Kamis, 31 Maret 2022

SAATNYA JATUH CINTA LAGI


 

OLeH: Ibu Hj. Irnawati Syamsuir Koto

•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•

🌸SAATNYA JATUH CINTA LAGI

Assalamualaikum Sahabat Perindu Surga

Sahabat-sahabatku...

Kata orang cinta itu bisa datang kapan saja dan menguap kapan saja. Namun demikian, dalam pernikahan tentu “kata orang” ini sudah tidak dapat dijadikan rujukan lagi. 

Kebanyakan kita bukan lagi ABG yang sedang mengalami cinta sesaat dan cinta pun bukan “Jelangkung” yang datang tak dijemput pulang tak diantar.

Dalam pernikahan jatuh cinta dan selalu dalam keadaan jatuh cinta adalah kondisi yang harus selalu diusahakan. 

Begitupun, cinta harus selalu dijemput dan diantarkan dengan segenap ketulusan bila kelak maut memisahkan. 

Dalam pernikahan, cinta bukanlah sesuatu yang jatuh bagaikan durian runtuh atau menunggu nasib baik yang sedang berpihak.

Karena, dalam berumahtangga, cinta adalah sesuatu yang harus diusahakan dan bila telah hadir, maka keharusan berikutnya adalah merawatnya. 

Layaknya orang yang tengah mengusahakan, maka yang harus bertindak pertama kali tentu haruslah berasal dari diri kita sendiri.

Sungguh, cinta adalah keajaiban. Sesuatu yang tidak akan dapat hadir dari sejumlah aturan, apalagi daftar panjang hak dan kewajiban. Ia hanya dapat hadir dari sejumlah ketulusan dan akhlak terbaik yang kita hadirkan. 

Untuk menjemput satu kunci yang hanya dapat turun melalui berkah-Nya yaitu karunia-Nya agar cinta dapat menjelma selamanya dalam hati kita.

Inilah yang dilakukan oleh Rasulullah ﷺ selama Beliau menikahi Khadijah ra dan mengarungi kehidupan bersamanya. Rasulullah ﷺ tidak pernah diam untuk mengusahakan agar cinta itu tetap tumbuh dan selalu dalam keadaan jatuh cinta.

Lihatlah betapa indahnya percakapan antara Rasulullah ﷺ dan Khadijah berikut ini, “Duhai Dinda Khadijah, aku mencintaimu.” Maka Ibunda Khadijah pun menjawab, “Wahai Kakanda akupun mencintaimu bahkan sepuluh kali lipat lebih besar dari cintamu kepadaku.” Rasulullah ﷺ kembali berkata, “Bagaimana jika cintaku kepadamu juga sepuluh kali lipat?” “Maka cintaku kepadamu akan menjadi seratus kali lipat.”

Subhanallah, indahnya jika pernikahan senantiasa disegarkan dengan kalimat-kalimat romantis seperti ini. 

Lebay (berlebihan)? 

Ya, cinta memang selalu lebay. Bila cinta tidak lebay, maka mustahil bisa merekatkan dua orang dengan pribadi yang berbeda.

Karena itu, jangan pernah malu untuk mengekspresikan cinta  bahkan dengan cara yang paling lebay sekalipun. Seorang suami paling suka diperlakukan dengan cara yang istimewa, begitupun istri paling senang mendengar apa yang dinantikannya.

Lalu bagaimana jika hubungan kita dengan pasangan terlanjur kian terasa “adem ayem”? 

Maka pikirkanlah kembali apa yang  dicari dalam pernikahan. Tela'ah kembali masak-masak apa yang membuat anda dan dia bersedia menyatu dalam pernikahan. 

Bila alasannya adalah karena kecantikannya atau ketampanannya, karena status sosialnya, atau karena kemapanannya maka sudah saatnya kita mengganti alasan-alasan tersebut menjadi alasan-alasan orang dewasa untuk jatuh cinta.

Sebuah syair Arab menggambarkannya dengan lebih gamblang, “Palingkanlah hatimu pada apa saja yang engkau cintai. Tidaklah kecintaanmu itu kecuali pada cinta pertamamu yaitu Allah Azza wajalla. Berapa banyak tempat tinggal di bumi yang ditempati seseorang. Dan selamanya kerinduannya hanyalah pada tempat tinggalnya yang semula.”

Artinya, begitu banyak alasan seseorang untuk jatuh cinta. Semuanya berujung pada kerinduan seseorang pada sebuah romantisme yang menjadi udara dalam kebersamaan. Nah, bila ini yang kita inginkan, maka kembalilah pada Yang Paling berkuasa atas segala cinta yang ada di dalam dada. Jadikanlah cinta yang masih tersisa dalam hati kita sebagai modal untuk meraih cinta-Nya dengan cara-cara yang juga dicintai-Nya. Salah satunya adalah dengan kembali membangun cinta pada pasangan kita. Sungguh, semuanya adalah untuk Alloh ﷻ, sebagaimana kita pun hidup di dunia ini untuk-Nya.

Sementara itu, surga yang kita impikan pun hanya dapat diraih dengan membangun tangga yang kuat untuk meraihnya. Jalinan yang mengikat anak-anak tangga itu menjadi kuat itulah yang bernama cinta. Karena itu, jangan biarkan anak-anak tangga yang kita persiapkan itu berserak sia-sia hanya karena kita tidak mengikatnya dengan cinta yang kokoh. Inilah yang disebut dengan alasan orang dewasa bahkan orang beriman untuk jatuh cinta. Jatuh cinta selalu untuk saling mengantarkan ke surga.

Sebagaimana yang digambarkan dalam ayat 71 surat At-Taubah:

“Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar, melaksanakan shalat, menunaikan zakat, dan taat kepada Alloh ﷻ dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Alloh ﷻ. Sungguh Alloh ﷻ Maha Perkasa, Maha Bijaksana.”

Kemudian, agar cinta senantiasa merekah dan jatuh cinta menjadi keseharian, nasihat dari istri Auf bin Muhallim Asy-Syibani pada anaknya nampaknya layak untuk sama-sama kita pegang teguh;

“Jadilah engkau orang yang paling mengagungkan dirinya, maka dia akan jadi orang yang memuliakanmu. Jadilah engkau orang yang paling mendukungnya, niscaya ia akan menjadi orang yang setia berada di sisimu. Dan ketahuilah anakku, engkau tidak akan pernah sampai pada apa yang engkau cintai darinya sampai engkau mendahulukan keridaannya atas keridaan dirimu, dan keinginannya atas keinginanmu terhadap segala hal yang engaku senangi dan engkau benci. Semoga Alloh ﷻ memberi kebaikan atas mu dan melindungi mu.”

Meski nasihat di atas diperuntukkan istri Auf bin Muhallim Asy-Syibani pada puterinya, alangkah indahnya bila kehendak untuk mengutamakan pasangan atas keinginan diri sendiri menjadi hal yang sama-sama kita perjuangkan. Agar kebahagiaan dan cinta ada di hati kita dan juga di hatinya.

Wallahu a'lam

Demikian dari saya semoga bermanfaat.

•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•

0️⃣1️⃣ Widia ~ Bekasi 
Assalamualaikum bunda, 

Bagaimana menemukan chemistry pada pasangan padahal SUDAH menikah 9 tahun. Masih belum merasa apa yang suami rasa. 

Jazakillah khairan bunda.

🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Salah satu terciptanya Chemistry itu terjadi karena komunikasi yang lancar dan baik, akhirnya nyambung, saling membuka diri untuk menerima pasangan.  

Jika masih ada rasa yang mengganjal, maka susah untuk terciptakan chemistry. Jadi jaga komunikasi yang baik dan hangat, dan buka hati menerima pasangan. Karena dia adalah takdir kita. 

Wallahu a'lam

0️⃣2️⃣ Cucu Cudliah ~ Tasikmalaya 
Istilahnya love easy go easy come. Kadang bisa menguatkan keutuhan rumah tangga atau sebaliknya. Apalagi bila ada perasaan yang mengakibatkan keretakan keluarga dari pasangan atau suami. 

Alhamdulillah kalau kita kembalikan pada Yang Maha Cinta Alloh Subhanahu Wata'ala, semuanya akan baik.   Tapi tiba-tiba perasaan tak peduli suka timbul karena ulah dari pasangan. 

Trik-trik apa saja supaya kita tetap Istiqomah dalam memupuk keutuhan pada pasangan?

Juga trik-trik saatnya jatuh cinta lagi atau seseorang mencintai diri kita?

Bunda mewakili orang-orang yang curhat.

🌸Jawab:
Awali dengan niat, cek kembali niat berumah tangga itu untuk apa.  Jika ingin meraih Ridho Alloh ﷻ, maka kita akan menjalani dengan sabar setiap ujian dalam rumah tangga. Pahami sikap dan bahasa pasangan,  dan kurangi ego kita, jangan sedikit-sedikit merasa diri di dzalimi,  merasa sakit hati padahal  suami memang tipenya seperti itu. Jadi saling memahami adalah kunci untuk mengobati hati dari terluka karena pasangan.  

Trik saat jatuh Cinta?  

Jaga hati agar tidak mencintai manusia melebihi Cinta kepada Alloh ﷻ. Jangan terlalu meninggikan harap kepada pasangan, karna akhirnya akan kecewa. 

Jaga perasaan pasangan dari hal-hal yang akan membuat dia terluka.  

Wallahu a'lam

0️⃣3️⃣ Ridha ~ Bekasi
Ustadzah, dari cerita teman-teman pada umumnya cinta kepada pasangan karena kebutuhan. Misal ketika punya anak, suami sering terabaikan.

Bagi saya ketika kewajiban saya maksimal untuk suami, maka banyak bonus yang saya terima. Jatuh cinta lagi, bahagia yang beda dari biasanya, bahkan dahsyat.
Bagaimana pendapat ustadzah?

🌸Jawab:
Inilah kekeliruan yang jamak terjadi, disaat sudah ada anak, istri mulai mengabaikan suami, dari mengabaikan tersebut maka rasa Cinta akan mulai memudar,  bahkan apapun yang dilakukan bukan lagi berdasarkan Cinta, tapi kewajiban, jadi si istri tidak lagi bisa menikmati sebuah hubungan dengan suami. Seharusnya  suami tetaplah menjadi prioritas, dan menjaga Cinta adalah hal yang terpenting, suatu saat nanti, anak-anak akan meninggal orang tua, dan kita bersama pasangan lah yang akan terus bersama, maka jagalah pasangan, jagalah Cinta,  jagalah kasih sayang agar kita bisa menikmati kebahagiaan.  

Wallahu a'lam

0️⃣4️⃣ Bunda Ika ~ Bandung
Dalam pernikahan adakalanya terjadi konflik dikarenakan ORANG KETIGA (bukan karena semata berkurangnya RASA CINTA KITA KEPADA PASANGAN). Bagaimana bila yang menjadi orang ketiganya adalah ANAK. Ketentraman dalam Rumah Tangga jadi terganggu karena ada perselisihan antara AYAH dan PUTRINYA, terkadang sebagai istri bingung....(yang satu suami, yang satunya lagi anak)... Mungkin Bunda punya solusi dalam menyelesaikan masalah tersebut?

Syukron

🌸Jawab:
Hal ini juga sering terjadi didalam rumah tangga,  pertentangan antara anak dan ayah, ada perbedaan pendapat, jadi bagaimana kita sebagai ibu? Tugas kita adalah menjadi penengah, tanpa meruntuhkan harga diri masing-masing mereka,  maka disaat ayahnya sedang marah, kita jangan pernah memperlihatkan keberpihakan kepada anak, karena itu akan menciderai harga diri ayahnya, dan anak merasa ada yang melindungi maka dia akan memandang ayahnya dibawah ibu.  Jadi sebagai istri, bicaralah dengan suami di saat amarah suami telah mereda, dan berbicaralah dengan anak dengan menasihatinya dari hati kehati, bicaralah sebagai teman dan sekaligus sebagai ibunya.  Pancing anak untuk mengemukakan pendapatnya tentang apa yang dipermasalahkan, luangkan waktu mendengarkan,  selanjutnya minta izin ke anak untuk mengemukakan pandangan kita pribadi,  dan arahkan untuk dia menerima perkataan ayahnya tanpa ada rasa sakit hati.  

Pelan-pelan bund,  anak-anak sekarang bukan lagi sama dengan kita dimasa dahulu yang takut ke orang tua. Jadi kita harus sabar.  

Wallahu a'lam

 0️⃣5️⃣ Apni ~ Garut
Assalamualaikum,

Apakah setiap rasa yang ada di hati kita itu atas seijin Alloh ﷻ?

🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Yaa apapun itu, semua atas izin Alloh ﷻ, jika Alloh ﷻ tidak izin maka hal tersebut tidak akan menimpa kita, apapun itu, tidak akan mendatangi kita.  

Wallahu a'lam

0️⃣6️⃣ Rina ~ surabaya
Assalamu'alaikum,

Dzah, adakah kiat khusus untuk mengusir rasa ego. Karena terus terang jika syaiton sedang mendekat rasanya enggan untuk bisa selalu bermanis manis menjadi istri yang sempurna seandainya pas balasan dari suami tidak sesuai yang kita harapan

🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Memberilah tanpa mengharap balasan dari manusia. Lakukan saja kewajiban kita menjaga hati dan diri dan berlaku baik pada pasangan,  maka Alloh ﷻ yang akan membalas semuanya.  Jika berharap, maka kita akan kecewa, karena manusia tidak akan pernah puas atas apa yang dia terima, termasuk dari pasangan sendiri.  

Jangan merasa telah berbuat banyak, tapi ingatkan diri bahwa kita belum berbuat apa-apa untuk pasangan.  

Maka ego akan turun.

Wallahu a'lam

0️⃣7️⃣ Han ~ Gresik
Assalamu'alaikum bu,

Seperti yang sudah ibu paparkan di atas jika pasangan sudah merasa nyaman dan adem ayem akhirnya tiada canda dan tawa bahkan menyapa pun akhirnya sebatas kewajiban saja. Bagaimana bu jika seperti itu biar selalu romantis seperti awal-awal yang begitu perhatian dan manis sekali pada pasangan?

🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Yang namanya pasangan maka kewajiban menjaga itu berada di dua belah pihak, tidak akan bisa jika hanya sebelah pihak saja. Akan ada saatnya pasangan merasa lelah jika kita sendiri tidak mampu mempertahankannya.  

Apalagi jika pasangan pernah dikecewakan,  untuk bangkit itu butuh kekuatan yang berlipat dari awal dia mencintai.  

Dan jangan menuntut jika kita sendiri tidak memberikan hal yang sama. Tapi jangan berharap dibalas karena akan kecewa. Lakukan saja apa yang tugas kita.  Maka Alloh ﷻ yang akan menghantarkan gantinya kepada kita.  

Wallahu a'lam

🔷Aamiin.
Yang ada sekarang yang terbaik dan harus di syukuri ya bu bagaimanapun kekurangan masing-masing?

🌸Menerima kekurangan bukan berarti membiarkan kekurangan tersebut ada, harus tetap berusaha memperbaikinya. Jangan sampai ada pembiaran.  Dan jangan pernah bosan untuk memperbaikinya.  

Wallahu a'lam

0️⃣8️⃣ Mala Hasan ~ lampung
Ustadz, apakah sebenarnya berbeda makna sayang dan cinta kalau di lihat dari kacamata suami yang terlihat biasa dan cuek saja?

Bagaimana menghidupkan kembali rasa yang sudah mulai hilang itu.
Jazaakillahu khoiran

🌸Jawab:
Kadang mencintai dan menyayangi itu muaranya sama, yaitu menjaga fisik maupun perasaan pasangan, membahagiakan pasangan, memenuhi kebutuhannya. Nah bagi laki-laki bertanggung jawab seperti diatas merupakan wujud dari kasih sayang dan Cinta,  namun bagi perempuan hal itu tentu berbeda. Karena wanita itu lebih membawa perasaan dalam berpikir dan bertindak, beda dengan laki-laki, lebih mengedepankan logika.  

Cinta bisa hilang dan berkurang karena lamanya kebersamaan,  dan masing-masing tidak bisa menjaga rasa tersebut, namun rasa sayang akan membuat seseorang mampu bertahan.  

Wahai para istri, jangan pernah bandingkan suamimu dengan suami orang lain. Bisa jadi suami orang lain romantis, namun suamimu tidak. Pahami sikap dan sifatnya. Maka kita akan menemukan kebahagiaan yang sejati.  

Wallahu a'lam

•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•

Kita tutup pertemuan malam ini dengan tulisan yang lumayan panjang dari ustadz Riza Basalamah, semoga menjadi penyemangat bagi kita.  

CIRI-CIRI SUAMI ISTERI JATUH CINTA LAGI (SAATNYA JATUH CINTA LAGI)

Oleh: Ustâdz Dr. Syafiq Riza Basalamah hafidzhahullah

بسم الله والحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله

Seiring makin bertambahnya usia pernikahan, kedewasaan dan juga anak, kita makin menyadari bahwa ada hal-hal yang tetap sama, dan ada hal-hal yang tidak terelakkan untuk berubah. Ada hal-hal yang harus diucapkan, dan ada yang cukup disimpan dalam hati saja.

Kita pun jadi belajar untuk mengartikan bahwa makna romantisme itu sendiri sangatlah luas.

Romantis tidak hanya soal bunga, candle light dinner (baik di resto ternama atau yang insidentil karena mati listrik), sekotak cokelat mahal, atau kartu ucapan “I Love You” yang sengaja ia tinggalkan di meja sebelum berangkat kerja.

Romantisme tidak cuma soal itu, ternyata…

For some people...

Romantis adalah ketika seorang istri berletih-letih belajar memasak di awal pernikahan mereka, demi menciptakan menu yang disukai suaminya, meskipun ia sendiri tidak menyukainya.

Romantis adalah ketika seorang suami telaten merawat istri dan anak-anaknya yang sedang sakit, mengambil alih semua tugas rumah tangga yang sanggup ia kerjakan.

Romantis adalah ketika seorang suami dengan sigap mengganti popok si kecil yang terbangun tengah malam, saat sang istri terlelap karena kelelahan.

Romantis adalah saat sepasang suami istri bahu membahu merapikan rumah dan memandikan anak-anak ketika mereka sedang digegas waktu untuk pergi ke majlis ‘ilmu di suatu pagi.

Romantis adalah saat seorang suami membangunkan istrinya untuk Sholât Malam dengan lembut, dan memerciki wajahnya dengan air ketika matanya masih ingin terpejam.

Romantis adalah kerelaan seorang suami untuk menahan emosi ketika mendapati istrinya tengah marah, berlapang dada untuk mema’afkan dan memberi udzur ketika sang istri bersalah.

Romantis adalah ketika seorang suami berkata pada istri tercintanya: “Mencari nafkah itu tanggung jawabku, tugasmu adalah mengurus rumah dan mendidik anak-anak kita.”

Romantis adalah ketika seorang suami meminta sang istri untuk menutup aurat secara sempurna, sebagai bentuk penjagaan atas hartanya yang paling berharga.

Romantis adalah ketika seorang suami atau istri menolak permintaan pasangannya yang tidak sesuai syari’at dengan cara yang penuh hikmah.

Karena 'cinta tidak berarti selalu menuruti keinginan orang yang dicintainya', terlebih jika keinginannya bertabrakan dengan rambu-rambu syar‘i.

Itulah cinta karena الله yang sejati dan abadi…!

Romantis adalah ketika seorang suami menundukkan pandangannya ketika ia tidak sengaja berpapasan dengan lawan jenisnya saat jalan dengan sang istri, dan mengeratkan genggaman tangan mereka lebih erat lagi.

Romantis adalah saat seorang suami bersedia untuk mendengarkan cerita istrinya yang panjang lebar tidak beraturan dan tidak penting itu sampai tidak sengaja ketiduran.

Romantis adalah kesabaran seorang suami ketika sang istri menyambutnya di pintu dalam keadaan kacau balau, belum sempat mandi apalagi berhias, rumah berantakan tak berbentuk dan tak ada makanan tersaji di meja. Lalu sang suami berkata: “Nggak apa-apa, malam ini kita makan di luar yuk…?”

Romantis adalah kesediaan seseorang untuk menerima diri pasangannya seutuhnya, lengkap dengan segala kekurangan, kelebihan dan masa lalunya, tanpa banyak mengatur dan meminta.

Romantis adalah saat memandang wajah seseorang yang kita cintai dalam lelapnya setelah seharian penat bekerja… dan sejenak menyadari, telah menghabiskan tahun-tahun penuh bahagia bersamanya, seseorang yang الله pilihkan untuk menemani pahit manis perjalanan hidup ini.

Romantis adalah ketika sepasang suami istri saling mengingatkan dan menguatkan dalam kebenaran dan kesabaran, karena mereka tidak hanya menginginkan kebersamaan di Dunia saja, melainkan hingga ke Jannah-Nya.

Romantis adalah ketika engkau melihat kedalam matanya di sela-sela obrolan santai kalian, dan menemukan masih ada cinta di sana… Cinta yang sama seperti saat pertama kali bertemu dahulu.

Dan yang romantis adalah saat seorang suami memasangkan helm ke kepala istri tercintanya ketika mereka hendak bepergian dengan motor.

Ternyata banyak hal-hal romantis yang dilakukan pasangan, yang terkadang luput dari perhatian kita.

Betapa sering pasangan berbuat baik kepada kita, tapi tidak pernah puas kita untuk terus menuntut lagi dan lagi…? 
Bahkan meminta sesuatu di luar kadar kesanggupan pasangan kita…!

Astaghfirullôh…

Adakah kita seperti itu terhadap istri atau suami kita selama ini…?

Terlebih-lebih kita, para istri yang tabiatnya adalah sering mengkufuri kebaikan suami.

“Dan aku melihat neraka maka tidak pernah aku melihat pemandangan seperti ini sama sekali, aku melihat kebanyakan penduduknya adalah kaum perempuan."

Shohâbat pun bertanya: “Mengapa (demikian), wahai Rosûlullôh صلى الله عليه و سلم?”

Beliau صلى الله عليه و سلم menjawab: 
“Karena kekufuran mereka.”

Kemudian ditanya lagi: “Apakah mereka kufur kepada Alloh ﷻ?”

Beliau صلى الله عليه و سلم menjawab: 
“Mereka kufur terhadap suami mereka, kufur terhadap kebaikan-kebaikannya. Kalaulah engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka selama waktu yang panjang, kemudian ia melihat sesuatu pada dirimu (yang tidak ia sukai), niscaya ia akan berkata: ‘Aku tidak pernah melihat sedikit pun kebaikan pada dirimu!’”
[HR. al-Bukhôrî no 105].

Seperti yang dituturkan dalam syair indah berikut ini…

“Kulihat kaum laki-laki memukul istri mereka... Namun tanganku lumpuh untuk memukul Zainab…Zainab adalah Matahari, sedang perempuan lain adalah bintang-bintang. Jika Zainab muncul, tidak akan nampak lagi bintang-bintang…”
[Siyar A‘lâm an-Nubalâ’ IV/106].

Banyak sisi baik dari pasangan yang membuat teduh hati ketika kita memandangnya, atau mungkin saat sekadar mengingatnya.

Jujurlah pada diri sendiri…

Pasangan kita saat ini, betapa ia begitu berjasa mendampingi kita sejak bertahun-tahun lamanya.

Dialah tempat kita mencurahkan rasa. Dialah seseorang yang paling mengenal dan mengerti, siapa dan bagaimana kita sesungguhnya, dan memilih untuk tetap tinggal dan terus mencintai kita, setelah semua yang terjadi.

Cinta yang dulu mekar di awal-awal pernikahan, bisa pudar seiring berlalunya waktu.
Ia bisa berubah menjadi layu sebelum akhirnya mati dan musnah.

Maka rawatlah cinta itu agar selalu berkembang dan terawat. Siramilah perasaan itu dengan hal-hal yang romantis dan penuh makna, namun sederhana.

Sederhanakanlah…!

Seperti membukakan pintu mobil untuk istri tercinta bagi yang punya mobil, atau memasangkan helm ke kepalanya ketika hendak bepergian dengan motor.
Atau merapikan anak rambut yang ‘mengintip’ dari balik jilbabnya dengan tatapan penuh kasih-sayang.

Ungkapan cinta yang terlihat remeh, kecil dan sepele, tapi penuh makna. Setidaknya bagi dirinya, seseorang yang kita cinta.

والله أعلم بالصواب 

وصلى الله وسلم على نبينا محمد وعلى آله و صحبه أجمعين

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh 

Mohon maaf lahir dan batin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar