Selasa, 30 November 2021

DAUN BERBISIK

 


OLeH: Ustadzah Fahima Indrawati

•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•

🌸DAUN BERBISIK

Alhamdulillah...
Bersyukur sekali bahwa Alloh ﷻ telah merahmati dan mengizinkan kita semua di forum majelis ilmu yang mulia ini, untuk saling belajar dan sharing ilmu, saling menguatkan ukhuwah Islamiyah semoga dalam keridhaan Alloh ﷻ.

Ada latar mengapa saya memilih judul DAUN BERBISIK.

✓ Kilasan Prolog

Mengapa daun?
Kenapa bukan bunga yang memancarkan keindahan. Kenapa bukan batang yang menegakkan kekokohan dan kegagahan. Kenapa bukan akar yang darinya sumber kehidupan dan penentu mati hidupnya tanaman.

Mengapa daun?
Yaa. Karena dalam sehelai daun, ia mengajarkan tentang makna kemanfaatan, kontribusi, kolaborasi sekaligus kemandirian. Fotosintesis yang dilakukan daun adalah kunci keberlangsungan kehidupan. Dan dari daun lah terjaga kelestarian.

Mengapa daun?
Yaa. Dari daun lah kita belajar, bahwa gugur bukan berarti selesai, mati. Ia hanya proses untuk mengubah etape fungsi. Bukankah daun berguguran adalah humus sarat gizi bagi kesuburan tanah? Dan daun yang terlepas dari ranting tiada pernah mengeluh atau menyalahkan angin yang menghembus hingga mematahkannya. Adalah bahwa gugur daun bukan sakit yang mesti diratapi, namun ia bagian dari proses metamorfosis diri dengan determinasi.

Mengapa berbisik?
Mengapa tidak menyaring kan suara agar semua terdengar semesta?

Bisik tetes embun pada daun berkelindan mesra bersama pagi adalah momen terromantis tentang aku dan kamu, kita.

Bisik munajat pada sujud panjang adalah puncak penghambaan pada Tuhannya.

Dan bahkan, bisik para pembisik ke telinga penguasa adalah titah mujarab menjadi sabda yang menjelma atas nama kuasa.

Maka Daun Berbisik adalah rangkuman dari tiga ikatan yang melekat atas setiap jiwa. Tentang diri, cinta, dan harapan. Adalah dengannya kita masih menjalani amanah usia.

🌸BUKU DAUN BERBISIK

Karya Fahima Indrawati

✓ Sebuah Sinopsis

Membaca sekilas judul, mungkin sebagian kita mengira sebuah novel. 

Bukan novel. 

Daun Berbisik membincangkan dan menyibak tentang hal yang paling dekat dengan setiap jiwa. Mengenali diri, dari mana dan untuk apa hakikat hidup dan usia yang diberi. Tentang konsep dan motivasi diri, untuk berani memiliki pilihan dan melakukan determinasi. 

Daun Berbisik membincangkan tentang cinta dan menggelorakan nya. Cinta sebagai energi untuk memberi dan mengasihi, cinta untuk merindu dan tulus mewujudkannya.

Dan Daun Berbisik adalah tentang membentang harapan, menyingkap bahagia dan membidas ambyar. Bahwa hidup layak disyukuri, bukan diratapi.

Maka Daun Berbisik adalah tentang tiga "bisikan" yang dengannya adalah rangkuman tentang eksistensi kemanusiaan kita. Konsep diri, cinta, dan harapan, adalah tiga hakikat usia yang kita perjuangkan hingga selesai masa dalam akhir husnul khatimah.

🌸BUKU DAUN BERBISIK TERDIRI DARI 3 BAB

🔹Bab 1, Ketika Daun Berbisik Dalam Cahaya

~ Meniti jalan Cahaya (hidayah) dan paham tujuan hidup, kisah Abul anbiya Ibrahim AS (QS. Al An'am : 76 - 78), kisah Yahya AS (QS. Maryam: 12).
~ Memiliki kekuatan cita cita.
~ Mengetahui tujuan akhir.
~ Menjadi diri sendiri.
~ Memiliki kebebasan memilih.
~ Determinasi.
~ Openmind.
~ Berbeda itu rahmat.

2. Menggelorakan Cinta
~ Makna dan macam-macam istilah cinta.
~ Cinta itu energi dan mengubah.
~ Cinta, rindu dan cemburu.
~ Menjaga cinta dari hasrat pekat.

3. Membentang harapan
~ Hidup ini ujian.
~ Tanah dan kambing.
~ Memaknai kebahagiaan.
~ Milikilah harapan.

Kita bisa belajar hikmah dari daun, yang berserak sekalipun. Bahwa seluruh elemen daun adalah berhikmah tentang kemanfaatan dan harapan, meski ia sehelai sekalipun. Karena itu seorang ibad, hamba, untuk mengejawantah penghambaan tersebut, ia harus tahu roadmapnya.

Adalah bahwa kita, diciptakan Alloh ﷻ ini tidak main-main. Tapi memiliki tujuan yang jelas. Memiliki visi yang kuat, tentang makna penghambaan. Tujuan dan untuk apa ia diciptakan. Tahu dan mengenal dirinya, potensi-potensinya dan apa yang bisa ia kontribusi kan untuk agama-Nya.

Tujuan dan untuk apa ia diciptakan. Tahu dan mengenal dirinya, potensi-potensinya dan apa yang bisa ia kontribusi kan untuk agama-Nya.

Setelah ibad, seorang hamba setelah ia mengenal dirinya, sejatinya kita juga dikaruniakan akal, selain untuk berpikir, juga untuk bebas memiliki pilihan. Laa ikraaha fiddiin. Pilihan agama saja Allah tidak memaksa. Apalagi hanya pilihan wadah atau organisasi.

Hanya saja, setiap pilihan ada konsekwensinya.

Fa alhamaha fujuuraha wa taqwaha. Qad'af lahaman zakkaaha wa qadkgoobaman dassaha

Maka hamba yang cerdas adalah hamba yang memiliki cita-cita tinggi, orientasi langit.

Hamba yang cerdas adalah hamba yang berfikir terbuka, open mind, dan menghormati perbedaan.

Hamba yang cerdas adalah hamba yang berani melakukan determinasi, hijrah menuju arah lebih baik, ia mandiri, berani bersikap dan memiliki kesyukuran untuk menjadi diri sendiri.

Ada kisah menarik tentang Imam Malik, guru dari Imam Syafi'i. Beliau berdua berbeda dalam memaknai tawakkal akan rezeki.

Imam Malik berpendapat bahwa rizki itu seperti dalam sabda Nabi saw, ia ibarat burung yang pergi pagi dalam keadaan lapar, pulang petang dalam keadaan kenyang.

Tapi dibantah oleh Imam Syafi'i, bahwa rezeki itu harus di ikhtitari.

Penasaran kisahnya?
Ada di buku Daun Berbisik.

🔹Bab 2, Tentang Cinta

Mengapa cinta?
Meski cinta terkadang rumit, tapi ia tidak membutuhkan definisi.
Karena cinta adalah sumber dari semua energi sebagai manusia.
Karena Khaliq menciptakan makhluk atas dasar cinta.
Karena cinta, kita akan awet muda.

Di buku ini ada quote-quote menarik tentang cinta dari Jalaludin Rumi, Kahlil Gibran, Anis Matta.

Intinya cinta adalah energi pengubah. Dari benci menjadi rindu, dari gelap menjadi terang, dari pelat mengubah menjadi cahaya. 

Cinta adalah pengubah.
Kisah Umar ra yang teramat benci kepada Rasulullah ﷺ di awal, hingga cahaya hidayah cinta Rabbnya mengubahnya menjadi cinta sangat akan Nabi ﷺ.

Makna cinta bermacam. Menurut Ibnu Qayyim Al Jauziyah, ada 60 padanan kata cinta.

Yang sering dipakai hanya beberapa, diantaranya Alhub, mahabbah, Al isyq, masyuk, alwudd, mawaddah.

Mahabbah adalah cinta yang dibarengi dengan ketulusan dan kekuatan. Seperti akar atau batang yang nempel di dinding.

Adapun isyq, adalah cinta yang tanpa logika. Kisah al Qays dengan Laila adalah jenis cinta ini. Cinta yang memabukkan. Qays terlalu mabuk akan cintanya kepada Laila, hingga ia gila. Karena itu, mengapa kisah fiktif ini berjudul Laila Majnun. Cinta Qays yang tertolak oleh ayah Laila.

Al wuddah, mawaddan. Inilah cinta penuh kelembutan. Gabungan ketulusan, kelembutan, sekaligus gairah yang dimuliakan.

Cinta model isyq ini tidak disukai di kultur arab, karena itu juga Al Qur'an tidak ada istilah cinta model isyq ini.
Cinta akan menyala kala ia berkelindan rindu dan cemburu.

Karena itu istilah al mawaddah digunakan sebagai ucapan untuk mempelai yang sedang menikah. Rindu juga menjadi bukti cinta. Seperti sahabat Bilal yang diminta adzan terakhir di kala telah wafat Rasulullah ﷺ. Teramat rindu itu menjadikan setiap yang mendengar suara adzan Bilal ra, tersungkur dalam derai air mata, teramat merindukan sang terkasih Rasulullah ﷺ.

Namun cinta juga berkalang cemburu yang memburu. Seperti cemburunya ibunda ummul mukminin 'Aisyah ra terhadap ibunda ummul mukminin Khadijah ra.

🔹Bab 3, Tentang Membentang Harapan

Bahwa hidup ini selain amanah, ia dipenuhi berbagai ujian. Ujian, bagi seorang mukmin, ibarat sikat pembersih. Ia membersihkan daki-daki kotor lumuran dosa kita. Saat disikat, teramat pedihnya terasa, tapi setelahnya lantai akan mengkilat. Sekira begitulah, memaknai ujian diantaranya.

Bagai kambing dengan tanah. Kisah kambing yang jatuh ke sumur. Orang sekampung bingung, bagaimana cara mengeluarkannya. Akhirnya diputuskan mereka melempari ke sumur bongkahan-bongkahan tanah. Kambing meronta. Namun lama kelamaan, tanah itu meninggi dan melompatlah kambing keluar dengan selamat.

Begitulah analogi. Kita ini ibarat kambing dan tanah adalah masalah. Kita merasa sudah jatuh, eh ketimpa tanah. Padahal justru tanah itu solusi menyelamatkan kita.

Ujian hakikatnya saringan Alloh ﷻ untuk menaikkan derajat hamba. Yang kita butuhkan adalah keranjang kesabaran dan daya tahan. Ujian bukan alasan untuk kita tidak memiliki harapan.

Lawan kebahagiaan itu bukan kesedihan, tapi saat kita tidak memiliki harapan.

Kunci membangun harapan dan kebahagiaan menurut Palgunadi Setyawan:
~ Semua diawali tentang memaknai syukur.
~ Menjadi jiwa pembelajar.
~ Memiliki segudang cinta.

Seorang mukmin harus yang paling pantas memiliki harapan. Dengan harapan lah kita mengembangkan senyum optimisme.

Kalimat akhir.
Cintailah yang mengikat kekuatan antara harapan dan bahagia. Meski di sana bertabur pahit dan terkadang ada luka. 

Kini saatnya membentang harapan, optimisme. Kini saatnya melukis harapan dan kita raih kebahagiaan.

Bahagia dan harapan menurut Anthony Robbin:
~ Cakap mengelola frustasi.
~ Bersiap akan penolakan, tidak dihargai.
~ Orientasi untuk memberi, tangan di atas.
~ Berhenti merasa nyaman.
~ Orientasi tentang ketulusan.

Wallahu a'lam

•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•

0️⃣1️⃣ Safitri ~ Banten 
Assalamualaikum bun,

Berarti dalam tulisan daun berbisik yang bunda tulis, banyak pembelajaran yang diambil, seperti misal dari daun kita bisa belajar apa itu keikhlasan, kesabaran, dan perjuangan dalam berproses. 

Bun, disaat kita berusaha menjadi orang yang kuat, sabar dan ingin menjadi lebih baik lagi, tapi ketika lelah kita masih saja mengeluh sama Alloh ﷻ, kenapa bun?

🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Di buku ini, saya fokus kepada konsep diri yang mengarah ke potensi. Karena apa? Karena sering kita masih merasa belum mengenal diri kita secara jujur. Potensi positif dan negatif kita, belum tereksplor dengan optimal. Jadi bukan membahas tentang ikhlas, sabar, karena bukan fokus di bab ini. Afwan. Kecil di bab 3 tentang harapan. Tapi tidak secara khusus tentang sabar dan ikhlas, karena 2 hal ini bisa jadi 1 buku sendiri jika dibahas.

Tentang mengeluh?

Mengeluh adalah tabiat manusia. Bukan tidak boleh mengeluh, tapi kepada siapa kita mengeluh, itu yang terpenting.

Mengeluh kepada Alloh ﷻ, justru kita mengakui tentang kelemahan kita sebagai hamba.

Dan Alloh ﷻ teramat cinta kepada hamba yang tahu dirinya lemah, bodoh, dan mengeluh dalam doa tadharru' khusyu' kita. Hingga air mata menjadi saksi bahwa Alloh ﷻ semakin sayang kita.

Jadi mengeluhlah. Dalam lautan istighfar kita. Dalam doa-doa kita dengan khudhu' tunduk pasrah. Allah As Sami' al Mujiib.

Demikian ya untuk mba Safitri Banten.

Wallahu a'lam

0️⃣2️⃣ Afni ~ Garut
Assalamualaikum dzah.

Cinta disini menggambarkan cinta itu sebuah harapan dan energi.
Bagaimana dengan cinta yang terkadang membuat seseorang malah terjatuh dan terpuruk ya dzah? Apakah ada yang salah dalam memaknai cinta itu sendiri?

🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Itulah rumitnya cinta. Ia tak butuh definisi, karena cinta adalah rasa. Jika diterangkan di sini, waah panjang nanti. Dibaca bukunya saja ya mba Afni Garut.

Di saat kita mampu menempatkan cinta dengan benar, maka kita bisa mengelola cinta.

Cinta yang membuat kita terpuruk sering tersebab cinta kita terjebak dalam model cinta isyq, asyiq masyuq bahasa anak mudanya berasyik masyuk. Ini cinta buta, bagai racun atau khamr, kata Imam Ibnu Qayyim dalam kitab cintanya. Cinta isyq ini memabukkan, menghalangi logika, seperti kisah cinta Layla Majnun yang kita baca atau dengar.

Karena itu kenapa Alloh ﷻ tidak pernah menggunakan istilah cinta model isyq ini.

🔷Jatuh cinta, nyesek rasanya.
nyesek tapi tetap ingin memiliki cinta.

🌸Cinta memang harus dimiliki. Ngeri lho kalau tidak punya cinta. Cinta bikin nyesek? Kok sama.... Kita pasti pernah mengalami cinta model begini. Tapi berproses semua akan indah jika kita mohon kepada Alloh ﷻ dimampukan mengelola cinta. Terkadang sampai kepentok-pentok kejeder-jeder agar kita matang dalam memaknai cinta.

🔷Iya ustadzah, semoga nanti di permudah dalam mengelolanya Aamiin.

Terima kasih banyak, semoga Alloh ﷻ memberkahi ustadzah dan keluarga Aamiin.

0️⃣3️⃣ iNdika - Semarang
Ustadzah, apa yang harus kita lakukan dalam menggapai harapan dan bahagia dikala kita mendapatkan masalah yang bertubi-tubi?

🌸Jawab:
Mengapa masalah terus datang bertubi-tubi, bagai beban berat untuk kita sangga serasa tiada sanggup.

Penyebab:
~ Bagi mukmin, kita harus meyakini bahwa hidup ini ya ujian. Ujian yang berfungsi untuk menyaring hamba-Nya. Alloh ﷻ tiada pernah memilih hamba-Nya kecuali dengan diberi ujian hidup. Karena itu mengapa, ujian terberat itu para anbiya wal mursalin, ulama, baru kita awam ini. Kata bijak mengatakan, bukan tentang seberapa besar ujian, tapi seberapa cara kita memandang dan menyikapi respon terhadap ujian itu yang penting.

~ Ujian bertubi, bisa jadi itu ibarat pisau yang harus diasah, atau baju kotor yang harus dicuci. Ujian adalah pembersihan diri dan jiwa. Bahwa dosa kita ini terlalu menggunung, dengan ujian maka Alloh ﷻ ingin bersihkan kita.

~ Jadi, siapkan jiwa yang kokoh untuk menerima ujian. Semakin tinggi pohon, bukannya angin semakin kencang.

Dengan cara apa? Semakin taqarub ilallah. Semakin banyak dzikrullah. Semakin banyak belajar ilmu, semakin banyak ibadah dan lain-lain, yang membuat Alloh ﷻ makin cinta.

Demikian ya.

Wallahu a'lam

0️⃣4️⃣ Anjar ~ Sidoarjo
Masalah yang tidak kunjung selesai. Bagaimana cara kita menyikapinya
Ustadzah?

🌸Jawab:
Jawaban sama seperti nomor 3 ya.

Wallahu a'lam

0️⃣5️⃣ Aisya ~ Cikampek 
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. 

Afwan umma maksud dari berhenti merasa nyaman bagaimana?
Atau mungkin keluar dari zona nyaman kah?

Afwan umm, bukankah kenyamanan perlu  didapatkan setiap orang, dalam setiap kegiatannya, karena bila tidak nyaman, sesuatu yang dikerjakan tidak akan menjadi maksimal hasilnya.

🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Dalam QS. Al Insyirah, faidza faraghtafanshob wa ilaa robbika farghob, artinya bahwa Alloh ﷻ memerintahkan kita jika selesai 1 urusan segera berpindah ke urusan berikutnya.

Ini maknanya apa?
~ Bahwa hidup ini dinamis. Islam itu gerak, dinamis, bukan stagnan.

~ Nyaman, itu memang impian setiap orang. Apalagi bersama pasangan, harus nyaman. Tapi di sini bukan itu maksudnya.

~ Nyaman itu melenakan. Membuat kita terbuai, akhirnya merasa mudah puas. Ini melenakan dan tidak membuat diri maju. Maaf, sebagai orang jawa, sering kita mendengar, ah begini saja cukup. Ini nyaman. Tapi bikin tidak maju.

Wallahu a'lam

0️⃣6️⃣ Ridha ~ Bekasi
Bismillah, bunda, kita tidak luput dari bermacam masalah. Bagaimana cara mengolah rasa, hingga tidak mempengaruhi cara mengambil sikap, untuk diri dan orang lain.

Jazakillah khairan katsiran  bunda.

Semakin greget ingin baca bukunya.

🌸Jawab:
Langsung ke point-pointnya saja ya.

~ Kenali masalah. Urgen kah? Atau ternyata hanya masalah sepele, cemen katanya. 

~ Bikin skala prioritas dan urutan masalah dan selesaikan masalah yang urgen, penting, kurang penting. Sering kita terutama perempuan, karena pakai perasaan, sering tidak cerdas memilih memilah masalah.

~ Memohon petunjuk Alloh ﷻ atas setiap masalah yang kita hadapi, solusinya, jangan mengandalkan manusia, karena sesama makhluk sering dibuat kecewa. 

~ Jika karakter kita ada impulsif, spontan, biasanya tidak berpikir panjang konsekuensinya, harus dilatih untuk terus belajar merenung dulu sebelum bertindak.

Jika sudah bersuami, tentu setiap akan mengambil keputusan, mesti dimusyawarahkan dengan suami sebagai qawwam.

Allahu a'lam

0️⃣7️⃣ Han ~ Gresik
Bunda, filosofi tentang daun-nya sangat dalam sekali maknanya ya.

Apakah konteks daun itupun sama dengan keberadaan kita manusia sebagai khalifatul fil ardh  yang membawa misi sebagai rahmatan lil alamin?

🌸Jawab:
Jika melihat fungsi mendasar daun, yakni tentang menjaga kelestarian bumi, bisa menjadi analogi tentang konsep khalifah fil ardh, yakni manusia kan diamanahkan sebagai pemakmur bumi.

Allahu a'lam.

•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•

Cinta itu ada
Dalam diri setiap hamba

Ia laksana badai namun tanpa suara

Ia laksana ombak menghempas
Namun diam bersemayam

Ia laksana pelabuhan hati
Milikilah cinta seluas samudera
Agar para hati berlabuh di muaranya

Salam cinta ya.
Dari tlatah Ngayogjakarta Hadiningrat.

Wallahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar