Sabtu, 30 Januari 2021

WASPADA DIARE PADA BAYI & ANAK

 


OLeH  :  dr. Barry Army Bakry, Sp.A          

💎M a T e R i💎

Assalamualaikum warahmatullohi wabarakatuh. 

Apa kabar semua? Alhamdulillah hari ini kita kembali tholabul ilmi dan pada hari ini kita akan membahas diare pada anak. Kita langsung mulai saja ya. 

🌷WASPADA DIARE PADA BAYI & ANAK

Diare Pada Anak. 
Diare adalah buang air besar yang frekuesinya lebih sering dan konsistensi tinja lebih encer dari biasanya. Selama terjadi diare, tubuh akan kehilangan cairan dan elektrolit secara cepat. 
Secara umum, penyebaran diare biasa terjadi melalui infeksi (kuman-kuman penyakit) seperti bakteri, virus, dan parasite. Biasanya menyebar melalui makanan atau minuman yang tercemar atau kontak langsung dengan tinja penderita. Penyebaran bisa juga terjadi karena menurunnya daya tahan tubuh yang disebabkan kurangnya asupan ASI (Air Susu Ibu) kepada bayi sampai 2 tahun atau lebih. 
Di dalam ASI terdapat antibodi yang dapat melindungi bayi dari kuman penyakit. Kurang gizi atau malnutrisi terutama anak yang gizi buruk akan mudah terkena diare. Yang paling penting soal penyebaran diare adalah tergantung pada perilaku dan faktor lingkungan. Penyakit diare adalah penyakit yang berbasis lingkungan yang faktor utamanya dari kontaminasi air atau tinja yang berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat.
Lebih kurang 10% episode diare disertai dehidrasi atau kekurangan cairan secara berlebihan. Bayi dan anak yang lebih kecil lebih mudah mengalami dehidrasi dibanding anak yang lebih besar dan dewasa. Oleh karena itu, mencegah atau mengatasi dehidrasi merupakan hal penting dalam penanganan diare pada anak. 
💎Cara Penanganan Diare Pada Anak
Untuk mengatasi penyakit diare, berikut tindakan pencegahan dehidrasi yang bisa dilakukan di tingkat rumah tangga jika balita mengalami diare;
1) Memberikan ASI lebih sering dan lebih lama dari biasanya.
2) Pemberian oralit untuk mencegah dehidrasi sampai diare berhenti.
3) Memberikan cairan rumah tangga, seperti sayur, kuah sup, dan air mineral.
4) Segera membawa Balita diare ke sarana kesehatan.
5) Pemberian makanan sesuai umur:                                                                        
◾Bayi Berusia 0-6 Bulan:
Hanya diberikan ASI sesuai keinginan anak, paling sedikit 8 kali sehari (pagi, siang, maupun malam hari). Jangan berikan makanan atau minuman lain selain ASI. 
◾Bayi Berusia 6-24 Bulan:
Teruskan pemberian ASI, mulai memberikan Makanan Pendamping ASI (MP ASI) yang teksturnya lembut seperti bubur, susu, dan pisang.                                                                                                   
◾Balita Umur 9 Sampai 12 Bulan:
Teruskan pemberian ASI, berikan MP ASI lebih padat dan kasar seperti nasi tim, bubur nasi, tambahkan telur atau ayam atau ikan atau tempe atau wortel atau kacang hijau. 
◾Balita Umur 12 Sampai 24 Bulan:
Teruskan pemberian ASI, berikan makanan keluarga secara bertahap sesuai dengan kemampuan anak. 
◾Balita Umur 2 Tahun Lebih:
berikan makanan keluarga 3 kali sehari, sebanyak ⅓ - ½ porsi makan orang dewasa. Berikan pula makanan selingan kaya gizi 2 kali sehari diantara waktu makan. 
Wallahu a'lam

🌷🌷🌷🔹🔹🔹🌷🌷🌷
        💎TaNYa JaWaB💎

0️⃣1️⃣ Indika ~ Semarang
Saya punya Batita berumur 20 bulan 2 hari yang lalu, dia diare. Sekarang jadi agak susah makan, maunya nyusu saja. Dia sudah berhenti ASI. 
Bagaimana caranya supaya dia mau makan seperti sebelumnya?
🍓Jawab:
Sepertinya milih makannya tidak ada hubungan dengan diarenya. Dan itu bukan susah makan ya artinya, tapi milih makan, ada banyak cara mengatasinya, seperti memberikan makanan padat apapun (tidak harus nasi) secara berkala 3-4 jam, nanti lama-lama akan terbiasa makan padat kembali. 
Wallahu a'lam

0️⃣2️⃣ Serra ~ Malang 
1. Anak saya 1 tahun jalan 7 bulan. Apakah boleh sering-sering membuat anak merasa lapar? 
2. Bolehkah diberi berlebih porsi makanan karena misal belum pup seharian karena asik main? 
3. Apakah ada efek jika dibiarkan merasa lapar? 
Terima kasih. 
🍓Jawab:
1. Maksudnya bagaimana ya? 
💎 Intinya nomer satu cara untuk mau makan bolehkah dengan membuat anak merasa lapar? Yang saya tanyakan jelas?
🍓Boleh saja, tapi makan harus teratur. Cara buat anak menjadi lapar adalah misalnya, jangan diberikan susu terlalu sering, yang akibatnya nanti anak jadi malas makan karena sudah kenyang duluan. 
2. Tidak boleh, lebih baik dibikin sering. Anak harus dibiasakan memahami dan mengerti jadwal makan. 
3. Anak bila dibiarkan lapar, maka akan mencari cara untuk memuaskan rasa laparnya. Misalnya minum susu saja, tidak mau makan yang lain. Jadi akan membuat gizi anak kurang. 
Wallahu a'lam

0️⃣3️⃣ Fadlilah ~ Surakarta
Dok, anak saya dulu pernah mengalami broncho pneumonia, lalu pneumonia. 
Tapi sebelum mengalami sesak nafas parah. Ada fase dia mengalami diare terlebih dahulu. Dari berbagai sumber yang saya baca, gejala covid juga ada yang mengalami diare terlebih dahulu. Baru sesak nafas. 
Jadi saya agak bingung, kenapa diare ini juga masuk pada salah satu tanda pneumonia ataupun covid. Kalau kasus anak saya, kadang ada gejala diare, kadang tidak ada. 
Mungkin bisa dijelaskan alur simpelnya, dok? 
Mohon maaf kalau pertanyaan saya keluar dari tema. 
🍓Jawab: 
Maaf, saya tidak mengerti maksud pertanyaannya. 
💎Kenapa bisa muncul gejala diare, dok? 
Ada kasus pneumonia dan covid, padahal itu menyerang paru-paru sakitnya? 
🍓Pada intinya tidak ada hubungannya antara diare dengan pneumoni, karena kuman serta lokasinya berbeda. Tapi memang pada waktu yang bersamaan, bisa saja muncul beberapa penyakit. Itu terjadi karena daya tahan tubuh yang sedang rendah. Jadi tidak bisa dijadikan suatu acuan, kalau sakit A pasti nanti jadi B ataupun sebaliknya. 
Wallahu a'lam

🌷🌷🌷🔹🔹🔹🌷🌷🌷
 💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎
Diare adalah penyakit yang cukup sering terjadi pada anak. Dehidrasi  atau kurang cairan adalah kondisi yang harus kita hindari pada anak kita.
Demikian pembahasan hari ini, mudah mudahan bermanfaat.
Wassalamualaikum warahmatullohi wabarakatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar