siapapun kita, tidak akan bersedia ketika dicaci maki. Karena itulah, syariat hanya membolehkan hal ini dalam satu keadaan, yaitu ketika seseorang didzalimi. Syariat membolehkan orang yang didzalimi itu untuk membalas kedzalimannya dalam bentuk cacian atau makian.

Alloh ﷻ berfirman, "Allah tidak menyukai Ucapan buruk (caci maki), (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya." (QS. An-Nisa: 148)

Karena itulah, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menasihatkan jangan sampai seseorang mencaci pasangannya. Apalagi membawa-bawa nama keluarga atau orangtua, yang umumnya bukan bagian dari masalah.

Beliau bersabda, "Jangan kamu menjelekannya."

Dalam Syarh Sunan Abu Daud dinyatakan, "Jangan kamu ucapkan kalimat yang menjelekkan dia, jangan mencacinya, dan jangan doakan keburukan untuknya.." (Aunul Mabud Syarh Sunan Abu Daud, 6/127).

Alloh ﷻ berfirman, "Orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, Maka Sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata." (QS. Al-Ahzab: 58)

💎Jaga Rahasia Keluarga

Bagian ini penting untuk kita perhatikan. Hal yang perlu disadari bagi orang yang sudah keluarganya, jadikan masalah keluarga sebagai rahasia anda berdua. Karena ketika masalah itu tidak melibatkan banyak pihak, akan lebih mudah untuk diselesaikan.

Terkait tujuan ini, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menasihatkan, "Jangan kamu boikot istrimu kecuali di rumah."

Ketika suami harus mengambil langkah memboikot istri karena masalah tertentu, jangan sampai boikot ini tersebar keluar sehingga diketahui banyak orang. Sekalipun suami istri sedang panas emosinya, namun ketika di luar, harus menampakkan seolah tidak ada masalah. Kecuali jika anda melaporkan kepada pihak yang berwenang, dalam rangka dilakukan perbaikan.

🌸🌷🌸
Sahabat-sahabatku yang semoga dirahmati Alloh ﷻ... 

Islam telah menetapkan syariat yang mengandung berbagai macam mutiara hikmah, pengarahan dan solusi bagi berbagai macam permasalahan dalam pernikahan, sehingga suami dan isteri bisa menikmati hidup bahagia bersama, dan masing-masing merasa tenang dan tenteram asal semua pihak mau merealisasikan ajaran Islam. Di antara pengarahan Islam terhadap kehidupan rumah tangga adalah sebagai berikut:

◼️1. Menghindarkan rumah tangga dari segala perkara yang menjadi sebab terjadinya thalak. Baik sebab yang datang dari pihak suami, isteri, keluarga atau pihak lain yang ingin membuat keruh suasana rumah tangga.

◼️2. Sebelum menikah hendaknya berfikir masak-masak dan bermusyawarah dengan orang yang ahli atau memiliki pengalaman, harus memperlajari sebaik mungkin kondisi calon istri atau suami dan jangan hanya tertarik dengan penampilan lahir atau ketampanan saja, sehingga menghasilkan pandangan yang kerdil dan tidak menyentuh kepada pokok masalah.

◼️3. Bermusyawarah dengan orang lain setelah menikah dan terjadi pertengkaran serta percekcokan di antara suami dan istri.

◼️4. Mempelajari ilmu yang bermanfaat, beramal salih, membaca, mendengarkan berita-berita bermanfaat, kaset-kaset murattal dan ceramah agama yang bisa menambah kwalitas dan mutu keimanan kepada Alloh ﷻ, dan tidak terbawa oleh budaya rusak dan akhlak tercela, hingga bisa bersabar dan tabah dalam menghadapi berbagai sikap semena-mena dan penelantaran hak-hak rumah tangga dari masing-masing pihak, karena semua itu akan diganti oleh Alloh ﷻ dengan sesuatu yang lebih bagus.

◼️5. Jika ada orang yang tidak mengenal etika agama dan akhlak sehingga hak-haknya terlantar, tidak bisa bersyukur terhadap nikmat dan pemberian, maka hendaknya bersikap arif dan bijak untuk kepentingan masa depan rumah tangga, jangan sampai muncul berbagai bentuk tindakan tidak terpuji yang bisa merusak keutuhan rumah tangga.

◼️6. Mengambil pelajaran dari kasus dan peristiwa perceraian orang lain, mempelajari berbagai sebab dan faktor yang mengakibatkan percekcokan sampai terjadi perceraian, sebab orang yang berbahagia adalah orang yang mengambil pelajaran dari peristiwa orang lain, dan orang yang celaka adalah orang mengambil pelajaran dari peristiwa yang menimpa diri sendiri.

◼️7. Bersikap lapang dada untuk menerima kekurangan dan kelemahan masing-masing serta berusaha menumbuhkan rasa kasih sayang dan sikap pemaaf. Dan semua pihak yang dimintai maaf hendaklah segera memberikan maaf, agar hati kembali bercahaya dan bersih dari perasaan jengkel, kesal dan dengki. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Maukah aku khabarkan kepada kalian tentang isteri kalian yang berada di surga? Kami berkata,”Ya, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Dia adalah wanita yang sangat mencintai lagi pandai punya anak, bila sedang marah atau sedang kecewa atau suaminya sedang marah maka ia berkata: Inilah tanganku aku letakkan di tanganmu dan aku tidak akan memejamkan mata sebelum engkau ridha kepadaku.” [HR. At Thabrani].

◼️8. Keyakinan seseorang bahwa dia selalu berada di pihak yang benar sehingga tidak berusaha mencari kekurangan dan kesalahannya, serta selalu marah melihat kekurangan yang lain dan tidak mau menerima nasehat dan pengarahan orang lain, selalu berusaha membela diri atau menyerang pihak lain, maka demikian itu membuka pintu percekcokan dan pertengkaran serta enggan berdamai.

◼️9. Sebelum menikah hendaknya melihat kepada wanita yang dilamarnya karena demikian sebagai jembatan dan sarana menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang dengan orang yang belum dikenal. Dari Mughirah bin Syu’bah bahwa beliau meminang salah seorang wanita maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya “Sudahkah kamu melihatnya? Ia berkata,”Tidak.” Beliau bersabda,”Lihatlah kepadanya, karena hal itu akan membuat kekal diantara kamu berdua.” [HR Nasa’i, Tirmidzi dan Ibnu Majah serta dihasankan oleh Tirmidzi]

◼️10. Bagi orang yang hendak menikah hendaknya hati-hati dalam mencari jodoh hingga menemukan calon yang benar-benar bagus yang sesuai dengan harapannya, sehingga mampu mewujudkan kehidupan damai, bahagia dan tenteram.

Jika salah satu pihak timbul kebencian maka tidak cepat menjatuhkan vonis thalak karena di balik kekurangan insya Allah ada kelebihan, sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ. “Janganlah seorang mukmin benci kepada seorang mukminah, sebab jika benci kepada salah satu perangai maka akan rela dengan akhlak yang lain atau beliau bersabda yang lainnya.” [HR Muslim].

Demikian beberapa solusi dari Islam disaat terjadi masalah didalam rumah tangga, semoga bermanfaat.

Majlis saya kembalikan ke Nduk Hanny selaku momod yang setia dampingi saya malam ini.


🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
        💎TaNYa JaWaB💎

0️⃣1️⃣ Han ~ Gresik
Assalamu'alaikum,

Bu, bagaimana tipsnya biar kita tidak mudah marah dan kalaupun marah tidak sampai berlarut-larut melebar ke masalah yang lainnya dan tidak sampai diam-diaman sampai beberapa hari?

🌸Jawab:
Wa'alaikumussalam,

Biar tidak mudah marah? Berwudhulah jika merasa akan emosi.

sebenarnya yang dibutuhkan disini adalah saling pengertian dan saling memahami.  Pasangan kita itu bukan malaikat, tapi dia manusia yang dikendarai oleh hawa dan nafsu, dia punya kekurangan dan juga kelebihan tersendiri.

Saat dia marah jangan dibalas kemarahannya dengan hal yang sama, tapi pahami penyebab kemarahannya.

Meminta maaflah meski kita tidak salah, karena dengan itu pasangan merasa dihargai. Jika dia merasa dihargai maka rasa cintanya akan bertambah.

Wallahu a'alm

🔹Kalau tidak peka pada penyebabnya bagaimana bu?

Dak selesai masalahnya malahan.

🌸Makanya dibicarakan, tidak ngerti juga getok saja. Hehehe...

🔹Lha yang di ajak bicara itu diam dan malah menghilang bagaimana?

🌸Carilah, paling kalau menghilang balik kerumah orang tua.

🔹Wkwkwkwk

🌸Oh yaa...
Kalau didalam hidup berumah tangga, jangan kita hanya ingin diberi, tapi kita juga harus siap memberi, diminta atau tidak diminta, senangkanlah pasangan dengan memberi hal-hal yang membuat dia bahagia, tidak harus mahal, tidak harus baju yang bagus, atau emas permata, tapi kita harus tahu apa yang dia suka, kenali bahasa cinta pasangan kita, itu kata ibu dr. aisyah Dahlan.

🔹Berilah kejutan dan hadiah buat pasanganmu walau hanya sekedar sebungkus permen bertuliskan I LoVe U So Much.
Seperti itu ya...
Jazakillah bu.

0️⃣2️⃣ Ridha ~ Bekasi
Kalau saya cendrung cari aman dulu kak han.

Jika sudah aman... Ajak diskusi, bilang saja tidak suka dengan kalimat atau dengan cara diperlakukan.

Kalau ngalah terus tidak nyaman di hati, jadi bumerang. Khawatir kesalahan akan terulang lagi.

Ustazah... Apakah cara saya dibenarkan?

🌸Jawab:
Ini udah tepat, masing-masing kita punya cara, asal jangan dipendam karena akan lebih berbahaya jika dipendam, seperti api dalam sekam, dingin di luar, sementara di dalam membara.

Wallahu a'lam

0️⃣3️⃣ Wita ~ Bandung
Bismillah bunda, mau bertanya mengenai poin ke 6, mengapa orang yang mengambil pelajaran dari peristiwa yang menimpa diri sendiri itu dikatakan orang yang celaka? Berbeda dengan orang yang mengambil pelajaran dari peristiwa orang lain?

🌸Jawab:
Yang dimaksud celaka di sini adalah orang yang tidak menyadari kesalahannya, dia merasa benar dengan apa yang telah dia lakukan, karena kebiasaan manusia adalah merasa benar, tapi di saat dia melihat kehancuran orang lain, maka dia akan bisa melihat dari dua sisi, bukan hanya satu sisi saja.

Wallahu a'lam

0️⃣4️⃣ Evi ~ Jaksel
Assalamualaikum,

Saya yang termasuk diam jika ada pertengkaran, nah suami saya tipe yang kurang peka dan terbilang cuek dengan istrinya sampai saya kesal sendiri dan menangis sendiri. Tapi saya tidak pernah melalaikan kewajiban, melayani, masak untuk dia makan dan menyiapkan keperluan lainnya. Saya juga tidak pernah kabur jika sedang dalam masalah, tapi saya lebih banyak diam. Jadi kami seperti orang asing.

1. Bagaimana sikap saya sebaiknya bu ustadzah?

2. Bagaimana jika orang tua dari suami ikut campur dengan masalah kami dikarenakan kami tinggal satu rumah bersama orang tua?

🌸Jawab:
Wa'alaikumussalam,

1. Inilah kebanyakan dari manusia, lebih memilih diam dan berharap kepekaan orang lain. Coba kita renungkan, sedangkan kita bicara saja orang lain kadang sulit untuk paham dengan apa yang kita inginkan, apalagi jika kita diam!

Suami atau istri bukan cenayang yang bisa membaca hal ghoib, tapi dia manusia biasa seperti kita yang akan bingung jika pasangan menginginkan sesuatu tapi pasangan kita diam saja.

Berharap pasangan mengerti dengan ingin kita sementara tidak ada pembicaraan? Mustahil, dia bukan malaikat yang bisa menerima petunjuk dari Allah.

Maka bicarakanlah apapun permasalahan dan keinginan kita. Lihatlah kondisi dan situasi untuk bicara, jika kondisinya memungkinkan maka bicaralah.

2. Jika orang tua seorang yang bijak, seharusnya beliau sadar bahwa ikut campur urusan RT anak bukan hal yang baik. Orang tua boleh menasihati tapi bukan ikut campur memutuskan sesuatu. 

Jika punya mertua yang ikut campur, maka kesabaran lebih tinggi dibutuhkan, apalagi dapat suami anak mami. Bicarakan dan bersabar.

Komunikasi adalah inti dari keharmonisan rumah tangga.

Wallahu a'lam

0️⃣5️⃣ Ramlah ~ Jambi
1. Saat kita sudah terlanjur tidak bisa menahan amarah dan mengeluarkan semua uneg-uneg yang ada. Dan tanpa sadar menyakiti dan membekas di hati pasangan.
Bagaimana ya Bu, sarannya untuk minta maaf dan meyakinkan suami bahwa yang keluar tadi adalah suatu kekhilafan?

2. Bagaimana sikap yang seharusnya kita ambil jika jujur malah menyakiti, diam pun malah memperkeruh suasana?

🌸Jawab:
1. Satu-satunya jalan adalah dengan meminta maaf dan menerima resiko atas apapun yang terjadi tersebabkan oleh hal itu.  Luka dikulit bisa dihilangkan tapi luka dihati akan terus terpatri dimemory seseorang, bukan hanya orang lain, kita pun akan merasakan hal yang sama.

Karena itu kita harus berfikir benar-benar sebelum berbuat. Jangan jadikan lostcontrol sebagai kambing hitam atas apa yang terjadi, Islam telah melarang kita untuk marah, itu sampai 3x, karena kemarahan itu sumber dari kehancuran, baik kehancuran sebuah hubungan maupun hancurnya sebuah hati. 

Orang lain tidak bisa kita yakinkan atas apa yang telah kita lakukan, seyakin-yakinnya dia, sakit itu akan tetap ada, begitu juga kita kan? Bagaimanapun yakin dan percayanya kita, tidak akan menghilangkan rasa sakit itu.

Jadi jalan keluarnya setelah meminta maaf, maka perlihatkanlah keseriusan kita atas penyesalan itu. Jangan berharap lukanya bisa sembuh, tapi perlihatkan saja keseriusan kita atas rasa bersalah tersebut.

2. Kalau saya pribadi tergantung kasusnya, kalau itu soal aib, maka diamlah, tapi jika itu bukan aib, berbicara lebih baik.

Wallahu a'lam

0️⃣6️⃣ Aan ~ Kuningan
Bagaimana jika kita sama-sama diam saat ada yang melakukan kesalahan atau ketika ada suatu masalah.   Didiamkan sampai masalahnya tidak kita anggap masalah lagi. Namun hal ini malah berdampak pada berkurangnya rasa cinta pada kami, mungkin lebih ke perasaan kurang percaya ke pasangan. Sebaiknya bagaimana?

Sedangkan saya tipe orang yang tidak suka membahas kesalahan pasangan juga, lebih suka mendem.

🌸Jawab:
Inilah kebanyakan kita yang suka memendam rasa sakit, percaya atau tidak, rasa sakit itu bisa mengurangi rasa cinta, rasa sayang, bukan karena tidak percaya, tapi memang begitulah adanya.

Makanya setiap masalah itu harus clear, jangan sampai ada yang dipendam, kalau dipendam hanya akan memelihara api dalam sekam, dingin di luar namun panas di dalamnya dan itu seperti gunung berapi yang menahan lahar... tiba waktunya akan meledak dan hancur.

Bicaralah, jangan ada rasa kesal yang kita sembunyikan dan kita biarkan, dia akan menjadi rayap yang siap menghancurkan hubungan kita perlahan-lahan.

Wallahu a'lam

0️⃣7️⃣ Agustin ~ Purwodadi Grobogan
Ibuukk...
Nyambung dari ini pertanyaan nomor 4 ya...

Kalau yang LDM begini komunikasi kurang lancar karena misal perbedaan waktu dan sudah dibicarakan tapi tetap kurang peka begitu bagaimana ya Ibu?

Ujung-ujungnya bicara sama hati sendiri: "OK fine, sabar, ladang pahala ini, belajar memahami lagi.. tapi kaaan emmm... aaah kan pengen dipahami juga..."

Mohon pencerahannya Ibu.

🌸Jawab:
Kalau LDR memang harus lebih sabar lagi ya, hitung saja bagian yang nyambungnya, bagian yang tidak nyambung jangan dipaksain, jangan dipikirin, untuk apa memikirkan sesuatu yang tidak bisa terselesaikan, hanya akan menjadi racun didalam hubungan kita.

Masalah bukan hanya satu, kalau tidak penting-penting sekali abaikan saja, tidak akan rugi kan?

Pahami tanpa tapi!!!
Karena setan akan menghasut kita dikata tapi itu, dia pintar memanjangkan angan-angan kita. Jadi nikmati saja apa yang bisa kita nikmati bersama, yang tidak bisa abaikan dulu sampai akan tiba waktunya terselesaikan, bermohonlah kepada Allah agar diberi kesabaran dan ketabahan.

Wallahu a'lam

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
 💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎

Sahabat-sahabat ku Jama'ah Perindu Surga...

Yang namanya manusia tidak akan luput dari masalah, setiap kita pasti akan dihadapkan pada masalah. Apalagi di dalam rumah tangga, sehebat hebatnya seseorang mengatur rumah tangganya, tidak akan terbebas dari pertengkaran.

Karena itu Islam hadirkan solusi yang bijak, agar kedua belah pihak tidak dirugikan dan tersakiti.

Maka perlulah kita perhatikan langkah-langkah yang telah ada di agama kita ini saat kita didalam pertengkaran.

Jangan pernah terbawa emosi, terpancing emosi karena emosi itu hanya akan merugikan kita, akan menyakiti kita dan pasangan.

Dan komunikasi adalah hal terpenting yang harus dijaga disaat pertengkaran terjadi, karena diam adalah sumber perpisahan.

Dengan diam maka tidak ada lagi kedekatan satu dan lainnya, hingga hubungan itu akan hambar.

Demikian saja dari saya malam ini. Mohon maaf jika ada salah-salah kata.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar