Selasa, 30 November 2021

KEJUJURAN DAN KETERBUKAAN

 


OLeH: Ibu Hj. Irnawati Syamsuir Koto 

•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•

🌀KEJUJURAN DAN KETERBUKAAN

Sholehah...

Kejujuran merupakan sifat utama dan kunci dalam pergaulan. Semua orang mendambakan adanya sifat jujur pada dirinya, walaupun ia sering melakukan 
suatu hal yang tidak jujur. Kata jujur adalah sebuah ungkapan yang sering kali kita dengar dan menjadi pembicaraan. Kejujuran merupakan hal yang berkaitan dengan banyak masalah keislaman, baik itu akidah, akhlak, ataupun muamalah; dimana yang terakhir ini memiliki banyak cabang, seperti masalah jual-beli, utang-piutang, dan sebagainya.

Kejujuran berasal dari kata “jujur”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata jujur berarti tidak bohong, tidak curang atau khianat, sedangkan kejujuran bermakna sifat atau keadaan jujur, ketulusan dan kelurusan hati. 

Ada ungkapan lain yang sepadan dengan kata kejujuran yakni kebenaran, integritas, kelurusan (hati), kepolosan, keterbukaan, keterusterangan, ketulusan, kredibilitas, moral, validitas.

Jujur dan benar merupakan pembeda antara orang yang beriman dengan 
orang yang munafik, sebagaimana pada ayat di atas. Memiliki sifat jujur dan benar merupakan salah satu kriteria orang yang bertaqwa, sebagaimana Alloh ﷻ ungkapkan pada QS. Al-Baqarah: 177.

Ayat tersebut menyatakan, sifat orang yang bertakwa adalah orang yang jujur dan benar, benar dalam arti sesuai dalam sikap, ucapan, dan perbuatannya. Ia senantiasa melakukan kebajikan yaitu beriman kepada Alloh ﷻ, hari Kiamat, para Malaikat, Kitab Suci, para Nabi, bersedekah, menyantuni anak yatim, orang miskin, musafir dan para peminta-minta, memerdekakan hamba sahaya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, menepati janji apabila ia berjanji, bersabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan.

Alloh ﷻ menyatakan akan memberikan anugerah bagi yang mukmin yang benar dan menjatuhkan sanksi bagi yang munafik, sebagaimana termasuk pada QS. Al Ahzãb: 24.

Pada ayat tersebut dapat dipahami bahwa orang yang menjalani hidupnya dengan berbohong, pada akhirnya menjadi orang yang munafik. Sebab, landasan iman adalah jujur, sedangkan landasan kemunafikan adalah dusta, karena itu, iman dan dusta tidak mungkin menyatu.

Para Ulama menjelaskan, sebagaimana dikutip Imam Al-Nawawi, hadis tersebut menganjurkan agar senantiasa berlaku jujur dan mengecam kebohongan dan menggampangkan kata-kata dusta. Karena orang yang mudah berbohong, pasti sering melakukan kebohongan, akhirnya terkenal sebagai seorang pembohong dan Alloh ﷻ menetapkannya sebagai seorang pembohong. Status orang yang jujur atau pembohong disini bermakna adalah bisa jadi Alloh ﷻ ingin menunjukkan kepada semua makhluk-Nya khususnya manusia tentang orang tersebut di kalangan penduduk langit, atau Alloh ﷻ ingin menancapkan ke dalam hati-hati mereka di dunia ini dengan cara cinta atau benci, sehingga mulut-mulut mereka mengucapkan apa adanya dari keadaan mereka. 

Alloh ﷻ memerintahkan kepada hamba-Nya untuk bersikap jujur, sebaliknya Alloh ﷻ sangat murka kepada hamba-Nya yang berdusta, lebih-lebih yang mendustakan Dia dan segala nikmat-Nya.

◾Sahabat-sahabatku... 

Didalam rumah tangga, kejujuran adalah kunci utama membangun keluarga yang aman dan bahagia, terbuka dalam hal kekurangan dan kelebihan masing-masing menjadi penguat dalam membina keluarga lebih baik.

Saat menjalani kehidupan ini, insan yang beriman kepada Alloh ﷻ dan hari akhir dituntut untuk senantiasa jujur dalam ucapan dan perbuatan. Sebab, kejujuran adalah sifat yang terpuji dalam syariat Allah subhanahu wa ta’ala. Adapun dusta, lawan dari jujur, adalah sifat yang tercela.

Alloh ﷻ berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Alloh ﷻ dan jadilah kalian bersama orang-orang yang jujur.” (QS. at-Taubah: 119)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam  menekankan umatnya untuk berakhlak jujur melalui sabdanya yang mulia,

“Wajib bagi kalian untuk jujur, karena kejujuran akan membimbing kepada kebaikan, dan kebaikan akan membimbing ke surga. Terus-menerus seorang hamba berlaku jujur dan membiasakan sifat ini hingga tercatat di sisi Alloh ﷻ sebagai seorang yang shiddiq (jujur). Hati-hati kalian dari dusta karena dusta akan membimbing kepada kejahatan, dan kejahatan akan membimbing ke neraka. Terus-menerus seorang hamba berdusta dan membiasakan sifat ini hingga tercatat di sisi Alloh ﷻ sebagai seorang pendusta.” 

(HR. al-Bukhari no. 6094, Kitab al-Adab, bab Qaulillahi Ta‘ala “Ya Ayyuhal ladzina Amanu ittaqullaha wa Kunu Ma’ash Shadiqin” dan Muslim no. 2607, Kitab al-Birr wash Shilah, bab Qabhul Kadzib wa Husnush Shidq wa Fadhluh.)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa kejujuran adalah asas yang berkonsekuensi kebaikan, sementara dusta adalah asas yang berkonsekuensi kejahatan."

Alloh ﷻ berfirman,
“Sesungguhnya orang-orang yang baik berada dalam kenikmatan, sedangkan orang-orang jahat berada dalam neraka jahannam.” (QS. al-Infithar: 13—14)

Saat menjalani kehidupan berumah tangga, suami dan istri dituntut untuk berpegang dengan sifat jujur dan menjauhi lawannya. Sebab, kejujuran akan mengakibatkan jalannya rumah tangga menjadi lebih baik. Sebaliknya, ketidakjujuran pada akhirnya akan menghancurkan rumah tangga.

Bisa dibayangkan apabila sebuah rumah tangga yang sepasang suami istri tidak jujur kepada pasangan hidupnya.

Wallahu a'lam

•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•

0⃣1⃣ Han ~ Gresik
Assalamu'alaikum,

1. Bu, kejujuran itu sangat penting dalam menjalani kehidupan berumah tangga. Lalu apakah terkait masa lalu pada masing-masing apakah harus jujur bu?

2. Bagaimana pula kejujuran dan keterbukaan bagi yang ingin melangkah untuk membangun menuju pernikahan. Sejauh mana kejujuran dan keterbukaan pada masing-masing calon pasangan tersebut?

🌀Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Jawaban dari kedua pertanyaan ini hanya satu yaa.  

Apabila itu bagian dari aib, maka tutupilah.  Karena Alloh ﷻ menyuruh kita menutup aib. Tapi jika itu tidak berhubungan dengan aib, jika dia ingin mengetahuinya ceritakanlah.  

Jadi tidak perlu menceritakan masa lalu yang berhubungan dengan marwah pasangan.

Wallahu a'lam.

•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•

Sahabat-sahabat ku... 

Jauhilah dusta dan kepalsuan. Apabila dapat tertutupi satu kali, dusta akan terus dilakukan hingga tersingkap dan akhirnya menghilangkan kepercayaan. Apabila kepercayaan telah hilang, niscaya sebuah rumah tangga tidak akan menjadi tempat ketenangan yang menggembirakan. Tidak pula menjadi tempat tarbiyah yang baik. 

Kejujuran dan keterbukaan sangat penting di dalam mengarungi khidupan ini.  

Mohon maaf lahif batin.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi Wabarakatuuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar