Rabu, 30 Desember 2020

PUJAAN HATI

 


OLeH: Ustadz Mukhtar Azizi, S.Pd.I.  

 💎M a T e R i💎

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Cinta kepada Alloh ﷻ adalah puncaknya cinta.

Lembahnya adalah cinta kepada sesama. 

Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wassalam. 

Sabda baginda agung Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam :

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيْدٍ حَدَّثَنَا جَرِيْرٌ عَنْ هِشَامَ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيْهِ سَمِعْتُ عَبْدَ اللهِ بْنَ عَمْرٍو بْنِ الْعَاصِ يَقُوْلُ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَقُوْلُ : إِنَّ اللهَ لاَ يَقْبِضُ عِلْمًا إِنْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنَ النَّاسِ وَ لَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يَتْرُكْ عَالِمًا اتَّخَذَ النَاسُ رُؤُسًا جُهَالاً فَسُئِلُوْا فّأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوْا وَ أَضَلُّوْا. (رواه مسلم)

Qutaibah bin Said berkata kepada kami: Jarir berkata kepada kami: dari Hisyam bin ‘Urwah dari bapaknya: Saya mendengar Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash berkata: saya mendengar Rasulullah ﷺ bersabda : “Sesungguhnya Alloh ﷻ tidak mencabut ilmu dengan serta merta mencabutnya dari hati manusia. Akan tetapi Alloh ﷻ mencabut ilmu dengan cara menwafatkan para ‘ulama. Kalau Alloh ﷻ tidak lagi menyisakan seorang ‘ulama pun, maka manusia akan menjadikan pimpinan-pimpinan yang bodoh. Kemudian para pimpinan bodoh tersebut akan ditanya dan mereka pun berfatwa tanpa ilmu. Akhirnya mereka sesat dan menyesatkan,” (HR. Al-Bukhari 100, 7307); Muslim [2673]).

Kita sudah tahu sebab mabuk cinta adalah karena kesibukan hati yang kosong. Hatinya akan dipenuhi bayang-bayang kekasihnya. Bayang-bayang itu akan memudar kemudian pecah bersama kesibukan ketaatan yang berujung dengan melupakannya.

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata:

وَنَفْسُكَ إِنْ أَشْغَلَتْهَا بِالحَقِّ وَإِلاَّ اشْتَغَلَتْكَ بِالبَاطِلِ

“Jika dirimu tidak disibukkan dengan hal-hal yang baik, pasti akan disibukkan dengan hal-hal yang batil.” [Al Jawabul Kaafi hal 156, Darul Ma’rifah, cetakan pertama, Asy-Syamilah].

Mencintai secara proporsional. “.... Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Alloh ﷻ mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 216).

Nabi  ﷺ pernah berpesan, “Cintailah kekasihmu sekadarnya saja, karena boleh jadi suatu hari nanti dia akan menjadi sesuatu yang engkau benci; dan bencilah sesuatu yang tidak engkau sukai sekadarnya saja, karena boleh jadi suatu hari nanti dia akan menjadi sesuatu yang engkau cintai.” (HR. Bukhari).

Wallahu a'lam

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸

        💎TaNYa JaWaB💎

0️⃣1️⃣ iiN ~ Boyolali

Cinta dengan proporsional, bila kita dikhianati, apakah memang lebih baiknya bersikap biasa saja? 

Bila ada orang yang berpikiran, "Ya sudah, toh wanita tidak cuma kamu, pria tidak cuma kamu." Bagaimana menyikapi hal seperti ini?

💎Jawab:

Dengan dzikir kepada Alloh ﷻ, berbaik sangka kepada-Nya, beserta menata hati akan berada di jalan yang Alloh ﷻ ridhoi dan dipertemukan yang diizinkan oleh Alloh ﷻ. 

🌸Berarti tidak perlu bersedih ya Ustadz? 

💎Air mata menetes bagian dari anugrah Illahi, akan tetapi isilah hati dengan dzikir akan ada bimbingan Illahi yang hadir. 

Saat  mengalami kesedihan, ketakutan, atau kecemasan, ada Tiga Kalimat yang sering saya gunakan untuk berdzikir:

1. Istighfar, memohon ampun kepada Alloh ﷻ.

2. La haula wala quwwata illa billah, (Tiada daya upaya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Alloh ﷻ). 

3. Hasbunallaah wa ni’mal wakiil, (Cukuplah Alloh ﷻ menjadi Penolong kami dan Alloh ﷻ adalah sebaik-baiknya Pelindung). 

Wallahu a'lam

0️⃣2️⃣ Nining ~ Sumenep 

Ustadz, bagaimana hukumnya jika seorang perempuan menyukai seorang pria tapi tidak berani mengungkap sampai akhirnya kebawa mimpi dan terus berangan seolah sudah memilikinya? 

💎Jawab: 

Hal mubah, maka berdo'a dan tawakal agar terjalin keberkahan dalam kehidupannya. 

🌸Bagaimana sikap yang seharusnya kita lakukan, Ustadz? Untuk mengalihkan hal tersebut. 

💎Dengan rutin menjalankan ibadah fardhu dan sunah nafilah dalam kehidupannya. 

Wallahu a'lam

0️⃣3️⃣ Zahira ~ Jatim

Ustadz, bolehkah kita mencintai seseorang tanpa sepengetahuan dia?

Dan bolehkah kita membayangkan wajahnya?

Syukron. 

💎Jawab:

Ini hal yang fitrah. Dibolehkan. 

Maka do'a kan ia agar dibimbing oleh Alloh ﷻ di jalan yang Alloh ﷻ ridhoi.

Wallahu a'lam

0️⃣4️⃣ Na ~ Semarang

Bagaimana sudut pandang secara Islam tentang kisah cinta dari kisah Laila dan Qais?

💎Jawab: 

Pada abad pertengahan adab dua roman cinta yang menyayat hati, yaitu Laila dan Majnun serta Khusrau dan Syirin. Kisah sedih Laila dan Majnun, dimana Majnun yang berarti “Tergila-gila akan Cinta,” karena cintanya yang tak sampai pada Laila, akhirnya membuatnya gila.

Maka cinta kepada makhluk sekedarnya, jangan melebihi cinta ya kepada Alloh ﷻ dan Rasul-Nya akan selamat dunia dan akhirat. 

🌸Berarti termasuk salah nggih, tadz?

Karena juga tidak menerima ketetapan-Nya. Malah mengasingkan diri dan bertekad tidak mau menjalani hidup dengan wanita lain.

Qais sudah berusaha, tapi tetap tidak bisa menggapai Laila.

Lalu sampai manakah batas memperjuang cinta, Tadz?

💎 Ya, sebab cinta tidak dapat dipaksakan, tetapi ibadah kepada Alloh ﷻ dengan petunjuk-Nya lewat iman dan takwa. 

Tetap bergaul dengan sesama manusia mengikuti petunjuk Rasul-Nya, bukan mengasingkan diri. 

Bila sampai keduanya tidak dapat bersatu, maka jalannya adalah ikhlas, sebab Alloh ﷻ akan memberikan jodoh yang terbaik kepada hamba-Nya. 

🌸 Ustadz, bagaimana jika mengungkapkan cinta dengan menyembunyikan identitas? Semacam pengagum rahasia. 

💎Tentu sangat boleh, hal ini fitrah. Tetapi sesuai dengan niat dan do'a yang dipanjatkan. 

🌸Maaf Ustadz, ini tidak berlaku buat yang sudah berkeluarga bukan?

💎Sesuai fitrah yang dialami oleh Nabi Ibrahim 'alaihi salam dan Nabi Muhammad ﷺ. 

🌸Bisa tolong jabarkan, Ustadz? Saya kurang paham masalah sesuai fitrah ini. 

💎Fitrah merupakan alamiah setiap manusia, dengan adanya keyakinan dalam beragama, berpasangan satu atau pun lebih sesuai aturan Islam, ataupun mempertahankan diri setiap manusia. 

Wallahu a'lam

0️⃣5️⃣ Novita ~ Ambon

Ustadz, kalau perceraian yang terjadi karena alasan utamanya sudah tidak cinta lagi itu bagaimana menurut kaidah Islam?

Apakah perlu sholat istikharah ketika memutuskan cerai atau tidak?

Syukron. 

💎Jawab: 

"Perkara halal yang paling tidak disukai Alloh ﷻ adalah talak." 

(Hadits riwayat Ibnu Majah, Hakim, Nasai, Abu Dawud, Baihaqi.)

√ Talak dapat terjadi bila:

1. Murtad 

2. Fasik 

3. Dzalim 

Dalam talak atau tidaknya maka shalat istikharah, halnya sebelum menikah pun demikian. 

Wallahu a'lam

0️⃣6️⃣ Ocha ~ Bekasi

Assalamualaikum Ustadz, 

Jika dalam pernikahan suami mengucapkan kata pisah sampai beberapa kali, apakah ini sudah jatuh talak, Ustadz? 

Jazakallah Ustadz. 

💎Jawab: 

Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Ya, sebab pernikahan itu sakral yang wajib dihormati. 

Ada beberapa macam lafazh yang digunakan oleh seorang laki-laki dalam menceraikan istrinya: 

√ Lafazh yang secara tegas mengandung pengertian talak (cerai), seperti dengan mengatakan : “Aku thalak (cerai) kamu” atau “Kamu aku thalak.” Bila lafazh ini yang digunakan, maka thalak langsung jatuh meskipun tidak ada niat.

√ Bila lafazh yang digunakan adalah lafazh yang dikaitkan dengan satu syarat (perbuatan atau kondisi tertentu), seperti dengan mengatakan : “Aku thalak (cerai) kamu bila kamu melakukan perbuatan….atau mengucapkan perkataan….”

Lafazh seperti ini sangat tergantung kepada niat orang yang mengucapkannya. Bila dia benar-benar bermaksud menceraikan istrinya bila sang istri melakukan perbuatan atau mengucapkan perkataan yang disyaratkan itu, maka thalak akan jatuh bila perbuatan tersebut dilakukan atau bila perkataan tersebut diucapkan.

Tetapi bila suami hanya bermaksud mengancam atau menakut-nakuti isterinya, maka thalak tidak jatuh meskipun perbuatan tersebut dilakukan atau perkataan tersebut diucapkan. Dalam hal ini, suami hanya dikenai kewajiban membayar kaffarah (denda) sumpah, yaitu dengan memberi makan 10 orang miskin atau berpuasa selama tiga hari.

√ Tetapi bila lafazh yang digunakan adalah lafazh yang mengandung unsur kinayah (kiasan) atau lafazh yang multitafsir, seperti dengan mengatakan : “Pulanglah kamu ke rumah orang tuamu!,” maka lafazh tersebut membutuhkan adanya niat.

Jadi, kalau tidak ada niat dari suami untuk menceraikan isterinya, maka tidak jatuh thalak. 

Menurut hemat saya, kata “pisah” termasuk ke dalam katagori ini, karena lafazh tersebut bisa jadi maksudnya : “Kita pisah dulu untuk sementara waktu” atau “Aku pisah-ranjangkan kamu”.

Wallahu a'lam

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸

💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎

Hati selalu bersinar dan bercahaya dengan cinta sejati terdapat di dalam iman dan takwa mengapai ridho Illahi. 

وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ فِيْكُمْ رَسُوْلَ اللّٰهِ ۗ لَوْ يُطِيْعُكُمْ فِيْ كَثِيْرٍ مِّنَ الْاَمْرِ لَعَنِتُّمْ وَلٰكِنَّ اللّٰهَ حَبَّبَ اِلَيْكُمُ الْاِيْمَانَ وَزَيَّنَهٗ فِيْ قُلُوْبِكُمْ وَكَرَّهَ اِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوْقَ وَالْعِصْيَانَ ۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الرَّاشِدُوْنَۙ - ٧

"Dan ketahuilah olehmu bahwa di tengah-tengah kamu ada Rasulullah ﷺ. Kalau dia menuruti (kemauan) kamu dalam banyak hal pasti kamu akan mendapatkan kesusahan. Tetapi Alloh ﷻ menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan (iman) itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus. (QS. Al - Hujurat: 7).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar