Kamis, 31 Maret 2022

CARA SETAN MENYESATKAN MANUSIA

 


OLeH: Ustadzah Azizah, S.Pd

•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•

🔷10 PINTU SETAN DALAM MENYESATKAN MANUSIA

بسم الله الرحمن الرحيم

✿ ️اَلسَّلَامُے عَلَيْكُمْے وَرَحْمَةُ اللَّهےِوَبَرَكاَتُهْے

اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آله سيدنا محمد

Nabi ﷺ berdoa:

(اللهم إنى أعوذ بك من علم لا ينفع، وقلب لا يخشع، وعمل لا يرفع، ودعاء لا يسمع)

Allahumma innii a'udzubika min 'ilmi laa yanfa'u wa qalbin laa yakhsya' wa 'amalin laa yurfa'u wa du'ain laa yusma'u

"Ya Allah, aku berlindung kepada Mu dari ilmu yang tak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyuk, dari amal yang tak diterima, dan dari doa yang tak didengar."
(Bidayatul Hidayah Imam Al Ghozali)

Perhatikan doa Rasulullah ﷺ di atas. Rasul bermohon kepada Alloh ﷻ dari hati yang tidak khusyuk. Karena hati adalah benteng pertahanan seorang hamba agar segala sesuatu yang ia lakukan bernilai disisi Alloh ﷻ.

وعن أبي هريرة عبد الرحمن بن صخر رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم‏:‏
‏"‏ إن الله لا ينظر إلى أجسامكم ، ولا إلى صوركم، ولكن ينظر إلى قلوبكم وأعمالكم‏"‏ ‏(‏‏(‏رواه مسلم‏)‏‏)‏‏.‏

Artinya :
Dari Abu Hurairah, iaitu Abdur Rahman bin Shakhr r.a., katanya: Rasulullah ﷺ bersabda:
"Sesungguhnya Allah Ta'ala itu tidak melihat kepada tubuh-tubuh mu, tidak pula kepada bentuk rupamu, tetapi Dia melihat kepada hati-hatimu sekalian."
(Riwayat Muslim)

Dan dikatakan dalam satu hadist bahwa hati akan menjadi gelap tatkala seorang hamba sering melakukan dosa.

”Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bila melakukan sesuatu dosa, terjadilah bintik hitam dalam hatinya. Bila dia bertaubat & menghentikan dosa nya dan mencela perbuatannya, hatinya akan bersinar kembali, dan apabila dosanya bertambah, akan bertambah pula bintik hitam itu, hingga hatinya akan tertutup."
(HR. Nasa’i dan Tarmidzi)

Bahkan karena hati pulalah seseorang bisa terjerumus ke dalam neraka.

Rasulullah ﷺ bersabda:
“Siapa saja yang di dalam hatinya ada sifat sombong, walaupun hanya sebesar dzarrah (sebesar biji atom), maka ia tidak akan masuk  surga.”
(Riwayat Imam Muslim & Bukhari  dari Abdullah bin Mas’ud r.a.)

Hati adalah ibarat sebuah benteng. Setan sebagai musuh kita selalu ingin memasuki benteng tersebut. Setan senantiasa ingin memiliki dan menguasai benteng itu. Tidak mungkin benteng tersebut bisa terjaga selain adanya penjagaan yang ketat pada pintu-pintunya.

◾Pintu Pertama

Ini adalah pintu terbesar yang akan dimasuki setan yaitu hasad (dengki) dan tamak. 

Jika seseorang begitu tamak pada sesuatu, ketamakan tersebut akan membutakan, membuat tuli dan menggelapkan cahaya kebenaran, sehingga orang seperti ini tidak lagi mengenal jalan masuknya setan. Begitu pula jika seseorang memiliki sifat hasad, setan akan menghias-hiasi sesuatu seolah-olah menjadi baik sehingga disukai oleh syahwat padahal hal tersebut adalah sesuatu yang mungkar.

Rasulullah -shallahu ‘alaihi wa sallam- menjelaskan bahwasanya hasad memakan kebaikan, sebagaimana api memakan kayu.

إياكم والحسد فإن الحسد يأكل الحسنات كما تأكل النار الحطب

“Jauhilah hasad karena hasad itu memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.”
[Hadist shohih Riwayat Abu Dawud]

Hasad merupakan marah yang tependam di dalam hati yang tidak bisa dilampiaskan kepada orang yang menjadi target hasad. Ini pulalah yang terjadi pada iblis.

Iblis hasad kepada Nabi Adam -‘alaihi wa sallam-, yang mana menyangka bahwa ia harus mendapat kasih sayang Allah -‘azza wa jalla- secara mutlak, sehingga ketika diciptakan Nabi Adam -‘alaihi wa sallam-, maka ia mengira Nabi Adam -‘alaihi wa sallam- akan merebut kasih sayang Allah -‘azza wa jalla-.

Hasad muncul karena  permusuhan atau kebencian. Jika seseorang telah terlanjur membenci orang lain, maka tidak akan lagi kebaikan yang akan muncul dari orang yang dibenci tersebut. Apapun yang dilakukan oleh orang lain tersebut, maka akan dinilai sebagai bentuk keburukan. Hal ini disebabkan karena ia melihat dengan pandangan kebencian, sehingga muncul lah rasa hasad yang begitu mendalam.

◾Pintu Kedua

Ini juga adalah pintu terbesar yaitu marah. Ketahuilah, marah dapat merusak akal. Jika akal lemah, pada saat ini tentara setan akan melakukan serangan dan mereka akan menertawakan manusia. Jika kondisi kita seperti ini, minta perlindunganlah pada Alloh ﷻ. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إذا غضب الرجل فقال : أعوذ بالله سكن غضبه

“Jika seseorang marah, lalu dia mengatakan: a’udzu billah (aku berlindung pada Alloh ﷻ), maka akan redamlah marahnya.”
(As Silsilah Ash Shohihah no. 1376)

Bahkan ada perbedaan marahnya orang yang berilmu dan orang yang dungu masalah agama.

Ibnu Abdil Barr rahimahullah berkata :

الأحمق يغضب من الحق، والعاقل يغضب من الباطل.

"Orang yang dungu (bodoh) marah terhadap kebenaran (karena tidak tahu hakikat kebenaran), sedangkan orang yang berakal marah terhadap kebathilan."
(Bahjatul Majalis, halaman 584)

◾Pintu ketiga

Yaitu sangat suka menghias-hiasi tempat tinggal, pakaian dan segala perabot yang ada. Orang seperti ini sungguh akan sangat merugi karena umurnya hanya dihabiskan untuk tujuan ini.

Allah Ta'ala berfirman lagi:

"Diperhiaskanlah untuk para manusia itu - yakni diberi perasaan bernafsu - untuk mencintai kesyahwatan-kesyahwat an dari para wanita, anak-anak, kekayaan yang berlimpah-limpah dari emas dan perak, kuda yang bagus, binatang ternak dan sawah ladang. Demikian itulah kesenangan kehidupan dunia dan di sisi Alloh ﷻ ada tempat kembali yang sebaik-baiknya." (QS. Ali-Imran : 14)

ﻳَﻘُﻮﻝُ ﺍﻟْﻌَﺒْﺪُ ﻣَﺎﻟِﻰ ﻣَﺎﻟِﻰ ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻟَﻪُ ﻣِﻦْ ﻣَﺎﻟِﻪِ ﺛَﻼَﺙٌ ﻣَﺎ ﺃَﻛَﻞَ ﻓَﺄَﻓْﻨَﻰ ﺃَﻭْ ﻟَﺒِﺲَ ﻓَﺄَﺑْﻠَﻰ ﺃَﻭْ ﺃَﻋْﻄَﻰ ﻓَﺎﻗْﺘَﻨَﻰ ﻭَﻣَﺎ ﺳِﻮَﻯ ﺫَﻟِﻚَ ﻓَﻬُﻮَ ﺫَﺍﻫِﺐٌ ﻭَﺗَﺎﺭِﻛُﻪُ ﻟِﻠﻨَّﺎﺱِ

“Hamba berkata, “Harta-hartaku.” Bukankah hartanya itu hanyalah tiga: yang ia makan dan akan sirna, yang ia kenakan dan akan usang, yang ia beri yang sebenarnya harta yang ia kumpulkan. Harta selain itu akan sirna dan diberi pada orang-orang yang ia tinggalkan.”
(HR. Muslim no. 2959)

◾Pintu Keempat 

Yaitu kenyang karena telah menyantap banyak makanan. Keadaan seperti ini akan menguatkan syahwat dan melemahkan untuk melakukan ketaatan pada Alloh ﷻ. Kerugian lainnya akan dia dapatkan di akhirat sebagaimana dalam hadits

فَإِنَّ أَكْثَرَهُمْ شِبَعًا فِى الدُّنْيَا أَطْوَلُهُمْ جُوعًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Sesungguhnya orang yang lebih sering kenyang di dunia, dialah yang akan sering lapar di hari kiamat nanti.”
(HR. Tirmidzi. Dalam As Silsilah Ash Shohihah, Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih)

Imam Asy Syafi'i rahimahullahu berkata,

‎الشبع يثقل البدن ، ويزيل الفطنة ويجلب النوم ، ويضعف صاحبـہ عن العبادة

"Kekenyangan membuat badan menjadi berat, dan menghilangkan kepandaian, membuat tidur, dan melemahkan semangat ibadah hamba."
{Jami'ul 'Ulum wal Hikam : 897}

DIANTARA PINTU SYAITON = MAKAN TERLALU KENYANG

Ibnu Qudamah rahimahullah berkata :

"Diantara pintu-pintu syaiton adlh kenyang, karena sesungguhnya hal itu akan (menjadikan) menguat syahwatnya dan menyibukkannya (berpaling) dari melakukan amal ketaatan." (Mukhtashar Minhaajul Qaashidiin)

◾Pintu Kelima

Yaitu tamak pada orang lain. Jika seseorang memiliki sifat seperti ini, maka dia akan berlebih-lebihan memuji orang tersebut padahal orang itu tidak memiliki sifat seperti yang ada pada pujiannya. Akhirnya, dia akan mencari muka di hadapannya, tidak mau memerintahkan orang yang disanjung tadi pada kebajikan dan tidak mau melarangnya dari kemungkaran.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:

 إِنَّ مِنْ شَرِّ النَّاسِ ذَا الْوَجْهَيْنِ الَّذِي يَأْتِي هَؤُلَاءِ بِوَجْهٍ وَهَؤُلَاءِ بِوَجْهٍ

"Sejelek-jelek manusia adalah orang yang bermuka dua. Dia datang ke sini dengan satu sikap, & bila datang ke yang lain dengan sikap yang lain." [HR. Muslim No. 4714]

Umar Ibn Al-Khattaab radhiyallahu ‘anhu berkata: 

“Siapa pun yang menghiasi dirinya dengan menunjukkan kepada orang lain beberapa sifat yang Alloh ﷻ tahu bertentangan dengan karakteristik aslinya, maka ia akan dipermalukan & dihina oleh Alloh ﷻ.”
[Ad-Daaraqutnee 4/207]

◾Pintu Keenam

Yaitu sifat selalu tergesa-gesa dan tidak mau bersabar untuk perlahan-lahan. Padahal terdapat sebuah hadits dari Anas, di mana Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

التَّأَنيِّ مِنَ اللهِ وَ العُجْلَةُ مِنَ الشَّيْطَانِ

“Sifat perlahan-lahan (sabar) berasal dari Alloh ﷻ. Sedangkan sifat ingin tergesa-gesa itu berasal dari setan.”
(Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Ya’la dalam musnadnya dan Baihaqi dalam Sunanul Qubro. Syaikh Al Albani dalam Al Jami’ Ash Shoghir mengatakan bahwa hadits ini hasan)

~ Tergesa-gesa dalam berdoa

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda,

"Doa hamba akan terkabul selama tidak berdoa untuk kemaksiatan, atau untuk memutuskan silaturahim, dan selama ia tidak tergesa-gesa." Para sahabat bertanya: "Wahai Rasulullah ﷺ, seperti apakah bentuk ketergesa-gesaan tersebut?" Nabi menjawab: "Hamba tadi berkata: ' Aku telah berdoa, sungguh aku telah berdoa, namun Alloh ﷻ belum juga mengabulkan doaku.' Ia merasa jenuh dan letih, lalu akhirnya meninggal doa."(Shahih Muslim, no.2735)

◾Pintu Ketujuh

Yaitu cinta harta. Sifat seperti ini akan membuat berusaha mencari harta bagaimana pun caranya. Sifat ini akan membuat seseorang menjadi bakhil (kikir), takut miskin dan tidak mau melakukan kewajiban yang berkaitan dengan harta.

Dari Ka’ab bin Mâlik Radhiyallahu anhu ia berkata, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dua serigala yang lapar yang dilepas di tengah kumpulan kambing, tidak lebih merusak dibandingkan dengan sifat tamak manusia terhadap harta dan kedudukan yang sangat merusak agamanya.”

TAKHRIJ HADITS Hadits ini shahih. Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, no. 2376; Ahmad (III/456, 460); Ad-Darimi (II/304); Ibnu Hibban (no. 3218–At-Ta’lîqâtul Hisân) ; Ath-Thabrani dalam Mu’jamul Kabîr (XIX/96, no. 189) dan lainnya. Hadits ini dishahihkan oleh at-Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan lainnya. Lihat Shahîh at-Targhîb wat Tarhîb (no. 1710 dan 3250)

Rasulallah shallallahu alaihi wasallam pernah mengkhabarkan bahwa sifat tamak yaitu cinta dunia tidak pernah mengenal kata puas.

رَوَي اْلبُخَارِيُّ عَنِ ابْنِ الزُّبَيْرِ عَلَى الْمِنْبَرِ بِمَكَّةَ فِي خُطْبَتِهِ يَقُولُ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم كَانَ يَقُولُ: لَوْ أَنَّ ابْنَ آدَمَ أُعْطِيَ وَادِيًا مَلأً مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ إِلَيْهِ ثَانِيًا وَلَوْ أُعْطِيَ ثَانِيًا أَحَبَّ إِلَيْهِ ثَالِثًا ، وَلاَ يَسُدُّ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ

Al-Bukhari meriwayatkan dari Ibnu al-Zubair tatkala di atas mimbar di Mekah dalam kubtahnya, beliau berkata; "Wahai manusia sekalian, Sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wasallam pernah bersabda, “Seandainya anak keturunan Adam diberi satu lembah penuh dengan emas niscaya dia masih akan menginginkan yang kedua. Jika diberi lembah emas yang kedua maka dia menginginkan lembah emas ketiga. Tidak akan pernah menyumbat rongga anak Adam selain tanah, dan Alloh ﷻ menerima taubat bagi siapa pun yang mau bertaubat.” (HR. Al-Bukhari No.6438)

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

فَوَاللَّهِ مَا الْفَقْرَ أَخْشَى عَلَيْكُمْ وَلَكِنِّي أَخْشَى أَنْ تُبْسَطَ عَلَيْكُمْ الدُّنْيَا كَمَا بُسِطَتْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ فَتَنَافَسُوهَا كَمَا تَنَافَسُوهَا وَتُهْلِكَكُمْ كَمَا أَهْلَكَتْهُمْ

"Demi Allâh ! Bukan kefakiran yang saya khawatirkan atas kalian, namun yang saya khawatirkan adalah kalian diberi kemakmuran dunia sebagaimana pernah diberikan kepada umat sebelum kalian, lalu kalian berlomba-lomba sebagaimana mereka. Sehingga akhirnya dunia menyebabkan kalian binasa sebagaimana mereka." [HR. Bukhâri dan Muslim]

Harta itu ujian dari semua sisi. Dimulai saat mengumpulkan dan mengembangkannya, kesibukan ini sering melalaikan seseorang dari beribadah kepada Allâh Azza wa Jalla. Juga kegemaran menumpuk harta yang tidak pernah bisa mencapai kepuasan, diperparah lagi dengan prilaku menghalalkan segala cara demi memenuhi ambisinya. Harta juga menjadi fitnah atau musibah bagi yang empunya saat harta dibelanjakan di jalan yang tidak dibenarkan syari’at atau enggan mengeluarkan zakat yang menjadi kewajibannya. Akibatnya, berbagai keburukan pun bermunculan akibat harta.

Dalam hadits riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

لَيَأْتِيَنَّ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لَا يُبَالِي الْمَرْءُ بِمَا أَخَذَ الْمَالَ أَمِنْ حَلَالٍ أَمْ مِنْ حَرَامٍ

"Sungguh akan datang suatu masa, saat itu manusia tidak lagi peduli dengan cara apa dia menghasilkan harta, apakah dari sesuatu yang halal ataukah haram!"
[HR. Bukhâri]

◾Pintu Kedelapan

Yaitu mengajak orang awam supaya ta’ashub (fanatik) pada madzhab atau golongan tertentu, tidak mau beramal selain dari yang diajarkan dalam madzhab atau golongannya.

لاَ تُقَلِّدْ دِيْـنَكَ الرِّجَالَ. فَإِنَّـهُمْ لَمْ يَسْلَمُوْا اَنْ يَغْلُطُوْا.

"Janganlah kamu bertaqlid kepada orang-orang tentang agamamu, karena sesungguhnya mereka itu tidak terjamin dari kesalahan."

Perkataan-perkataan Imam Ahmad bin Hanbal jelas melarang orang-orang untuk bertaqlid, baik bertaqlid kepada madzhab beliau sendiri maupun kepada imam-imam atau ulama-ulama yang lain.

Firman-Nya dalam surat An-Nisaa' ayat 59 :

يـاَ يُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْا اَطِيْعُوا اللهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَ اُولــِى اْلاَمْرِ مِنْكُمْ، فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِى شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللهِ وَ الرَّسُوْلِ اِنْ كُـنْتُمْ تُـؤْمِنُوْنَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلاخِرِ، ذلِكَ خَيْرٌ وَّ اَحْسَنُ تَأْوِيْلاً. النساء:59

"Hai orang-orang yang beriman, ta'atilah Alloh ﷻ dan ta'atilah Rasul (Nya), dan ulil amri diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Alloh ﷻ (Al-Qur'an) dan Rasul (Sunnah Nabi), jika kamu benar-benar beriman kepada Alloh ﷻ dan Hari Kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." [QS. An-Nisaa' : 59]

Sabda Nabi ﷺ :

عَنْ كَـثِــيْرِ بـْنِ عَبْدِ اللهِ عَنْ اَبِـيْهِ عَنْ جَدِّهِ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: تَــرَكْتُ فِـيْكُمْ اَمْرَيـْنِ لَـنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّـكْـتُمْ بِـهِمَا كِــتَابَ اللهِ وَسُنَّــةَ  نَــبِـيِّهِ. ابن عبد البر

Dari Katsir bin Abdullah dari ayahnya dari datuknya RA berkata : Rasulullah ﷺ pernah bersabda : 
"Aku telah meninggal kan bagimu sekalian dua perkara yang tidak akan tersesat kamu selama kamu berpegang teguh kepada kedua nya, yaitu : Kitab Alloh ﷻ dan Sunnah Nabi-Nya." [HR. Ibnu Abdul-Barr]

◾Pintu Kesembilan

Yaitu mengajak orang awam untuk memikirkan hakekat (kaifiyah) dzat dan sifat Alloh ﷻ yang sulit digapai oleh akal mereka sehingga membuat mereka menjadi ragu dalam masalah paling penting dalam agama ini yaitu masalah aqidah.

Abdullah bin Al-Mubarak is berkata, 

"Tinggalkan memandang sesuatu berlebihan, niscaya engkau diberi taufiq untuk Khusyu'.

Tinggalkan berbicara berlebihan, niscaya engkau diberi taufiq untuk bijak.

Tinggalkan makan berlebihan, niscaya engkau diberi taufik untuk kuat dalam beribadah.

Tinggalkan menelisik aib orang lain, niscaya engkau diberi taufiq untuk memperbaiki aib diri.

Tinggalkan diskusi berlebihan tentang Dzat Alloh ﷻ, niscaya engkau terhindar dari keraguan dan kemunafikan."
(Tanbih Al-Mughtarrin, 88) ﷻ

Imam Malik bin Anas mengatakan,

الله في السماء وعلمه في كل مكان لا يخلو منه شيء

“Alloh ﷻ berada di atas langit. Sedangkan ilmu-Nya berada di mana-mana, segala sesuatu tidaklah lepas dari ilmu-Nya."
[Lihat Al ‘Uluw lil ‘Aliyyil Ghoffar, hal. 138.]

Dan firman Alloh ﷻ:

وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ

“Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada.” [QS. Al-Hadid: 4]

Maksudnya bahwa Dia bersama kita yaitu “Mengetahui, mendengar dan melihat kita di manapun kita berada.” Apa yang disebutkan sebelum dan sesudah ayat ini menjelaskan hal tersebut, seperti keterangan dalam tafsir Ibnu Katsir.

Diriwayatkan dari Yusuf bin Musa Al Ghadadiy, beliau berkata,

قيل لأبي عبد الله احمد بن حنبل الله عز و جل فوق السمآء السابعة على عرشه بائن من خلقه وقدرته وعلمه بكل مكان قال نعم على العرش و لايخلو منه مكان

Imam Ahmad bin Hambal pernah ditanyakan, “Apakah Allah ‘azza wa jalla berada di atas langit ketujuh, di atas ‘Arsy-Nya, terpisah dari makhluk-Nya, sedangkan kemampuan dan ilmu-Nya di setiap tempat (di mana-mana)?” Imam Ahmad pun menjawab, “Betul sekali. Alloh ﷻ berada di atas ‘Arsy-Nya, setiap tempat tidaklah lepas dari ilmu-Nya.” [Lihat Itsbat Sifatil ‘Uluw, hal. 116.]

Abu Bakar Shiddiq berkata: “Barang siapa menyembah Alloh ﷻ, maka Alloh ﷻ berada di langit, Ia Maha hidup dan tidak mati.” [HR. Imam Ad-Darimi dalam Ar-Radd alal Jahmiyah]

Para imam empat (Abu Hanifah, Malik, Syafi’i dan Ahmad bin Hanbal) juga telah sepakat bahwa Alloh ﷻ berada di atas Arsy, tidak ada seorang pun dari makhluk yang serupa dengan-Nya.

◾Pintu Kesepuluh

Yaitu selalu berburuk sangka terhadap muslim lainnya. Jika seseorang selalu berburuk sangka (bersu’udzhon) pada muslim lainnya, pasti dia akan selalu merendahkannya dan selalu merasa lebih baik darinya. Seharusnya seorang mukmin selalu mencari udzur dari saudaranya. Berbeda dengan orang munafik yang selalu mencari-cari ‘aib orang lain.

Alloh ﷻ melarang menuduh dan berburuk sangka padanya,

يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ.

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah olehmu kebanyakan sangkaan, sesungguhnya sebagian sangkaan itu adalah dosa.” (QS. Al Hujurat : 12).

وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ وَلَا تَحَاسَدُوا وَلَا تَنَافَسُوا وَلَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَدَابَرُوا وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا

"Berhati-hatilah dengan berburuk sangka, karena berburuk sangka adalah seburuk-buruk perkataan, dan janganlah kalian saling dengki, jangan saling bersaing dan saling benci, serta jangan saling membelakangi, jadilah hamba Alloh ﷻ yang bersaudara."(HR. Ahmad : 7770)

Berkata Bakar bin Abdillah Al-Muzani - رَحِمَهُ اللّٰهُ - :

“Waspadalah engkau dari sebuah pembicaraan yang jika sekalipun engkau benar padanya namun engkau tidak diberi pahala, namun jika engkau salah padanya maka engkau berdosa, yaitu berburuk sangka terhadap saudaramu!" (Tahdzib At-Tahdzib :1/484).

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda dalam hadits Ibnu Umar:  

من قال لأخيه ما ليس منه أسكنه الله ردغة الخبال حتى يرجع عنه.

"Barang siapa menuduh saudara nya yang tidak ada padanya maka Alloh ﷻ akan tempatkan di Radghatul Khabal (nanah penduduk neraka) sampai menarik dan berlepas diri dari perkataannya tersebut." [diriwayatkan Ahmad dan Abu Dawud (3598) dan dishahihkan Syaikh Muqbil]

Padahal perintahnya adalah

(ﻻَ ﻳُﺆْﻣِﻦُ ﺃَﺣَﺪُﻛُﻢْ ﺣَﺘَّﻰ ﻳُﺤِﺐَّ ِﻷَﺧِﻴْﻪِ ﻣَﺎ ﻳُﺤِﺐُّ ﻟِﻨَﻔْﺴِﻪِ (ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮِ

“Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian hingga ia mencintai untuk saudaranya segala apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri berupa kebaikan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Semoga kita dapat mengetahui pintu-pintu ini dan semoga kita diberi taufik oleh Alloh ﷻ untuk menjauhinya.

وصلى الله على نبينا محمد وعلى اله والحمدلله رب العالمين

*Rujukan: 
Mukhtashor Minhajul Qoshidin, Ibnu Qudamah Al Maqdisiy*
Copas dari berbagai artikel

Bogor, Ahad 6/3/22

•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•

0️⃣1️⃣ Riyanti ~ Yogja
Ustadzah, bagaimana cara mengobati hasad dalam hati ?

🔷Jawab:
Terlebih dahulu kita pahami, apa itu hasad?

Ada dua pengertian hasad. Ada pengertian versi jumhur sebagaimana disebutkan oleh Syaikh Musthafa Al-‘Adawi,

الحَسَدُ هُوَ تَمَنَّى زَوَالَ النِّعْمَةِ عَنْ صَاحِبِهَا

“Hasad adalah menginginkan hilangnya nikmat yang ada pada orang lain.” (At-Tashiil li Ta’wil At-Tanziil Juz ‘Amma fii Sual wa Jawab, hlm. 720)

Ada juga pengertian hasad sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Taimiyah rahimahullah,

الْحَسَدَ هُوَ الْبُغْضُ وَالْكَرَاهَةُ لِمَا يَرَاهُ مِنْ حُسْنِ حَالِ الْمَحْسُودِ

“Hasad adalah membenci dan tidak suka terhadap keadaan baik yang ada pada orang yang di hasad.” (Majmu’ah Al-Fatawa, 10:111).

✓ Pertama: Ilmu dan iman, yaitu dengan mengetahui bahwa hasad itu akan berdampak jelek pada diri sendiri di dunia dan akhirat. Di antara dampak jelek dari hasad adalah:

~ Orang yang hasad berarti menentang takdir Alloh ﷻ.
~ Orang yang hasad itu mirip dengan orang musyrik. Orang musyrik itu bersedih kala ada yang memperoleh kebaikan. Akan tetapi jika memperoleh bencana, malah bergembira.
~ Orang yang hasad itu menjadi bala tentara setan.
~ Orang yang hasad itu memecah bela kaum muslimin.
~ Kebaikan orang yang hasad akan hilang.
~ Orang yang hasad akan terus berada dalam keadaan sedih.
~ Orang yang hasad itu sebenarnya menginginkan sendiri pada dirinya bencana.
~ Orang yang hasad menyebabkan turunnya musibah karena setiap musibah itu disebabkan karena dosa.
~ Orang yang hasad tidak disukai manusia.

✓ Kedua: Mengingat akibat hasad yang berdampak jelek di dunia maupun di akhirat.

Syaikh Musthafa Al-‘Adawi hafizhahullah berkata, “Ketahuilah bahwa orang yang di dengki (di hasadi) akan mendapatkan kebaikan dari orang yang hasad. Kebaikan dari orang yang hasad akan diambil dan akan diberi pada orang yang di hasadi. Apalagi sampai ada ghibah dan menjelekkan.” (Fiqh Al-Hasad, hlm. 47)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ كَانَتْ عِنْدَهُ مَظْلِمَةٌ لِأَخِيهِ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهَا, فَإِنَّهُ لَيْسَ ثَمَّ دِينَارٌ وَلَا دِرْهَمٌ مِنْ قَبْلِ أَنْ يُؤْخَذَ لِأَخِيهِ مِنْ حَسَنَاتِهِ, فَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ أَخِيهِ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ

“Barangsiapa yang berbuat zalim pada saudaranya, maka hendaknya dia meminta kehalalan padanya, karena kelak di akhirat tiada lagi dinar maupun dirham sebelum kebaikannya diambil untuk saudaranya (yang dia zalimi). Bila tidak memiliki kebaikan maka kejelekan saudaranya (yang dia zalimi) akan diberikan padanya.”(HR. Bukhari, no. 6534)

✓ Ketiga: Selalu bersyukur dengan yang sedikit.

Dari An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ لَمْ يَشْكُرِ الْقَلِيلَ لَمْ يَشْكُرِ الْكَثِيرَ

“Barang siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia tidak akan mampu mensyukuri sesuatu yang banyak.” (HR. Ahmad, 4: 278. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan sebagaimana dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 667)

✓ Keempat: Selalu memandang orang yang di bawahnya dalam masalah dunia.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا نَظَرَ أَحَدُكُمْ إِلَى مَنْ فُضِّلَ عَلَيْهِ فِى الْمَالِ وَالْخَلْقِ ، فَلْيَنْظُرْ إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْهُ

“Jika salah seorang di antara kalian melihat orang lain diberi kelebihan harta dan fisik [atau kenikmatan dunia lainnya], maka lihatlah kepada orang yang berada di bawahnya.” (HR. Bukhari, no. 6490; Muslim, no. 2963)

Dalam hadits lain disebutkan,

انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ

“Pandanglah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu. Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Alloh ﷻ padamu.” (HR. Muslim, no. 2963)

✓ Kelima: Banyak mendoakan kebaikan pada orang yang mendapatkan nikmat karena jika mendoakannya, kita akan dapat yang semisalnya.

Dari Ummu Darda’ radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لأَخِيهِ بِخَيْرٍ قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ

“Doa seorang muslim kepada saudaranya ketika saudaranya tidak mengetahuinya adalah doa yang mustajab (terkabulkan). Di sisinya ada malaikat (yang bertugas mengaminkan doanya kepada saudarany). Ketika dia berdoa kebaikan kepada saudaranya, malaikat tersebut berkata: Aamiin, engkau akan mendapatkan yang semisal dengannya.” (HR. Muslim, no. 2733)

✓ Keenam: Melakukan yang bertolak belakang dengan niatan hasad.

Di antara kiat untuk menghilangkan hasad sebagaimana disarankan oleh Syaikh Musthafa Al-‘Adawi adalah orang yang hasad melakukan hal yang bertolak belakang dengan niatan hasadnya. Hal ini tentu saja akan menghilangkan hasad dari dirinya. Lihat Fiqh Al-Hasad, halaman. 52.

Contoh yang dimaksud Syaikh Musthafa Al-‘Adawi adalah ketika kita tidak suka pada seseorang karena ia punya barang baru, berilah hadiah kepadanya agar hasad dari diri kita hilang. Yang paling minimal yang dilakukan adalah mendoakan yang punya barang baru tersebut kebaikan dan keberkahan.

(Copas artikel ustadz Tuasikal)

Wallahu a'lam

0️⃣2️⃣ Kiki ~ Dumai
Bunda, untuk pintu yang kelima, tamak terhadap orang lain, itu maksudnya seperti bermuka dua kah bunda?

🔷Jawab:
Ia benar. 
Seseorang yang hanya ingin mencari selamat sendiri tanpa mikirin bagaimana orang yang dia khianati. Ke A bicara apa berbeda dengan ke B. Padahal terkadang justru sumber masalahnya ada di dia yang carmuk (cari muka), tidak peduli nama baik dan kehormatan orang dia injak-injak yang penting dia bisa mendapatkan apa yang dia inginkan.

Wallahu a'lam

0️⃣3️⃣ Rustia ~ Bekasi 
Ustadzah, bila pintu-pintu masuknya setan tertutup semua, apa menjamin seseorang akan selalu terjaga imannya, bagaimana pula hubungannya dengan setan yang menggoda manusia lewat kelemahannya?

🔷Jawab:
Bismillahirrahmanirrahim...

Jadi begini pintu-pintu setan itu tidak hanya sepuluh. Contoh yang paling mudah itu adalah ini sebentar lagi Ramadan kan. Di mana dalilnya sudah kita hafal banget dari kecil bahwa setan-setan dibelenggu surga buka. Kita diberikan pahala yang berlipat-lipat. Tapi kenyataannya kita lihat banyak orang-orang di jalan itu merokok tanpa malu lagi. Warung-warung tetap buka. Iya kan? Terus kemudian yang di dalam bukan perempuan isinya.

Begitu. Kalau perempuan masih kita bisa husnuzon ya. Oh mungkin lagi tidak sholat, lagi nifas, lagi menyusui, jadi dia lapar. Dan itu adalah boleh gitu. Tapi ini kan yang di dalam warung-warung yang bertirai itu adalah bapak-bapak yang kuat, segar, bugar, merokok di dalam itu. Bukan kakek-kakek tua yang dia sudah untuk napas saja susah. Jadi memang perlu makan.

Artinya apa? Bahwa sepuluh pintu ini jika pun itu tertutup maka masih punya jalan bagi-bagi setan itu untuk menggoda dengan cara yang lain. Dengan nafsunya kemudian seperti ada orang yang memelesetkan yang katanya bahwa pandangan itu adalah salah satu panah iblis begitu kan. Makanya pandangan pertama itu ada yang memelesetkan begitu adalah kemudian dia tidak berkedip.

Begitu, melihat sesuatu yang haram. Karena apa? Baru pandangan pertama. Karena kalau sudah kedip, berarti pandangan kedua. Itu kan cara setan ya untuk melemahkan. Bahkan ada satu tulisan itu yang membuat Bunda itu pengin marah gitu. Bahwa jangan sok suci bahwa kita itu punya jalan sendiri, kita hanya punya jalan sendiri untuk memilih dosa. Masyaallah begitu ya. Memilih kok jalan dosa begitu kan. Ini kan seakan-akan  Pembenaran, kalimat yang benar begitu ya. Yang kemudian perlu dibenarkan begitu, ini kan tidak benar?

Jadi jangan sampai sesuatu yang dalam tanda kutip. Ya, orang lain menganggap itu adalah wajib tidak masalah begitu. Padahal itu dengan syariat. Nah ini yang tidak dibolehkan. Itu caranya setan. Salah satunya termasuk kan mungkin di situ tidak ada, dengan membodohi orang yang dengan keilmuannya. Sehingga dengan ilmunya itu kemudian dia menipu banyak orang, pakai alibi dan lain sebagainya. Fakta-fakta yang dia rubah begitu ya. Sehingga banyak orang-orang yang tidak tahu-menahu itu kemudian ikut. Itu kan cara-cara setan? Kalau Mbak mengatakan bagaimana dengan nafsu begitu kan. Ya itulah, kemudian diuji dengan kelemahan justru dengan janji setan itu kan ketika terusir dari surga apa coba sama Alloh ﷻ?

Baiklah saya turun dari surga menuju dunia tapi tolong kabulkan satu permintaan saya bahwa saya akan menggoda anak keturunan Adam sampai kiamat. Artinya apa? Tidak pernah selesai akan selalu ada banyak cara. Itu tugasnya setan memang begitu. Jadi itu memang pekerjaan dia, tetapi di akhirat kemudian setan itu aku berlepas diri, kan aku cuma godain kamu, kenapa kamu ikut aku? Bukankah janji Alloh ﷻ itu benar? Itu katanya gitu loh, kan kurang ajar itu setan l? Iya tidak? Sudah menggoda kemudian begitu ikut, ya, banyak pengikutnya di neraka, kemudian ngomong ngapain kamu ikut aku? Padahal janji Alloh ﷻ itu benar begitu loh. Jadi masyaallah. Itu Al-Qur'an itu yang yang berbicara begitu. Jadi masyaallah, kalaupun sudah dijamin ya di Ramadan itu kembali kita ke Ramadan. Itu kan sudah Alloh ﷻ Rasulullah ﷺ tuh sudah katakan bahwa pintu-pintu, pintu-pintu surga itu dibuka kemudian setan itu dibelenggu tapi kenapa kok ada banyak orang yang harusnya setan itu sudah tidak ada begitu kan. Itu sudah dibelenggu. 

Tapi kenapa kok masih banyak pelanggaran yang berzina? Ya lanjut zina, yang mabuk, yang mabuk begitu kan. Yang ngerjain tidak benar ada yang masih tetap menipu. Ia nyopet jalan. Itu kenapa? Ya karena nafsu ketika kelemahannya kalau tadi menyinggung masalah kelemahan bahwa setan itu akan menguji di titik terlemahnya. Ada orangnya dia tidak bisa goda dengan harta. Maka dia akan goda wanita misalnya. Atau dia tidak bisa dengan wanita. Maka dengan tahta, bisa, begitu kan.

Jadi banyak yang eh pintu-pintu yang bisa digunakan setan untuk eh bahkan mungkin dibikin keragu-raguan. Termasuk pertanyaan apa namanya bahwa misalnya dikatakan bahwa tidak usah takut untuk berbuat dosa. Kan Alloh ﷻ Maha Pengampun. Benar tidak kalimat itu? Alloh ﷻ Maha Pengampun benar gitu. Tapi jangan takut berbuat dosa. Ini salah.

Bagaimana kalau lagi berbuat dosa terus mati? Belum sempat tobat. Iya itu Maha Pengampun ketika hamba-Nya itu mau bertobat, begitu ya. Jadi ada kalimat-kalimat yang kemudian Alloh ﷻ apa? Setan itu bikin ragu-ragu dengan kenyataan itu. Benar tidak sih setan apa namanya? Benar tidak sih Alloh ﷻ apa? Oh termasuk kalimat ini Alloh ﷻ itu tidak perlu dibela. Padahal dalam Al-Qur'an tegakkan lah kalimat lailahaillallah. Apa kamu kemudian Alloh ﷻ itu lemah? Tidak begitu loh. Ya. Jadi Alloh ﷻ itu Maha Kuat. Kita itu diciptakan oleh Alloh ﷻ. Masa iya Alloh ﷻ itu lemah kan tidak mungkin begitu. 

Tetap ada orang-orang yang mengatakan bahwa kenapa juga Alloh ﷻ itu harus dibela? Alloh ﷻ itu sudah Maha Kuasa, Alloh ﷻ itu Maha Segala-galanya. Enggak perlu dibela, bukan itu maksudnya loh. Tegakkan kalimat-kalimat Alloh ﷻ, sampaikan kebenaran itu dan Alloh ﷻ ingin melihat kesungguhan kita untuk menyampaikan risalah dan Syariat dari Alloh ﷻ dan Rasul-Nya.

Wallahu a'lam

0️⃣4️⃣ Aisya ~ Cikmpek 
بِسْــــــــــــــــــمِ اللّهِ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

Bunda, apakah yang di maksud setan ini adalah sifat ataukah makhluk bun?

🔷Jawab:
Perbedaan Jin, Setan Dan Iblis.

★ Jin

Jin adalah salah satu jenis makhluk Allah Subhanahu wa Ta’ala yang memiliki sifat fisik tertentu, berbeda dengan jenis manusia atau malaikat.

Jin diciptakan dari bahan dasar api, sebagaimana yang Allah Subhanahu wa Ta’ala firmankan,

خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ كَالْفَخَّارِ (14) وَخَلَقَ الْجَانَّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ(15)

“Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar. Dan Dia menciptakan jin dari nyala api.”(QS. Ar-Rahman: 14-15)

Jin memiliki kesamaan dengan manusia dalam dua hal:

a) Jin memiliki akal dan nafsu, sebagaimana manusia juga memiliki akal dan nafsu.

b) Jin mendapatkan beban perintah dan larangan syariat, sebagaimana mausia juga mendapatkan beban perintah dan larangan syariat.

Oleh karena itu, ada jin yang muslim dan ada jin yang kafir. Ada jin yang baik dan ada jin yang jahat. Ada jin yang pintar masalah agama dan ada jin yang bodoh. Bahkan ada jin Ahlussunnah dan ada jin pengikut kelompok sesat, dan seterusnya. 

Sedangkan perbedaan jin dengan manusia yang paling mendasar adalah dari asal penciptaan dan kemampuan bisa kelihatan dan tidak.

Makhluk ini dinamakan jin, karena memiliki sifat ijtinan (Arab: اجتنان), yang artinya tersembunyi dan tidak kelihatan. Manusia tidak bisa melihat jin dan jin bisa melihat manusia. 

Alloh ﷻ berfirman :

إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ

“Sesungguhnya ia (iblis) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu di suatu keadaan yang kamu tidak bisa melihat mereka.” (QS. Al-A’raf: 27)

★ Setan

Untuk memahami setan, satu prinsip yang harus Anda pegang: Jin itu makhluk dan setan itu sifat. Karena setan itu sifat, maka dia melekat pada makhluk dan bukan berdiri sendiri.

Setan adalah sifat untuk menyebut setiap makhluk yang jahat, membangkang, tidak taat, suka membelot, suka maksiat, suka melawan aturan atau semacamnya.

Dr. Umar Sulaiman Al-Asyqar mengatakan,

الشيطان في لغة العرب يطلق على كل عاد متمرد

“Setan dalam bahasa Arab digunakan untuk menyebut setiap makhluk yang menentang dan membangkang.” (Alamul Jinni was Syayathin, Hal. 16).

Dinamakan setan, dari kata; syutun (Arab: شطون) yang artinya jauh. Karena setan dijauhkan dari rahmat Alloh ﷻ. 
(Al-Mu’jam Al-Wasith, kata: الشيطان)

Kembali pada keterangan sebelumnya, karena setan itu sifat maka kata ini bisa melekat pada diri manusia dan jin. Sebagaimana penjelasan Allah Subhanahu wa Ta’ala bahwa ada setan dari golongan jin dan manusia. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, setelah menjelaskan sifat-sifat setan,

مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ

“(setan yang membisikkan itu) dari golongan jin dan manusia.”(QS. An-Nas: 6).

★ IBLIS

Siapakah iblis? Iblis adalah nama salah satu jin yang menjadi gembongnya para pembangkang. Dalil bahwa iblis dari golongan jin adalah firman Alloh ﷻ,

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ

“Ingatlah ketika Kami berkata kepada para malaikat, ‘Sujudlah kallian kepada Adam!’ maka mereka semua-pun sujud kecuali Iblis. Dia dari golongan jin dan membangkang dari perintah Alloh ﷻ.”
(QS. Al-Kahfi: 50)

Iblis juga memiliki keturunan, sebagaimana umumnya jin lainnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ أَفَتَتَّخِذُونَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِي وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ

“Iblis itu dari golongan jin, dan dia membangkang terhadap perintah Rab-nya. Akankah kalian menjadikan dia dan keturunannya sebagai kekasih selain Aku, padahal mereka adalah musuh bagi kalian…” (QS. Al-Kahfi: 50)

Allahu a’lam

Oleh: Ustadz Ammi Nur Baits 
(Dewan Pembina Konsultasi Syariah)

0️⃣5️⃣ Kiki ~ Dumai
Bunda, untuk pintu yang ke enam, selalu tergesa-gesa, apakah ini termasuk dalam keseharian kita berprilaku juga ya nda? 
Misal grusa grusu begitu termasuk kah bunda?

🔷Jawab:
Bunda copasin beberapa dalil tentang tergesa-gesa ya mbak Kiki.

Intinya ketergesaan itu tidak baik. Termasuk grusa grusu dan buru-buru. Akan tetapi ada juga 5 ketergesaan yang justru di anjurkan. 

Monggo disimak berikut ini dalil-dalilnya ya.

✓ BEBERAPA DALIL LARANGAB TERGESA-GESA

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يُسْتَجَابُ لأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَلْ يَقُولُ دَعَوْتُ فَلَمْ يُسْتَجَبْ لِى

“Akan dikabulkan (doa) kalian selama tidak tergesa-gesa. Dia mengatakan, ‘Saya telah berdoa, namun belum saja dikabulkan‘.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Sikap tergesa-gesa agar segera dikabulkan, tetapi doanya tidak kunjung dikabulkan, menyebabkan dirinya malas berdoa. Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لا يزال الدعاء يستجاب للعبد ما لم يدع بإثم أو قطيعة رحم، ما لم يستعجل، قيل: يا رسول الله وما الاستعجال؟ قال: يقول قد دعوت وقد دعوت فلم أر يستجيب لي، فيستحسر عند ذلك ويدع الدعاء رواه مسلم

“Doa para hamba akan senantiasa dikabulkan, selama tidak berdoa yang isinya dosa atau memutus silaturrahim, selama dia tidak terburu-buru.” Para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah ﷺ, apa yang dimaksud terburu-buru dalam berdoa?” Beliau bersabda, “Orang yang berdoa ini berkata, ‘Saya telah berdoa, Saya telah berdoa, dan belum pernah dikabulkan’. Akhirnya dia putus asa dan meninggalkan doa.” (HR. Muslim dan Abu Daud)

Sebagian ulama mengatakan: “Saya pernah berdoa kepada Alloh ﷻ dengan satu permintaan selama dua puluh tahun dan belum dikabulkan, padahal aku berharap agar dikabulkan. Aku meminta kepada Alloh ﷻ agar diberi taufiq untuk meninggalkan segala sesuatu yang tidak penting bagiku.”

Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Berjalanlah dengan sikap pertengahan. Jangan terlalu lambat seperti orang malas. Jangan terlalu cepat seperti orang yang tergesa-gesa. Namun bersikaplah adil dan pertengahan dalam berjalan, antara cepat dan lambat.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 10: 58)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Dikabulkan seseorang di antara kalian selama tidak tergesa-gesa, dia mengatakan aku sudah berdoa tapi tidak dikabulkan untukku.” (HR. Malik dan Abu Daud)

Jika kita terus berdoa disertai dengan kesabaran dan tetap berprasangka baik pada Allah subhanahu wa ta’ala, InsyaAllah doa kita akan dikabulkan.

Hendaknya berjalan menuju shalat dengan khusyuk, tenang, dan tentram. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam melarang umatnya berjalan menuju shalat secara tergesa-gesa walaupun shalat sudah didirikan. Abu Qatadah radhiallahu’anhu berkata, “Saat kami sedang shalat bersama Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, tiba-tiba beliau mendengar suara kegaduhan beberapa orang. Sesudah menunaikan shalat beliau mengingatkan,

مَا شَأْنُكُم؟ قَالُوْا: اِسْتَعْجَلْنَا إِلىَ الصَّلاَةِ. فَقَالَ: فَلاَ تَفْعَلُوْا, إِذَا أَتَيْتُمْ إِلَى الصَّلاَةِ فَعَلَيْكُمْ بِاالسَّكِيْنَةِ  فَمَا أَدْرَكْتُمْ فَصَلُّوْا وَمَا فَاتَكُمْ فَأَتِمُّوْا

“Apa yang terjadi pada kalian?” Mereka menjawab, “Kami tergesa-gesa menuju shalat.” Rasulullah ﷺ menegur mereka, “Janganlah kalian lakukan hal itu. Apabila kalian mendatangi shalat maka hendaklah berjalan dengan tenang, dan rakaat yang kalian dapatkan shalat lah dan rakaat yang terlewat sempurnakanlah.”
[HR.. Bukhari no 635 dan Muslim no 437]

"Janganlah engkau tergesa-gesa mencela seseorang karena dosanya. Sebab barangkali dosanya telah diampuni. Dan janganlah engkau merasa aman akan dirimu karena suatu dosa kecil. Sebab barang kali engkau akan diazab karena dosanya itu."
[syaidina Ali Bin abi Thalib]

"Janganlah tergesa-gesa memuji dan mencela orang lain, bisa jadi mereka yang hari ini membuatmu bahagia kelak justru akan membuatmu berduka."
[Ibnu Mas'ud رضي الله عنه]

✓ BEBERAPA DALIL YANG MENGHARUSKAN  UNTUK DISEGERAKAN

Baik dalam urusan pekerjaan maupun ibadah sifat tergesa-gesa adalah tidak baik, Sebab itulah pada dasarnya sifat tergesa-gesa adalah terlarang karena hal itu tidak disukai Alloh ﷻ dan merupakan tabiat dari setan.

Dari Ibnu ‘Abbas, beliau berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda pada Asyaj ‘Abdul Qois,

إن فيك لخصلتين يحبهما الله : الحلم والأناة

“Sesungguhnya dalam dirimu terdapat dua sifat yang dicintai oleh Alloh ﷻ, yaitu sabar dan tidak tergesa-gesa.”
(Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 586. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Dari Anas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

التَّأَنيِّ مِنَ اللهِ وَ العُجْلَةُ مِنَ الشَّيْطَانِ

“Sifat perlahan-lahan (sabar) berasal dari Alloh ﷻ. Sedangkan sifat ingin tergesa-gesa itu berasal dari setan.”
(Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Ya’la dalam musnadnya dan Baihaqi dalam Sunanul Qubro. Syaikh Al Albani dalam Al Jami’ Ash Shoghir mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Namun ketahuilah ternyata ada lima hal yang boleh segera atau tergesa-gesa dilakukan karena hal ini ada kebaikan.

Dalam Hilyatul Auliya’ karya Abu Nu’aim Al Ashbahani disebutkan perkataan berikut ini dari Hatim Al Ashom,

كان يقال العجلة من الشيطان إلا في خمس إطعام الطعام إذا حضر الضيف وتجهيز الميت إذا مات وتزويج البكر إذا أدركت وقضاء الدين إذا وجب والتوبة من الذنب إذا أذنب

“Ketergesa-gesaan biasa dikatakan dari setan kecuali dalam lima perkara:

1) Menyajikan makanan ketika ada tamu.
2) Mengurus mayit ketika ia mati.
3) Menikahkan seorang gadis jika sudah bertemu jodohnya.
4) Melunasi utang ketika sudah jatuh tempo.
5) Segera bertaubat jika berbuat dosa.”
(Hilyatul Auliya’, 8: 78).

★ Penjelasan:

Memberi suguhkan kepada tamu harus di segerakan, baik itu merupakan hidangan atau minuman, karena ini bentuk memuliakan tamu dan juga sedekah.

Mengurus jenazah orang mati harus di segerakan, tidak boleh ditunda-tunda lagi karena itu adalah hak mayit untuk segera dimandikan, dikafani, dishalati kemudian dikuburkan. 

Menikahkan anak perempuan jika sudah berumur harus disegerakan, karena hal ini menjadi kewajiban orang tua dan dengan hal tersebut juga dapat mencegah terjadinya fitnah.

Membayar hutang jika sudah jatuh tempo, karena bisa jadi orang yang memberi kita pinjaman juga sedang membutuhkan atau ia juga sedang berharap kita segera membayar hutang.

Taubat dari setiap dosa yang telah diperbuat harus disegerakan, Kita tidak boleh menunda-nunda taubat, sebab bisa jadi ajal kita sudah dekat.

Demikian, semoga dapat menambah ilmu yang bermanfaat dan kita bisa mengamalkan. 

Habibie Quotes, 06/11/21

Wallahu a'lam

0️⃣6️⃣ Aisya ~ Cikampek 
Nda, apa yang paling berbahaya antara jin, setan, ataukah iblis dalam melakukan atau melalaikan kita dalam ketaatan kepada Alloh ﷻ?

Kalau kuntilanak, pocong, dan boneka chuky itu termasuk dari golongan apakah nda?

🔷Jawab:
Bismillahirrohmaanirroohiim...

Untuk pertanyaan, manakah yang lebih berbahaya, jin, setan atau iblis?

Ketiganya itu kalau mengacu ke dalam Al Quran maka sebenarnya mereka itu lemah. Kita yang kemarin rame ya, masalah adzan, kita kan kalau adzan itu dikumandangkan, maka iblis, jin itu lari, setan itu lari terkentut-kentut.

Ketika masuk rumah, ketika salam, maka jin itu pergi. Ketika kita makan, baca bismillah maka mereka kelaparan. Itu dalil semua itu.

Jadi intinya apa? Tidak ada yang kuat, itu kenapa, yang bisa mengalahkan ketiganya itu hanya IMAN. Tauhid intinya. Jadi ketika yakin ya, makanya jangan suka nakut-nakutin anak kecil, dengan kegelapan. Kalau sepetir apa, boneka chucky, pocong, kuntilanak, yang sekarang kan lagi ramai itu di tiktok ya. Pakai mukenah, diikat-ikat begitu kan, kemudian nakut-nakutin orang.

Sebenarnya itu adalah perbuatan jin begitu. Ketika kita memang benar-benar melihat sesuatu kok bisa bergerak-gerak. Biasanya yang bisa ngelihat seperti begitu kan anak kecil. Itu ada yang duduk di situ, kemudian ada yang bergerak-bergerak atau apalah begitu. Itu karena dia belum apa namanya, secara akidah anak kecil itu belum kuat dia, dan belum tertaklif. Jadi belum diwajibkan untuk sholat, puasa dan lain-lain. Beda dengan orang yang sudah dewasa, yang sudah baligh itu ya. Kalau sudah baligh maka wajib, itu biasanya sudah tidak bisa melihat jin.

Dan adalah sebuah kedustaan jika bisa melihat makhluk. Karena itu berbeda dunia ya dengan kita. Kalau pun ada, wallahu a'lam. Secara ini mah, tidak bisa begitu ya, karena memang dunia nya berbeda. 

Nah kalau ditanya, mana yang lebih berbahaya, maka tidak ada yang lebih berbahaya kalau akidah kita itu kuat kan. Tapi kalau akidah kita itu lemah. Kita percaya ketika orang ngomong apa, bahkan disini itu ada temen saya itu sempat ribut sama tetangganya. Karena ada 1 pohon yang tetangga nya itu nyuruh di tebang, dan itu sebenarnya pohon liar yang kadang suka ada tumbuh di sepanjang jalan. Terus menurut teman saya ini, salahnya pohon itu apa, kok sampai mau ditebang. Kan pohon itu bisa menaungi. 

Nah si tetangga bilang apa coba, nanam pohon yang lain saja atuh bu, kalau ini mah pohon tempat jin buang anak. Saya itu sampai cekikikan. Ya Allah ada-ada saja pohon tempat buang anak. Jadi sampai sekarang itu, kalau bunda lihat pohon itu tu, jadi ingat tetangganya teman bunda. Terus kapan pula tetangga itu bisa melihat jin itu lahiran kan ya. Bidannya siapa, rumah sakitnya dimana, nah itu kan aneh ya. 

Jadi ini adalah sesuatu yang tidak usahlah diada-adakan. Atau kita menganggap sesuatu yang angker, batu atau pohon atau apalah. Kalau kita mengacu, kita tidak boleh menyimpan patung, karena bisa jadi nanti itu jadi tempat tinggalnya jin, itu benar.  Rasulullah ﷺ kan tidak suka ada gambar nya makhluk hidup. Ketika beliau sholat dan tirai nya bergambar, maka sama rasul dilepas. 

Ini adalah sebuah frame buat kita, bahwa kita jangan menyimpan patung-patung yang menyerupai makhluk ya. Karena itu bisa jadi tempat untuk tinggalnya jin ya. Pocong itu tidak ada. Jadi jangan ditakut-takuti oleh sesuatu yang apa ya, aneh begitu ya, yang diluar nalar lah intinya ya, untuk yang berkaitan dengan makhluk halus yang sering beredar di tengah masyarakat kita itu, adalah perkuat akidah. Kalau akidah kita itu kuat, mereka itu lemah.

Kan dalilnya sudah jelas, "jangan memberi makan setannya itu". Ketika kita lupa makanya, ketika kita itu baca bismillah kemudian kita membaca Bismillah Wal awalu wal akhiru, kan begitu. Jadi kita baca itu ketika kita terlupa minum atau makan, sehingga setan tidak ikut makan.
Kemudian ada beberapa hal yang harus dilakukan, misalnya anak kecil tidak boleh keluar ketika matahari sudah mulai syuruq. Udah mulai mau masuk ke peraduan. Nah itu tempat ketika pada saat di mana kerajaan setan itu apa namanya terbuka dan jin-jin itu keluar beterbangan untuk mengganggu manusia begitu.

Jadi intinya adalah akidah itu harus benar dulu. Kalau akidahnya itu lurus, insyaallah. Makanya jangan pernah merasa kagum, kalau ada anak kecil yang indigo. Indigo itu hanya bahasa semacam ilmiah lah ya, dibanding dengan yang dikatakan bahwa, sebenarnya dia itu lagi diganggu jin. Jangan malah justru bangga gitu loh, dengan anak yang seperti itu. Dialihkan kalau anak-anak tiba-tiba bilang, Bu ada di sana kok, Di situ ada yang itu ya, duduk-duduk lah, apalah. Katakan itu hanya halusinasi. Ayo baca Quran, suruh wudhu sehingga tidak terus diikuti oleh jin.

Jadi jangan pernah kemudian merasa bangga, ketika sudah bisa melihat inilah, sesuatu pokoknya apa yang dia katakan itu, kemudian pasti akan terjadi, nah kemudian ini jatuh kepada syirik. Lebih percaya kepada seorang anak yang ngomong sesuatu begitu, yang sebenarnya gangguan jin.

Jadi itu dibikin oleh jin dan kita percaya kan. Jadi salah gitu kan ya, jadi jangan sampai kemudian kita seperti itu. Jadi jangan-jangan mau untuk kemudian diperbudak oleh jin itu ya. Jadi kalau misalnya kita merasa bahwa sering diganggu, saya dulu pernah ada yang konsul, itu kalau dia baca Quran tuh ngantuk, kemudian sepetir ada yang ular begitu berjalan di punggungnya. Sehingga dia merasa tidak nyaman sekali. Kebayang tidak ada ular di punggung, tapi pas dipegang tidak ada apa-apa, tapi seakan-akan di bawah kulitnya itu ada yang berjalan, tapi ketika dia baca Quran doang. Kalau tugas yang lain tidak, nyuci piring apa tidak begitu kan. Saya bilang ini gangguan jin, agar antum itu tidak menyentuh Al Quran. Tudak usah interaksi, nah itu harus dilawan.

Kemudian caranya bagaimana Bu? Saya bilang coba sebelaumnya wudhu dengan cara yang benar begitu ya, ikuti rukun-rukun wudhu begitu. Kemudian yakin baca Quran itu, adalah seperti sedang berdialog dengan Alloh ﷻl, maka dia tidak akan mengganggu lagi.

Kalau sekedar tilawah, terus kemudian pikiran kita mikir, jangan-jangan diganggu itu, pasti diganggu lagi. Jadinya diganggu beneran gitu loh. Arti yakin bahwa saya sedang berdialog dengan Alloh ﷻ kau diganggu dengan yang lain, kita saja kalau ngobrol dengan kepala sekolah, dengan guru, masak sambil ngobrol sama teman, kan nggak ya.

Kita fokus lah ngobrol sama guru, yang main HP, di matiin atau di abaikan dulu ada panggilan karena kita serius, sedang ngobrol dengan guru kan begitu. Jadi tolong ini dipahami, yang paling urgent itu adalah bagaimana akidah itu murni itu.

Wallahu a'lam

•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•

Manusia dan jin diciptakan untuk beribadah kepada Alloh ﷻ. Manusia bisa lebih mulia dari malaikat, atau sebaliknya lebih rendah dari binatang. 

Dengan tauhid yang kokoh, iman yang terus diperbarui dengan ilmu-ilmu syariat insyaAllah kita akan terus berusaha menjadi hamba-Nya yang baik.

Jangan ijinkan setan menguasai hidup kita. Karena taruhannya adalah kepedihan tak berakhir di akhirat kelak. Teruslah berusaha menjadi insan yang memurnikan akidah, mengokohkan ibadah, dan mendawamkan amalan-amalan sunnah.

Sungguh tipu daya setan itu lemah. Bagi orang-orang yang menjaga keikhlasannya.

Wallahu 'a'lam bisshowab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar