Kamis, 31 Maret 2022

KENALI TOXIC PARENTING

 


OLeH: Bunda Heradini Faizah, S.Psi

•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•

🌸KENALI TOXIC PARENTING

بسم الله الرحمن الرحيم
الســـلام عليــكم ورحــمة اﻟلّـہ وبركاته

إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَ نَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بلله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إله إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لا نَبِيَّ بَعْدَهُ

Alhamdulillah...
Malam ini kita bisa berkumpul di room Bidadari Perindu Surga 
Kembali bertemu saya, bu Dini. Untuk berkesekian kalinya. Semoga tidak bosan ya....

Akhwati fillah....
Malam ini tema kita adalah TOXIC PARENTING.

Akhwati fillah penghuni room Bidadari Perindu Surga yang dirahmati Alloh ﷻ...

Sudah sepantasnya anak lahir dalam keluarga yang bahagia serta mendapatkan kasih sayang yang cukup dari orang tuanya.  

Anak tumbuh menjadi anak yang sehat baik secara jiwa maupun raga. Namun faktanya, banyak sekali anak-anak yang tumbuh di lingkungan keluarga dengan kondisi orang tua yang kasar, semena-mena, serta ‘meracuni’ mental anak baik secara fisik maupun psikis. Istilah untuk orang tua dengan kondisi tersebut adalah toxic parents.

Istilah toxic parents tidak hanya diperuntukkan bagi orang tua yang memiliki perilaku buruk serta melakukan tindakan-tindakan kasar secara fisik terhadap anak. 

Toxic parents juga berlaku untuk orang tua yang tanpa sadar melakukan kekerasan verbal yang merusak dan meracuni psikologis anak.

Jenis toxic parents yang kedua ini lebih berbahaya, karena tidak terlihat dengan kasat mata serta jarang disadari oleh para orang tua.

Sangat mungkin orang tua tampak normal, tetap memberikan kebutuhan anak, tidak menyakiti secara fisik, mencintai anak sepenuhnya, serta menginginkan yang terbaik untuk anak. Namun, terdapat sikap dan perilaku orang tua yang secara diam-diam menjadi ‘racun’ dalam untuk mental dan kepribadian anak.

Tentunya semua orang tua menginginkan yang terbaik untuk anak. Tidak ada orang tua yang sengaja ingin membuat anaknya sedih, sakit, dan menderita baik secara mental maupun psikis. Namun tentu saja orang tua hanyalah manusia biasa yang kerap memiliki salah dan apa. Orang tua bisa berbuat salah yang mengakibatkan mental anak menjadi lemah, bahkan rusak. 

Lantas apa saja ciri-ciri orang tua toxic parents? 

◼️Memiliki Ekspektasi Berlebihan

Ciri toxic parents yang pertama adalah orang tua memiliki ekspektasi yang berlebihan terhadap kehidupan dan masa depan anak. Tanda toxic parents ini paling sering terjadi dan hampir semua orang tua pernah melakukannya. Misalnya, ketika anak-anak ingin menjadi musisi, orang tua kemudian menyetir anak untuk menjadi apa yang orang tua inginkan. Orang tua membuyarkan mimpi anak menjadi musisi dengan memberikan komentar negatif mengenai musisi.

◼️Membicarakan Keburukan di Depan Anak

Ciri toxic parents selanjutnya adalah orang tua membicarakan dan membahas keburukan anak di hadapannya. Jika hal ini terjadi, anak akan kehilangan kepercayaan diri, rendah diri, dan anak merasa dipermalukan.

◼️Egois

Ciri toxic parents selanjutnya adalah egois. Dalam hal ini, orang tua selalu mengukur sesuatu dengan perasaannya sendiri, tanpa memikirkan perasaan anak. Orang tua dengan tipe ini kerap mengasihani diri sendiri, seolah-olah perilaku anak yang tidak menurut membuat orang tua menderita.

◼️Membentak Anak

Terkadang, orang tua juga kerap ‘kelepasan’ membentak anak ketika sedang marah. Bahkan ada juga orang tua yang menggunakan senjata membentak agar anak nurut dan disiplin. Padahal. cara tersebut justru salah. Jika terus menerus dilakukan, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang kasar dan pemarah.

Mendisiplinkan anak dengan bentakan dan kemarahan tidak akan membuat anak menjadi takut dan nurut. Sebaliknya, tindakan tersebut dapat menjadi racun dalam pribadi anak di masa depan.

◼️Mengungkit Biaya-biaya

Ada juga orang tua yang terlihat ‘pamrih’ di hadapan anak. Orang tua selalu mengungkit tentang besarnya biaya yang telah dikeluarkan untuk membesarkan dan memenuhi kebutuhan anak. Hal ini dijadikan senjata agar anak menurut dan mengikuti kemauan orang tua. Tanpa terasa, hal ini dapat menjadi racun yang membebani anak.

Akhwati fillah penghuni room Bidadari Perindu surga.....

Kita harus berusaha untuk menjadi orang tua yang salih dan shalihah, menjadi orang tua yang selalu berada dalam kebaikan. Menjalankan prinsip parenting seperti yang dicontohkan dalam Islam, dan Rasulullah ﷺ.

◼️Tanamkan Nilai

Jadilah orang tua yang selalu mengarahkan anak pada kebenaran dan kebaikan. Saat berkuda dengan Ibnu Abbas, Rasulullah ﷺ Nabi menyampaikan beberapa hal pada Ibnu Abbas. Beliau menanamkan nilai sambil berkegiatan.

Wahai anak muda aku mengajarkan kamu beberapa kalimat. 

Jagalah Alloh ﷻ, maka Alloh ﷻ menjagamu. Jagalah Alloh ﷻ, maka ia akan ada di hadapanmu.

◼️Tegas Namun Penuh Kasih Sayang

Kita juga bisa meniru cara Rasulullah ﷺ, saat bermain dengan anak, kita bisa menyelipkan nilai-nilai pada Alloh ﷻ misalnya tentang mencintai Alloh ﷻ, harus jujur dalam segala hal termasuk tidak mencontek saat ujian, misalnya.

Ingat, Kita sebagai orang tua tidak selalu ada, tidak selalu bisa memberikan segala sesuatu pada anak seumur hidupnya. Orang tua biasanya dipanggil Alloh ﷻ lebih dahulu.

#disarikan dari berbagai sumber

Wallahu a'lam

•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•

0️⃣1️⃣ Cucu Cudliah ~ Tasikmalaya
Sangat berbahaya toxic parents itu karena berdampak tidak baik terhadap kesehatan fisik maupun psikis anak dan orang tua itu sendiri.

Faktor-faktor apa saja kemunculan terjadinya toxic parents? 

Syukron Katsiro

🌸Jawab:
Baiklah mba Cucu,

Faktor-faktor yang menjadi sebab seseorang bisa jadi toxic adalah:

★ Internal (dari dalam dirinya sendiri). Misal,
1) Tidak beriman.
2) Tidak berilmu.
3) Ada kelainan-kelainan psikologis yang diderita.

★ Eksternal :
1) Akibat salah didikan ketika kecil.
2) Kondisi ekonomi saat ini.
3) Tekanan dari masyarakat atau orang terdekat.

Wallahu a'lam

0️⃣2️⃣ Apni ~ Garut
Assalamualaikum,

Apa termasuk toxic juga bila kita membicarakan keburukan atau kesalahan kepada anak untuk niat supaya anak tersebut tahu mana yang baik, mana yang buruk, karena kadang anak terus-terusan melakukan kesalahan yang sama.

Wassalammua'laikum warahmatullahi

🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Tidak. Asal kita menyampaikannya dengan cara yang tepat. 
Yang kita cela adalah perbuatannya, bukan pribadinya. Itu yang harus kita pegang. 
Atau lebih baik kalau kita nanya:  Kakak tadi melakukan apa? Bagus tidak itu? Mama harus ngapain agar kakak tidak begitu lagi? 

🔹Maa sya Allah, terima kasih.

0️⃣3️⃣ Yuli ~ Jombang 
Assalamualaikum Bunda Dini.

Adakah tips untuk menjadi orang tua yang baik, sementara kita dibesarkan dalam lingkungan toxic parents yang sangat kental, bahkan hampir setiap hari mengalami, sedikit banyak memberi pengaruh terhadap perkembangan mental.

Bagaimana agar siklusnya dapat berhenti bunda?

Terima kasih. 

🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Putuskan siklusnya di kita. Memang, orang-orang yang dididik dengan cara buruk pada masa kecilnya, akan cenderung memperlakukan anak-anaknya dengan cara yang buruk pula. 

Maka sebagai orang yang berilmu, jadikan perlakuan buruk yang mungkin kita alami di masa lalu, semoga menjadi titik balik bagi kita dan menjadi pelajaran agar tidak memperlakukan anak dengan cara yang sama dulu, karena bapak ibu. Saya termasuk orang-orang sibuk, Saya tidak pernah diantar lomba dan tidak pernah diapresiasi ketika juara, itu menyakitkan. 

Maka Saya tidak ingin anak merasakan kesakitan yang sama, dengan cara "ada kapanpun setiap anak-anak membutuhkan."

🔹MasyaAllah Bunda, sungguh berat sekali, tapi kami mencoba menjadi orang tua yang baik untuk anak-anak, walaupun kadang sekali waktu masih lepas kontrol. Astagfirullah...

🌸Bismillah...
Dari anak-anak kita belajar bagaimana menjadi sabar.
Dari anak-anak kita belajar bagaimana cara mengendalikan emosi.
Dari anak-anak kita belajar untuk mudah memaafkan dan melupakan kesalahan.

Wallahu a'lam

🔹Insyaallah, terima kasih Bunda.

0️⃣4️⃣ Dewi ~ Bekasi
Bismillah...
Jika dalam mendidik anak ada 2 sumber yaitu sumber dari ibu dan sumber dari nenek.

Kedua sumber tersebut saling bertolak belakang. Misal: ibu berusaha membiasakan anak perempuannya untuk memakai gamis.
Sedangkan nenek, melarang memakai gamis dengan alasan ribet takut keserimpet. Nenek selalu mendukung cucunya pakai celana ketat. Dan sang nenek mewajibkan cucunya untuk mendengar nasihatnya.

Sang ibu telah berusaha memberi pengertian ke sang nenek dengan cara yang baik, tapi sang nenek selalu emosi dan sang nenek selalu ucapkan durhaka.

Apakah ini termasuk toxic parenting?

🌸Jawab:
Mba Dewi di Bekasi. 
Fenomena itu memang sering terjadi di tengah keluarga yang tidak mandiri ya. Baik itu mandiri secara materi maupun emosi. Ada campur tangan dari orang lain dalam hal mendidik anak. Dan orang lain itu ada di lingkaran terdekat anak. Jadi sering kali anak merasa kebingungan dalam menentukan langkah. Bahkan ada anak yang kadang memanfaatkan situasi itu. 
Misal anak-anak kita larang jajan chiki. Tapi oleh orang tua diberi uang untuk jajan sesukanya. Ketika ditegur selalu bilang: kamu nggak tau rasanya jadi nenek atau kakek. Pengalaman pribadi nih. 

Ada yang lebih parah seperti mba Dewi ceritakan. Kalau bisa, memang kita harus mandiri. Tinggal sendiri meski kontrak. Agar tidak ada intervensi dari pihak lain. 

Kalau tidak bisa, yang harus kita kuatkan adalah anak. Anak yang harus nurut kita, bukan nurut simbahnya. Biar dibilang durhaka. Tidak apa-apa. Asal tidak terjadi. 
Terus doakan. Semoga Alloh ﷻ membuka pintu hatinya. Semoga Alloh ﷻ memberi hidayah.

Wallahu a'lam

0️⃣5️⃣ Naila ~ Bogor
Bismillaah...
Bagaimana cara mendisiplinkan anak tanpa bentakan dan amarah, Bu?
Terkadang sudah diingatkan secara pelan-pelan tapi masih belum juga memperbaiki perilaku atau sikapnya. 

Kemudian, jika orang tua sudah pernah melakukan kesalahan membicarakan keburukan di depan anak. Apa yang harus dilakukan, Bu? Untuk mengurangi dampak buruknya. 

Terima kasih. 

🌸Jawab:
Mba Naili, mendisiplinkan tanpa bentakan memang susah. Tapi akan lebih susah lagi akibatnya jika kita sering membentak. Anak-anak akan meniru perilaku membentak kita.
Agar tidak sering marah, beri aturan main. Tempel di dinding. Ajak anak menentukan aturan-atura  di rumah. Ungkapkan emosi kita ketika kita marah dengan mimik muka dan suara yang mendukung. 

Misal : mama sedih kalau kamu tidak merapikan mainan. 

Terima kasih sayang, sudah menjaga adik dengan baik. 

Cara memperbaiki adalah minta maaf pada anak. Akui kita salah dan tidak akan mengurangi.

Wallahu a'lam

0️⃣6️⃣ Dewi ~ Bekasi
Bismillah...
Mohon bimbingannya untuk membersamai remaja putra dan putri sehingga jadi orang tua yang mereka sayangi. 

🌸Jawab:
Bismillah...

Menjadi seperti apa yang mereka inginkan
Ingin mereka itu sederhana, kita ada.

Wallahu a'lam

•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•

Ada sangat banyak masalah dalam kehidupan keseharian manusia. 

Berbagai masalah tersebut bisa bersumber atau bermula dari dalam keluarga. Namun, masalah tersebut bisa diselesaikan atau berakhir dalam keluarga.

Keluarga yang baik adalah keluarga yang mampu memindahkan norma-norma dan ajaran Rasulullah ﷺ dalam tatanan rumahnya sendiri.

Wallahu a'lam bish showab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar