Minggu, 28 Maret 2021

MENCIPTAKAN HARMONISASI MENANTU DAN MERTUA

 



OLeH : Ustadz Undang Suherlan

         💎M a T e R i💎

Agama Islam adalah agama yang mengangkat dan membebaskan manusia dari jaman jahiliah jaman kegelapan menuju ke zaman yang terang benderang, sudah selayaknyalah kita sebagai umatnya senantiasa menghaturkan sholawat dan salam hanya kepada Nabi Muhammad ﷺ.
Pernikahan tidak sekadar mempertemukan antara dua sejoli dalam satu ikatan suci. Lebih dari itu, menikah berarti menyatukan dua keluarga besar dengan berbagai latar belakang. Tidak jarang saling berseberangan. Tidak sedikit yang berhasil menjalin relasi yang harmonis antara kedua entitas tersebut. Tapi, banyak pula yang gagal membina hubungan manis antar kedua belah pihak. Harmonisasi antara istri dan keluarga suami memang bukan perkara mudah. 

Berdasarkan riset sederhana dengan melibatkan tidak kurang dari 270 responden yang pernah ia lakukan, muncul kesimpulan bahwa fenomena konflik ternyata dipicu hal-hal sepele, baik dari kubu istri ataupun keluarga besar suami.   

Beberapa faktor pemicu yang disepakati oleh mayoritas responden itu, antara lain, tidak adanya rasa hormat, perbedaan prinsip, perkataan yang pedas dan menyakitkan, sikap meremehkan atau sering tidak dianggap, juga anggapan dari sang ibu bahwa istri akan “menyetir” anaknya, begitupula sebaliknya sang istri menganggap ibu mertua masih mengatur-atur suaminya.
Persoalan privasi saat masih menumpang tempat tinggal di rumah mertua juga kadang rentan bermasalah. Demikian juga soal manajemen uang keluarga, sering kali ibu mertua mengintervensi atau bisa jadi memang istri yang bersangkutan dinilai tidak lihai mengelola pendapatan suami. Setelah menikah, istri sepatutnya bisa menjalin hubungan baik dengan orang tua suami alias mertua. Bahkan dalam Islam hal ini juga turut diatur.

"Yang paling berhak atas seorang wanita adalah suaminya. Yang paling berhak atas seorang lelaki adalah ibunya." (HR. Tirmidzi)

Hadis ini bisa menjadi arahan bagi para menantu untuk bersahabat dengan mertua. Semuanya, demi rumah tangga.
Salah satu arahan untuk bisa dekat dengan mertua yakni dengan menutup prasangka buruk. 

Selain itu, cara memandang dan berbicara pada mertua juga sepatutnya dilakukan dengan penuh kasih.

Pun demikian saat mertua datang berkunjung ke rumah, menyambut pun termasuk dalam sunahnya. Sebaiknya, menantu bisa menyambut, memberi salam dan mempersilakan duduk. Sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ saat dikunjungi oleh Fatimah, yang disebutkan oleh HR. Abu Dawud dan Tirmidzi.

Mendoakan mertua seperti orang tua sendiri juga menjadi salah satu sunah. "Jika seorang anak tidak pernah mendoakan kedua orang tuanya, niscaya rezekinya akan berhenti." (HR. Hakim dalam At-Tarikh dan Ad-Dailami dalam Musnadul Firdaus).

Jadi, penting bagi menantu untuk selalu bersikap hormat pada mertua. Kebiasaan ini tidak hanya mendekatkan hubungan keluarga dan rumah tangga, tapi juga untuk meraih keberkahan.

Hindarilah membahas segala hal yang membuat berprasangka, maka Alloh ﷻ akan bukakan pintu-pintu keberkahan pada keluarga, keluarga orang tua dan keluarga mertua.

Bila tidak terjadi harmonisasi
benih-benih tersebut tidak segera diobati, bisa mengarah ke konflik yang lebih besar dan berkepanjangan, tidak terkecuali dapat mengancam kelanggengan tali silaturahim.

Padahal, merajut silaturahim adalah tuntunan agama yang utama. Ini seperti ditegaskan di hadis riwayat Abu Bakrah RA yang dinukilkan Imam at-Turmudzi bahwa tidak ada dosa yang sanksinya pantas diberlakukan di dunia dan akhirat kecuali dosa memutus tali silaturahim. Sasaran agar dalam hidup berumah tangga tercipta harmoni antara elemen yang satu dan lainnya. Entah istri dengan keluarga suami ataupun suami dengan keluarga sang istri.

🌸🌷🌸
Saling berkasih sayang dan menebar kebaikan. 

Ingatlah, rahmat Alloh ﷻ bersama orang-orang yang berbuat baik. “Sesungguhnya, rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. al-A'raf: 56). 

Jika ingin rahmat Allah ﷻ menghampiri, hendaknya kedua belah pihak saling berbagi kebaikan dan kasih sayang.

Bentuk berbagi kebaikan itu bermacam-macam. Dari segi suami, berusalah mengunjungi kedua orang tua. 

Tradisikan memberi hadiah untuk keduanya dan biasakan memberitahukan kepada mereka bahwa hadiah tersebut adalah “titipan” atau permintaan istri. 

Alokasikan pendapatan, bila mampu untuk kedua orang tua. Berterimakasihlah pada istri atas pengertiannya untuk orang tua. 

Laksanakan ketentuan ini juga pada orang tua dan keluarga istri. Sedangkan, bagi istri, bersikap dan berinteraksilah kepada kedua orang tua suami, seperti orang tua sendiri. Bersegeralah membantu mereka bila diperlukan. Tetap menjaga etika dan lemah lembut. Sementara, bagi ibu atau bapak mertua, bersikap dewasa penuh pengayoman. Bila muncul keburukan dari menantu, bukan dibalas dengan kejelekan serupa atau lebih besar. Tetapi, hadapilah dengan hikmah dan kebijaksanaan. Bersikap alami dan sewajarnya, tidak perlu formalitas yang mengesankan kaku. Biarlah komunikasi dan interaksi itu mengalir. Dan, bagi mertua berlakulah adil. Jangan membedakan antara menantu satu dan lainnya. 

Jika niatan, sikap, dan perbuatan baik yang dilakukan untuk meruta dan keluarga mereka tidak berbalas kebaikan atau bahkan acap kali responsnya negatif, bersabarlah. Kebaikan apapun yang kita persembahkan, selama niat tersebut baik untuk Alloh ﷻ semata, tidak satupun pahala kebajikan itu akan terkurangi.
“Sesunggunya, mereka yang beriman dan beramal saleh tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan yang baik.” (QS al-Kahfi: 30).

Jika tidak ada ucapan terima kasih teruntai dari lisan mereka, biarlah amal Anda membekas di hati mereka. Sekalipun tidak ada bekas di hati, ketahuilah kebaikan tercatat sebagai amal saleh di akhirat. 

Seandainya kematian menjemput mereka lebih dulu daripada kita, setidaknya kita telah berbuat baik dan mengabdi selama mereka hidup. 

Bila kita meninggal terlebih dahulu, kebaikan kita akan dikenang.

Perlakuan buruk yang muncul di antara dua keluarga itu, selesaikanlah dengan arif dan bijaksana. Saling memaafkan kesalahan yang dilakukan di masa lalu. 

Berat memang, tetapi kata maaf itu, seperti ditegaskan di surah an-Nur ayat 21, menjadi salah satu kunci pengampunan dosa.

Ayat tersebut turun, menjadi nasihat bagi Abu Bakar, kala ia bersumpah dan memutuskan tidak akan pernah memberi nafkah sepupunya, Masthah bin Atsatsah yang diduga terlibat ikut menyebarkan isu keji yang ditudingkan kepada Aisyah RA Abu Bakar pun akhirnya memaafkan Masthah dan kembali membiayai hidup sepupunya tersebut.

Mustahil seorang istri bisa mendapatkan cinta seutuhnya dari suami, jika si istri tidak bisa mencintai mertuanya dan begitupula sebaliknya.

Wallahu a'lam

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
         💎TaNYa JaWaB💎

0️⃣1️⃣ Widia ~ Bekasi
Assalamualaikum ustadz?

Bagaimana cara saya untuk menyikapi sikap mertua yang pilih kasih tidak peduli kepasa salah satu cucunya?

🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Memberi pengertian pada anak, agar bersabar dan berlapang dada menerima perlakuan dari neneknya. Dan tetap berbuat baik kepada nenek, semoga nenek bisa bersikap lebih adil.

Wallahualam

0️⃣2️⃣ Betty ~ Kartasura 
Assalamualaikum ustadz, 

Bagaimana menyikapi mertua yang selalu menganggap hanya anaknya lah yang merupakan bagian keluarga, dan menantu seperti dianggap orang lain?

Terimakasih ustadz

🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Bersabarlah dan tetap berbuat baik kepada mereka. Buktikan pada mereka bahwa walaupun kita tidak di anggap bagian dari keluarga kita tetap berbuat baik sama mereka yakinlah Alloh ﷻ maha membolak-balikan hati manusia. Dan ikhtiar selalu berbanding lurus dengan hasil.

Wallahu a'lam

0️⃣3️⃣ iiN ~ Boyolali
Assalamu'alaikum ustadz,

1. Bagaimana menghadapi mertua yang selalu membela, membenarkan dan menutupi kesalahan anaknya? 
Menantu selalu dipandang salah saat menyampaikan kebenaran keadaannya. 

2. Apa yang harus istri lakukan saat dia di posisi serba salah? Mertua selalu tanya tentang apapun tapi jika dijawab jujur salah, dijawab bohongpun salah.

Mohon pencerahannya. 
Syukron.

🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

1. Bicarakan baik-baik dengan suami dari hati ke hati tentang permasalahan ini dalam suasana kedua pihak sedang nyaman dan tetaplah berbuat baik terkadang perbuatan adalah jawaban terbaik dari setiap masalah.

2. Sujudlah minta tolong dan adukan semuanya kepada Alloh ﷻ saja. 
Dengan sholat malam kening kita sujud dan menempel di bumi tapi doa-doa kita akan terdengar di langit.

Wallahu a'lam

0️⃣4️⃣ Rochma ~ Bantul
Assalamualaikum ustadz,

Jika ada menantu yang akan memuliakan mertua dari segi pakaian, makanan tetapi selalu tidak berkenan, dengan argumen yang panjang kali lebar sehingga jadi sering membuat kesal. Bagaimana sikap yang dilakukan menantu ustadz? Karena kalau kita melihat itu jadi bagaimana tidak tega dengan keadaannya.

🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Minta tolonglah sama suami, biarkan suami yang bicara dari hati ke hati dengan mertua tentang maksud baik kita.

Wallahu a'lam

0️⃣5️⃣ Fadwa ~ Palembang 
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh ustadz,

Bagaimana caranya mengatasi mertua yang sering adu domba antara menantu dan anaknya, antara menantu dan menantu yang lain (suami yang sama atau poligami) sementara mertua posisi tinggal di rumah menantu pertama mana bawa anak lagi alias ipar perempuan?

🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Bersabarlah dan tunjukkan saja kepada mereka bahwa kita tetap berbuat baik walaupun mereka tidak menyukai kita. Alloh  ﷻ Maha Tahu sedangkan manusia hanya sebatas prasangka saja.

Wallahu a'lam

0️⃣6️⃣ Atin ~ Pekalongan
Assalamualaikum Ustadz,

Sebatas mana seorang mertua melibatkan diri pada urusan rumah tangga anaknya?

Contoh kasus,
Anak yang sudah berumah tangga butuh laptop tapi tidak ada dana. Ibu menyarankan untuk kredit kalau memang mendesak harus beli. Istri maunya minta saja ke orang tuanya yang memang mampu. Ibu marah karena itu tidak mendidik mandiri.

Apakah itu artinya si ibu terlalu campur tangan?

🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Sebaiknya berusaha semampunya sekuat tenaga. Kalau sedikit-dikit minta bantuan orang tua, khawatir jadi kebiasaan dan tidak mandiri.

Wallahu a'lam

0️⃣7️⃣ Safitri ~ Banten 
Ustadz kalau yang belum menikah seperti fitri nih yah ketakutan terbesar yah itu sama mertua takut dapat mertua inilah itulah, apa ketakutan tersebut menghalangi untuk menikah?

🌸Jawab:
Kenapa harus takut pada hal-hal yang belum kita alami?
Senantiasa berprasangka baik. Alloh ﷻ itu sesuai prasangka hamba-Nya.
Maka berprasangka baiklah senantiasa.

Wallahu a'lam

0️⃣8️⃣ Evi ~ Jaksel 
Assalamualaikum,

1. Apa yang harus dilakukan ketika mertua sudah sepuh dan bertingkah seperti layaknya anak kecil?

2. Apa  boleh seorang menantu baper dengan ucapan mertuanya?

🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

1. Rawatlah mereka karena merakapun orang tua kita. Ingat jangan melupakan kebaikan sekecil apapun karena bisa jadi kebaikan itu salah satu tiket kita untuk mendapatkan surga.

2. Baper boleh karena sunatulloh itu akan terjadi pada setiap orang tapi sebagai seorang muslimah sikapi perasaan seperti itu dengan hal-hal yang baik yang tidak melanggar syariat.

Wallahu a'lam

0️⃣9️⃣ Siti ~ Klaten
Ana ustadz, seringkali dibicarakan sama saudara-saudara mertua saya karena terkadang masih belum bisa mengatur waktu untuk bekerja dan mengurus rumah, mohon solusinya ustadz?

🌸Jawab: 
Bersyukurlah dan berbaik sangka lah selalu.
Ada orang yang masih membicarakan kita berarti mereka masih sayang sama kita.
Ingin melihat kita lebih baik lagi diskusikan dengan suami dari hati ke hati jangan pernah tabu mendengar kritikan orang lain agar diri bisa lebih baik lagi. Perbaiki manajemen waktu dan tetap tersenyum sama mereka yang ngegosipkan kita.

Wallahu a'lam

1️⃣0️⃣ Na ~ Semarang
Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Ustadz, bagaimana kalau punya mertua itu nyebelinnya bikin uhhh.

Tiap dimasakin apapun, komplainnn mulu. Bukan ngajarin masak malah ngomel.

Selalu ikut campur keuangan anaknya.
Mau beli ono untuk cucu, selalu ada kata, "eman, ih. Enggak usah." Eh, ujung-ujungnya malah mertua minta uang suami buat beli gamis.

Mertua selalu ngmong, "pinjem kantor saja sih. Biar beli kebeli ini itu."

La suami manut saja begitu. Tidak rembuk sama istri, dengan dalih, surga anak laki-laki dibawah telapak kaki ibu. Harut nurut.

Suami ngasih ibunya bilang sama istri, tapi giliran istri kroscek sama ibu mertua. Eh malah ibu bilang, "suamimu itu tidak kasih apa-apa."

🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Diperlukan kesabaran seluas samudra. 
Tetaplah berbuat baik kepada mereka dan tunjukan bahwa apa yang kita lakukan lillah hanya mengharapkan ridho Alloh ﷻ saja bukan mengharapkan ridho manusia.

Perlakukan mertua seperti perlakuan kita kepada orang tua. Bersabar dan terus berbuat baik kepada mertua, semoga mertua terbuka hatinya.

Wallahu a'lam


Tidak ada komentar:

Posting Komentar