Senin, 07 Desember 2020

SAAT HIDUPKU DI TITIK TERENDAH

 



OLeH: Ibu Hj. Irnawati Syamsuir Koto

💘M a T e R i💘

Assalamu'alaikum sholehah...

Alhamdulillah, segala puji bagi Alloh ﷻ yang telah memberikan karunia dan hidayah kepada hamba-hamba-Nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad ﷺ beserta keluarga, shahabat, dan umatnya yang senantiasa istiqamah di jalan Sunnah.

🌷SAAT HIDUPKU DI TITIK TERENDAH

Saudari-saudariku....

Pernah merasakan jatuh bangun dalam kehidupan? 
Atau malah bukan hanya jatuh bangun, tapi terjerembab, terbanting dan terombang-ambing dalam gelombang kehidupan?

Pernahkah Anda berada pada Titik Nadir? 
Atau sering disebut sebagai Titik Terendah Dalam Kehidupan?

Hidup memang anugerah dari Yang Maha Kuasa. Tanpa kehidupan, kita tidak dapat mengartikan setiap esensi yang diberikan oleh-Nya. Namun ketahuilah, Tuhan menciptakan kehidupan manusia bukan tanpa alasan. 

Segala rasa telah diciptakan Tuhan. 
Baik itu senang, sedih, bahagia, lalu terpuruk pun sudah jadi bumbu untuk melengkapi hidup yang tidak dapat terprediksi ini. 

Jatuh bangunnya kehidupan membuat kita mengerti, “Apa yang saya cari selama ini?” 
Segala rasa, jatuh bangunnya kehidupan, bahkan berada di titik nadir pun pernah. 

Titik Nadir ialah dimana kita berada di kondisi terendah dalam hidup. Kondisi yang banyak orang tidak menginginkannya. 
Tapi ajaibnya, titik nadir ini mampu mengantarkan sebagian besar manusia menuju kebahagiaan yang hakiki dan tidak lekang oleh waktu. 

Benarkah? 
Bagaimana bisa?
Bagaimana titik nadir mampu mengantarkan sebagian besar manusia menuju kebahagiaan?

Titik terendah dalam kehidupan atau titik nadir mampu menempatkan kita layaknya gelas kosong. Gelas yang siap menampung banyak ilmu untuk menyadarkan bahwa ilmu bermanfaat dan kesadaran akan kuasa Alloh ﷻ dapat menghantarkan umat manusia kepada kebahagiaan yang tidak lekang oleh waktu.

Lebih mudah mana... Berusaha menyingkirkan semua kerikil tajam di setiap jalanan, atau memakai sepatu agar kaki kita tidak terluka?

Lebih mungkin mana... Berusaha mensteril semua tempat agar tidak ada kuman, atau memperkuat daya tahan tubuh kita sendiri?

Lebih mudah mana... Berusaha mencegah setiap mulut agar tidak bicara sembarangan, atau menjaga hati kita sendiri agar tidak mudah tersinggung?

Lebih penting mana... Berusaha menguasai orang lain, atau belajar menguasai diri sendiri?

🌸🌷🌸
Sahabat-sahabatku...

Yang terpenting dalam kehidupan kita adalah, bukan bagaimana orang lain harus berbuat baik kepada kita, melainkan bagaimana kita berusaha berbuat baik pada orang lain.

Bukan orang lain yang bikin kita bahagia, melainkan sikap kita sendiri lah yang menentukan, kita bahagia atau tidak, kita sukses atau tidak.

Setiap waktu yang telah kita habiskan dalam hidup ini, tidak akan terulang kembali, namun ada satu hal yang masih tetap bisa kita lakukan, yaitu belajar dari dari pengalaman dan masa lalu untuk hari esok yang lebih baik.

√ Hidup adalah proses yang harus kita lalui, hidup adalah pelajar yang kita lewati setiap detik. 

√ Hidup adalah pengalaman berharga yang memiliki seribu makna, hidup adalah masalah yang harus kita hadapi. 

√ Hidup adalah perjuangan yang harus kita lawan, demi mencapai ketakwaan, tanpa ada batas umur. 

Ketika jatuh berdiri lagi, ketika kalah mencoba lagi, ketika gagal bangkit lagi, tidak kata menyerah selagi selagi nyawa masih di badan. 

Ingatlah di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin.

Saya yakin semua dari kita pernah mengalaminya. Karena kita ga akan pernah tahu apa itu bahagia, sebelum kita mengenal dan merasakan bagaimana rasanya duka lara. Kita tidak akan pernah tahu bagaimana rasanya kita berkecukupan, sebelum merasakan ketiadaan. Tidak akan pernah paham akan kesuksesan jika pembandingnya [kegagalan] tidak pernah menghampiri kehidupan. Tidak kenal kata menyesal, sebelum menyadari bahwa jalur yang ditempuh adalah telah salah arah.  

Jatuh bangun dalam kehidupan adalah hal yang sangat biasa. Lumrah, normal. Semua orang pernah mengalaminya. 
Hanya saja, cara orang dalam menyikapinya itulah yang membawa perbedaan. Yang membawa akibat yang bervariasi. 

Ada sebuah pertanyaan yang ingin saya tanyakan diakhir materi kita malam ini, sudah berapa banyak dan sudah berapa besarkah syukur kita kepada Alloh ﷻ untuk nafas yang kita hirup dan untuk kemudahan yang kita dapat selama ini? 

Kita masih bisa makan, masih bisa melihat, masih bisa berjalan, kenapa disaat dikasih pembelajaran untuk mendewasakan dan mengasah skill kita, kita malah dirundung duka???

Wallahu a'lam. 

🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
        💘TaNYa JaWaB💘

0️⃣1️⃣ Safitri ~ Banten 
Assalamualaikum bun, 

Kenapa manusia itu sadar, mengingat dan membutuhkan Alloh ﷻ disaat ia benat-benar terjatuh?

🔷Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh Mbak Safitri.

Alloh ﷻ telah membuat sindiran didalam Al Qur'an yang ditujukan kepada kita manusia. 

Khususnya bagi manusia yang hanya mengingat Alloh ﷻ dan berdoa bahkan hingga berlinang air mata tatkala susah. Sedangkan dikala senang, sebahagian kita melupakan doa dan Alloh ﷻ.

Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdo’a kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya." (QS. Yunus: 12).

Jadi sebenarnya itu sudah menjadi kebiasaan, sudah sifat bawaan manusia, mudah terlena dikala senang dan lupa terhadap pemberi kesenangan itu, dan dikala susah ingat kembali. 

Semoga kita bukan bagian dari manusia yang disindir oleh Alloh ﷻ tersebut, mari tetap istiqomah dalam mengingat Alloh ﷻ, istiqomah dalam ibadah.

Wallahu a'lam. 

0️⃣2️⃣ Na ~ Semarang
Izin sharing... 

Setiap orang itu pasti punya titik terendah dalam hidup. Merasa sendiri dan begitu terpuruk. Namun percayalah. Saat Alloh ﷻ memberikan cobaan hingga menjadikan diri terasa sangat lemah. Pasti ada obat untuk dapat berdiri tegak lagi.

Titik terendah itu saya alami sekitar dua tahun lalu. Saya hanya ingin sendiri dan merasa, "Kenapa disaat saya ingin bahagia. Namun Alloh ﷻ mematahkan hatiku dalam sekejap."

Setelah beberapa bulan dari masa itu. Baru saya tahu. Ada sebuah rahasia dan manfaat di balik masa terpurukku.

Melupakan masa-masa itu tidak akan mungkin bisa, tapi kita mampu belajar dari kejadian itu dan tanamkan dalam hati. "Alloh ﷻ tahu yang terbaik untuk kita, meski kita tidak suka dengan jalan-Nya."

Terima kasih, Kak Hanny.

🔷Jawab: 
Alhamdulillah, benar sekali, segala sesuatu yang ditimpakan Alloh ﷻ kepada hamba-Nya, dibalik itu pasti ada hikmahnya. 

Namun terkadang kita dengan segala kebodohan namun sok tahu dengan ilmu Alloh ﷻ, tidak terima saat semua itu terjadi. 
Sadarnya setelah kita menjalani hikmah tersebut. 

Menghilangkan memang tidak akan mungkin, tapi kita bisa mengikhlaskan semuanya, apalagi dengan telah dirasakan hikmah terhebat dibalik itu semua. Akan lebih mudah untuk mengikhlaskan.

Wallahu a'lam. 

0️⃣3️⃣ Erni ~ Yogja  
Assalamualaikum Ustadzah, 

Bagaimana caranya untuk bisa menemukan hikmah di balik suami selalu sakit disaat melihat saya bahagia. Saat ini sejak hari Jumat yang lalu beliau sakit tanpa sebab dan analisa dokter yang jelas. Gejalanya berubah-ubah, saya yakin beliau akan sembuh ketika melihat saya menangis. Alhamdulillah sejak Jumat dites kesabaran terus, tapi bisa lulus. 

Saya terpaksa tanya seperti ini di sini tanpa bermaksud mengumbar aib suami dan keluarga, tapi saya merasa sedih saja, sudah meninggalkan amalan murtabangah yaumi yang saya jalani sejak SMA, hingga kemarin keluar dari grup ODOJ, sehingga saya hanya melakukan ibadah wajib saja, saya tinggalkan sholat dhuha dan tahajud, karena beliau tahu kalau dalam ibadah sunnah bisa mengundang kebahagiaan. 

Di luar dugaan saya belakangan bisa menikmatinya dengan alasan toh wanita yang di panggil 7 pintu surga yang menjalankan kewajiban pada Alloh ﷻ taat suami sepanjang perintah suami tidak menuju ke syirik. Tampak bahagia sakit dah. Keinginan saya saat ini agar bisa punya kekuatan senantiasa mendoakan anak-anak kami agar tetap terjaga akidah dan akhlaknya. 

Mohon pencerahan. 

🔷Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh Mbak Erni

Inilah pertanyaan yang saya sendiri bingung mau jawab seperti apa. Mungkin langkah yang tepat adalah dengan ruqyah dan semakin mendekatkan diri kepada Alloh ﷻ. 

Apa hikmah dibalik itu semua? Wallahu a'lam, mudah-mudahan secara perlahan Alloh ﷻ akan tampakkan kepada Mbak Erni apa kebaikan yang ada di balik sikap suami yang seperti itu. 
Asal kita mau membukakan hati untuk melihat kebaikan yang Alloh ﷻ berikan. 

Tetap dekatkan diri kepada Alloh ﷻ, rendahkan hati dan diri di hadapan-Nya. Tetap berharap kesabaran dari Alloh ﷻ dan mohon agar Alloh ﷻ memberi hidayah.

Wallahu a'lam. 

0️⃣4️⃣ Ratih ~ Dumai
Assalamu'alaikum, 

Saat orang berada di titik terendah secara otomatis pasti akan diikuti dengan rasa malu, takut mungkin bahkan minder dan tidak berani keluar berhadapan dengan orang lain. Bahkan jiwanya pun mungkin terganggu. 

Bagaimana caranya membuka hati dan pikiran orang yang saat ini sedang mengalami masa-masa di titik terendah ustadzah? 

Bagaimana cara menyadarkannya bahwa ia mampu menghadapi semuanya dan bahkan bisa menjadi lebih kuat dari sebelumnya? 

🔷Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Iyaa benar, orang-orang yang berada di titik nadir akan seperti itu, bahkan yang sedang sakitpun akan tidak mau berobat. Bukan pasrah dan tawakal, tapi putus ada. 

Menghadapi seseorang yang seperti ini, kita yang harus sabar, mereka butuh pendampingan dan perhatian dari kita. Kalau memungkinkan bisa diajak ke psikiater, karena psikiater bisa memahami orang-orang yang dalam.

Ajaklah mereka untuk terus mengingat Alloh ﷻ, dan besarkan hati mereka dengan hal-hal kebaikan yang akan diterima oleh orang yang diuji oleh Alloh ﷻ. 

Wallahu a'lam. 

🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
 💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘

Ukhtyfillah...

Kegagalan, kesulitan, dan penderitaan adalah bagian dari pengalaman hidup manusia yang tidak dapat dihindari. 

Dari waktu ke waktu, kita akan berjumpa dengan peristiwa-peristiwa yang tidak terduga, dan mungkin saja membuat kita terjebak dalam keterpurukan. Begitulah roda kehidupan berjalan.

Setiap orang mempunyai cara yang berbeda dalam menanggapi peristiwa kemalangan. Sebagian orang terjebak dalam keterpurukan, tapi sebagian yang lain memilih untuk berusaha bangkit dari keterpurukan dan belajar dari pengalaman sulit itu. Perbedaan cara dalam bereaksi terhadap kemalangan dipengaruhi oleh cara pikir dan keimanan yang dimiliki oleh seseorang. 

Karenanya, tetaplah yakin dengan takdir terbaik dari Alloh ﷻ agar kita mampu untuk bangkit. Ubah pola pikir dari negatif kepada positif. 

Sulit? Akan lebih sulit lagi jika kita terus berenang di dalam keputusasaan. 

Maaf lahir batin atas salah dan kurang malam ini. 

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar