Kamis, 31 Maret 2022

PEREMPUAN MULIA DALAM NAUNGAN ISLAM

 


OLeH: Ustadzah Tely Herliyani

•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•

🌸PEREMPUAN MULIA DALAM NAUNGAN ISLAM

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Alhamdulillah alladzi arsala rosulahu bil huda wa dinil haq. Liyuzhhirohu ‘alad dini kullihi. Wa kafa billahi syahida. Asyhadu alla ilaha illallah, wahdahu laa syarikalah. Wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rosuluhu, alladzi laa nabiya ba’da.

Robbis rohlii shodrii, wa yassirlii amrii, wahlul uqdatam mil lisaani yafqohu qoulii.
Amma ba'du

Alhamdulillah akhwati fillah wa rahimakumulloh

Kita masih bisa diberi kesempatan oleh Allah Subhana wa Ta'ala untuk bertemu di ruangan ini, untuk menunaikan salah satu kewajibannya yaitu tholabul ilmi. Mudah-mudahan Alloh ﷻ ridho dengan apa yang kemudian akan kita lakukan hari ini dan memberikan keberkahannya kepada kita semua. Aamiin Ya Allah Ya Rabbal alamiin.

Baik, akhwati wa rahimakumulloh, pada kesempatan kali ini kita akan membahas sebuah tema berkaitan dengan Perempuan Mulia Di Bawah Naungan Islam

Nah, untuk selanjutnya Saya akan share sebuah tulisan yang nanti silahkan dibaca dan disimak oleh akhwati semua dan kalau ada yang mau didiskusikan, dipersilahkan.

🔹Perempuan Mulia Dalam Naungan Islam

Begitu banyak problem yang dihadapi oleh perempuan hari ini. Kekerasan seksual yang semakin meningkat, KDRT, berperan ganda sebagai ibu juga sebagai tulang punggung keluarga. Tidak sedikit kaum perempuan yang akhirnya sulit untuk menjaga kewarasannya.

Kaum Feminis Barat  menuduh adanya kekerasan terhadap perempuan dalam masyarakat Islam adalah akibat tidak adanya keadilan dan kesetaraan gender sebab hukum Islam bias gender atau tidak pro perempuan.

Merekapun menilai bahwa secara umum dunia Islam memiliki praktik penindasan akut terhadap perempuan. Mereka mengeklaim buktinya adalah adanya tradisi yang berjalan, cara berpakaian, maupun ajaran-ajaran yang disakralkan.

Selanjutnya, feminis Barat mengatakan dalam Islam tidak ada kesetaraan laki-laki dan perempuan dalam masalah kerja, pendidikan, dan politik. 

Oleh sebab itu, solusi penghapusan kekerasan harus dengan menyosialisasikan kesetaraan gender, serta menghilangkan hukum, aturan, maupun kebiasaan yang tidak pro gender. Mereka berpendapat harus ada reinterpretasi tafsir dan rekonstruksi fikih Islam yang mereka nilai diskriminatif atau hukum yang berbeda antara laki-laki dan perempuan. (Muhammad, Husen. Islam Agama Ramah Perempuan. Yogyakarta. LKiS. 2004).

🔹Solusi Hukum Islam

Sesungguhnya, akar masalah yang terjadi hari ini adalah sistem kapitalisme sekuler yang diemban dan diterapkan oleh penguasa hari ini. Sistem yang berdasarkan kepada pemisahan agama dari kehidupan inilah yang sejatinya membawa kerusakan diberbagai sisi kehidupan.

Sebagai agama yang sempurna, Islam mampu menyelesaikan semua problematik kehidupan, baik menyangkut laki-laki maupun perempuan. Dalam penyelesaiannya, Islam tidak memandang jenis kelamin (gender) sehingga segala problematik diselesaikan dengan memandangnya sebagai problem manusia, baik laki-laki maupun perempuan. 

Untuk menyelesaikan problem tersebut, harus menerapkan solusi dari Alloh ﷻ, yakni berupa syariat Islam. Melalui penerapan syariat Islam, seluruh permasalahan akan terselesaikan tuntas. Ini berbeda dengan kebijakan yang selalu responsif gender dan melaksanakan solusi seluruh aspek kehidupan yang merujuk pada gender mainstreaming (pengarusutamaan gender).

Alloh ﷻ membebankan syariat pada kaum perempuan juga laki-laki sebagai solusi problem manusia, baik perempuan maupun laki-laki. Syariat ini bersumber dari nas-nas Al-Qur’an dan Sunah, bukan konvensi internasional, bukan pula nafsu ataupun keinginan tertentu manusia.

Untuk melihat kedudukan perempuan di depan syariat, haruslah mencermati, meneliti, dan mempelajari keseluruhan nas, bukan mengambil sebagian nas sesuai nafsu, keinginan, dan mendukung target kesimpulan yang telah dicanangkan; atau dengan mencampakkan sebagian nas yang tidak sesuai dengan itu semua.

Syariat Islam menetapkan berbagai hak dan kewajiban bagi perempuan dan laki-laki semata-mata untuk kemaslahatan keduanya. Ini karena syariat merupakan solusi permasalahan manusia. (An-Nabhani, Taqiyuddin. Syakhshiyah Islamiyah Juz III). 

Dengan mengamati dan mencermati seluruh nas, terdapat hak dan kewajiban yang berlaku sama bagi perempuan dan laki-laki, misalnya salat, puasa, zakat, dan haji. Terdapat pula hak dan kewajiban yang berbeda antara laki-laki dan perempuan, misalnya batasan aurat, peran dalam keluarga, hukum bekerja, kewajiban nafkah, pembagian harta waris, kepemimpinan dalam pemerintahan, persaksian, serta imam shalat.

Namun, adanya kesamaan dan perbedaan dalam sejumlah hak dan kewajiban tersebut bukan berdasarkan pada ada atau tidaknya aspek kesetaraan. Ini karena Islam memandang komunitas masyarakat—baik laki-laki ataupun perempuan—sebagai komunitas manusia secara keseluruhan, bukan komunitas laki-laki atau perempuan saja.

Dalam Islam, kedudukan laki-laki dan perempuan adalah sederajat, tidak ada yang lebih mulia kecuali karena takwanya. Alloh ﷻ berfirman dalam QS. Al-Hujurat: 13,

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakanmu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikanmu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya, orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Alloh ﷻ ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya, Alloh ﷻ Maha Mengetahui lagi Maha Penyayang.”

Hanya dengan hukum Alloh ﷻ, kekerasan terhadap perempuan bisa terhapuskann. Hanya dengan hukum Alloh ﷻ pula, kemuliaan dan kemaslahatan bisa tercapai. Oleh sebab itu, wahai orang-orang beriman, renungkan lah firman Alloh ﷻ dalam QS. Al-Maidah: 50, “Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Alloh ﷻ bagi orang-orang yang yakin?” 

Wallahualam bissawab.

Alhamdulillah Saya sudah share semua tulisannya, silahkan disimak, jika sudah selesai dan ada yang mau didiskusikan, Saya persilahkan. 

Saya kembalikan ke moderator.

•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•

0️⃣1️⃣ Han ~ Gresik
Assalamu'alaikum bund,

Bagaimana bund dengan wanita yang bekerja mencari nafkah? Sedangkan kasus yang lagi heboh ibu yang depresi karena suaminya TIDAK BEKERJA njih kalau dak salah dan sering marah-marah yang akhirnya membuat ibu itu menggorok anak-anaknya biar tidak merasakan penderitaan, sakit yang dirasakan. Dan pastinya tekanan dan beban ekonomi mungkin jadi penyebabnya.

🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Dalam tulisan Saya di atas, sudah disampaikan bahwa Islam sebagai agama yang sempurna telah mengatur sedemikian rupa tentang peran dan kewajiban antara laki-laki dan perempuan. 

Pada saat Islam memposisikan perempuan dan laki-laki sebagai manusia, maka tidak ada perbedaan antara hak dan kewajiban antara laki-laki dan perempuan. Seperti kewajiban sholat, shaum, zakat, dakwah, haji, dan lain-lain. 

Hanya saja, ketika laki-laki dan perempuan pada posisinya sebagai laki-laki dan perempuan yang memiliki fitrah yang berbeda, seperti misalnya, Alloh ﷻ memberikan rahim kepada perempuan tidak kepada laki-laki, Alloh ﷻ memberikan payudara yang bisa mengeluarkan air susu kepada perempuan tidak kepada laki-laki, maka dalam kondisi seperti ini, Islam membedakan hak dan kewajiban antara laki-laki dan perempuan.
Alloh ﷻ menetapkan laki-laki sebagai qowwam yang memiliki kewajiban untuk memimpin perempuan, mendidik Istrinya, memberikan nafkah kepada anak dan istrinya. Dan kewajiban ini tidak dibebankan kepada perempuan. Kewajiban perempuan sebagai ibu dan pengelola rumah tangga.

Adapun hukum wanita bekerja adalah suatu yang mubah (boleh) asalkan dia tidak menelantarkan kewajibannya sebagai ibu dan pengelola rumah tangga. Dan ketika pun dia bisa menghasilkan uang untuk menafkahi keluarganya bukan berarti kewajiban nafkah berpindah kepada istri dan gugur kewajiban suami. Suami berdosa jika dia meninggalkan kewajibannya memberi nafkah.

Begitulah Islam mengatur. Jika menyimpang dari aturan, niscaya kehancuran yang akan terjadi.
Kasus yang sedang viral hari ini, adalah salah satu faktanya, selain dia harus mengurus anaknya, dia juga harus mencari nafkah, maka kelelahan dan tekanan yang akhirnya didapatkan. 
Kewajiban menjadi ibu dan pengelola rumah tangga bukan suatu hal yang mudah. Bagaimana dia harus mengatur keuangan keluarga di tengah carut marutnya perekonomian hari ini, membuat kaum ibu cukup pusing dan bisa menimbulkan depresi.

Jadi siapa sebenarnya yang patut dipersalahkan...?
Kita semua sebenarnya, kenapa...?
Karena kita sudah semakin jauh dari Islam dan Islam tidak dipakai sebagai aturan kehidupan dan solusi dalam setiap permasalahan.

Wallahu a'lam

0️⃣2️⃣ Apni ~ Garut
Assalamualaikum,

Bagaimana cara kita untuk menahan atau mengontrol diri ketika dalam kondisi tertekan?

🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Kekuatan Iman. Inilah jurus jitu agar kita bisa menahan dan mengontrol diri kita, memperbanyak taqorrub ilallah, berteman dan dekat dengan orang-orang yang Sholih.

Wallahu a'lam

0️⃣3️⃣ Cucu Cudliah ~ Tasikmalaya
Assalamu'alaikum Ustadzah,

Islam sangat memuliakan kaum hawa atau perempuan dengan ajaran dan tuntunan yang dibawa manusia termulia dunia dan akhirat habibana wanabiyyana Muhammad Shalallahu 'alaihi wasallam. 

Intinya kita sebagai perempuan ikut saja syariat Islam secara Kaffah. Sementara kalau kita ingin mempunyai keturunan yang Sholeh atau Sholehah berarti Ibunya yang harus lurus dulu. 

Alhamdulillah saya sama dengan Ustadzah punya dua putri. Alhamdulillah Mereka sudah menikah dan mengamalkan 'ilmunya di SMP Islam. Waktu masih kecil ayahnya sudah dipanggil Yang Maha Kuasa. 

Pertanyaannya.
Saya khawatir dengan kenyataan sekarang anak-anak tidak didampingi Ibunya dalam menggunakan HP. Ibunya asyik sendiri dan semua keinginan anak dipenuhi supaya mereka tidak mengganggu aktifitas orang tuanya. 

1. Faktor apa saja yang menyebabkan itu terjadi?

Dan sebagai pendidik saya berusaha mendidik dengan hati sesuai Islami.

2. Langkah apa saja supaya  orang tua menyadari hadanah yang lurus terutama dalam menutup aurat yang syar'i?

🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Alhamdulillah, barokallahu fiikum.

1. Banyak faktor sebetulnya, tapi ada satu akar masalahnya yaitu pemahaman yang bercokol dalam benak-benak kaum muslimin hari ini termasuk kaum ibu adalah pemahaman kapitalis sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan. Sehingga yang menjadi standar kebahagiaan adalah terpuaskannya materi. Tanpa memandang baik dan buruknya.

2. Oleh karena itu maka, langkah yang harus kita ambil adalah:

✓ Pertama, mengikis pemahaman yang ada di benak umat hari ini, mencabut sampai ke akar-akarnya dan mengganti dengan pemahaman Islam.

✓ Kedua, saling menjaga dan menasehati dalam kebaikan dan kesabaran dengan cara amar makruf nahi mungkar sesama anggota masyarakat termasuk kepada penguasa.

✓ Ketiga, mengoreksi dan membongkar kedzoliman-kedzoliman penguasa yang menerapkan sistem kapitalisme. Karena merekalah yang menerapkan kebijakan-kebijakan yang mengikat warganya dan negaralah yang bisa menerapkan sanksi atas pelaku-pelaku kemaksiatan. Termasuk penerapan sanksi terhadap orang-orang yang tidak mau menutup aurat.

Wallahu a'lam

•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•

Akhwati Fillah rahimakumullah...

Hari ini, kita banyak terjebak dalam lingkaran sistem yang rusak dan merusak, yaitu sistem kapitalis sekuler sehingga Alloh ﷻ tampakkan kerusakan di mana-mana seperti firman-Nya di dalam surat Ar rum ayat 41 dan hal ini Alloh ﷻ tampakkan agar kita kembali kepada ajaran-Nya, yaitu Islam sebagai Dien yang sempurna yang akan membawa kepada rahmatan Lil'alamin..

Oleh karena itu maka, marilah kita bersama-sama memahami kembali syariat Islam dan mewujudkan Islam secara kaffah di dunia ini.

Nampaknya itu saja yang bisa saya sampaikan pada kesempatan malam hari ini. Mudah-mudahan menjadi ilmu yang bermanfaat bagi kita semua.

Wallahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar