Minggu, 28 Maret 2021

PUASA MENDEKAT, IMAN JANGAN MENJAUH

 


OLeH  :  Ibu Hj. Irnawati Syamsuir Koto 

   🌀M a T e R i🌀

Assalamu'alaikum sahabat-sahabatku para Perindu Surga

Inilah saat-saat yang mendebarkan bagi orang yang merindukan bulan suci Ramadhan. Saat di mana kita membuktikan bahwa kita adalah orang yang beriman sesungguhnya atau orang yang berpura-pura rindu kepada Ramadhan.

Inilah saat dimana kita memeriksa dan mengevaluasi diri, apakah sungguh-sungguh menjadi orang yang menginginkan kenikmatan balasan dari Alloh ﷻ dari banyaknya dosa-dosa yang selama ini kita kerjakan. Orang yang berpikir strategis dan ingin menjadi terbaik dihadapan Alloh ﷻ tidak mungkin ia lalai dan menyia-nyiakan kesempatan yang sangat hebat ini. Saat inilah kita berusaha menjadi yang terbaik di hadapan-Nya dengan melakukan berbagai kebajikan.

Mana mungkin bisa mendadak langsung masuk ke bulan suci Ramadhan yang penuh kehebatan tanpa ada persiapan? Siapa yang tidak mau jika dicatat sebagai penghuni surga padahal kita belum meninggal? Mereka itulah pada malam bulan suci Ramadhan, namanya sudah dijamin surga oleh Alloh ﷻ. Maka bersiap-siaplah untuk menjadi penghuni surga.

Ada beberapa persiapan untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Persiapan paling utama adalah meneguhkan keimanan dan ketakwaan dengan sungguh-sungguh. Sesuai hadits Nabi ﷺ, dari Abu Hurairah, ia berkata:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Alloh ﷻ, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 38 dan Muslim no. 760).

Yang dimaksud berpuasa atas dasar iman yaitu berpuasa karena meyakini akan kewajiban puasa. Sedangkan yang dimaksud ihtisab adalah mengharap pahala dari Allah Ta’ala. (Fathul Bari, 4: 115).

Al Khottobi berkata, “Yang dimaksud ihtisab adalah terkait niat yaitu berpuasa dengan niat untuk mengharap balasan baik dari Alloh ﷻ. Jika seseorang berniat  demikian, ia tidak akan merasa berat dan tidak akan merasa lama ketika menjalani puasa.”

Iman adalah paling utama sebagai bekal untuk mendapatkan berbagai macam bentuk bonus di bulan suci Ramadhan. Betapa meruginya jika hati belum khusyu hingga memasuki bulan suci Ramadhan.

Kerugian besarlah orang-orang yang tidak memenuhi jiwanya dengan iman ketika memasuki Ramadhan dan betapa meruginya jika hati belum dipenuhi getaran cinta kepada Alloh ﷻ untuk memasuki bulan suci tersebut.

Mari kita meratapi diri. Ramadhan sudah di depan mata dan kita masih lalai karena urusan dunia. Sebuah kehidupan yang penuh kebohongan dan kesemuan.

Di saat bertahlil dan beristighfar, apakah hati kita bergetar karena cinta kepada Alloh ﷻ? Adakah getaran harap kepada Alloh ﷻ? Adakah getaran pasrah yang kuat dibalik semua dzikir-dzikir kita?

Alloh ﷻ menggambarkan orang-orang yang hidup hatinya dalam surat al-Anfal ayat 2:

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Alloh ﷻ gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.” (QS. al-Anfal: 2)

Orang-orang yang hatinya hidup jika disebutkan asma Alloh ﷻ maka bergetarlah getaran cinta, getaran takut, getaran pasrah, dan getaran harap kepada-Nya.

🌀🌷🌀
Ciri-ciri orang yang hidup hatinya adalah jika dibacakan ayat-ayat al-Qur’an ditelinganya bertambah volume iman dan bertambah kuat pula pasrah dan tawakkalnya kepada Alloh ﷻ.

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: ‘Rabb kami ialah Alloh ﷻ’ kemudian mereka istiqamah pada pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): ‘Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Alloh ﷻ kepadamu.'” (QS. Fushilat: 30)

Selanjutnya, Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ القَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ، وَمَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa yang menegakkan lailatul qadar (mengisi dengan ibadah) karena iman kepada Alloh ﷻ dan mengharapkan pahala (hanya dari-Nya) maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu, dan barangsiapa yang melaksanakan shaum Ramadhan karena iman kepada Alloh ﷻ dan mengharapkan pahala (hanya dari-Nya) maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari)

Ibnu Baththal menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan “karena iman” dalam hadits ini adalah pembenaran terhadap kewajiban puasa dan ganjaran yang akan didapat dari Allah Ta’ala terhadap puasa dan qiyamnya.

Sedangkan makna “karena harapan” maksudnya adalah mengharapkan pahalah serta rida-Nya. Hadits ini sebagai dalil yang jelas bahwa amal shaleh tidak diterima melainkan, dengan penuh harapan dan niat yang tulus.

Ini sesuai dengan hadits Nabi yang menyatakan, “Sesungguhnya tiap-tiap amal tergantung pada niatnya.” Adapun Badruddin Ainy dalam “Umdatul Qaary” (X/274) menjelaskan bahwa barangsiapa yang melakukan amal ini karena iman yakni meyakini kewajibannya dan mengharap ganjaran di akhirat, tidak merasa berat, maka dosa-dosanya akan terampuni.

Bagi yang ingin puasanya berkualitas maksimal, maka puasanya harus: Pertama, didasari niat ikhlas. Kedua, dilatari dengan iman kuat atas kewajiban dan pahalanya. Ketiga, penuh harapan akan ridha dan balasan dari Alloh ﷻ. 

Ramadhan yang membawa pesan takwa diperuntukkan bagi umat yang beriman, maknanya ada kaitan langsung antara iman dan takwa. Iman dasar takwa, takwa hasil iman.

Iman atau kepercayaan merupakan dasar utama seseorang dalam memeluk sesuatu agama karena dengan keyakinan dapat membuat orang untuk melakukan apa yang diperintahkan dan apa yang dilarang.

Rukun iman adalah dasar, inti atau pokok-pokok kepercayaan yang harus diyakini oleh setiap pemeluk agama Islam. Kata iman juga berasal dari kata kerja amina-yu’manu-amanan yang berarti percaya.

Keimanan adalah suatu keyakinan yang tertanam dalam hati yang dibuktikan melalui sikap, tindakan, setiap manusia yang sepenuh hati beriman kepada Alloh ﷻ memenuhi semua perintah-Nya dan menjauhi segala apa yang dilarang-Nya.

Iman bukan hanya percaya, melainkan keyakinan yang mendorong seorang muslim berbuat amal shaleh. Seseorang dinyatakan beriman bukan hanya percaya terhadap sesuatu, melainkan mendorongnya untuk mengucapkan dan melakukan sesuatu sesuai keyakinan. Adapun orang yang beriman disebut mukmin.

Mari kita sambut ramadhan dengan menguatkan keimanan, jangan sampai menjelang ramadhan iman malah turun bebas hingga kita berada dalam kemalasan beribadah.

Wallahu a'lam

Demikian dari saya, majlis saya kembalikan ke mba Phity sebagai momod malam ini.

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
        🌀TaNYa JaWaB🌀
        
0⃣1⃣ Safitri ~ Banten 
Bun, kalau orang yang masih punya hutang puasa tahun-tahun kemarin dia bersikap santai dengan hutang puasanya. Hutang puasa karena melahirkan kan harus bayar fidyah bahkan bayar fidyah pun belum, anggapnya bagaimana mau bayar fidyah puguh uangnya belum kekumpul-kumpul saja, jika dalam kasus seperti ini bagaimana bun?

🌀Jawab:
Segera saja dibayarkan. Jika melalaikan, segera bertaubat, mohon ampun kepada Alloh ﷻ atas kelalaian. 

Tidak ada jaminan kita akan bisa bayar di waktu lain, kalau kondisi memang memungkinkan segera saja dibayar.  jangan meninggalkan beban untuk ahli waris.  

Wallahu a'lam

0⃣2⃣ Phity ~ Yogja
Bun, kadang kita sudah mempersiapkan, tapi kok rasanya belum maksimal ya.

Apakah ada standar  minimal persiapannya?

🌀Jawab:
Tidak ada standar minimalnya karena kemampuan masing-masing berbeda. Maka persiapkanlah sesuai kemampuan. 

Agama itu tidak memberatkan, tapi jangan diringan ringankan. 

Wallahu a'lam

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
🌀CLoSSiNG STaTeMeNT🌀

 Sholehah...

Sudah semestinya, di saat Ramadhan tinggal menghitung hari, kita meningkatkan keimanan, muhasabah diri, menyiapkan bekal untuk ramadhan, baik bekal ilmu, iman maupun harta.

Jangan sampai kita lengah, dan akhirnya saat Ramadhan tiba, kita tidak mampu meningkatkan amalan, dan akhirnya mengalami kerugian. 

Mohon maaf lahir dan batin. 

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar