Rabu, 30 Desember 2020

MERAIH KELAPANGAN HIDUP

 


OLeH : Bunda Endria Soediono

 💎M a T e R i💎

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

‎بسم الله.ألحمد لله.ألصلاة والسلام علی رسول الله وعلی آله وصحبه ومن تبعهم إلی يوم الدين.أمّا بعد.

Mari kita sejenak mengungkapkan rasa syukur kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan banyak sekali nikmat kepada kita hingga pada malam ini kita diberi kesempatan berkumpul di ruang maya ini dalam keadaan sehat dan penuh rasa iman di hati.

Sholawat serta salam kita panjatkan kepada Nabi Muhammad seorang panutan yang mulia yang sangat berjasa kepada semua hingga saat ini kita semua bisa memahami syariat Alloh ﷻ dan bisa beribadah kepada-Nya.

Malam ini insyaAllah kita akan berbincang terkait topik yang klasik suatu perkara yang selalu kita dambakan yakni bab KELAPANGAN HIDUP.

Kelapangan hidup adalah keinginan kita semua. Karena bisa jadi diantara kita mengalami keadaan hidup yang penuh kesempitan sehingga tentu sangat mendambakan rasa kelapangan.

Perlu kita samakan dulu presepsi istilah kelapangan hidup disini,  kelapangan terkait topik malam ini adalah suatu keadaan hati yang merasakan kelapangan, ketenangan dan tak ada rasa gelisah yang meradang dan gundah hati yang terus menerus menyelimuti hati.

Jadi keadaan kelapangan hidup secara umum menggambarkan suatu keadaan hati yang minimal bisa digambarkan dalam 4 keadaan khusus, yakni :

1). Tenang,

2). Tentram,

3). Bahagia,

4). Menikmati setiap amal ibadah yang dilaksanakan.

Gambaran keadaan diatas tidak terkait dengan keadaan apakah diri kita kaya atau miskin, berharta atau sangat kekurangan, memiliki jabatan dan terpandang atau sebagai rakyat jelata yang jauh dari ketenaran.

Tidak, hal itu merupakan rizki masing-masing manusia yang telah dibagikan-Nya sesuai kadar yang tepat dari dasar Pengetahuan-Nya.

Namun sebagai manusia kita memiliki keleluasaan dalam menerima dan menyikapi setiap keadaan apakah kaya miskin atau kelebihan dan kekurangan yang ada.

Semua itu hanya pelengkap Kehidupan atau sarana hidup yang jika kita mampu menguasai, memahami dan mengamalkan hal-hal yang lebih penting dari itu semua maka, Miskin pun, tak berharta pun, kita akan merasakan hidup yang lapang dan bahagia.

Sebaliknya, jika kita tIdak mampu memahami hal-hal terpenting tersebut maka sekalipun seseorang itu berharta nan melimpah, dia juga memiliki kedudukan yang terhormat. Tetapi tidak akan pernah kelapangan hidup secara hakiki. Yakni ketenangan, ketentraman dan kebahagiaan di dalam hatinya.

‎والله أعلم

Jadi, kelapangan itu perlu kita landaskan pada pemahaman kelapangan hati atau kelapangan jiwa. 

Yang mana keadaan kelapangan ini hanya bisa diraih oleh orang-orang yang beriman kepada Alloh ﷻ yang selalu mengasah hatinya dengan pemikiran-pemikiran yang seharusnya memenuhi hatinya.

Hal-hal apa saja itu yang bisa membuat seseorang benar-benar meraih ketenganan jiwa dan merasakan kelapangan dalam menjalani kehidupan di dunia ini?

InsyaAllah dalam beberapa waktu kedepan kita akan pelajari apa saja perkara-perkara hal-hal penting dimaksud.

◾1. MENTAUHIDKAN ALLOH ﷻ

Seberapa lapang hati atau jiwa seseorang pasti berhubungan erat dengan seberapa kuat, seberapa sempurna, dan seberapa besar pertambahan kualitas keyakinannya dalam mentauhidkan Alloh ﷻ.

Tauhid adalah sumber utama seorang manusia mencapai kemenangan dan kelapangan hidup. 

Apapun keadaan fisiknya dan rupa kehidupan ekonominya, jika didalam jiwanya tertanam aqidah tauhid yang kokoh maka dirinya akan selalu dalam keadaan baik, tentram hati dan bersahaja, mampu bersabar dalam segala keadaan dan bahkan selalu merasakan nikmat iman yang dia miliki. 

Dan keyakinan Tauhid ini merupakan suatu anugrah terbesar dan kekayaan termahal bagi seseorang sebagai pemberian dari Alloh ﷻ pada dirinya. 

Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman di dalam Al Qur’an :

‎فَمَن يُرِدِ اللّهُ أَن يَهْدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلإِسْلاَمِ وَمَن يُرِدْ أَن يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقاً حَرَجاً كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاء كَذَلِكَ يَجْعَلُ اللّهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ

“Barangsiapa yang Alloh ﷻ menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Alloh ﷻ kesesatannya, niscaya Alloh ﷻ menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Alloh ﷻ menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.” (QS. Al-An’am: 125).

Sebaliknya, jika di dalam hati seseorang tidak ada Tauhid tidak mengindahkan ilmu tentang Tahuid hingga ia tidak mampu mengamalkan Tauhid dalam diri dan kehidupannya, maka sungguh celaka dirinya. 

Karena jiwa pasti lemah,  penuh kebimbangan dan seolah masalah bertubi-tubi tidak pernah ada yang bisa teratasi. 

Dan celakanya peluang dirinya terjerumus pada tindak kemusyrikan akan sangan besar dan ini tentu akan menjadi sebab bertambah parahnya terjerumusnya jiwa pada kesesatan yang hanya menambah kesempitan hati dan duka cita yang jika tidak segera disadari dan ditaubatkan serta dilakukan upaya mengembalikan pada jalan tauhid maka dirinya tidak akan menjadi manusia yang beruntung selamanya. Bahkan di dunia tersiksa dan selalu mengalami kehidupan yang sempit, di akhirat menerima azab yang pedih.

Na’udzubillahi mindzalik.

Jangan sampai itu terjadi pada diri kita dan juga keluarga kita.

Oleh karena itu pentingnya kita semua benar-benar bersungguh-sungguh dalam memahami apa makna bertauhid kepada Alloh ﷻ, mentauhidkan-Nya itu seperti apa dan apa saja yang bisa menodai aqidah tauhid kita.

Perkara-perkara akidah harus menjadi perhatian kita mulai saat ini, jangan tunda lagi.

Karena dengannya kita akan semakin terbuka dalam melihat dunia ini dan jiwa kita akan merasakan kelapangan karena kita memegang teguh pada keyakinan yang benar. 

Mengesakan Alloh ﷻ dengan dasar dan landasan ilmu. 

Sehingga dalam berbagai keadaan kita juga akan tenang tidak mengalami kebingungan lagi, selalu kembali kepada Alloh ﷻ dan bergantung hanya kepada-Nya, beribadah hanya diniatkan untuk-Nya dan juga segala ujung perkara hanya kita kembalikan kepada-Nya.

◾2. MEMELIHARA CAHAYA IMAN

Iman itu adalah sesuatu perkara yang terpenting diantara yang terpenting dalam kehidupan kita. Iman yang benar yang sesuai dengan pemahaman yang shohih yakni secara ringkas harus meliputi keyakinan hati, pengucapan lisan dan juga perbuatan jasadi. Dan keadaan iman ini sifatnya bisa naik dan turun. 

Tergantung pada tabiat seseorang, iman akan semakin menguat jika seorang melakukan ketaatan-ketaatan dan iman akan melemah saat pemilik hati suka mengikuti bisikan setan untuk melakukan kemaksiatan-kemaksiatan ini harus diperhatikan. 

Ketika cahaya iman itu lenyap dari hati, maka seseorang akan menghadapi kegelapan dalam hidupnya. Bisa jadi ditangannya banyak sekali harta bahkan berlimpah ruah, tetapi tanpa ada iman didalam jiwanya yang tumbuh subur maka dirinya akan terus menerus merasa seolah-olah terkungkung dalam penjara paling sempit. Segala kelapangan yang ia tampakan hanyalah semu. Tidak hakiki sebagaimana kebahagiaan yang dirasakan oleh orang yang beriman kepada Alloh ﷻ dengan keimanan yang baik dan terpelihara. 

Hingga iman itu bagaikan pohon yang baik dan penuh kebaikan serta manfaat bagi dirinya dan juga manfaat bagi orang-orang yang ada disekitarnya. 

Sebagaimana cahaya bisa membuat ruangan terkesan luas, demikian pula iman akan melapangkan hati kita.

Demikian di dalam Al-Qur’an pun menggambarkan kekafiran (yakni, kebalikan iman) sebagai kegelapan yang berlapis-lapis. 

أَوْ كَظُلُمَٰتٍ فِى بَحْرٍ لُّجِّىٍّ يَغْشَىٰهُ مَوْجٌ مِّن فَوْقِهِۦ مَوْجٌ مِّن فَوْقِهِۦ سَحَابٌ ۚ ظُلُمَٰتٌۢ بَعْضُهَا فَوْقَ بَعْضٍ إِذَآ أَخْرَجَ يَدَهُۥ لَمْ يَكَدْ يَرَىٰهَا ۗ وَمَن لَّمْ يَجْعَلِ ٱللَّهُ لَهُۥ نُورًا فَمَا لَهُۥ مِن نُّورٍ

"Atau, seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, nyaris dia tidak dapat melihatnya. Barangsiapa yang tiada diberi cahaya (iman) oleh Alloh ﷻ, tiadalah dia mempunyai cahaya sedikit pun.” (QS. an-Nur: 40).

Sedangkan keimanan oleh Alloh ﷻ digambarkan bagai suatu pohon yang baik, berikut ayatnya QS. Ibrahim ayat 24 dan 25 :

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِى ٱلسَّمَآءِ

Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Alloh ﷻ telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit,

تُؤْتِىٓ أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍۭ بِإِذْنِ رَبِّهَا ۗ وَيَضْرِبُ ٱللَّهُ ٱلْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ

Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Alloh ﷻ membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. 

Demikan betapa timpangnya gambaram keadaan seseorang yang pandai menjaga iman nya dengan yang tidak. 

Semoga kita semua diberikan taufiq dan hidayah-Nya.

◾3. MENGGAPAI CAHAYA ILMU

Menuntut ilmu agama Alloh ﷻ juga merupakan perkara penting yang akan membuat hidup seseorang itu lapang. 

Dengan ilmu akan bertambah imannya, bertambah pemahamannya, sehingga dengan iman dan pemahaman yang benar akan perkara-perkara agama membuatnya pandai melihat apa saja yang prioritas dan yang terpenting dalam menjalani hidup ini. 

Dirinya akan paham dengan benar bahwa dunia ini adalah kehidupan yang memang sebagai ladang ujian. Sama sekali bukan tujuan untuk mengikuti segala yang dia inginkan. 

Tetapi hatinya ia hadapkan kepada Alloh ﷻ dan Rasul-Nya serta Sibuk bagaimana ia memenuhi seruan-seruan syariat-Nya.

Sehingga kesulitan-kesulitan dunia tidak pernah membuatnya risau dan gelisah yang berkepanjangan tetapi jika sesuatu menimpa sebagai musibah dalam urusan agamanya maka itu yang membuatnya sibuk untuk menutupi kekurangannya sehingga dirinya merasakan kelapangan kembali dengan berada diatas jalan yang diridhoi Alloh ﷻ.

Alhamdulillah. 

Demikian saja saya kira 3 perkara kunci utama yang bisa saya sampaikan agar kita mendapatkan kelapangan dalam kehidupan dunia ini.

Dan bahkan dengan ketiganya insyaAllah tidak hanya di dunia kita mendapatkan kelapangan tetapi di akhirat pun kita akan merasakan manfaatnya. 

 ‎والله أعلم… 

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸

        💎TaNYa JaWaB💎

0️⃣1️⃣ Zahira As-Syahidah Ayu Muhibbin ~ Jatim

Bagaimana sih supaya hati kita itu mudah mengikhlaskan dan mudah memaafkan dengan lapang dada?

Syukron

🌸Jawab:

 ‎ بِسْــــــــــــــمِ اللّه 

Tentu kita harus mengambil pelajaran dari 2 hal yang sangat penting yang sedang kita pelajari malam ini yakni:

1). Pahami ilmu Tauhid.

InsyaAllah di An Najwa kita ada kelas yang akan belajar tentang ilmu Aqidah dan nanti didalamnya akan mendapat penjelasan rinci tentang bab tauhid dan lain-lain. 

Bisa japri admin grup ya say.

Dengan kita mentauhidkan Alloh ﷻ maka apa saja hal yang tidak nyaman akan terasa kecil bagi kita jika itu buka suatu yg terkait dengan musibah urusan agama kita. Yakni seperti ketika Kita kehilangan kesempatan suatu ibadah atau kita telah terjerumus dalam dosa dan maksiat maka itulah yang akan membuatnya sedih.

Karena fokusnya adalah terkait performance dirinya dihadapan Alloh ﷻ.

Demikian pula ketika ada seseorang yang sedang menjadi ujian bagi kita misal dia menyakiti hati kita, memfitnah kita, atau apa saja kedzalimannya pada diri kita maka jiwa kita akan ringan hati untuk memaafkannya.

Mengapa?

Karena kita lebih mengutamakan ridho Alloh ﷻ daripada mengikuti maunya hati yang terus ingin dongkol kesal dan lain-lain. Dan inilah yang sebenarnya menjadi sebab sempitnya hati. 

Sedangkan ketika kita berlapang jiwa memaafkannya karena ingin mendapat pujian dan balasan dari Alloh ﷻ semata maka apa yang akan kita dapatkan?

Pasti kelapangan jiwa, ketenangan hati dan bahagia yang meliputi hati.

Setan pun akan merana dengan keadaan ini, karena mereka telah gagal memprofokasi anti. 

2). Yang kedua adalah berusahalah menambah ilmu agama.

Karena dengannya iman kita akan semakin baik dan kokoh. Jika iman baik maka dalam segala keadaan Alloh ﷻ akan arahkan hati kita pada jalan-jalan yang baik dan terpuji. 

Wallahu a'lam

0️⃣2️⃣ Yulianti ~ Cilacap 

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bagaimana cara kita menyikapi anak-anak dengan sifat yang berbeda beda agar kita bisa merasakan ketenangan dan kelapangan hati untuk bisa menerima apa adanya tanpa menuntut apa yang kita inginkan? 

🌸Jawab:

‎وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته  

 ‎ بِسْــــــــــــــمِ اللّه 

Tentu dengan selalu mengingatkan diri bahwa anak-anak kita adalah titipan Alloh ﷻ. Mereka masing-masing adalah diantara hamba-hamba Alloh ﷻ yang diberi sifat dan karakter tertentu sesuai kehendak-Nya. 

Akan tetapi selagi menyadari hal tersebut di atas tentu kita tidak juga dibenarkan lantas lepas tangan. 

Justru karena dititipkan kepada kita maka kita wajib menjaganya dengan baik. 

Hal terpenting yang perlu kita koreksi atau evaluasi dari diri jikapun anak-anak kita menjadi sumber ujian adalah:

Sudahkan kita mendidik mereka agama, sudahkah anak-anak kita itu mengenal Alloh ﷻ dengan baik, mentaati perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. 

Jika kita sudah mengajarkannya maka sudahkah kita mendoakan mereka selalu dengan doa-doa utama yang terbaik. Juga satu lagi adalah sudahkah kita sebagai orang tua telah memberikan teladan yang baik dan benar serta nasihat-nasihat bagaimana seharusnya kita membangun kerukunan dalam keluarga.

Saling menyayangi dan saling membantu dan meneguhkan hati untuk menjadi hamba-hamba Alloh ﷻ yang baik.

Jadi anak itu harus diberi pengarahan yang benar, tidak kita biarkan mereka lebih banyak berinteraksi dengan gadgetnya daripada nasihat-nasihat agama.

Apalagi jika gadget tadi tidak membawanya pada kebaikan karena yang mereka lihat bukan yang terkait dengan ilmu yang baik dan nasihat-nasihat agama.

Maka pantas jika sebagian anak menjadi keras hati dan tidak lembut perangainya terhadap sesama anggota keluarga atau saudara-saudara kandungnya.

Jika semua sudah bunda lakukan maka perkuat lah doa, mohonlah pertolongan kepada Alloh ﷻ agar anak-anak kita diberi hidayah dan ilmu yang Bermanfaat serta kesholihan dan agar mereka menjadi qurrotu a’yuun bagi orang tuanya. 

Ada doa yang baik untuk dipanjatkan ketika sebelum salam dari sholat kita, yakni:

Robbi habli minashoolihiin.

Dan juga, 

Rabbi habli minashalihina. Allahumaj’alhu shahihan kamilan wa’aqilan hadziqan wa ‘aliman amilan muthi’an laka wa lirasulika wa li wa lidaihi kama amarta.

Semoga anak-anak kita menjadi penentram dan penyejuk hati kita serta sumber kelapangan jiwa kita. 

Bukan menjadi ujian dan sumber masalah, UJIAN dan kesempitan. 

Sholihkan diri kita hingga doa-doa kita akan menjadi doa-doa yang mustajab.

Wallahu a'lam

0️⃣3️⃣ Nuhada ~ Makasar

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokaatuh 

Terkait dari surat Al-An’am : 125, siapa sajakah yang dikehendaki oleh Alloh ﷻ untuk dapat petunjuk?

🌸Jawab:

‎وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته  

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ 

فَمَنۡ یُّرِدِ اللّٰہُ اَنۡ یَّہۡدِیَہٗ یَشۡرَحۡ صَدۡرَہٗ لِلۡاِسۡلَامِ ۚ وَ مَنۡ یُّرِدۡ اَنۡ یُّضِلَّہٗ یَجۡعَلۡ صَدۡرَہٗ ضَیِّقًا حَرَجًا کَاَنَّمَا یَصَّعَّدُ فِی السَّمَآءِ ؕ کَذٰلِکَ یَجۡعَلُ اللّٰہُ الرِّجۡسَ عَلَی الَّذِیۡنَ لَا یُؤۡمِنُوۡنَ

“Barangsiapa dikehendaki Allah akan mendapat hidayah (petunjuk), Dia akan membukakan dadanya untuk (menerima) Islam. Dan barangsiapa dikehendaki-Nya menjadi sesat, Dia jadikan dadanya sempit dan sesak, seakan-akan dia (sedang) mendaki ke langit. Demikianlah Alloh ﷻ menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.”

Demikian ya bunda ayatnya. 

Siapa yang Alloh ﷻ kehendaki kebaikan dan lapangkan jiwanya, yakni orang-orang yang mengikuti Petunjuk اللهِ dan Rasul-Nya.

Allahu itu Maha Memberi Hidayah atau Petunjuk kepada siapa saja yang Dia kehendaki.

Akan tetapi Alloh ﷻ sangat menghargai jika hamba-Nya aktif mencari dan meminta hidayah kepada-Nya. 

Jadi seorang yang benar-benar berusaha menggapai hidayah Islam dan meneguhkan keyakinan tauhid dalam dirinya maka itulah orang-orang yang akan Alloh ﷻ pasti lapangkan jiwanya, Alloh ﷻ luaskan rizkinya dan Alloh ﷻ penuhi kebutuhan-kebutuhannya wa bil khusus yang terkait dengan urusan kebaikan akhiratnya. 

Alloh ﷻ juga akan memudahkan, menguatkan, dan meringankan dirinya dalam perkara-perkara yang terkait atau menghasilkan kebaikan-kebaikan akhiratnya. 

Dan Inilah tanda-tanda menuju kepada kebaikan, sebagaimana firman Alloh ﷻ dalam ayat yang lain yang artinya:

“Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan, dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu, serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus.” (QS. Al-Hujuraat: 7).

Kembali lagi mengenai firman-Nya: 

“famay yuridillaaHu ay yaHdiyaHuu yasyrah shadraHuu lil islaam"

“Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Allah melapangkan dadanya untuk [memeluk agama] Islam.”

Sebagaimana penjelasan Sahabat bernama Ibnu `Abbas rodhiallahu’anhu beliau berkata: “Allah melapangkan hatinya untuk bertauhid dan beriman kepada-Nya.”

 Wallahu a'lam

0️⃣4️⃣ Bunda Rosina ~ Jambi

Assalamualaikum,  

Bagaimana cara menasihati suami yang sekarang lagi futur dalam beribadah saya takut berdosa dan tidak merasa tidak pantas menasihatinya. 

🌸Jawab:

‎وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته  

Kalau salah satu anggota keluarga sedang tidak baik imannya, kurang ibadahnya maka nasihati. 

Kita wajib menasihati berdasarkan perintah Alloh ﷻ agar kita melindungi diri kita dan keluarga kita dari siksa api neraka. 

Jika sudah kita nasihati maka terus doakan, beri keteladanan, ajak pada hal-hal yang mengingatkan dia pada kematian.

Terutama memang sentuh mereka dengan ilmu. Perdengarkan mereka kajian-kajian yang sengaja kita keras kan suaranya agar anak-anak dan suami ikut mendengarkan walaupun tanpa bunda menyuruhnya.

InsyaAllah dengan tanpa lelah kita mendakwahi mereka dan juga mendoakannya memintakan hidayah, maka Alloh ﷻ akan berikan perbaikan keadaan dalam urusan akhiratnya dan juga dunianya.

Wallahu a'lam

0️⃣5️⃣ Nila Sulastri ~ Aceh

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bunda, amalan-amalan  yang bagaimana yang dapat kita kerjakan sehingga di dalam jiwa kita tertanam Akidah, Tauhid yang kokoh? 

Syukran jazakillah khair Bunda.

🌸Jawab:

‎وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته  

 ‎ بِسْــــــــــــــمِ اللّه 

‎ان شاء الٌله banyak sekali amalan yang dimaksud.

Seperti diantaranya yang ringan dan bisa kita mulai agar jiwa kita teguh pada aqidah tauhid adalah :

1). Baca dan pelajari lafadz-lafadz dzikir yang mengandung makna tauhid (mengesakan Alloh ﷻ). 

Seperti kalimat-kalimat Tahlil...

Contoh:

"Laa ilaaha illallaah wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai-in qadiir - Allaahumma laa maani’a limaa a’thaita wa laa mu’thiya limaa mana’ta wa laa yanfa’u dzal jaddi minkal jaddu." (HR. Al-Bukhari & Muslim).

"Laa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lah. Lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai-in qadiir. Laa hawla wa laa quwwata illaa billah. Laa ilaaha illallah wa laa na’budu illaa iyyaah. Lahun ni’matu wa lahul fadhlu wa lahuts tsanaa ul hasan. Laa ilaaha illallaahu mukhlishiina lahud diina wa law karihal kaafiruun." (HR. Muslim)

Dan yang lainnya...

Coba pahami dan resapi maknanya dan baca dengan penuh penghayatan secara rutin pagi sore dan kapan saja kita mau.

2). Mempelajari ilmu bab Tauhid. 

Karena hati kita tidak akan tertuntun jika tidak memiliki ilmunya.

Karena itu seorang yang beramal tanpa ilmu tidak akan Alloh ﷻ amal itu kepada Alloh ﷻ dan semakin seorang mengilmui suatu amal yang dilakukan berdasarkan pemahaman syari maka semakin berkualitas amal tersebut disisi pandangan Alloh ﷻ.

3). Jika sulit belajar sendiri untuk memahami ilmu tentang tauhid maka ikutlah suatu kajian rutin yang sedang membahas tentang kitab tauhid.

4). Berdoa memohon kepada Alloh ﷻ. 

Pertolongan-Nya agar mendapat tambahan hidayah dan ilmu yang bermanfaat.

Demikian diantaranya.

Semoga bermanfaat.

Boleh japri admin bagaimana cara ikut Kajian HMN ya.

InsyaAllah kita akan belajar secara rutin bab akidah tauhid dan lain-lain.

Baarokallahu fiik

Wallahu a'lam

0️⃣6️⃣ Maisyuri ~ Jakarta 

Begini bun, saya benar-benar benci sekali sama satu keluarga. 

Karena mereka sudah nyakitin saya. Sudah berbagai macam cara saya lakukan supaya saya bisa ikhlas dan lapang dada untuk memaafkan tapi tetap tidak bisa. 

Satu-satunya cara yang mungkin bisa bikin hati saya ikhlas adalah, mereka hidupnya jadi susah, lalu berlutut minta maaf ke saya. 

Kalau begini, saya dosa tidak sih bun?

🌸Jawab:

 ‎ بِسْــــــــــــــمِ اللّه 

Perasaan dendam dan jauh dari pemaaf adalah indikasi hati yang sudah sering dikuasai setan daripada sifat penghambaan kepada Alloh ﷻ dan akidah tauhid yang kuat.

Seharusnya jika benar-benar ikhlas karena ingin mengharap ridho اللهِ sudah tidak ada rasa benci tatkala kita sudah mengaku memaafkan. 

Ingatkan diri bahwa setiap orang yang ada disekitar kita adalah ujian bagi kita.

Jangan hati kita ikuti bisikan setan untuk terus menerus melanggengkan kebencian dan permusuhan. Kita akan rugi sendiri. Kita tidak akan merasakan ketengangan dan kelapangan hati dalam hidup ini, karena hati kita sudah tunduk pada perintah dan bisikan setan. 

Bukan tunduk Alloh ﷻ yang memerintahkan kita untuk memaafkan kesalahan saudara kita, untuk bersabar atas apa saja yang menimpa kita termasuk perlakukan buruk orang lain pada diri kita.

Coba ukhti perhatikan ayat berikut ini:

وَسَارِعُوٓا۟ إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ 

"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,"

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Alloh ﷻ menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”

(QS. Ali ‘Imran : 133-134).

Betapa jelasnya perintah اللهِ agar kita menjadi seorang yang pemaaf bahkan اللهِ janjikan surga-Nya.

Jika nasihat Al Qur’an tidak Juga menggetarkan hati kita maka perbanyak istighfar karena bisa jadi hati kita telah lama tidak dibersihkan. 

Sehingga banyak jin yang bersarang dan mereka dengan mudahnya membisikkan perkara-perkara yang tidak terpuji yang kita ikuti.

Ingatlah bahwa setiap akhlaq yang terpuji adalah suatu yang besar timbangannya kelak di akhirat.

Di dunia pun akan menjadi sebab ampunan dan turunnya rahmat Alloh ﷻ hingga hidup kita akan penuh diliputi dengan berbagai kemudahan dan kelapangan. 

Lakukan perenungan dan bergabunglah dengan komunitas majelis ilmu serta pergaulan yang baik yang selalu mengingat diri anti pada kebaikan. Kesabaran dan ketaqwaan kepada اللهِ ‎ ‎Subhanahu wa Ta’ala.

Jangan tinggalkan dzikir pagi dan petang. 

Semoga Alloh ﷻ melapangkan dada kita semua dengan menerima ajaran ISLAM sepenuh hati kita dan istiqomah diatas keimanan Kepada-Nya.

 ‎Wallahu a'lam

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸

 💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎

Ketika ingin mendapat kelapangan hidup maka kenalilah Alloh ﷻ. Esakanlah Dia, tingkatkan iman dan takwa. Pelajari ilmu agama serta perbanyaklah doa memohon taufiq dan hidayah-Nya. 

Wallahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar