Selasa, 31 Agustus 2021

MAKNA KEMERDEKAAN

 


OLeH: Ustadz H. Farid Nu'man Hasan, S.S

•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•

💎HAKIKAT KEMERDEKAAN

Rib’iy bin ‘Aamir, seorang utusan Sa'ad bin Abi Waqqash Radhiallahu 'Anhu  saat menjelang Perang Al Qadisiyah, berkata kepada panglima perang Persia, yaitu Rustum:

ابتعثنا لنخرج من شاء من عبادة العباد إلى عبادة الله ، ومن ضيق الدنيا إلى سعتها ، ومن جور الأديان إلى عدل الإسلام

✓ Kami diutus untuk mengeluarkan manusia yang dikehendaki-Nya, dari peribadatan sesama hamba menuju peribadatan kepada Alloh ﷻ semata.

✓ Membebaskan manusia dari sempitnya dunia menuju luasnya akhirat.

✓ Membebaskan manusia dari kezaliman agama-agama menuju keadilan Islam.

(Imam Ibnu Katsir, Al Bidayah Wan Nihayah, 7/38) 

Inilah kemerdekaan hakiki yaitu ketika manusia bebas dari semua jenis kekafiran, Menuju tauhid.

Bebas dari belenggu dan syahwat dunia yang mencengkram jiwa manusia, menuji nikmat dan keabadian akhirat. 

Bebas dari kesesatan berbagai agama dan isme-isme, menuju Islam semata. 

Rib'iy bin 'Amir bisa jadi bukanlah siapa-siapa di antara orang-orang besar di masa sahabat. Tapi, madrasah tauhid membuatnya berbeda dalam memahami kemerdekaan. 

Syaikh Abu Bakar bin Jabir Al Jazairi Rahimahullah menceritakan:

Suatu ketika Umar bin Khathab sedang duduk, tiba-tiba datang seorang laki-laki dari Mesir. Laki-laki itu berkata: “Wahai Amirul Mu’minin, aku minta perlindungan kepadamu.” Berkata Umar: “Kau datang kepada orang yang akan melindungimu, ... ada apa?”

Laki-laki itu menjawab: “Aku lomba balap Kuda melawan anaknya 'Amr bin Al 'Ash (Gubernur Mesir), aku mengalahkan dia, tapi dia memukulku dengan cambuknya, lalu dia berkata: “Aku anak orang mulia!” Lalu dia (anaknya 'Amr)  menyampaikan hal itu ke 'Amr, ayahnya, dia takut aku akan melaporkan kepadamu maka aku di masukan penjara, ketika aku sudah keluar maka aku sekarang melaporkannya kepadamu.”

Lalu Umar bin Khathab menulis surat untuk 'Amr bin Al 'Ash, yang bunyinya: “Jika datang musim haji, datanglah kamu kemari dan bawa anakmu si Fulan.” Lalu Umar berkata kepada orang Mesir itu: “Kamu tinggallah di sini sampai dia datang.”

Maka, 'Amr datang untuk haji, maka ketika Umar sudah menunaikan haji, Beliau duduk bersama manusia, juga terdapat 'Amr bin Al 'Ash, dan anaknya ada di sampingnya.

Lalu orang Mesir itu berdiri, Umar melemparkan kepadanya tongkat, lalu dia (Orang Mesir) memukulnya (anak Amr) dan dia tidak menghentikannya sampai manusia memintanya untuk berhenti karena banyaknya pukulan itu.   

Lalu Umar berkata: “Pukul anak terhormat itu!” Dia berkata: “Wahai Amirul Mu’min, aku sudah memenuhi keinginanku dan aku sudah terobati.” Lalu Umar berkata: “Letakkan tongkat itu di kepalanya 'Amr yang botak itu!"

Dia berkata: “Wahai Amirul mu’min, aku sudah memukul orang yang memukulku.” Umar berkata: “Demi Alloh ﷻ, seandainya kamu mau lakukan maka tak seorang pun yang akan mencegahmu sampai kamu sendiri yang menghentikannya.”

Lalu Umar berkata kepada Amr bin Al Ash: “Wahai Amr, sejak kapan kamu memperbudak manusia? Padahal ibu mereka telah melahirkan mereka dalam keadaan bebas merdeka?"

(Syaikh Abu Bakar bin Jabir  Al Jazairi, Minhajul Muslim, Hal. 112, Cet. 4, 2012M-1433H. Maktabah Al ‘Ulum wal Hikam, Madinah)

🔹Durus wa 'Ibar (Pelajaran dan Hikmah)

✓ Semua manusia lahir dalam keadaan merdeka, dan Islamlah yang memerdekakan mereka dengan menjadi manusia fitrah sejak awal lahirnya. 

✓ Semua manusia di depan hukum adalah sama, tidak ada anak pejabat, atau pejabat itu sendiri, jika terbukti berbuat salah maka mesti dihukum.

✓ Jangan memanfaatkan kedudukan orang tua atau saudara yang memiliki kedudukan.

✓ Pentingnya keberadaan pemimpin yang shalih, adil, dan pemberani.

✓ Anjuran bagi para pemimpin untuk bersikap tegas kepada semua pelaku kezaliman.

✓ Anjuran menegakkan keadilan walau kepada pejabat tinggi.

Wallahu A’lam walillahil 'Izzah.

•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•

0⃣1⃣ Phity ~ Yogja
Ustadz, tahun ini negeri tercinta kita merayakan 76 tahun kemerdekaan, tetapi masih ada praktek-praktek hukum tumpul pada pejabat, pemimpin yang tidak tegas, masih ada korupsi dan nepotisme. Apakah dengan seperti ini sebetulnya negeri kita belum merdeka?

🌀Jawab:
Bismillahirrahmanirrahim.

Akar masalah tersebut adalah belum merdeka dari syahwat dunia dan syahwat perut. Ketika "uang" dipertuhankan maka hukum pun bisa di beli dan dipermainkan.

Hancurnya umat terdahulu memang seperti itu, dan tidak mustahil berulang lagi.

 إِنَّمَا هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ أَنَّهُمْ كَانُوا يُقِيمُونَ الْحَدَّ عَلَى الْوَضِيعِ وَيَتْرُكُونَ الشَّرِيفَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ أَنَّ فَاطِمَةَ فَعَلَتْ ذَلِكَ لَقَطَعْتُ يَدَهَا

"Sesungguhnya telah binasa orang-orang sebelum, mereka menegakkan hukuman kepada orang-orang yang lemah, dan meninggalkan hukuman bagi orang bangsawan, Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, jika Fathimah melakukan hal itu, aku potong tangannya." (HR. Bukhari no. 6787)

Sikap kita adalah memulai berbuat adil dan fair terhadap diri sendiri, agar dia tegak disekitar kita.

Wallahu A’lam

0⃣2⃣ Han ~ Gresik
Assalamu'alaikum,

Tadz, kemerdekaan sekarang ini sepertinya hanya berupa kata dan ucapan saja. Tetapi Rakyat ini masih saja tertindas belum merdeka sepenuhnya dari para penguasa dan pemegang kekuasaan. Apalagi rakyat kecil yang semakin tertindas dan terus saja mencari kemerdekaan atas kehidupan. Bagaimana tadz menyikapi hal ini?

🌀Jawab:
Wa'alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh.

Jika kita menyadari hal tersebut, maka mintalah kepada Alloh ﷻ agar pemimpin-pemimpin kita mendapat hidayah, agar mereka menjadi pemimpin yang adil, jujur, bukan penipu dan banyak ingkar janji.

Lalu, jangan lagi memilih pemimpin yang seperti itu dimasa yang akan datang. Sebab, apa yang kita rasakan saat ini, tentu akibat pilihan dan perbuatan kita sendiri. Walau semuanya memang takdir Alloh ﷻ, tapi di dalamnya juga ada sebab-sebab riil atau nyata perbuatan manusia. 

Wallahu A’lam

•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•

Berjuang merebut kemedekaan itu jihad. Mempertahankan dan mengisi kemerdekaan dengan amal shalih juga jihad. Maka, umat Islam harus terdepan dalam jihad mengisi kemerdekaan dengan merawat NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) berdasarkan akhlak Islami.

Wallahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar