Rabu, 30 Desember 2020

AL QUR'AN SOLUSI HIDUP

 


OLeH : Ustadzah Rina Setiawati

 💎M a T e R i💎

Audzubillahiminassyaithonirrojim. 

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 

Asyhadualla illahaillah wa asyhaduanna muhammadarrasulullah. 

Allahumma sholli'ala Muhammad wa ala ali Muhammad. 

Subhanaka la ‘ilma ‘allamtana innaka antal alimul hakim. 

Allahumma faqqihhu fiddin wa a’llimnal kitab wa sunnah. 

Allahummaj'alna min ahlil Quran alladinahum ahlullah wa khoosod birahmatika ya arhamarrahimin. 

Alhamdulillah akhwat fillah sekalian kita bisa berkumpul di malam yang diberkahi pada hari ini. Dan saya bersyukur sekali bisa memberikan sebagai pengisi materi mengenai tema solusi hidup yaitu Al Qur'anul Karim. 

InsyaAllah saya akan memberikan sebuah pencerahan, sebuah pembelajaran yang pernah saya dapatkan dari guru-guru saya. Yang mana ketika kita sampaikan kembali, kita berikan kembali kepada orang-orang terdekat kita, kepada lingkungan kita, kepada masyarakat kita, semoga ini juga menjadi jariyah bagi guru-guru kita semua insyaAllah. 

🌷AL QUR'AN DAN SOLUSI HIDUP

Akhwati fillah..

Bahwasanya Al Qur'an itu adalah unsur dari pada unsur agama. Siapa saja yang menghadapkan wajahnya kepada Al Qur'an, bersungguh-sungguh menghafalkan secara sempurna 30 juz, memahami artinya dan bahkan sampai mengamalkan isinya, maka dia menjadi orang yang mendapatkan petunjuk dan keridhoan dari Alloh ﷻ. 

Tidak apa-apa jika mungkin sebagian kita hanya bisa menghafal sebagian dari Al Qur'an, yang terpenting dan terutama adalah pengamalannya, ahlaknya, adabnya, sebagaimana Rasulullah ﷺ disebutkan bahwa beliau adalah manusia Al Qur'an yang berjalan.

Akhwati fillah sahabat ahlul Qur'an... 

Al Qur'an adalah cahaya apabila kita belajar. Maka Al Qur'an akan menambah cahaya pada hati kita dan akan menerangi kita. Manfaatnya sungguh sangat luar biasa di hari kiamat, dimana Alloh ﷻ membalaskan ketika kita nantinya berada di sirath yang perjalanannya itu adalah 50.000 tahun.

Sehingga berjalan 50.000 tahun ini 1 harinya ketika kita di Yaumil akhir adalah sebuah perjalanan yang sangat panjang. Termasuk ketika kita nantinya melewati sirath, sehingga semakin banyak cahaya dalam dada kita, semakin banyak Al Qur'an yang ada di dalam dada kita. InsyaAllah  Al Qur'an ini akan menolong kita, menolong kita melewati sirath seperti kilat yang sangat cepat seperti cahaya dengan banyaknya hafalan kita. Maka insya Allah akan memudahkan kita melewati sirath bisa kita lewati seperti cepatnya cahaya yang melewati sebuah kilatan cahaya. Sehingga kita akan melewati sirath itupun dengan kecintaan dengan cahaya yang diberikan di dalam dada kita menuju kepada surga Alloh ﷻ. 

Ada empat dasar poin penting disini bagaimana Al Qur'an bisa menjadi solusi bagi hidup kita. Dan tentunya kita harus berupaya, kita harus senantiasa terus berusaha bersungguh-sungguh belajar Al Qur'an. Karena dengan kita belajar Al Qur'an, dengan kita menghafalkan Al Qur'an ini semuanya akan menjadi solusi yang paling dasar dalam hidup kita.

Apakah empat dasar poin penting tersebut? 

◾Yang Pertama adalah ketika kita menjadikan Al Qur'an ini sebagai solusi. 

Dengan mempelajarinya, maka akan diangkat kebodohan dari diri kita. Sehingga kita mengabdi dan beribadah kepada Alloh ﷻ atas dasar ilmu.

Jadi ketika kita ingin mengangkat kebodohan pada diri kita sendiri, sehingga dengan kita belajar Al Qur'an berdasarkan ilmu, maka kita akan beribadah sesuai dengan maunya Alloh ﷻ. Karena ketika seseorang itu lalai dari Al Qur'an, seseorang itu jauh dari Al Qur'an dan tidak mengambil ilmu atau pelajaran dari Al Qur'an, maka tentunya ibadahnya akan ada kekurangan-kekurangan yang tidak sempurna.  

Setelah Alloh ﷻ mengangkat kebodohan dari diri kita. 

◾Yang Kedua adalah bagaimana bisa terangkat kebodohan dari keluarga kita, anak-anak kita orang tua kita, kerabat kita lingkungan kita?

Apa manfaat menjadi Hafidz Qur'an tapi orang sekeliling kita tidak terangkat dari kebodohan? Mereka tidak tahu apa-apa tentang Al Qu'ran. 

◾Yang Ketiga adalah tetangga dan masyarakat sekitar kita terangkat kebodohannya. 

Sehingga kita tidak cukup hanya menjadi Hafidz Qur'an, tidak cukup menjadi Hafizah Al Qur'an, namun kita juga harus menjadi seorang yang bisa mengamalkan Al Qur'an sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Umar bahwasanya Ibnu Umar menghafalkan, mengamalkan dan mempelajari surat Al Baqarah itu selama 7 tahun. Beliau berhenti sampai 7 tahun itu sambil mentadaburi dan mengamalkan surat Al Baqarah itu semaksimal mungkin. 

◾Yang Keempat adalah terangkatnya kebodohan dari seluruh umat manusia. 

Sehingga kita tidak hanya cukup belajar untuk diri kita sendiri di rumah duduk diam, kemudian kita hanya baca Al Qur'an saja berdzikir salat tapi kita tidak menyampaikannya kepada umat. 

Rasulullah mengajarkan kepada kita beliau keluar rumahnya mengajarkannya kepada sahabatnya, kepada masyarakat pada saat itu untuk menyampaikan agama Alloh ﷻ. Jika para sahabat tabiin belajar Al Qur'an mendapatkan manfaat hanya atas untuk dirinya saja, maka agama ini tidak akan pernah sampai kepada kita, tidak akan pernah sampai ke daerah kita Indonesia dan tidak dan lebih jauh lagi kita tidak akan pernah mendapatkan hidayah dari Al Qur'an.

Untuk itu ketika kita diberikan kemampuan untuk bisa mendakwahkan Al Qur'an, maka kita harus mengangkat kebodohan umat yang terjadi pada saat ini untuk berikhtiar mempelajari Al Qur'an dan kemudian menyampaikannya kepada masyarakat luas. 

Mungkin kita tidak berbicara lagi tentang orang-orang kafir dalam hal ini. Artinya dalam kajian ini kita sudah selesai dengan orang-orang kafir. Kita bicara tentang diri kita sebagai seorang muslim, orang Islam. Yang bagaimana bisa belajar Al Qur'an, beribadah kepada Alloh ﷻ dengan manhaj yang benar. 

Karena apa? Karena kita punya orang-orang pendahulu kita kita punya orang-orang shalih terdahulu dan kita juga punya Rasulullah ﷺ yang sebagai panutan hingga akhir zaman dan Alloh ﷻ memberikan jalan kepada kita untuk mengikuti sunnah-sunnah beliau hingga hari ini. 

🌸🌷🌸

Sahabat akhwat fillah di seluruh tanah air di seluruh Indonesia yang mendengarkan kajian hari ini. Kita belajar Al Qur'an ini tentunya akan mendapatkan kemuliaan di sisi Alloh ﷻ. Sebagaimana disampaikan oleh Nabi Muhammad ﷺ, bacalah Al Qur'an, sehingga dengan membaca Al Qur'an itu engkau akan dapat menghafalkannya. 

Maka dalam hadits shahih dikatakan kepada para shahibul Qur'an : iqra wartaqi (bacalah dan naiklah). Al Qur'an, akan mensejajarkan kita dengan surga yang paling tinggi. Setiap surga ada level ada tingkatannya, dan yang paling tinggi adalah untuk para penghafal Al Qur'an. Dan sebaliknya juga neraka, neraka itu ada tingkatan tingkatannya yang paling bawah dari neraka. Maka ketika kita betul-betul belajar Al Qur'an dan mengamalkan, sehingga kita nantinya akan mendapat kemuliaan yang tinggi. Semua bisa dilakukan muncul keprihatinan kita, dari hati kita tentang kondisi umat. 

Jadi sekali lagi akhwat fillah. Al Qur'an akan memberikan kemuliaan yang tinggi kepada kita jika dalam hati kita muncul rasa prihatin kepada umat.  Muncul rasa kepedulian yang besar terhadap umat Rasulullah ﷺ. 

Berbeda dengan orang yang masa bodoh, orang yang cuek terhadap Al Qur'an. Maka seseorang yang memiliki semangat jihad yang tinggi, untuk mendakwahkan, untuk mengangkat kebodohan dari umat karena ada sebuah rasa kepedulian yang besar, maka inilah jalan-jalan yang akan memberikan kepadanya kemuliaan bersama Al Qur'an. 


Yang membedakan antara Arab dengan Al Qur'an. Walaupun Al Qur'an diturunkan dalam bahasa Arab melalui ruh nabi Muhammad Al Amin di dalam hatinya dengan diturunkan dengan bahasa Arab yang jelas. Memang kita perlu belajar bahasa Arab, karena bahasa Al Qur'an. Tetapi dalam hal ini perlu digaris bawahi, tidak ada bedanya orang Arab, dengan orang Indonesia, orang Amerika, orang Perancis, orang Rusia tiada bedanya jika mempelajari sungguh-sungguh dan memahami bahkan bisa jadi lebih afdol dari orang Arab itu sendiri. 

Jadi tidak ada perbedaan, akhwat fillah. 

Semuanya disuruh kepada Al Qur'an yang menyeru kepada seluruh manusia dengan perkataan di Al Qur'an : Ya ayyuhannas, ya ayyuhannas, sesungguhnya aku adalah Rasul bagi kalian semua dari Alloh ﷻ Sang Penguasa langit dan bumi.

Rasul kita, Nabi kita Muhammad ﷺ dilahirkan sebagai orang Arab tetapi tidak ada bedanya orang Indonesia, orang Arab dan sebagainya. Kitab Al Qur'an adalah satu. Kita adalah Al Qur'an yang satu. Belajar dengan kitab yang sama. 

Al Qur'an adalah perkataan yang benar di mana Rasulullah ﷺ menerima wahyu merasakan kondisi yang payah, berkeringat bahkan Al Qur'an, memang sebuah perkataan yang berat. 

Alloh ﷻ berfirman : Sesungguhnya kami akan  menurunkan sebuah perkataan yang berat kepadamu, qaulan shakila. Untuk itu, kita harus menghadapkan wajah bersungguh-sungguh mempelajari Al Qur'an sebagai perkataan yang berat. 

Sehingga kita harus menghadapkan wajah kita diri kita bersungguh-sungguh mempelajari Al Qur'an ini. Bagaimana kita bersabar dengan ayat-ayat yang mirip, dengan ayat ayat yang mutasyabihat, yang panjang panjang apabila kita tidak sabar dan sungguh-sungguh. Maka kita sering tidak bisa membedakan, sering tercampur aduk, melompat kesana-sini. Maka memang kita perlu kesungguhan mempelajari maupun menyampaikannya. Sehingga dengan kita menghafalkan, mengamalkan kita akan mendapatkan kedudukan sebagaimana kedudukan para Nabi. 

🌸🌷🌸

Akhwat fillah... 

Al Qur'an ini punya keutamaan yang salah satunya adalah bahwa Al Qur'an itu satu-satunya kalimat yang mutlak. Yang memang kebenarannya maupun pahalanya ini sangat jauh berbeda bahkan dibandingkan dengan hadits sekalipun. Kalaupun kita membaca hadis sama kita mendapat pahala, tetapi Al Qur'an ini punya keutamaan yang sangat luar biasa. Sehingga saat membaca Al Qur'an kita mendapat pahala dan kedudukan yang sangat tinggi.  Dan bahkan sering kita dengar hadist-hadits Rasulullah ﷺ bahwa, 

Membaca satu huruf Al Qur'an akan mendapat satu kebaikan lalu satu kebaikan itu dilipatgandakan lagi menjadi 10, aku tidak mengatakannya Alif Lam Mim itu satu huruf, tapi Alif 1 huruf lam satu huruf mim 1 huruf. 

Sehingga ketika kita kalikan dengan 10 kebaikan, bayangkan besarnya pahala yang menghimpun apabila kita mengulang-ulang dan menghafalkannya.

Terakhir dalam tahun ini teman-teman semua akhwat fillah sholihah yang insya Allah dalam kehidupan Alloh ﷻ, ketika kita ini meniti jalan yang lurus, kita berusaha mengantarkan umat manusia ini di track yang benar, di jalan yang tepat mengantarkan manusia dari kebodohannya. Dari tidak tartil menjadi tartil, dari tidak bisa membaca jadi bisa membaca, dari hafal juz 30 menjadi 30 juz. Ini adalah sebuah proses yang sangat panjang. 

Dan kita harus sangat paham bahwa jalan yang lurus ini, maka tentunya setan akan berusaha keras menggelincirkan kita. Maka kita harus terus bersabar di jalan ini di jalan sirotol mustaqim, dan jangan pernah kita berhenti dari rahmat Alloh ﷻ, berputus asa dan tetap terus berharap pada Alloh ﷻ untuk membimbing kita. Karena berputus asa dalam kamus orang islam, itu tidak ada hanya ada bagi orang kafir. 

Sebagaimana disampaikan dalam surat yusuf bahwa nasehat ayahnya untuk terus mencari Yusuf karena tak ada yang berputus asa kecuali orang-orang kafir. Orang kafir berputus asa, sementara orang beriman terus berharap rahmat Alloh ﷻ.

Saya mendoakan teman-teman semua dalam majelis ini di tempat dan waktu yang berkah ini agar diberkahi Alloh ﷻ, mendapatkan taufik, dirahmati, dibimbing dan senantiasa diberikan petunjuk hidayah menuju sirothol mustaqim. 

Dan semoga kita semua mendapatkan manfaat, mendapatkan ilmu, menjadi ahlul Qur'an dan keluarga Alloh ﷻ, juga mendapatkan derajat yang istimewa, insyaAllah. 

Demikian akhwat fillah, mohon maaf jika ada kekurangan dalam segala penyampaian. Yang benar hanya datang dari Alloh ﷻ dan yang salah semata-mata kesalahan saya sendiri. 

Wabillahi taufik wal hidayah, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.


🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸

        💎TaNYa JaWaB💎

0️⃣1️⃣ Zahira ~ Jatim

Afwan Ustadzah, bagaimana supaya kita bisa lancar menghafal Qur'an? Dan bisa mengerti maknanya?

Syukron, Ustadzah. 

🌸Jawab: 

Bismillahirrahmanirrahim. 

Syukron katsiron Ukhti Zahira dari Jawa Timur. 


Bagaimana supaya kita bisa lancar menghafal Qur'an dan bisa mengerti maknanya? 


Ukhti Zahira, sesunguhnya yang bisa mengukur level diri kita dan kemampuan diri kita adalah kita sendiri. Misalkan ketika saat ini yang kita butuhkan adalah memperbaiki bacaan, maka tahap itulah yang harus kita ambil, kita perbaiki dulu bacaan kita, baru kita masuk ke proses menghafal. Dari situ kita bertahap nanti akan dibimbing oleh Alloh ﷻ.

Jadi, ranah Qur'an pada setiap fasenya itu berbeda. Ada ranahnya tilawah untuk perbaiki dulu bacaannya, ada ranahnya setelah bacaannya baik, tartil kita bisa meningkatkan dengan ranah menghafal. 

Ranah menghafal ini juga butuh tahapan dan tidak bisa misalkan orang yang belum sama sekali belum pernah menghafal, belum rutin dia khatam Qur'an,  misalkan dia tidak rutin membaca Qur'annya lalu dia diminta hafal 1 halaman, dia tidak akan mungkin bisa mencapai itu. 

Kalaupun dia bisa yaitu atas izin Alloh ﷻ. Tetapi sungguh semuanya itu butuh proses, sehingga proses inilah yang nantinya akan terus meningkatkan kemampuan kita, akan meningkatkan nikmat Alloh ﷻ kepada kita. Ditambah nikmatnya oleh Alloh ﷻ, yang tadinya mungkin sudah hafal dan ingin menambah hafalan dari 5 juz menjadi 10 juz itu adalah nikmat. Yang tadinya kita tidak paham arti, kemudian kita mau memahami arti dan akhirnya kita paham apa kandungan surat ini itu adalah nikmat. 

Dan agar kita memahami maknanya, biasanya itu kita buka apa maksud dari surat ini. Misalkan kita mau menghafal surat-surat pendek yang ada di juz 30, An Naba' katakanlah. An Naba' artinya adalah berita besar, apa sih kandungannya secara umum? Apa maksud di surat ini? 

Setelah kita memahami keseluruhan isi surat, baru kita baca terjemahannya satu satu kita baca. Kita pahami, kita resapi lalu kemudian kita bisa menghafalkan dengan cara satu ayat itu kita baca terjemah perkatanya.  

Sehingga nanti lambat laun itu tidak terasa kita paham apa itu Narr, apa itu Jannah, apa itu An Nas, apa itu Al Lail. Kalimat kalimat sederhana itu nantinya akan familiar dengan kita insyaAllah. 

Wallahu a'lam

0️⃣2️⃣ Emi ~ Bekasi

Saat menghafal kadang ayat yang kita hafal tidak hafal-hafal. Dan kadang jadi timbul rasa putus asa dan kesal. Hari ini kita hafal, besok bangun tidur lupa lagi. Mohon tipsnya bagaimana mensikapinya, Ustadzah? 

Juga saat kita lelah atau sakit, menghafal itu terasa berat. Mohon pencerahnya, Ustadzah. 

Syukron, jazakillah. 

🌸Jawab:

Ini dalah godaan (was-was) syaitan sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ, 

"Syaitan itu perampok, dia duduk menunggu. Ketika kita mau berjihad, syaitan berkata, "Gimana anak istrimu dan sebagainya." Ketika mau hafal Qur'an, syaitan berkata, "Ngapain hafalin itu, kamu kan ahli maksiat banyak dosa, tidak pantas jadi hafizh Qur'an."

Inilah was-was syaitan. Untuk itu sabarlah.

Ukhti Emi, sehari semalam kita baca Al-fatihah 17 kali dalam sholat 5 waktu. Di dalamnya ada 1 ayat yang menyebutkan ihdinassiratal mustaqim. Ibnu Abbas menafsirkan bahwa itu jalan (thoriq) yang awalannya dunia akhirnya di surga (jannah).

Rasulullah ﷺ membuat satu garis kemudian membuat lagi garis di kiri kanan kemudian membaca satu ayat Al Qur'an, kemudian menyampaikan,  "Sesungguhnya jalanku ini jalan yang lurus, maka ikutilah dan jangan kamu mengikuti jalan yang lain, kamu akan berpecah belah". 

Jalan lain ini jalannya syaitan, ia akan menggelincirkan kita, untuk itu harus istiqomah di atas shiratal mustaqim. 

Alloh ﷻ berfirman :

"Apakah manusia menyangka dibiarkan begitu saja?" 

Ini adalah untuk pembeda iman yang benar dengan yang bohong, maka Alloh ﷻ menyampaikan, 

"Apakah manusia dibiarkan begitu saja, menyatakan beriman sedang mereka tidak diuji". Kita semua pasti diuji. 

Jadi, setiap kita ketika meniti jalan yang lurus itu, maka syaitan berusaha keras menggelincirkan kita, maka harus terus bersabar ini jalan yang berat untuk berada di jalan Alloh ﷻ. 

Ingat, jangan kita berputus asa dari rahmat-Nya. Tetap berharap pada Alloh ﷻ. 

Wallahu a'lam

0️⃣3️⃣ Yulia ~ Bekasi

Assalamualaikum, Ustadzah. 

Amalan apa saja yang kita kerjakan agar hafalan Qur'an kita tidak cepat lupa?

Terimakasih. 

🌸Jawab: 

Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Masya Allah ini pertanyaan luar biasa. 

Kalau dalam hadits shaihnya Imam Syafa'i pernah bertanya pada gurunya : 

"Wahai guruku kenapa akhir-akhir ini hafalanku menjadi mudah lupa?" 

Maka gurunya Imam Syafi'i berpesan kepada beliau : 

"Taqir ma'ashy, jauhilah maksiat." 

Sesungguhnya teman-teman bentuk maksiat ini bukan hanya yang terlihat secara dzahir, secara nampak atau secara kasat mata kita. Tetapi maksiat ini bisa jadi sangat tipis. Bahkan lisan kita, pandangan kita, hati kita itu semua bisa bermaksiat. 

Sehingga alangkah kita adalah harus berusaha membersihkan semua itu. Ketika kita ingin tidur, ketika kita ingin melangkah selalu kita meluruskan niat, kita ketika ingin berbicara kita mohon kepada Alloh ﷻ, 

Ya Allah la yashma'unafiha laghwauwalakidzaba, ya Allah janganlah engkau jadikan perkataanku, pembicaraanku ini adalah sesuatu yang sia-sia. 

Ya Allah, jadikanlah lisanku ini adalah lisan yang mengucapkan perkataan yang berguna karena penduduk surga tidak berbicara yang sia-sia lagi dusta.

Ketika hati kita mungkin lelah letih, kita mohon agar kita ridho dalam perjuangan ini, dalam kelelahan ini. Karena rasa lelah ini hanya ada di dunia, di surga itu kita tinggal menikmati hasil, tinggal menjalani semuanya tanpa kantuk, tanpa lelah. 

Sehingga apapun yang kita rasakan ini sifatnya hanya di dunia dan hanya sementara, maka dari itu ketika kita mengalami hal-hal yang secara manusiawi masih dalam batas kewajaran, kita mohon kepada Alloh ﷻ tadi, mohon agar diluruskan niat kita, diluruskan hati kita, lisan kita, pikiran kita, langkah kita, sehingga kita tetap terbimbing di jalan yang lurus. 

Dan apapun amalan-amalan kita baik itu salat, puasa, salat sunah, sedekah itu adalah amalan yang nantinya akan diterima Alloh ﷻ. 

Tapi yang terutama adalah membersihkan diri dulu hati dulu membereskan selesai dengan diri kita baru kita akan nyaman menjalankan ibadah-ibadah rutinitas kepada Alloh ﷻ.

Wallahu a'lam

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸

 💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎

Alhamdulillahirabbil'alamin.. 

Masya Allah akhwat fillah, sebagai closing statement kita pada malam hari ini Al Qur'an Sebagai Solusi Hidup, point-pointnya sudah saya sampaikan semua. 

Dan yang terutama adalah bahwa harus kita ingat ketika Alloh ﷻ menurunkan Al Qur'an ini secara serius, secara sungguh-sungguh dan berangsur-angsur menancap di hati Rasulullah ﷺ. Bahkan dalam isi surat An Najm jika kita baca tafsirnya, betapa kuatnya, betapa sungguh sungguhnya, betapa seriusnya Alloh ﷻ dengan menjadikan malaikat Jibril. Malaikat yang paling kuat untuk menyampaikan wahyu ini kepada Nabi Muhammad. Dipilihnya hari yang paling baik, dipilihnya bulan yang paling mulia di Ramadhan, dan semua ini adalah bukan sebuah unsur kebetulan, melainkan Alloh ﷻ ingin memberikan kita sebuah hikmah. 

Hikmah bahwa Aku (Alloh ﷻ) telah menurunkan Al Qur'an secara sungguh-sungguh, maka sudah sepantasnya kita sebagai hamba-Nya, sebagai makhluk yang lemah, senantiasa mempelajari Al Qur'an ini dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati kita. 

Meskipun di dalam perjalanannya sangat wajar Alloh ﷻ memahami kelelahan-kelelahan kita, Alloh ﷻ memahami sakit kita, Alloh ﷻ memahami rasa apapun yang kita hadapi ujian-ujian dalam hidup ini. InsyaAllah selama kita terus istiqomah, terus konsisten berkumpul dengan para pecinta Qur'an, berada dalam halaqah dan majelis Qur'an, insyaAllah kita akan terjaga dan akan menjadikan Al Qur'an ini sepenuh hati kita. 

Kita akan menjadikan Al Qur'an ini pedoman hidup kita, dengan sepenuh hati yang kita lakukan, bukan sebuah pekerjaan yang setengah-setengah. 

Dalam arti, ketika mungkin contoh kecil kita sedang makan, sedang aduh enak sekali, lalu dipanggil saat sedang menikmati makanan. Baru setengah, makan belum habis, jadinya semua itukan setengah-setengah tidak enak. 

Atau mungkin kita juga lagi di kontrak setahun katakanlah. Dan tiba-tiba pandemi, jadi diputuslah kontraknya, hanya 3 bulan. Sehingga sesuatu yang kita lakukan setengah hati atau setengah-setengah pasti hasilnya pun tidak akan maksimal. Tetapi sesuatu yang kita lakukan secara serius, secara sungguh-sungguh sepenuh hati insyaAllah dengan izin Alloh ﷻ banyak sekali fakta-faktanya yang saya lihat, yang saya alami dalam kehidupan saya. 

Yang tadinya tidak pernah terpikir untuk menjadi seorang pengajar Quran misalkan, kok sekarang bisa mengajarkan Qur'an ini contoh saja. 

Atau tadinya dia tidak pernah bermimpi untuk bisa menghafalkan juz sekian juz. Kok sekarang dia yang mampu menghafalkan lebih dari 5 juz. Ini adalah buah-buah keseriusan, buah-buah keistiqomahan. 

Dan mudah-mudahan majelis ilmu malam hari ini menambah kesungguhan kita, menambah semangat kita kepada Alloh ﷻ dan akhirnya Al Qur'an itu benar-benar menjadi solusi dalam hidup kita, insyaAllah aamiin aamiin ya robbal alamin. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar