Minggu, 14 Juni 2020

MENIKAH, KULIAH, ATAU KARIER?



OLeH  : Teh Rina M.

       💘M a T e R i💘

🌸MENIKAH, KULIAH ATAU KARIR?


Akhwatfillah, ketika mendengar ketiga hal ini,  pada saat kita beranjak dewasa, biasanya ini menjadi sebuah dilema, apalagi ketika ketiganya hadir di waktu yang bersamaan. Karena tentunya memilih di antara ketiganya, butuh keteguhan hati, butuh kesiapan mental, butuh kesiapan ekonomi dan terutama butuh dukungan orang tua dan lingkungan sekitar kita.

Menikah, kuliah atau karir, adalah semua hal yang termasuk bagian dari yang diwajibkan oleh Allah ﷻ bagi umat muslim.  Walaupun setiap kewajiban itu, ditentukan oleh aturan-aturan yang berlaku, dan akan sangat berbeda prioritasnya sesuai dengan kondisi masing-masing pribadi.

◼️1. Tentang menikah, adalah bersatunya lelaki dan perempuan hingga mereka menjadi pasangan yang halal.

Allah ﷻ berfirman :

وَمِن كُلِّ شَىْءٍ خَلَقْنَا زَوْجَيْنِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

"Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah ﷻ." (QS. Az Zariyat : 49)

وَأَنْكِحُوا الْأَيَامَىٰ مِنْكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ ۚ إِنْ يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ

“Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah ﷻ akan menjadikan mereka mampu dengan karunia-Nya…” [An-Nuur: 32].

Berdasar ayat di atas, maka jelaslah bahwa manusia ditakdirkan untuk berpasang-pasangan dengan cara menikah. Maka ketika seorang manusia sudah cukup umur untuk menikah dan sudah dirasa mampu untuk menikah, maka ia sudah memiliki kewajiban untuk menikah.

◼️2. Lalu tentang Kuliah, atau mencari ilmu, pun menjadi kewajiban bagi umat muslim.

Rasulullah ﷺ bersabda,

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim” (HR. Ibnu Majah no. 224)

Kuliah disini bukan sebuah kewajiban bagi seluruh manusia, karena tentu disesuaikan dengan kemampuan ekonomi. Namun mencari ilmu adalah sebuah kewajiban. Ketika kondisi kita sangat ingin mendahulukan sekolah, kuliah atau mencari ilmu dengan cara lain, misal pesantren atau pendidikan kilat demi tercapainya masa depan yang lebih baik secara keilmuan, lalu dihadapkan dengan pilihan melakukan pernikahan. Maka itu bisa menjadi sebuah dilema yang membutuhkan solusi yang tepat.

◼️3. Dan terakhir, karir atau mencari rezeki atau bekerja, pun adalah kewajiban bagi umat muslim.

Rasulullah ﷺ bersabda,

"Tidak ada yang lebih baik dari usaha seorang laki-laki kecuali dari hasil tangannya (bekerja) sendiri. Dan apa saja yang dinafkahkan oleh seorang laki-laki kepada diri, istri, anak dan pembantunya adalah sedekah". (HR Ibnu Majah)

Dan Rasulullah ﷺ pun bersabda:

“Awali untuk dirimu, bila ada lebih maka untuk keluargamu, dan bila ada lebih maka untuk kerabatmu” (HR. Muslim).

Berdasar hadits ini dikatakan bahwa sebaik-baiknya rizki atau harta yang didapat dan dirasakan oleh diri dan keluarga adalah hasil usaha jerih payah sendiri. Karena Allah ﷻ melihat kesungguhannya dalam bekerja, dalam ikhtiar mencari rizki Allah ﷻ. Bukan hanya menunggu rizki itu datang.

Naah, ketika ketiga hal ini dihadapkan dalam waktu yang bersamaan, apalagi jika kondisinya dihadapkan pada seorang wanita, maka manakah jalan yang harus dipilih?

Tentunya pilihan terbaik adalah hasil dari istikharah, hasil dari diskusi antar keluarga atau anak dengan orang tua, hasil dari introspeksi diri, hasil dari mencari ilmu tentang keutamaan ketiganya terhadap kondisi yang saat itu dialami. Karena setiap pribadi akan mengalami kondisi yang berbeda dan kesiapan yang berbeda.

Namun tentu saja keridhoan orang tua adalah merupakan keridhoan Allahﷻ. Maka diskusikan dengan orang tua dan dapatkan ridho dari mereka tentang pilihan atas ketiganya.

Wallahu A'lam bishshawaab

🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
         💘TaNYa JaWaB💘

0⃣1⃣ Serra ~ Malang
Assalamualaikum,

Bagaimana jika ada orang sekitar kita yang lebil memilih kerja atau nikah?
Tapi Kita sarankan istikharah masih belum mau istikharah karena di anggap bukan Hal serius seperti urusan cinta.

🔷Jawab:
Waalaikumsalam warahmatullah

Bantu sama kita ikut istikharah juga, terus kasih saran dan diskusi dengan orang tua, karena biasanya pendapat orang tua selalu lebih bisa difahami.

0⃣2⃣ Erpin ~ Lampung
Assalamualikum warohmatullahi wabarokatuh

Bisakah dilakukan bersamaan contoh kuliah tapi juga berkarir?

🔷Jawab:
Waalaikumsalam warahmatullah

Bisa teh, kalau kuliah kan boleh sambil karir dan sudah menikahpun boleh, bahkan sudah punya anak juga boleh.
Yang tidak boleh kalau masih sekolah SMP atau SMU, karena aturan di Indonesia melarang.

0⃣3⃣ Bila ~ Tegal
Assalamualaikum Warrahmatulloh

Usia saya 22 tahun sedang S2 semester 2. Bulan kemarin saya dilamar teman satu kelas saya, target awal nikah saya usia 25 tapi ini datang lebih awal dari target. Sebelum dilamar saya sudah sholat istikharoh tapi sepertinya saya belum mendapatkan petunjuk, tetapi setelah diskusi dengan kelurga, akhirnya diterimalah lamaran tersebut.

Mengingat saya juga tidak begitu kenal bahkan tidak pernah berinteraksi dengan pria itu meskipun satu kelas. Apakah langkah saya terlalu cepat dalam mengambil keputusan atau bagaimana ya teh?

Terimakasih

🔷Jawab:
Waalaikumsalam warahmatullah wabarakaatuh

Barakallah teh, usia 22 sudah S2, berarti langsung lanjut setelah S1 ya, semoga Allahﷻ limpahkan rizki dan kemudahan mencapai ilmunya.

Ketika Allahﷻ sudah menentukan takdir seseorang, setelah kita istikharah, maka Alloh ﷻ akan beri jawaban dari kecenderungan kita, hati kita lebih memilih mana. Dan orangtua dan keluarga pun lebih memilih mana.
InsyaaAllah cepat atau lambat, jika Allahﷻ berkehendak, maka pasti akan terjadi.

Sambil nunggu akad nikah, cari tahu tentang pria itu, cari tahu lingkungannya, cari tahu pertemanannya, cari tahu kebiasaannya. Jika sudah yakin dengan agamanya,  semoga semua itu semakin meneguhkan untuk segera menikah, dan semoga lebih diberi keberkahan dalam kuliahnya dengan dukungan suami, orang tua dan mertua.

0⃣4⃣ Nick ~ Cilegon
Assalamu'alaikum,

Jika orang tua melarang ketika untuk menikah dengan seorang pria, tetapi orang tua tidak setuju karena ada salah satu hal yang mungkin sulit sekali diterima.

Padahal agamanya bagus baik dan bertanggung jawab tetapi tetap orang tua tidak setuju apakah sebaiknya dilanjut atau tidak tetapi dalam hati ingin sekali menikah dengan dia tapi kalau memaksakan dikhawatirkan tidak akan menjadi keluarga Samawa karena tidak ada restu dari orang tua. Satu sisi bagaimana cara memberikan penjelasan kepada pria tersebut bahwa aku tidak mau nikah kalau orang tua tidak ridho?

🔷Jawab:
Waalaikumsalam warahmatullah,

Jawabannya sudah terjawab sendiri oleh teh Nick.

Tetapi dalam hati ingin sekali menikah dengan dia tapi kalau memaksakan dikhawatirkan tidak akan menjadi keluarga Samawa karena tidak ada restu dari orang tua.

Ridlollaahi fii ridlolwalidain, wa suhtullaahi fii suhtilwalidain

Ridlo Alloh ﷻ tergantung ridho orang tua, murka Alloh ﷻ tergantung murka orang tua.

Satu-satunya cara adalah maksimalkan istikharah minimal 2 minggu berturut-turut tanpa henti.

Cepat atau lambat, nanti Allahﷻ akan kasih petunjuk. Ketika pria itu jodoh terbaik kita, maka Allahﷻ pasti akan balikkan hati orang tua menjadi setuju. Tetapi jika pria itu bukan jodoh terbaik, maka pasti pria itu akan menjauh dari kita.

Mohon pada Allahﷻ, istikharah, doa mohon diberi suami terbaik, doa mohon diteguhkan hati.

0⃣5⃣ Serra ~ Malang
Assalamualaikum,

Ketika istikharah hasilnya nikah juga kuliah, Kita sesuaikan dengan kondisi Kita sekarang atau cita-cita Kita?

🔷Jawab:
Waalaikumsalam,

Kalau hasil istikharah nikah juga kuliah, ya alhamdulillah, bukankah kebahagiaan yang utama adalah menikah? Mempunyai pasangan dan berkeluarga?
Lalu sukses mengejar cita-cita bersama-sama?
Lebih indah.

0⃣6⃣ Lia ~ Pontianak
Assalamualaikum...

Ini tentang menikah. Kebetulan si akhwat ini pernah gagal dalam proses menuju pernikahan dan sekarang ada ikhwan yang mau ta'aruf, si akhwat sudah istikharah, dan ada kecenderungan, tetapi di lubuk hati, ada rasa takut untuk menjalani proses, karena pernah gagal. Bagaimana ya ustadzah? Padahal sudah diyakinkan juga oleh sahabatnya.

🔷Jawab:
Waalaikumsalam warahmatullah

Dulu pas kita ulangan, sering gagal dapet nilai bagus, dulu pas kita kecil sering gagal juga belajar naik sepeda bahkan sampai jatuh, terus pas kita mau sekolah, memilih sekolah favorit, lalu misal gagal, tidak jadi trauma kan?

Gagal itu adalah proses menuju kesuksesan. Kalau dulu gagal menikah, artinya dulu bukan jodoh teh Lia, jodohnya yang sekarang. Allahﷻ kash petunjuk dengan berbagai cara, bisa dengan kesenangan dan kesedihan, bisa dengan kesuksesan dan kegagalan, tapi pasti itu yang terbaik.

Kalau sekarang ada kecenderungan, tinggal kuatkan tawakkal pada Allahﷻ. Jika sudah berusaha meneguhkan hati, sudah ikhtiar, sudah istikharah ya sudah.

Kalau misal nanti gagal lagi, berarti pria itu bukan jodoh kita, karena ada pria dibelahan bumi lain sedang menunggu kita menjadi kekasih hati dunia akhirat.

Dan kalau memang jadi menikah, berarti pria itulah kekasih hati kita, semoga Allahﷻ beri kelancaran kemudahan dalam niat kita beribadah karena Allahﷻ.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

0️⃣7️⃣ iRna ~ Bukittinggi
Assalamualaikum,

Boleh tidak sih dzah tunangan itu dalam jangka waktu yang lama,  berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun, karena adat orang dikampung saya kan merantau yaa... Jadi mereka tunangan dulu terus merantau, setelah beberapa tahun baru nikah. 

Kira-kira itu boleh tidaak dzah dalam Islam?

🔷Jawab:
Waalaikumsalam,

Lebih baik aqad dulu tanpa resepsi daripada tunangan berbulan-bulan atau bertahun-tahun, karena tunangan itu justru lebih banyak semakin membahayakan dari pacaran. Karena seolah-olah mereka sudah resmi, sehingga banyak yang terjerumus perbuatan maksiat.

Kalaupun memang adat dan keinginan orang tua seperti itu, setelah kita meminta untuk akad tapi tidak direstui, sebisa mungkin benar-benar harus menjaga diri dari perbuatan maksiat, mohon perlindungan Allah dan perbanyak istighfar, dan mohon dipercepat akadnya, agar lebih barokah hidupnya.

Wallahu A'lam

0️⃣8️⃣ Riyanti ~ Yogja
BagaimanA caranya tahu atau menggali pribadi calon, sementara kita tidak pacaran!

Apa sih yang perlu digali dzah?

🔷Jawab:
Lihat dari pertemanannya, lihat dari keluarganya, lihat dari cara bicaranya, sikapnya, akhlaqnya.

Cari tahu soal visi misinya, minta ditanyakan pada temannya, keluarganya atau perantara kita.

Boleh kok bertanya sesekali pada calon kita, selama berbicaranya dalam batas aman atau tidak berkhalwat.

Wallahu A'lam

🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
 💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘

DOA DAN IKHTIAR MAKSIMAL, LALU TAWAKKAL

Dalam menghadapi pilihan apapun, selalu awali dengan doa (dzikir, istikharah, tilawah) lalu ikhtiar maksimal (lakukan semua proses usaha dengan cara yang baik dan benar untuk semua pilihan), lalu tawakkal (tugas kita hanya sabar dan shalat, setelah itu dilakukan, maka semua hasil adalah Allahﷻ Yang Berkehendak) dan semua kehendak Allahﷻ adalah baik (Maa Qadarullah Khair).

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

Tidak ada komentar:

Posting Komentar