Minggu, 14 Juni 2020

LIFESKILL UNTUK BALITA & REMAJA, PENTINGKAH?



OLeH  : Bunda Nurhamida

         💎M a T e R i💎

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Latar belakang pengambilan topik ini didasari pada keprihatinan terhadap ketrampilan anak anak dan remaja dalam mengelola kebutuhan hariannya. Untuk anak balita seperti melakukan aktivitas yang berkenaan dengan kegiatan hariannya tidur, makan, minum, mandi, pakai baju sendiri, melakukan hal-hal untuk dirinya sendiri secara mandiri.

Untuk remaja, bagaimana ini menata waktu dan aktivitasnya dari sejak bangun tidur hingga mau tidur lagi, bagaimana ia memposisikan diri dalam keluarga dan menjadi anak yang helpful untuk kedua orang tuanya.

🌷LIFESKILL UNTUK BALITA & REMAJA, PENTINGKAH?

Ingatkah kita tentang amanah
sebagai orang tua?

1. Mendidik anak agar tetap dalam fitrahnya yakni bertauhid.

Sebagaimana dalam sebuah hadits Rasulullah ﷺ bersabda;

كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، حَتَّى يُعْرِبَ عَنْهُ لِسَانُهُ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ

“Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas
fitrah hingga ia fasih (berbicara). Kedua
orang tuanyalah yang menjadikannya
Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (Hadits ini
diriwayatkan oleh al-Baihaqi)

2. Menjaga keluarga agar tidak menjadi penghuni neraka karena tidak di didik
sesuai tuntunandan Rasul-Nya.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai (perintah) Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim: 6)

Mengajarkan Lifeskill pada balita dan remaja merupakan bagian dari melaksanakan amanah sebagai orang tua.

◼️ Apa Itu Lifeskill?

√ Menurut definisi World Health Organization (WHO),
life skills atau ketrampilan hidup adalah kemampuan untuk berperilaku yang adaptif dan positif yang membuat seseorang dapat menyelesaikan kebutuhan dan tantangan sehari-hari dengan efektif.

◼️ Definisi Lifeskill Lainnya,

√ Menurut Tim Broad-Based
Education (2002), kecakapan hidup atau life skills sebagai kecakapan yang dimiliki seseorang untuk mau dan berani menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya (Depdiknas, 2002:2).

√ Menurut Anwar (2004:54),
kecakapan hidup adalah kemampuan yang diperlukan untuk berinteraksi dan beradaptasi dengan orang lain, dan masyarakat atau lingkungan dimana ia berada antara lain keterampilan mengambil keputusan, pemecahan masalah, berfikir kritis, berfikir kreatif, berkomunikasi yang efektif, membina hubungan antar pribadi, kesadaran diri,
berempati, mengatasi emosi, dan mengatasi stres.

🌸🌷🌸
◼️Lalu… Apa Manfaatnya Mengajarkan Lifeskill Untuk Balita Kita?

1. Mengajarkan lifeskill penting untuk
anak supaya ia mampu beradaptasi
dengan lingkungan.

2. Dengan lifeskill, si kecil lebih siap
menghadapi tantangan dalam hidupnya di masa depan.

3. Selain itu, lifeskill bisa membentuk kepribadian buah hati Bunda agar
lebih empati dan disiplin.

◼️Apa Saja Kemampuan Dasar Yang Harus Bunda Ajarkan Sejak Dini? Simak
Pembahasan Berikut ini.

1) Kemampuan Membuat Keputusan.
2) Mengenali Identitasnya dan Orang Lain.
3) Makan dan Menyiapkan Makanan.
4) Mengatur Waktu.
5) Manajemen Keuangan.
6) Kemampuan Berbenah dan Membersihkan Lingkungan.
7) Menyiapkan Serta Membersihkan Diri.
8) Ajari Si Kecil untuk Mencintai Alam dan Pertahanan Diri.

◼️Lifeskill Untuk Remaja:

1. Mengambil keputusan, yaitu mengetahui dan memilih perilaku-perilaku dan cara-cara tertentu untuk menghindari risiko atau bahaya yang mempengaruhi hidup & kesehatan kita.

2. Memecahkan masalah, adalah mencari tahu apa saja yang menyebabkan terjadinya suatu masalah dan bila sudah tahu bisa menghindarinya.

3. Berpikir kritis, yaitu berpikir mengenal hal-hal apa saja yang mempengaruhi atau mendorong perilaku dan tindakan kita, dan juga berfikir mengenai untung-rugi dari tindakan atau perbuatan yang kita pilih.

4. Berpikir kreatif, yaitu kemampuan untuk memilih cara-cara yang paling berguna atau menguntungkan untuk menjaga atau melindungi diri.

5. Berkomunikasi dengan efektif, yaitu kemampuan dan keberanian untuk mengatakan apa yang kita pikirkan, rasakan dan inginkan dengan cara yang tepat dan terus terang kepada orang lain.

6. Membina hubungan, yaitu menjaga dan mengusahakan agar hubungan dengan keluarga, teman dan orang-orang selalu selalu positif dan menyenangkan.

7. Menyadari diri, yaitu kemampuan untuk mengenali kelebihan dan kekurangan,
kebutuhan dan keinginan serta sifat-sifat diri sendiri.

8. Berempati, yaitu berusaha mengerti perasaan dan pikiran orang lain. Empati bisa membantu remaja mengerti dan menerima orang lain yang berbeda dengan dirinya.

9. Mengendalikan emosi, adalah mengendalikan perasaan-perasaan yang ada di dalam diri kita seperti rasa marah, sedih, benci dan lain-lain yang mempengaruhi perilaku kita.

10. Mengatasi stres, adalah tahu dan sadar bahwa kita sedang merasa tertekan atau stres, mencari penyebabnya, lalu mengurangi stres itu dengan cara yang tepat.

◼️Apa Manfaat Bagi Remaja?

1. Dapat melindungi diri dari berbagai
resiko dan ancaman sehingga bisa hidup
dengan baik untuk mencapai cita-cita.

2. Memiliki kepribadian kuat yang sesuai
harapan orang tua dan agama.

3. Dapat hidup mandiri dan menjadi bagian dari solusi dalam kehidupan
bermasyarakat.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

Alhamdulilah, semoga bermanfaat.

*Sumber:
https://rumahinspirasi.com/apa-itu-life-skills/

https://ibu.sehati.info/2019/01/19/bunda-ajarkan-lifeskill-penting-untuk-anak-ini-yuk/

https://apaantuhdotcom.wordpress.com/2014/08/16/keterampilan-hidup-yang-harus-di-milik-untuk-remaja-life-skills/

https://asysyariah.com/anak-lahir-di-atas-fitrah/

Mencetak generasi Rabbani, Ummu Ihsan Choiriyah &
Abu Ihsan Al Atsary, Pustaka darul Ilmi, 2010

Pendidikan anak dalam Islam, Dr. Abdullah Nashih Ulwan, Insan Kamil, 2017

🌸🌷🌸
Yuk kita tahu dulu mana saja yang termasuk dalam Lifeskill?

Berikut ini beberapa kelompok ketrampilan yang termasuk life skills menurut UNICEF dan UNESCO:

🔹1. LEARNING TO KNOW: Cognitive Abilities

◼️A. Ketrampilan Memecahkan Masalah Dan Membuat Keputusan

~ Ketrampilan mengumpulkan informasi.

~ Ketrampilan mengevaluasi dampak pada masa depan dari keputusan yang dilakukan pada saat ini pada diri sendiri dan orang lain.

~ Ketrampilan menentukan solusi alternatif untuk sebuah masalah.

~ Ketrampilan melakukan analisis
terhadap pengaruh nilai dan sikap diri
& orang lain mengenai motivasi.

◼️B. Ketrampilan Berfikir Kritis (Critical Thinking)

~ Ketrampilan menganalisis pengaruh sebaya dan media.

~ Ketrampilan menganalisis sikap, nilai, norma-norma sosial, dan keyakinan; dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

~ Ketrampilan mengidentifikasi informasi
yang relevan dan sumber-sumber informasi.

(QS. 39: 9, 58:11 dan 20:114)

🔹2. LEARNING TO BE: Personal Abilities

◼️A. Ketrampilan Meningkatkan Pusat Kontrol Internal

~ Kepercayaan diri (self-esteem) dan ketrampilan membangun kepercayaan diri (confidence).

~ Ketrampilan sadar-diri (self-awareness skills), termasuk kesadaran akan hak, pengaruh, nilai-nilai, sikap, kekuatan, dan kelemahan.

~ Ketrampilan menentukan tujuan (goal-setting skills).

~ Ketrampilan evaluasi diri, penilaian diri, dan monitoring diri.

◼️B. Ketrampilan Mengelola Perasaan

~ Ketrampilan mengelola amarah (anger management).

~ Ketrampilan mengelola keluhan dan keresahan.

~ Ketrampilan mengelola kehilangan, penghinaan (abuse), dan trauma.

◼️C. Ketrampilan Mengelola Stress

~ Ketrampilan manajemen waktu.

~ Ketrampilan berfikir positif.

~ Menguasai teknik-teknik relaksasi.

(QS. 8:60 dan 5:90)

🔹3. LEARNING TO LIVE TOGETHER:
Interpersonal Abilities

a) Ketrampilan Komunikasi Interpersonal

~ Komunikasi verbal dan nonverbal.

~ Ketrampilan mendengarkan aktif.

~ Ketrampilan mengekspresikan perasaaan; memberikan umpan balik
(tanpa menyalahkan) dan menerima
umpan balik.

b) Ketrampilan Negosiasi Dan Menolak

~ Negosiasi dan manajemen konflik.
~ Ketrampilan bersikap asertif.
~ Ketrampilan menolak.

c) Ketrampilan Berempati

Kemampuan mendengarkan dan memahami kebutuhan dan kondisi orang lain dan mengekspresikan pengertiannya.

d) Kerjasama Dan Kerja Kelompok

~ Ketrampilan mengekspresikan penghargaan atas kontribusi orang
lain dan gaya yang berbeda-beda.

~ Ketrampilan menilai kemampuan diri
dan berkontribusi pada kelompok.

e) Ketrampilan Advokasi

~ Ketrampilan mempengaruhi orang lain
(influence) dan melakukan persuasi.


~ Ketrampilan membangun jaringan dan
memotivasi orang lain.

(QS. 49:10 dan 3:103)

Saya berikan contoh ya agar sedikit nyambung...  Mungkin paparannya sedikit teoritis.

Contoh yang seringkali tampak di hadapan kita:
Balita: sampai usia 5 tahun makan masih disuapi atau dia tidak tahu kapan dia lapar dan kapan dia kenyang. Yang ia tahu asyik main gadget, kalau gadget diambil nangis meraung-raung atau mengamuk.

Untuk anak remaja sekarang, contohnya banyak. Ia banyak mengurung di rumah. Berinteraksi melalui dunia maya merasa sudah cukup, anti sosial, marah kalau diminta tolong org tua, malas untuk mengerjakan pekerjaan sederhana di rumah, serba instan, tidak mau bersusah payah, cepat putus asa, cepat menilai sesuatu dan mengambil kesimpulan tanpa pertimbangan, mengambil keputusan grasa grusu atau kadang bingung dalam memilih sesuatu.

Jika anak kita atau remaja di sekeliling kita ada yang demikian, kemungkinan life skillnya tidak terasah.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
        💎TaNYa JaWaB💎

0️⃣1️⃣ Han ~ Gresik
Assalamu'alaikum,

1. Bund, bagaimana mengatasi anak yang seperti itu, misal kalau sudah asyik dengan apa yang di pegang atau di mainkan padahal harus atau waktunya belajar, sholat dan lainnya?

2. Bagaimana bund, dengan sikap orang tua yang kadang tidak sabaran dengan anak yang kadang bahkan sering membentak dan main kekerasan misal memukul biar anak itu menurut?

🌸Jawab :
Waalaikumsalam wr.wb.

1. Dalam kaitannya dengan lifeskill ya
orang tua harus mengajarkan anaknya waktu waktu shalat dan memberi aturan bahwa pada waktu shalat semua aktivitas harus berhenti. Pada waktu tersebut anak diajak berwudhu sambil dicontohkan dahulu oleh ibu atau ayahnya. Cermati anak saat melakukan dan ingatkan bagian mana yang harus tersapu air dan berapa kali dilakukan termasuk urutannya. Wudhu adalah lifeskill
Ketika orang tua memberitahukan jadwal shalat dan dengan konsisten melakukan hal di atas, pada jam tersebut semua aktivitas berhenti kecuali wudhu dan shalat, maka anak belajar lifeskill: Mengelola waktu, mengendalikan diri terhadap barang kesukaan, disiplin, taat pada peraturan.

Persoalannya... Orang dewasa sering kali tidak adil. Saat mereka memberikan peraturan, mereka tidak bisa menjadi contoh yang benar dan konsisten. Anak tidak bisa melihat bahwa benar saat waktu shalat tiba harus meninggalkan seluruh aktivitas.

Jika sudah telanjur, maka yang pertama dilakukan tentu niat memperbaiki. Mulailah dari diri sendiri (ayah dan ibu) untuk disiplin dulu shalat tepat waktu. Lalu sambil diajak dengan lemah lembut anak untuk shalat. Jika anak menolak, beri dia waktu. "Kalau begitu, ibu shalat dulu ya jadi kamu punya tambahan waktu main sebelum shalat. Tapi jika ibu selesai shalat, giliranmu yang shalat ya dan mainanmu harus disimpan dulu."

Lakukan kesepakatan tersebut. Nah, jika telah selesai, anak tidak mau bersepakat, maka waktunya ibu atau ayah memainkan tugasnya sebagai pendidik: Tegas katakan, ini waktumu untuk shalat. Ibu ambil mainanmu sejenak, lalu kamu wudhu dan shalat setelah itu kamu boleh main lagi.

Untuk sampai pada tahap kerjasama diperlukan beberapa kali upaya. Mohon diingat saat anak wudhu dan shalat jangan ditinggal ya. Tapi dampingi sehingga anak merasakan bahwa orang tuanya serius dengan shalat ini.

Insyaallah jika bisa konsisten, lama-lama anak akan mengerti... Oh waktu shalat itu penting, lebih penting dari bermain. Tapi aku tidak kehilangan kesenangan bermainku karena setelah shalat, ibu mengizinkaku main lagi.

Pendekatan pada anak, kalimat yang diucapkan dengan intonasi tegas dan jelas namun penuh kasih sayang, akan menjadi vitamin batin yang sangat kuat sehingga anak kelak akan memiliki keterampilan mengelola diri.

🌴Benar sekali bund,, ya itu, kadang orang tua menyuruh hanya menyuruh tanpa ada contoh dan egois dan emosi tanpa di sadari.

Jadi benar-benar orang tua harus super sabar dalam mendampingin anak dalam proses ini ya bund?

Sampai usia berapa anak sudah bisa di lepas sendiri dan orang tua tinggal menyuruh dan melihat dari jauh tanpa harus memberikan contoh lagi?

🌸Insyaallah usia 6 tahun anak sudah bisa mandiri dan tinggal didampingi, sambil terus diberi penguatan dan ditambah lifeskillnya sesuai usia.

2. Orang tua yang tidak sabaran dan suka membentak biasanya masa kecilnya juga diperlakukan serupa. Lalu, orang tua semacam ini juga termasuk yang tidak memperoleh pengetahuan tentang bagaimana mendidik anak yang sesuai dengan tuntunan Alloh ﷻ dan Rasul-Nya.

Pola asuh yang diperoleh waktu kecil akan sangat mempengaruhi orang dewasa dalam berprilaku dan memperlakukan orang lain, utama saat mendidik anak.

Biasanya sejak kecil, ia diperlakukan tidak menyenangkan, dianggap tidak bisa memenuhi harapan orang tua, dan boleh jadi juga mengalami kekerasan fisik saat ia tidak mampu mewujudkan keinginan orang tuanya.

Sepanjang ia tidak belajar dan menambah wawasan, ia akan menganggap cara seperti yang ia alamilah yang benar dalam mendidik anak. Buktinya ia juga tumbuh dan bisa sukses. Bahkan pada sebagian orang berpikir jika saya tidak diperlakukan dengan keras tidak mungkin akan seberhasil sekarang.

Lalu saat memiliki anak, egonya sebagai pemilik sangatlah besar. Ia teringat masa lalu, bagaimana orang tua memperlakukannya. Maka ia merasa boleh melakukan hal serupa pada anaknya sendiri. Miliknya. Ini yang berbahaya. Karena merasa anak adalah miliknya. Seperti ia memiliki barang, ia cenderung semena-mena pada anak.

Orang tua seperti ini perlu diajak melihat keluar dari lingkaran dirinya bahwa ada cara lain yang lebih baik dalam mendidik anak.

🌴Ya Alloh...
Ternyata apa yang terjadi pada orang tua waktu kecil bisa terbawa juga perlakuannya ketika sudah mempunyai anak ya bunda?

🌸Ini penelitiannya ada Mbak. Dan memang demikian faktanya.

🌴Bisa tidak bund kalau misal orang tua yang mendapat perlakuan kasar semasa kecilnya dan sekarang belajar tentang mengendalikan atau apa saja tentang parenting cara mengasuh dan mendidik anak. Nantinya tidak berbuat kasar ke anaknya seperti dulu di perlakukan semasa kecil?

🌸Insyaallah bisa Mbak. Contohnya Umar bin Khattab ra.
Mendapat hidayah dari Alloh ﷻ lalu belajar bagaimana Rasulullah ﷺ berakhlak mulia.
Ini namanya memutus mata rantai pola asuh negatif. Harus dengan niat dan usaha keras.

0️⃣2️⃣ Pipit ~ Ciksel
Assalamu'alaikum ustadzah,

Ustadzah, anak saya usia 4 tahun 3 bulan laki-laki, jika waktunya sholat diajak sholat sama-sama kadang nurut ngikutin kadang naik-naik ke badan.

Adakah tips untuk mengurangi keaktifanya ketika sholat selain hukuman?

🌸Jawab:
Waalaikumsalam wr.wb.

Tidak apa Mbak Pipiet. Itu sesuai fitrahnya. Kalau naik-naik punggung, dia merasa ibunya sedang mengajaknya bermain. Tidak apa, biarkan saja. Rasulullah ﷺ pernah shalat dan cucunya naik ke punggungnya saat beliau sujud. Sujudnya lama sekali sampai dikira para sahabat telah terjadi sesuatu. Lalu setelah selesai, ditanya sahabat mengapa sujudnya lama sekali, beliau saw menjawab Hasan menaiki punggungku dan aku tidak ingin menyakitinya sampai ia puas bermain dengan punggungku.

Hal ini menunjukkan pada usia balita memang anak harus diasuh dengan sangat hati-hati, diperlakukan seperti raja. Nah setelah selesai shalat baru diajak bicara, tempatkan di pangkuan bisikkan: anak sholeh itu kalau ibunya shalat ikut shalat, tidak menaiki punggung ibu. Nanti kamu jatuh bagaimana?

Lalu kisahkan mengapa shalat harus benar dan tidak boleh main-main. Penanaman pentingnya shalat berikan dahulu melalui cerita. Usia 5-6 tahun sudah mulai disiplin, misal Nak kamu tidak boleh jalan-jalan kalau shalat. Kalau tidak, kamu harus mengulang shalat.

Demikian ya Mbak Pipiet, semoga dapat membantu.

🌴Iya bunda, kemarin-kemarin daku bilangin jangan naik-naik kalau mama sholat nanti dihukum di belakang pintu, dan lagi naik lagi.

🌸Waduh jangan dihukum atuh Mbak masih kecil.

Hukuman baru boleh diberikan pada anak usia 7 tahun ya itu juga yang proporsional.

🌴Baru bilang saja si bunda, belum dilaksanakan.

🌸Hukuman untuk anak balita adalah dengan menahan apa yang dia sukai saja. Atau disuruh 5 menit jauh dari ibunya dulu suruh berpikir kenapa dia dijauhkan atau kenapa ibunya marah.

Ya jangan walau bilang saja juga. Itu namanya mengancam.
Apalagi tidak dilakukan...  Terus tanpa sadar kita sudah mengajari anak tidak menepati ucapan: makin besar anak bilang, ah mama ngomong doang. Bagaimana coba?

0⃣3️⃣Safitri ~ Banten
Assalamualikum ustadzah,

Dengan materi ini fitri bisa tahu yah cara-cara mengasuh anak ustadzah, dengan materi diatas fitri punya ponakan yah dia masih umur 7 tahun tapi tingkah, sifat, dan prilaku dia astaghfirullah kadang fitri berfikir kenapa sih dia seperti gitu? Fitri bisa lihat bagaimana orang tuanya mendidik yah seperti itu, kadang fitri bingung mau ngomongnya fitri udah pernah ngomong tapi mereka tidak mau disalahkan, jadi ustadzah jika anak sudah seperti itu apa yang harus dilakukan?

🌸Jawab:
Waalaikumsalam wr.wb.

Subhanallah...
Kasihan sekali ponakan Mbak Fitri ya.
Anak tidak bisa memilih dilahirkan dalam keluarga seperti apa. Bersyukur Mbak Fitri punya keinginan untuk belajar lebih baik.

Untuk keponakan Mbak Fitri, pertama, terima dulu apa adanya sang ponakan dan tempatkan ia sebagai keponakan yang harus ditolong.
Kedua, jadikan Mbak Fitri sebagai tante tempat anak ini mengadu.

Jadikan diri Mbak Fitri tante favoritnya sehingga ia mau mendengarkan nasihat atau arahan Mbak Fitri dan jadikan diri Mbak Fitri sebagai teladan baginya sehingga ia punya pilihan dalam meniru perilaku orang dewasa di sekelilingnya.

Kalau mau menasihati, pastikan dengan cara yang menarik. Misalnya kalau anak ini bersikap tidak sopan, katakan padanya Tante lebih bangga kalau kamu bersikap lebih sopan.

Cara mendidik anak seperti ini harus banyak dengan cara bermain. Misal, kalau anak ini lebih sering bersikap tidak sopan, coba lakukan dengan cara menantangnya: Tante mau kasih kamu hadiah menarik, (cari tahu kesukaannya, tapi tidak usah yang mahal ya biar tidak repot). Tapi syaratnya, kamu tidak boleh marah-marah sehari saja. (Misal kalau anak ini pemarah.

Jadikan hal yang harus diperbaiki sebagai challengenya). Sama sekali tidak boleh marah. Kalau mau minta sesuatu harus dengan cara yang baik. Itu saja dulu.

Kalau dia berhasil, maka beri lagi tantangan, tiga hari tidak marah-marah bisa ngga? Hadiahnya harus lebih menarik dari yang pertama demikian sampai sebulan terbentuk polanya yang baru.

Hal ini bisa dikerjakan tentu dengan kerjasama orang tuanya juga. Kalau mereka enggan minimal minta mereka tidak mengganggu perjanjian Mbak Fitri dan ponakan. Selamat mencoba ya.

Kalau perilaku barunya sudah terbentuk jangan lupa memberinya apresiasi seperti pujian atau pelukan. Ingatkan terus agar perilaku barunya ini terus menetap.
Dan jangan lupa minta pertolongan Allah agar orang tuanya mendapat hidayah untuk memperbaiki pola asuhnya dan keponakan menjadi baik.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
 💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎

LIFESKILL atau keterampilan hidup adalah pengajaran yang wajib diberikan orang tua kepada anak sesuai dengan tahapan usia.

Karena dengan lifeskill ini anak akan bisa survive dalam menjalani kehidupannya baik saat ini maupun di masa datang. Ia tidak akan kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain dan mudah menemukan jalan keluar saat menemukan masalah.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّابا

Tidak ada komentar:

Posting Komentar