Selasa, 31 Agustus 2021

BAHAYA DBD DI MASA PANDEMI

 


OLeH: dr. Barry Army Bakry, Sp.A

•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•

Assalamualaikum warahmatullohi wabarakatuh

Apakabar semua?
Alhamdulillah kita bisa berkumpul lagi untuk tholabul ilmi.

Dalam kesempatan kali ini kita akan membahas DBD pada anak di masa pandemi.

🔷BAHAYA DEMAM BERDARAH PADA ANAK DI MASA PANDEMI

Di saat memasuki musim hujan seperti saat ini, penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) mengalami kenaikan jumlah kasus yang sangat bermakna. Beberapa kasus bahkan ada yang hingga meninggal, Banyak juga pasien yang datang ke rumah sakit sudah dalam keadaan berat, bahkan dalam keadaan syok (dengue shock syndrome atau DSS), suatu keadaan yang paling berat dari demam berdarah. Keadaan seperti ini tentu saja harus diatasi dengan meningkatkan kewaspadaan kita semua, masyarakat dan pemerintah, khususnya dalam hal mencegah penularan dan apabila sudah terjadi penyakit mencari pengobatan dalam keadaan yang masih dini.  

◾Apakah Penyebab Demam Berdarah?

Penyakit DBD adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh virus dengue, Sebenarnya bila seseorang terinfeksi virus dengue tidak selamanya akan menjadi DBD.  Manifestasi infeksi virus dengue bervariasi dengan spektrum yang luas, mulai dari infeksi tanpa gejala (asimtomatik), demam yang tidak khas, demam dengue (dengue fever) dengan atau tanpa disertai perdarahan, demam berdarah dengue (DBD atau dengue hemorrhagic fever), sampai keadaan yang paling berat yang dapat menyebabkan kematian yaitu sindrom syok dengue (SSD atau DSS).

◾Nyamuk Apa Yang Menularkan Penyakit DBD?

Penyakit DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk betina yang dalam tubuhnya terdapat virus dengue. Nyamuk Aedes aegypti merupakan vektor utama untuk penularan penyakit dengue. Nyamuk lain yang lebih jarang adalah Aedes albopictus dan yang sangat jarang adalah Aedes polynesiensis dan Aedes scutellaris.

Nyamuk ini biasa hidup di sekitar perumahan atau tempat-tempat umum, suka beristirahat di tempat yang agak gelap, seperti pada baju atau kain yang bergantungan di balik pintu, atau beristirahat di kolong atau bawah meja atau kursi. Jarak terbangnya sekitar 100–200 meter dan senang meletakkan telurnya pada tempat penampungan air bersih yang tidak berhubungan langsung dengan tanah seperti vas bunga, tempat minum burung, ban bekas atau kaleng bekas atau gelas plastik bekas tempat minuman atau batok kelapa yang didalamnya terisi genangan air hujan.
 
Apabila telur nyamuk bersentuhan dengan air, maka telur akan berubah menjadi jentik (larva), kemudian menjadi kepompong (pupa) dan akhirnya menjadi nyamuk dewasa. Proses dari telur menjadi nyamuk dewasa ini memerlukan waktu sekitar 7 -10 hari. Oleh karena itu menguras tempat penampungan air harus dikerjakan sekurang-kurangnya setiap 7 hari sekali.

◾Bagaimana Cara Penularan Penyakit DBD?

Nyamuk betina dapat  terinfeksi virus dengue sewaktu dia menghisap darah dari pasien dengue fase demam pada saat darahnya banyak mengandung virus (viremia), yaitu 2 hari sebelum sampai 5 hari sesudah demam timbul. Nyamuk bersifat infektif dalam 8-12 hari sesudah menghisap darah (masa inkubasi ekstrinsik) dan bisa tetap infektif selama hidupnya. Selama masa ini, virus berkembang biak pada saluran pencernaan dan akhirnya bisa sampai di kelenjar ludah.
 
Pada saat nyamuk tersebut menggigit orang lain (yang sehat), dia akan mengeluarkan cairan ludahnya ke dalam luka gigitan sehingga orang tersebut akan tertular virus dengue. Masa inkubasi penyakit ini 3-14 hari (paling sering 4-7 hari) dan setelah itu akan mulai timbul gejala-gejala penyakit.

◾Bagaimana Gejala Penyakit DBD?

(1) Fase demam ditandai dengan demam yang mendadak tinggi, terus menerus , disertai nyeri kepala, nyeri otot seluruh badan, nyeri sendi, kemerahan pada kulit, khususnya kulit wajah (flushing). Gejala lain seperti nafsu makan berkurang, mual, dan muntah sering ditemukan.
Pada fase ini sulit dibedakan dengan penyakit bukan dengue, maupun antara penyakit dengue berat dan yang tidak berat. bahkan penyakit covid juga mempunyai gejala yang hampir sama.

(2) Fase kritis biasanya terjadi paling sering pada hari ke-4–6 (dapat terjadi lebih awal pada hari ke-3 atau lebih lambat pada hari ke–7) sejak dari mulai sakit demam.

(3) Fase pemulihan biasanya berlangsung dalam waktu 48 – 72 jam yang ditandai oleh perbaikan keadaan umum, nafsu makan pulih, anak tampak lebih ceria, dan pengeluaran air kemih (diuresis) cukup atau lebih banyak dari biasanya.

◾Bagaimana Pengobatan Penyakit DBD?

Sampai saat ini belum ada obat (anti virus) yang spesifik untuk penyakit ini. Pengobatan yang utama adalah mempertahankan keseimbangan ciran dengan pemberian cairan yang cukup, tidak kurang maupun berlebihan. 
 
Keberhasilan pengobatan sangat dipengaruhi oleh diagnosis dini dan pemantauan keadaan klinis serta  pemberian cairan yang tepat.

◾Bagaimana Pencegahan Penyakit DBD?

Masyarakat perlu mewaspadai dan mengantisipasi serangan penyakit DBD dengan menjaga kebersihan lingkungan supaya dapat menghilangkan sarang atau tempat perindukan nyamuk.
 
★ Saat ini, pencegahan DBD yang paling efektif dan efisien adalah kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus, yaitu:
 
✓ Menguras, adalah membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es, tempat minum burung, vas bunga, dan lain-lain sekurang-kurangnya 7 hari sekali;
 
✓ Menutup, yaitu menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, toren air, dan sebagainya;
 
✓ Memanfaatkan Kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk atau kalau tidak memungkinkan dibuang dengan cara menguburnya.
 
Adapun yang dimaksud dengan Plus adalah segala bentuk kegiatan pencegahan seperti: Menggunakan kelambu saat tidur, mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah, menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah, mengoleskan obat anti nyamuk (repellent) pada daerah kulit terbuka, kecuali muka, menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk, menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, serta memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk; dan lain-lain.
 
Adapun pengasapan (fogging) merupakan upaya pencegahan yang kurang efektif, bila tidak disertai PSN, karena hanya membunuh nyamuk dewasa. Apabila akan dilakukan juga harus memenuhi persyaratan tertentu. 

Menurut Pedoman Kemenkes RI tahun 2007, kegiatan pengendalian vektor dengan pengasapan atau fogging fokus dilakukan di rumah pasien atau tersangka DBD dan lokasi sekitarnya yang diperkirakan menjadi sumber penularan. Kegiatan ini dilakukan bila hasil penyelidikan epidemiologi (PE) positif yaitu ditemukan penderita atau tersangka DBD lainnya atau ditemukan tiga atau lebih orang dengan demam tanpa sebab dan ditemukan jentik > 5%. Fogging dilaksanakan dalam radius 200 meter dan dilakukan dua siklus dengan interval kurang lebih 1 minggu.

Wallahu a'lam

•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•

0️⃣1️⃣ Yayu ~ Bandung
Dok, sekarang musimnya banyak nyamuk, kalau misalkan nyamuk DBD menggigit kita tapi dia tidak menggigit orang yang kena DBD berarti kita tidak akan tertular DBD?
(Kalau misalkan tergigit nyamuk DBD)

💊Jawab:
Ngga juga, virus dengue juga bereplikasi di badan nyamuk.

Wallahu a'lam

0️⃣2️⃣ Fadlilah ~ Solo
Dok, kalau menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air seperti bak kamar mandi apakah aman ya Dok airnya nanti kalau dipakai sikat gigi dan mandi terutama untuk anak-anak? Bubuk larvasida biasanya tersedia di mana Dok?

Karena kami tinggal di perumahan padat penduduk dan di kota. Banyak nyamuk. Sekarang nyamuknya kecil-kecil jadi pakai raket listrik nyamuk tidak mempan. Bisanya pakai kelambu dan lotion anti nyamuk.
Terimakasih Dok.

💊Jawab:
Yang aman hanya abate, yang lain tidak aman.

Wallahu a'lam

•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•

Alhamdulillah.
Demikian pembahasan kita kali ini mudah-mudahan bermanfaat.

Bila anak kita mengalami demam beberapa hari, dan sudah diberikan penurun panas, tapi masih blom perbaikan, waspada resiko penyakit DBD ini.

Demikian.

Wassalamualaikum warahmatullohi wabarakatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar