Minggu, 28 Maret 2021

PERTARUNGAN IMAN, BAYI PUN BICARA

 


OLeH: Ustadz Syahrawi Munthe

    💎M a T e R i💎

Assalamu'alaykum wr.wb.
Segala puji bagi Alloh ﷻ, atas semua karunia dan kasih sayang-Nya kepada kita semua. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah pada baginda Muhammad Rasulullah ﷺ, kiranya kita termasuk yg akan mendapatkan syafaat beliau di yaumil akhir nanti. 

InsyaAllah sore ini, tema kajian kita tentang "PERTARUNGAN IMAN." 

🌸PERTARUNGAN IMAN, BAYI PUN BICARA

Sudah jadi takdir Alloh ﷻ bahwa pertarungan iman di masa orang-orang shalih terdahulu, amatlah berat. Ujian yang dihadapi sungguh mengerikan. Pilihan cuma ada dua, tetap teguh hati (istiqomah) dalam iman atau menjadi penyembah thagut atau berhala. Jika pilihannya tetap beriman kepada Alloh ﷻ, maka hukumannya adalah  siksaan mengerikan atau meregang nyawa. 

Salah satu kisah  pertarungan iman yang dikisahkan dalam Al Qur'an adalah kisah penggali parit (ashabul ukhdud) dengan orang-orang yang beriman saat itu. Kisah ini diceritakan dalam tafsir Ibnu Kasiir, sebagai penjelasan dari Surah Al Buruj, ayat 4-8.  

قُتِلَ أَصْحَابُ الْأُخْدُودِ (4) النَّارِ ذَاتِ الْوَقُودِ (5) إِذْ هُمْ عَلَيْهَا قُعُودٌ (6) وَهُمْ عَلَى مَا يَفْعَلُونَ بِالْمُؤْمِنِينَ شُهُودٌ (7) وَمَا نَقَمُوا مِنْهُمْ إِلَّا أَنْ يُؤْمِنُوا بِاللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ (8)

"Binasa dan terlaknatlah orang-orang yang membuat parit, yang berapi (dinyalakan dengan) kayu bakar, ketika mereka duduk disekitarnya, sedangkan mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang yang beriman. Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Alloh ﷻ Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji."

Bermula dari permintaan tukang sihir yang sudah menua, kepada rajanya (yang zalim) agar dicarikan seorang pemuda untuk diwarisi ilmunya dan menggantikannya. Dalam perjalanannya, pemuda tersebut setiap hari belajar ilmu sihir, namun ia juga menemukan seorang rahib yang alim dan beriman kepada Alloh ﷻ. Pemuda tersebut belajar dua ilmu sekaligus. 

Untuk menguji ilmunya, ia mencoba pada hewan buas yang dijumpai di jalan. Dua-duanya dicoba. Ternyata apa yang diajarkan oleh rahib itu,  dengan izin Alloh ﷻ dan menggunakan batu, ia lempari hingga hewan itu mati. Dari kejadian ini, pemuda itu yakin bahwa ilmu yang diajarkan rahib itulah yang benar, yaitu tentang keimanan kepada Alloh ﷻ. 

Ilmu yang Alloh ﷻ anugrah kan pada pemuda ini, semakin banyak, juga keahliannya. Ia bisa menyembuhkan berbagai penyakit parah. Termasuk menyembuhkan kebutaan. Tetapi setiap ia menyembuhkan penyakit, tidak lupa ia mengajak orang-orang untuk beriman karena yang menyembuhkan penyakit mereka adalah Alloh ﷻ. 

Berita keimanan dan ilmunya menyebar cepat ke seluruh penjuru negeri itu. Hingga seorang sahabat raja datang kepada pemuda tersebut untuk disembuhkan dari kebutaan. Tidak lupa pemuda tersebut mengajaknya beriman terlebih dahulu kepada Alloh ﷻ agar bisa disembuhkan. 

Raja terheran melihat sahabatnya sembuh dan bisa melihat. Lalu raja bertanya siapakah yang menyembuhkannya. Sahabatnya menjawab, Tuhanku dan Tuhanmu, yaitu Alloh ﷻ. Raja tidak terima, karena ia merasa yang pantas jadi Tuhan adalah dirinya. Sahabatnya lantas ditangkap dan disiksa terus-menerus, hingga ia memberitahukan bahwa yang menyembuhkan dia adalah pemuda yang beriman dan berilmu tersebut. 

Pemuda itupun ditangkap dan ditanya oleh raja siapakah yang mengajarkan ilmu kepadanya sehingga dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Pemuda itu menjawab, "Aku tidak dapat menyembuhkan siapa pun, sesungguhnya yang menyembuhkan hanyalah Alloh ﷻ." Si raja bertanya, "Dia adalah aku bukan?" Si pemuda menjawab, "Bukan." Raja bertanya, "Apakah engkau mempunyai tuhan selain aku?" Pemuda itu menjawab, "Tuhanku dan Tuhanmu adalah Alloh ﷻ."

Raja berang dan marah besar. Pemuda itu disiksa habis-habisan dan terus menerus, hingga ia menyebutkan bahwa yang mengajarkan ilmu padanya adalah seorang rahib. 

Maka si rahib ditangkap dan dihadapkan kepada raja. Raja berkata kepadanya, "Tinggalkanlah agamamu itu." Si rahib menolak', maka raja meletakkan gergaji di tengah kepalanya dan membelah tubuhnya hingga terbelah.

Tujuan terakhir sang raja adalah pemuda tersebut. Ia diikat dan dibawa ke gunung agar meninggalkan keyakinannya pada Alloh ﷻ. Raja berpesan, "Jika ia menolak meninggalkan agamanya, maka jatuhkan ia dari gunung." Sebelum dijatuhkan dari gunung, pemuda tersebut berdoa kepada Alloh ﷻ, "Ya Allah, selamatkan lah aku dari mereka dengan cara yang Engkau kehendaki." Ia selamat dan kembali pada raja. 

Ia kembali ditangkap, dan dibawa kelaut. Pesan raja kepada prajuritnya agar ditenggelamkan di laut dalam, jika pemuda itu tidak mau meninggalkan agamanya. Ia kembali berdoa kepada Alloh ﷻ. Maka laut berguncang menenggelamkan semua pasukan raja. Ia selamat dan kembali kepada raja. 

Ia kemudian berkata pada raja supaya raja bisa membunuhnya, "Engkau kumpulkan semua manusia di suatu lapangan, kemudian engkau salib aku di atas balok kayu dan engkau ambil sepucuk anak panah dari wadah anak panahku, kemudian ucapkanlah, "Dengan menyebut nama Alloh ﷻ, Tuhan si pemuda ini."

Dalam prosesnya pemuda itu terbunuh oleh panah raja setelah mengucapkan pesan pemuda tersebut. Tetapi melihat kejadian itu, terjadi efek dahsyat pada jiwa orang-orang yang hadir. 

Semua orang yang hadir berkata, "Kami beriman kepada Alloh ﷻ, Tuhan si pemuda ini." Dan kemudian dikatakan kepada raja. ”Sekarang engkau baru menyaksikan apa yang engkau sangat mengkhawatirkannya. Sesungguhnya, demi Alloh ﷻ, kamu telah dikalahkan karena semua orang telah beriman." 

Raja sangat berang, lalu ia memerintahkan agar di tengah jalan dibuat galian parit yang cukup dalam dan dinyalakan lah api di dalam parit itu. Lalu raja berkata, "Barang siapa yang mau meninggalkan agamanya, biarkanlah dia. Dan jika tidak ada, maka masukkan lah mereka semuanya ke dalam parit itu."

Tersebutlah bahwa mereka berlari-lari menuju ke parit itu dan saling berdesakan untuk paling dahulu masuk ke dalamnya. Dan datanglah seorang ibu yang membawa anak laki-laki yang masih disusuinya, maka seakan-akan si ibu enggan untuk menjatuhkan dirinya ke dalam parit yang penuh dengan api itu. Maka bayi yang digendongnya itu berkata. ”Hai Ibu, bersabarlah karena sesungguhnya engkau berada di jalan yang benar."

Subhanallah... 
Sungguh sebuah pertarungan iman yang luar biasa. Sebuah pertarungan iman yang luar biasa. Mereka pertaruhkan jiwa raganya karena iman kepada Alloh ﷻ. Bayi pun bicara pada ibunya yang begitu khawatir tentang kematian. Bayinya menguatkan sang bunda agar bersabar karena ia di jalan yang benar. 

Kisah yang indah, dan menggoncang kan jiwa. Disaat banyak orang tidak peduli dengan imannya. Bahkan juga tidak paham dengan arti iman. Ia hanya menjalani hidup ke segala arah, mengikuti orang-orang sekalipun jalan yang salah. 

Semoga Alloh ﷻ menguatkan iman kita, sampai akhir hayat, apakah terbunuh atau malaikat maut mencabut nyawa karena sdh ajal menjelang. Biarlah Alloh ﷻ yang membalas semua ikhtiar untuk tetap istiqomah di jalan iman dan kebenaran. 

Wallahu'alam.

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
        💎TaNYa JaWaB💎

0️⃣1️⃣ Alem ~ Tangerang
Assalamualaikum warrahmatullah,

Apa yang harus kita lakukan saat iman kita turun dan bagaimana caranya agar iman kita tidak naik turun tadz? 

Jazakallah ustadz

🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Kondisi iman memang terkadang naik turun. Ada kalanya kita merasa iman kita begitu kuat, ibadah sangat bersemangat, beramal shalihpun sangat rajin. Tetapi bisa juga sebaliknya, tatkala kondisi iman turun, maka keadaanya bisa terbalik, ibadah serasa terpaksa dan malas. Karena itu, nasihat para ulama, untuk merawat iman tetap dalam kondisi prima, maka bisa menjaganya dengan meningkatkan ilmu, menjalin ukhuwah yang erat dengan orang-orang shalih, dan selalu mencari bi'ah (lingkungan) yang baik agar suasana imannya selalu bergairah. 

Wallahu'alam

0️⃣2️⃣ Anjar ~ Sidoarjo
Ustadz, ujian iman tetap teguh dalam iman atau dikucilkan dari masyarakat sekitar, karena tidak mengikuti tradisi yang berbau syirik. Adakah kiat-kiat khusus supaya bisa mempertahankan iman dalam lingkungan yang seperti ini?

🌸Jawab:
Memang kondisi ini sangat dilematis, jika kita sanggup, bertahan saja dalam kondisi demikian, tidak usah ikut dalam kegiatan-kegiatan yang mengandung kemusyrikan. Minta kepada Alloh ﷻ jalan untuk tetap bisa bermuamalah dengan mereka atau bahkan secara perlahan mengajak mereka pada jalan yang benar. Atau bisa juga dengan carikan cara lain bermuamalah dengan mereka, agar hubungan sesama warga tetap terjaga.

Wallahu'alam

0️⃣3️⃣ Safitri ~ Banten 
Ustadz, sama kalimat ini pilihan cuma ada dua, tetap teguh hati (istiqomah) dalam iman atau menjadi penyembah thagut atau berhala. Jika pilihan tetap beriman kepada Alloh ﷻ, maka hukumanya adalah siksaan mengerikan atau meregang nyawa memlih tetap beriman kepada Alloh ﷻ tapi hukumanya mengerikan bukanya itu bagus yah artinya dia istiqomah dalam keimananya, apa ada yang keliru ustadz, minta penjelasannya?

🌸 Jawab:
Ini terima kasih atas masukannya. Sebenarnya kalimat itu hanya menggambarkan suasana kengerian saat itu. Sebab jika bertahan dalam imannya, maka siksaan akan diterima. Benar, secara normatif memang demikian harusnya, bahwa dalam kondisi apapun, bahkan dengan mengorbankan nyawa pun iman tak boleh lepas dari dada. Sebaliknya, jika tidak tahan dan imannya goyah maka dia ikut menjadi penyembah thagut. 

Wallahu'alam

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
 💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎

Jalan iman adalah jalan pertarungan hingga akhir hayat. Bertahan terus dan menjaganya hingga bertemu dengan Alloh ﷻ adalah pilihan terbaik, karena bisa Istiqomah, dalam kondisi apapun. Karena sesungguhnya, jalan iman ini selalu ingin diputus oleh setan dan thagut, bahkan oleh orang kafir yang berusaha mengajak pada jalan kesesatan mereka. semoga Alloh ﷻ menjaga iman kita selamanya. 

Aamiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar