Sabtu, 30 Januari 2021

PENTINGNYA IMUNISASI PADA ANAK

 




OLeH: dr. Barry Army Bakry, Sp.A

      💎M a T e R i💎

💎IMUNISASI PADA ANAK


Agar anak terlindungi secara optimal, pastikan anak kita sudah memenuhi semua jadwal imunisasi anak. 

🔹KENAPA ANAK HARUS DIVAKSIN?

Semua anak diharuskan menjalani vaksin, karena setelah dilahirkan, imunitas yang diturunkan ibu ke anak sudah putus sehingga diperlukan perlindungan tambahan dari penyakit-penyakit berbahaya.

Selain itu, imunisasi terbukti telah menyelamatkan jutaan nyawa di seluruh dunia tiap tahunnya. Vaksin melindungi semua orang dari segala usia dari berbagai penyakit mematikan. Dan vaksin ini merupakan salah satu terobosan di bidang kesehatan yang paling berhasil dan cost-effective.
Sayangnya, masih ada 20 juta anak di seluruh dunia yang belum divaksin, serta berada dalam kategori unvaccinated dan under-vaccinated. 

Apa saja vaksin yang perlu diberikan ke anak?

Semua vaksin sebenarnya penting untuk diberikan pada anak, demi mencegah si buah hati terkena penyakit mematikan. Pemerintah sudah membaginya ke dalam kelompok vaksin bersubsidi dan vaksin non subsidi. Perbedaannya terletak pada tingkat urgensi si vaksin itu sendiri, dan bukan karena penting ataupun tidak penting. juga tingkat penularan serta rasio kematian yang bisa terjadi jika penyakit tersebut tidak dicegah.
lalu apa pertimbangan sebuah vaksin disubsidi oleh pemerintah?

Penentuan jenis vaksin yang disubsidi pemerintah berdasarkan pertimbangan berbahayanya penyakit. Beberapa penyakit dapat menyebabkan kematian dan cacat total yang akhirnya membuat vaksin penyakit tersebut disubsidi pemerintah, selain juga pertimbangan dari sisi ekonomi.

◼️Adapun vaksin yang disubsidi oleh pemerintah tersebut ialah:
~ Hepatitis B.

~ BCG (diberikan saat bayi berusia 1 bulan).

~ DPT-HB-Hib (diberikan saat bayi berusia 2 bulan).

~ Vaksin polio (diberikan saat bayi berumur 2-4 bulan, dan vaksin ulang saat anak usia 5-6 tahun).

~ Campak (diberikan saat bayi usia 9 bulan, dan vaksin ulang saat anak usia 5-6 tahun). 
                                                                                                                     ◼️Adapun vaksin tambahan yang tidak disubsidi dan perlu diberikan pada anak ialah:
~ Japanese encephalitis (Tidak diwajibkan bagi mereka yang bukan berada di wilayah endemik).
~ Dengue
~ Hepatitis A.
~ Gondongan.
~ Rubella.
~ Cacar air.
~ Tuberkulosis.
~ Meningitis.
~ Pneumonia.
~ Tifoid.
~ Kanker serviks.
~ Influenza.

Bagaimana jika anak belum pernah vaksin sejak lahir?
tidak usah ragu untuk vaksin, imunisasi bisa dimulai di umur berapa saja. Tidak ada kata terlambat untuk vaksin. silahkan berkonsultasi di pusat kesehatan masyarakat terdekat.

🔹BENARKAH VAKSIN MMR BISA MENYEBABKAN AUTISME?

Ada yang menghubungkan vaksin MR atau MMR dengan autisme. Dalam hal ini mesti ditegaskan, hal ini tidak benar.

“Isu ini bersumber dari sebuah tulisan dari seorang dokter bedah di Inggris bernama Andrew Whitefield di tahun 1997  yang mempublikasikan penelitiannya di jurnal bergengsi. Dalam tulisan itu menyatakan ada hubungan vaksin MMR dengan autisme. Penelitian ini terlanjur menyebar ke seluruh dunia, begitu penelitian ini tersebar maka langsung dilakukan penelitian lanjutan melibatkan ratusan anak dari berbagai tempat untuk membuktikan hal tersebut.”

Hasilnya, terbukti bahwa vaksin campak seperti MMR dan MR sama sekali tidak berhubungan dengan autisme. Bahkan, penelitian Andrew Whitefield tersebut terbukti memiliki kesalahan bahkan terindikasi adanya kebohongan yang dilakukan oleh peneliti, sehingga ditarik oleh editor jurnal yang menerbitkan penelitiannya dan dianggap tidak layak pakai.

“Sayangnya, tulisan Andrew yang menyatakan adanya hubungan vaksin MMR dengan autisme terlanjur menyebar sehingga masih sering menimbulkan keresahan. Hal ini juga membuat praktisi kesehatan kesulitan untuk menepis berita bohong tersebut satu persatu. Padahal, sudah sangat jelas dari banyak penelitian yang membuktikan bahwa tidak ada hubungan sama sekali antara vaksin MMR dengan autisme.”

Benarkah vaksin berkaitan dengan konspirasi barat dan yahudi?

Ada beberapa pihak yang menyebarkan isu bahwa vaksin merupakan konspirasi dari Barat atau Yahudi yang bermaksud melemahkan umat manusia, bisa menyebabkan kecacatan dan sebagainya.
hal ini jelas tidak benar,
“Vaksin sudah ada sejak abad ke-18 di Inggris, bahkan ada yang mengatakan bahwa sejak tahun SM pun sudah ada sebagian masyarakat di China yang melakukan praktek mirip vaksin. Artinya, ini suatu hal yang secara alami sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Dengan kemajuan teknologi, akhirnya vaksin bisa diproduksi secara sistematis dan lebih aman, serta minim efek samping dibanding dengan vaksin-vaksin yang ada di zaman dahulu.”

🔹SIAPA SAJA YANG BISA MENUNDA TIDAK VAKSIN?

Kondisi tertentu yang diperbolehkan menunda vaksin, misalnya si anak punya alergi akut terhadap kandungan vaksin yang bisa mengancam nyawa seperti sesak nafas. Lalu, kondisi tertentu seperti anak yang sedang panas tinggi juga disarankan menunda terlebih dahulu pemberian vaksin. 

Konsultasikan ke dokter Anda terkait alergi dan kondisi kesehatan si kecil sebelum diberikan vaksin.
Selain alergi, apabila anak sedang dalam perawatan medis tertentu yang membuat sistem kekebalan tubuhnya menurun, seperti kemoterapi kanker, maka ia diperbolehkan tidak melakukan vaksin atau menunda sampai kondisi tubuhnya sehat kembali.

◼️Kondisi penyakit yang membuat anak tidak boleh diimunisasi:
✓ Leukimia, penderita menjalani kemoterapi, hal ini bisa berbahaya jika diberikan vaksin.

✓ HIV yang membuat daya tahan tubuh penderita rendah, sehingga tidak boleh diberikan vaksin.

◼️Kondisi sementara yang membuat anak boleh menunda vaksin:
✓ Pneumonia hingga sesak napas.
✓ Demam tinggi.

Bagaimana menghadapi kondisi anak demam setelah menerima vaksin?

◼️Ada yang perlu perhatikan hal berikut bila anak mengalami demam setelah divaksin:
✓ Orang tua tidak boleh panik. 

✓ Buat anak menjadi lebih nyaman. 

✓ Pakaian anak dilonggarkan. 

✓ Beri minum banyak untuk mencegah dehidrasi. 

✓ Dikompres dengan air hangat. 

✓ Tidak harus diberikan obat penurun panas.
“Demam pasca imunisasi biasanya tidak lama, hanya sekitar 24-48 jam." Namun bila demamnya lebih dari 48 jam, maka harus cek ke dokter. Karena bisa jadi si anak mengalami demam karena sebab lain yang bukan dari vaksin, hal lain ini kebetulan bertepatan dengan pemberian vaksin.

Demikian
wallahualam bishawab.

#Dari beberapa sumber

🌷🌷🌷🔹🔹🔹🌷🌷🌷
        💎TaNYa JaWaB💎

0️⃣1️⃣ Esa ~ Bogor
Dok, sepengetahuan saya wajibkah anak diberi vaksin IPV? 
Padahal vaksin polio tetes atau drop nya sudah lengkap diberikan sebelum usia 9 bulan.

💊Jawab:
Sebaiknya dari 4 kali pemberian polio, salah satunya dalam bentuk suntikan. Suntikan mengandung antibodi sedangkan vaksin oral berupa virus yang dilemahkan. Jadi lengkap jadinya.

Wallahu a'lam

0️⃣2️⃣ Annisa ~ Tangerang
Dok, anak saya imunisasi cuma sampai DPT 1 saja. Kalau mau imunisasi sesuai usianya masih boleh tidak ya dok? Usianya saat ini 2 tahun.

💊Jawab:
Seperti dikatakan di atas, tidak ada kata terlambat untuk vaksin, silahkan hubungi dokter terdekat ya.

Wallahu a'lam

0️⃣3️⃣ Tia ~ Boyolali
Mohon petunjuknya dok, anak saya sudah berusia 9 bulan, tidak imunisasi selain hbo, apakah masih bisa mengejar imunisasi lengkap? Atau sekalian tidak usah saja ya dok?

💊Jawab:
Sama juga, silahkan ibu lengkapi vaksin ya, agar anak ibu dapat mendapat proteksi dari penyakit berbahaya.

Wallahu a'lam

0️⃣4️⃣ iNdika ~ Semarang
Dok, anak umur 21 bulan apakah masih ada imunisasi? Posyandu dinonaktifkan karena Corona

💊Jawab:
Ada ibu, bahkan sampai 10 tahun pun ada, dan bisa vaksin di puskesmas. Sementara tidak di posyandu untuk menghindari kerumunan.

Wallahu a'lam

0️⃣5️⃣ iDa ~ Tanjungpinang
Dok, apa sebenarnya isi atau kandungan atau komposisi vaksin, sejauh mana kehalalan dan kethayyibannya, jika dinyatakan dalam kondisi darurat bisa menjadikan "halal" sedarurat apa sebenarnya dan apakah tidak ada bahan alam yang bisa dijadikan bahan vaksin? 

💊Jawab:
Isi vaksin adalah biasanya, vaksin itu sendiri yang dilemahkan jadi tidak bahaya, bisa juga komponen dari virus, atau antigen dari virus tersebut. Semua ini tidak ada yang haram.
Komponen yang kadang-kadang merupakan komponen yang haram (hanya beberapa saja ya, bukan semua vaksin) adalah bagian yang dipergunakan dalam pembuatan vaksin. 

Ambil contoh misalnya. Kalau kita mau masak daging, maka pisau yang dipakai untuk memotong adalah sesuatu yang haram (kenapa tidak pakai yang halal, karena belum ada cara lain). Nah begitu daging sudah terpotong dan siap dimasak, kita cuci bersih-bersih. Demikian pula vaksin, saat selesai, vaksin dibersihkan sehingga tidak ada lagi kandungan haram yang masih ada. Demikian.

Wallahu a'lam

0️⃣6️⃣ Tia ~ Boyolali
Dok, saya dapat banyak cerita, anaknya ada banyak, nah yang paling sehat (tidak mudah pilek batuk) malah anak bungsunya yang tidak imunisasi, padahal kakak-kakaknya imunisasi, 
bagaimana ya dok?

💊Jawab:
Sebenarnya mudah saja jawabnya, untuk kali ini saya jawab dengan cerita ya, mungkin yang penanya akan paham.

Begini...
Ada 3 orang namanya A, B dan C. Ketiganya sama-sama naik motor dan melewati jalan yang sama. Si A dan B keduanya bawa SIM tapi tidak pakai helm. Sedangkan si C bawa helm tapi tidak bawa SIM. Saat diperjalanan ada razia polisi dan ternyata si A dan B kena tilang sedangkan si C selamat tidak kena tilang. 
Nah dari
Cerita di atas, bisa tidak kita simpulkan kita tidak perlu punya SIM karena pasti akan selalu aman tidak akan pernah ditilang?

💎 Tidak, dok. Perlu untuk punya SIM.

🌷🌷🌷🔹🔹🔹🌷🌷🌷
 💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎

Imunisasi adalah upaya untuk pencegahan dari beberapa penyakit tertentu dan bukan pencegahan dari seluruh penyakit. Tetap saja kita harus menjaga kesehatan dan kebersihan diri agar tidak tertular penyakit lain. 

Namun bedanya, kalau kita vaksin, maka kalaupun kita kena penyakit, maka efeknya akan ringan dibanding yang tidak vaksin sama sekali.

Semoga bermanfaat, mohon maaf jika ada ada kata-kata yang salah.

Wassalamualaikum warahmatullohi wabarakatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar