Selasa, 31 Agustus 2021

BUKA MATA BUKA HATI



OLeH: Ustadz Mukhtar Azizi, S.Pd.I

•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•

💎BUKA MATA BUKA HATI

Tatsabbut atau Tabayyun sangat dibutuhkan di zaman yang penuh fitnah ini. Alloh ﷻ telah memerintahkan kita untuk tatsabbut, Allah Ta’ala berfirman:

يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوْا أَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلىَ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِيْنَ

“Wahai orang-orang yang beriman, apabila datang kepada kalian orang fasiq dengan membawa berita, maka periksalah dahulu dengan teliti, agar kalian tidak menuduh suatu kaum dengan kebodohan, lalu kalian menyesal akibat perbuatan yang telah kalian lakukan.” (QS. Al Hujurat : 6).

Anda bisa bayangkan, betapa girangnya Abdurrahman, pucuk cinta ulam tiba, impiannya benar-benar kesampaian. Begitu cintanya Abdurrahman radhiallahu ‘anhu kepada Laila, sampai-sampai ia melupakan istri-istrinya yang lain. Merasa tidak mendapatkan perlakuan yang sewajarnya, maka istri-istrinya yang lainpun mengadukan perilaku Abdurrahman kepada ‘Aisyah istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang merupakan saudari kandungnya.

Menyikapi teguran saudarinya, Abdurrahman berkata: “Tidakkah engkau saksikan betapa indah giginya, yang bagaikan biji delima?”

Akan tetapi tidak begitu lama Laila mengobati asmara Abdurrahman, ia ditimpa penyakit yang menyebabkan bibirnya “memble” (jatuh, sehingga giginya selalu nampak). Sejak itulah, cinta Abdurrahman luntur dan bahkan sirna. Bila dahulu ia sampai melupakan istri-istrinya yang lain, maka sekarang iapun bersikap ekstrim. Abdurrahman tidak lagi sudi memandang Laila dan selalu bersikap kasar kepadanya. Tak kuasa menerima perlakuan ini, Laila pun mengadukan sikap suaminya ini kepada ‘Aisyah radhiallahu ‘anha. Mendapat pengaduan Laila ini, maka ‘Aisyah pun segera menegur saudaranya dengan berkata:

يا عبد الرحمن لقد أحببت ليلى وأفرطت، وأبغضتها فأفرطت، فإما أن تنصفها، وإما أن تجهزها إلى أهلها، فجهزها إلى أهلها.

“Wahai Abdurrahman, dahulu engkau mencintai Laila dan berlebihan dalam mencintainya. Sekarang engkau membencinya dan berlebihan dalam membencinya. Sekarang, hendaknya engkau pilih: Engkau berlaku adil kepadanya atau engkau mengembalikannya kepada keluarganya. Karena didesak oleh saudarinya demikian, maka akhirnya Abdurrahmanpun memulangkan Laila kepada keluarganya." 
(Tarikh Damaskus oleh Ibnu ‘Asakir 35/34 & Tahzibul Kamal oleh Al Mizzi 16/559)

Wallahu a'lam

•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•

0️⃣1️⃣ Safitri ~ Banten 
Ustadz, dalam kisah Abdurrahman dan Laila ini hal apa yang bisa kita dapatkan dan terapkan dalam kehidupan saat ini, dan hal yang tidak boleh kita lakukan dalam hidup.

🔷Jawab:
Bersama pujaan hati dalam bersama menebarkan risalah dan cinta yang sejati selalu terhiasi dengan ikhlas dan pemaaf saling melengkapi.

Wallahu a'lam

0️⃣2️⃣ Erni ~ Yogja 
Assalamualaikum Ustadz.

Cinta luntur karena kekaguman fisik yang hilang. Pertanyaannya bagaimana caranya mengembalikan cinta yang sempat terkikis karena beda pola pikir, beda latar belakang keluarga dan beda adat kebiasaan? 

Bagaimana caranya untuk bisa mentoleransi  ketidaknyamanan dengan pasangan karena  pola asuhan yang berbeda?  
Dari penyatuan visi dan misi sebagai ikatan terkuat juga sempat goyah karena anggapan orang tua kalau suami tidak dididik dengan baik oleh orang tuanya, begitu juga dengan saya, dianggap mertua tidak didik dengan baik oleh orang tua saya, hanya karena beda geografis adat istiadat dan kebiasaan? 

Mohon pencerahannya.

🔷Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Caranya saling memahami agar cinta luhur akan hadir dengan saling belajar dan duduk bersama agar saling menjaga keharmonisan berkeluarga.

Wallahu a'lam

0️⃣3️⃣ Han ~ Gresik
Assalamu'alaikum ustadz.

Ada air mata juga pasti nanti ada senyuman. Bila dulu pernah terpuruk karena sakit hati. Bagaimana bangkit dan meyakinkan diri bahwa nanti bisa bahagia?

🔷Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Hati selalu bahagia bila ikhlas dalam menjalani kehidupan dan terarah pada kehidupan yang sejati. Meskipun sebelum ya perih hati ya. Bila bersabar akan terasa nikmat pada masa yang akan datang.

🌷Bagaimana tadz jika merasa terus bersalah atas diri?

🔷Hiasi diri dengan taqarub illallah dan miliki sifat optimis akan ada jalan yang terbaik yang Alloh ﷻ berikan kepada hamba ya yang ikhlas.

Wallahu a'lam

0️⃣4️⃣ Aisya ~ Cikampek
Assalamualikum warahmatullahi wabarakatu.

Ustadz, saya punya temen dia selalu curhat dan minta solusi (lebih ke kurang bersyukur dan mengeluh akan nasib) ketika saya anjurkan untuk melakukan amalan-amalan sunnah mungkin bisa menengagkan kek yang saya dapat dari ngilmi di sini atau di sumber lain, beliau selalu menjawab,

Kalau saya percaya mungkin saja fitnah karena yang bodoh akan dianggap seperti orang yang berilmu padahal enggak, dan jika dijadikan guru maka bisa saja menyeleweng dari ajaran agama.

Bagaimana cara menyikapinya ustadz?
Selama ini saya hanya senyum dan kadang saya share sumber ilmi dari yang saya tahu, ke beliau.

Terimakasih ustadz mohon pencerahannya.

🔷Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Bagi yang curhat sangat boleh bila menjaga dan memberikan solusi. Akan tetapi dapat menshare sesuatu yang sudah di pelajari. Bila ada yang kurang dipahami dapat sampaikan kepada guru nya agar berkah dan terjaga ilmunya.

🌷Na'am ustadz.
InshaAllah paham.

Hanya saja teman saya tidak mau menerima ilmi yang saya sampaikan ke beliau.
Suudzon nya saya mungkin karena saya bukan teman yang berpendidikan tinggi.

Pertanyaan lagi ustadz, afwan apakah beliau termasuk teman yang harus saya jauhkan?

Jazakallahu khair ustadz 
Barakallah fikkum

🔷Dalam penebar risalah tidak terpusat pada pendidikan. Meskipun hanya tukang sapu saja. Bila mulia ilmu ya dapat di terima. Yang utama ada rasa tawadhu dan qana'ah.

Wallahu a'lam

•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•

Hati sangat lembut. Mata akan turun ke hati. Bila senantiasa di isi dengan dzikrullah akan menjadi bahagia.

Wallahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar