Selasa, 31 Agustus 2021

MEMPERSIAPKAN KEMATIAN YANG INDAH

 


OLeH: Ibu Hj. Irnawati Syamsuir Koto  

•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•

💎 MEMPERSIAPKAN KEMATIAN YANG INDAH

Segala puji hanya untuk Alloh ﷻ yang telah memberi cahaya iman Islam kedalam jiwa kita, yang akan membawa keselamatan di akhirat kelak. 

Sholawat dan salam tercurah kepada Rasulullah ﷺ, keluarga, sahabat serta pengikutnya hingga akhir zaman.

Sahabat-sahabatku yang semoga dirahmati Alloh ﷻ...

Bicara soal kematian, itu benar-benar menjadi rahasia Alloh ﷻ. 

Kematian bisa datang kapan saja. Itulah yang terjadi pada beberapa orang yang saya kenal akhir-akhir ini.

Kematian itu bukan untuk ditakuti. Menurut ajaran Islam, kematian itu positif. 

Islam mengatakan  raji’un yang bermaksud pulang atau kembali. 

Pulang itu adalah kata yang indah. Coba kita renungkan, peristiwa pulang yang indah dan penuh dengan kebahagiaan. 

Pulang ke rumah, pulang kampung bertemu dengan keluarga. Orang yang merantau pasti akan rindu untuk pulang. 

Betapa sengsaranya jika orang tidak tahu peta rumahnya untuk pulang.

Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, itu kalimat yang indah, bahwa manusia akan pulang ke rumah Alloh ﷻ dan menyatu dengan Alloh ﷻ. 
Setiap hari seorang muslim sering sekali menyebut nama Alloh ﷻ.

Hal ini seperti yang terjadi dalam kehidupan. Mana yang lebih menggembirakan menelepon orang tua di kampung atau bertemu langsung dengan mereka? 

Tentu lebih menyenangkan dan bahagia bertemu secara langsung.

Jadi, kematian itu positif, karena itulah pintu gerbang untuk mendekatkan diri pada Alloh ﷻ, tempat asal usul kita. 

Para sufi mengatakan bahwa kehidupan di dunia ini adalah tempat bercocok tanam. Setelah meninggal dunia barulah kita mendapatkan hasil dari panen tersebut. 

Sama halnya dengan hari wisuda yang ditunggu-tunggu.

Kalau orang takut mati, tanyakan saja kepada mereka, bagaimana kalau dia tidak mati? 

Kalau dia tidak berani pulang, berapa umur yang mereka inginkan? 

Manusialah yang mempersulit hidupnya sendiri, sehingga takut mati. 

Alloh ﷻ telah memberikan fasilitas hidup untuk bercocok tanam, maka tanamlah pohon kebaikan. 

Sebagai seorang muslim kita wajib percaya bahwa semua kebaikan itu akan digandakan pahalanya di akhirat. 

Kenapa tidak kita ikuti saja jalan dan fasilitas yang diberi ini?

Kematian bukanlah akhir dari proses panjang kehidupan ini, tetapi awal diraihnya sebuah hasil kerja keras di dunia dalam makna aktivitas yang dilakukan. Jika ingin masuk surga maka matilah dulu, karena surga didapatkan setelah kematian.

Kematian adalah sesuatu yang pasti kita hadapi. Sesuatu yang menjadi gerbang dari kehidupan dunia menuju kehidupan akhirat adalah kematian.

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Alloh ﷻ dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.”

Lewat ayat diatas Alloh ﷻ mewanti-wanti atau mengingatkan agar kita semua kelak ketika ajal  tiba, kita meninggal dunia dalam keadaan beriman kepada Alloh ﷻ.  

Inilah yang disebut dengan husnul khatimah.  

Husnul khatimah adalah tolok ukur satu-satunya apakah seseorang  sukses dalam hidupnya atau tidak. 

Memang banyak tolok ukur kesuksesan dalam hidup ini, seperti hidup kaya raya, memiliki jabatan tinggi, dihormati dalam masyarakat, hidup dalam kondisi kesehatan yang prima dan sebagainya.  

Namun apalah arti hidup kaya raya, jika ketika meninggal dunia seseorang tidak mampu  menyebut nama “Alloh ﷻ”. 

Apalah arti menduduki jabatan tinggi, jika di akhir hayat seseorang  tidak mengenal siapa Sang Penciptanya.  

Apalah arti hidup mulia dan dihormati ditengah-tengah masyarakat, jika di akhir hayat seseorang mati dalam keadaan kafir. Na’udzubillahi mindzalik.

Untuk menggapai husnul khatimah sesungguhnya tidak mudah karena setan bisa saja mengambil kesempatan di saat akhir menjelang kematian seseorang. 

Setan bisa saja berusaha sekuat tenaga untuk menyesatkannya dengan segala cara; bahkan terkadang menjelma dalam rupa ayah dan ibunya. 

Imam Al-Qurthubi dalam kitabnya berjudul At-Tadzkirah fi Ahwalil Mauta wa Umuril Akhirah menyatakan berdasarkan  sebuah riwayat Nabi Muhammad ﷺ bersabda bahwa ketika seorang hamba mendekati ajalnya maka duduklah dua setan di sampingnya. Setan yang berada di sebelah kanan yang menyerupai ayahnya mengatakan: “Wahai anakku, aku sangat sayang dan cinta kepadamu. Jika kamu mau mati, maka matilah dengan membawa agama Nasrani sebab itu  adalah sebaik-baik agama.” Sedangkan setan yang di sebelah kiri, yang menyerupai ibunya, mengatakan: “Wahai anakku, perutku dahulu tempat hidupmu dan air susuku sebagai minumanmu serta pangkuanku sebagai tempat tidurmu, maka aku minta hendaknya kamu mati dengan membawa agama Yahudi sebab itu adalah sebaik-baik agama.”

Sahabat-sahabat ku yang dicintai Alloh ﷻ...

Agar kita terhindar dari upaya penyesatan oleh setan yang akan menjerumuskan kita, maka Rasulullah ﷺ memberikan tuntunan kepada kita berupa doa memohon kepada Alloh ﷻ agar senantiasa menetapkan iman kita sampai akhir hayat kita. 

Doa tersebut sebagaimana termaktub dalam Surat Ali Imran ayat 8, sebagai berikut: 

رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami. Dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).”

Menurut Imam Sufyan Al-Tsauri, ada 4 (empat) cara yang bisa dilakukan seseorang untuk meraih husnul khatimah sebagai berikut: 

◾1. Menjaga iman dan ketakwaaan kepada Alloh ﷻ secara istiqamah. 

Siapapun yang menginginkan terjaga iman dan ketakwaannya hendaknya menjauhi benar-benar hal-hal yang bisa merusak iman dan ketakwaannya. Ia harus bertaubat dari segala dosa dan kemaksiatan, apalagi terhadap syirik. Hal itu bisa dicapai, diantaranya dengan membaca doa seperti yang diajarkan Rasulullah ﷺ:

 اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِك أَنْ أُشْرِكَ بِك وَأَنَا أَعْلَمُ وَأَسْتَغْفِرُك لِمَا لا أَعْلَمُ

"Ya Alloh ﷻ, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan syirik (menyekutukan-Mu) sedangkan aku mengetahuinya. Dan aku memohon ampun kepada-Mu terhadap kesyirikan yang tidak aku ketahui."

◾2. Berusaha sungguh-sungguh memperbaiki lahir batin. 

Hendaknya, niat dan tujuan semua amal saleh harus benar-benar bersih lahir batin. Tidak ada niat dalam beribadah kecuali semata-mata karena untuk mencari ridha Alloh ﷻ sebagaimana yang kita ucapkan dalam doa iftitah setiap kali memulai shalat:  

إِنَّ صَلاَتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ  

“Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Alloh ﷻ, Tuhan semesta alam.”

◾3. Senantiasa berdoa kepada Alloh ﷻ agar diwafatkan dalam keadaan iman. 

Nabi Yusuf AS memberikan contoh doa husnul khatimah, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an, Surat Yusuf, ayat 101:

 تَوَفَّنِي مُسْلِمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ 

“Wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang shaleh.”

◾4. Senantiasa berdizkir kepada Alloh ﷻ dalam keadaan apapun.

Alloh ﷻ berfirman dalam Al-Quran, Surat 152, yang berbunyi: 

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ 

“Maka ingatlah pada-Ku, maka Aku akan mengingat kalian.”

Ayat diatas menegaskan janji Alloh ﷻ bahwa siapapun yang senantiasa berdzikir kepada Alloh ﷻ, maka Alloh ﷻ akan senantiasa mengingat orang itu. Alloh ﷻ akan selalu memberinya petunjuk dan pertolongan hingga orang itu meninggal dalam keadaan mengingat-Nya.  
Mudah-mudahan kita semua senantiasa mendapat hidayah dari Alloh ﷻ, dapat melaksanakan perintah-peritah-Nya dan meninggalkan apa yang menjadi larangan-larangan-Nya. 

Ketika ajal tiba, kita tetap dalam keadaan iman, Islam dan ihsan sehingga kita memperoleh husnul khatimah. Aamiin ya Rabbal Alamiin.

Wallahu a'lam

•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•

0⃣1⃣ Han ~ Gresik
Assalamu'alaikum...

1. Bu, mengapa amalan tergantung pada akhirnya?

2. Apakah ruh orang-orang yang masih hidup dapat bertemu dengan ruh orang-orang yang sudah meninggal dunia?

🌀Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

1. Karena didalam perjalanan manusia semua bisa saja terjadi, seorang pendosa bisa bersih dari dosanya karena taubat diakhir akhir hidupnya, sebaliknya juga begitu, orang yang awalnya baik bisa menjadi tidak baik diakhirnya. 

2. Ulama berpendapat sesuai dalil-dalil yang ada, roh orang yang sudah meninggal bisa bertemu dengan orang yang masih hidup. 

Wallahu a'lam

0⃣2⃣ Esa ~ Bogor
Assalamu'alaikum bu,

Jika orang yang dalam kondisi kritis di rumah sakit, salah satu keluarganya (anak atau cucu) seolah bisa melihat yang sakit itu pulang ke rumah, tapi hanya berdiri didepan pintu saja. Dan keesokan harinya si sakit meninggal dunia. Nah, orang awam selalu mengaitkan hal ini kalau si sakit sedang berpamitan ke keluarganya.
Benarkah yang datang itu ruhnya atau apa bu?

🌀Jawab: 
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Wallahu a'lam, hal itu saya kurang tau, yang saya tau roh orang yang sudah meninggal bisa menemui orang yang masih hidup, tapi kalau yang akan meninggal menemui keluarganya, afwan, karena kurangnya ilmu, saya belum menemukan keterangan dari Ulama. 

Wallahu a'lam

•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•

Sahabat-sahabatku... 

Beramalah sebaik mungkin, lakukan pekerjaan dengan seikhlas mungkin, semaksimal mungkin dan dengan sesempurna mungkin. 

Baik dalam interaksi kita kepada Alloh ﷻ maupun kepada sesama manusia, dalam tiap amal kita patrikan dalam diri kita bahwa bisa jadi itu adalah amal terakhir kita.

Raih husnul khatimah dengan amalan dan jangan lupa untuk slalu berdoa. 

Semoga Alloh ﷻ akhirkan hidup kita dengan keindahan dan menjadikan kita ahli surga-Nya. 

Mohon maaf lahir batin. 

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar