Rabu, 30 Desember 2020

HOW TO DEAL WITH COVID-19 PANDEMIC IN ISLAMIC PERSPECTIVE


 

OLeH  : Ustadzah Rizqi Maulida Amalia, M.Si

 💘M a T e R i💘

🌷HOW TO DEAL WITH COVID-19 PANDEMIC IN ISLAMIC PERSPECTIVE

Hamdan syukron lillah sholatan wa salaman ala Rasulillah wa ala aalihi wa ashhabihi wa ummatihi ajmain...

Islam telah memandu atau mengajarkan kepada umat dalam menghadapi berbagai krisis. Dalam hal ini termasuk pandemi covid-19 yang sedang melanda Indonesia dan dunia. Berkaitan dengan hal ini, sebagai way of life yang sudah komprehensif, bebrapa hal dianjurkan dalam Islam dalam menghadapi pandemi ini. Dimulai dari cara mencegah penyebaran, cara mengobati dan bersabar atas musibah ini sampai dengan aspek sosial fisik dan lainnya. Seperti bagaimana menguatkan jiwa bagi pasien dan keluarga yang terkena musibah. Hingga mempersiapkan diri kepada husnul khotimah.

Pada kesempatan kali ini insyaAllah akan kita bahas bagaimana panduan Islam tersebut:

hal terpenting ialah menjadikan saat-saat sakit atau mengalami musibah atau pandemi covid-19 ini sebagai waktu mustajabah. Yaitu waktu untuk bermunajat kepada Alloh ﷻ, taubatan nasuha, memperbaiki diri.

◾Masa Emas

Nabi bersabda kepada kami:

"Orang yang tinggal di tanahnya pada saat wabah, memiliki kesabaran, mencari pahala, mengetahui sepenuhnya bahwa tidak ada yang akan menimpanya kecuali yang Alloh ﷻ menetapkan untuknya;  dia akan diberi pahala seperti seorang martir." (Soheh Al-Bukhari 54748)

"Banyak ahli mengatakan bahwa pandemi disebabkan oleh wabah penyakit. Kita berharap bahwa Alloh ﷻ, dengan kemurahan hati-Nya, memberi pahala bagi mereka yang mengikuti kondisi seperti ini. Dia akan memberi hadiah kepada para korban wabah". 

Untuk mendapatkan pahala yang luar biasa ini, seseorang perlu:

1. Tetap dalam wilayah mereka. 

2. Bersabar. 

3. Mencari pahala. 

4. Percaya bahwa tidak ada yang akan menimpa seseorang kecuali apa yang Alloh ﷻ kehendaki. 

Hadits ini mencakup tiga kelompok orang:

★ Seseorang yang meninggal karena penyakit. 

★ Seseorang yang pulih dari penyakit. 

★ Seseorang yang tidak menderita penyakitnya sama sekali. 

Bismillah,

Sebagai tambahan bahwa, waktu-waktu yang seperti saat ini misalnya, saat keadaan wabah, musibah, pandemi covid-19, seperti kita rasakan itu sudah pernah terjadi bahkan beberapa hadist itu disebutkan. 

Nah, pada saat itu disebutkan juga ada peristiwa yang hampir sama walaupun tidak sama persis.

Pada saaat inilah kesempatan Golden Times (Masa Emas), saat-saat mustajabah bagi kita, bagi seorang hamba untuk bisa memanfaatkan waktu ini. Yaitu, tentunya dengan cara apa, supaya kita diberikan pahala atas apa yang kita lakukan.

✓ Pertama, sesuai dengan riwayat hadist yang disebutkan bahwa "perlu untuk tetap di rumah," berarti tidak berpindah dari satu tempat ketempat yang lain, tidak mengunjungi tempat yang ada wabah atau pandeminya, demikian pula ketika ditempat kita ada wabah tidak berpindah ketempat yang lain. Artinya, memutus rantai penyebaran.

✓ Kedua, bersabar. Menekankan untuk selalu bersabar.

✓ Ketiga, mencari atau memohon akan pahala atau balasan dari Alloh ﷻ yang insyaAllah sangat luas.

✓ Keempat, dari itu semua, yakin bahwa semua ini punya hikmah, tidak mungkin Alloh ﷻ memberikan ini tanpa adanya hikmah, tentunya akan ada hikmah. Ada satu kebaikan yang kita tidak pernah tahu apa itupun dimata itu jelek, sebenarnya kita tidak mengetahui apapun. Karena yang Maha Tahu adalah Alloh ﷻ, Maha Segala sesuatu-Nya. Maka diperlukan kemampuan diri untuk menerima Qodarullah-Nya. 

Dalam beberapa hadist, beberapa riwayat juga disebutkan bahwa "Orang-orang yang dapat bersabar menerima dengan ikhlas, ridha ketetapan Alloh ﷻ diantaranya misalnya sakit atau saat pandemi covid musibah ini, orang yang mati karenanya atau orang yang berusaha sembuh atas terkena positif atau musibah lainnya, atau orang yang diwafatkan dalam kondisi ini maka, semuanya itu akan mendapat ganjaran yang melimpah. Bahkan sampai mati Syahid ketika memang menjalankan semua ini sudah ridha. Dengan ketetapan Alloh ﷻ".

◾Menunjukkan Gejala

Langkah-langkah yang harus diambil saat menunjukkan gejala. 

★ Isolasi Diri!

Jika Anda atau orang yang Anda cintai menunjukkan gejala penyakit apapun. Penting untuk mengisolasi diri sesegera mungkin untuk menghentikan penyebaran penyakit.

Hal-hal yang harus dilakukan dalam isolasi diri;

✓ Tingkatkan shalat. 

✓ Bacalah Al Qur'an. 

✓ Dengarkan pengingat. 

✓ Renungkan atau jurnal. 

✓ Berdzikir mengingat Alloh ﷻ & berdoa. 

✓ Baca buku-buku bermanfaat. 

✓ Hubungi keluarga. 

✓ Olahraga. 

✓ Pelajari keterampilan baru secara on line. 

✓ Ingatlah untuk tetap tinggal terhidrasi dengan baik & istirahat. 

Percayalah kepada Alloh ﷻ, bertindaklah atas bimbingan profesional kesehatan dan jangan biarkan rasa takut menunda Anda untuk mencari atau meminta tolong sesuatu yang mendesak, jika Anda membutuhkannya.

Berikutnya adalah, Panduan ketika harus menjalani karantina atau isolasi, baik memang karena terkonfirmasi sakitnya atau karena tidak memungkinkan karena terjadi lockdown, atau karena PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Bahwa aktifitas atau anjuran yang ditekankan dalam Islam supaya dilakukan oleh umatnya agar ini semua dapat dilalui dengan mendulang pahala tentunya. Bukan malah menambah dosa dan sebagainya. 

✓ Pertama, menambah Ibadah shalat. Ibadah shalat ditingkatkan. Yang tadinya mungkin masih bolong-bolong, yang tidak tepat waktu, lebih ditingkatkan, yang wajibnya dioptimalkan, yang sunnahnya diperbanyak.

✓ Membaca Al-Qur'an, karena baik shalat dan membaca Al Qur'an merupakan kegiatan yang menambah pahala dan jug sebagai obat hati, membersihkan diri, jiwa dan hati.

✓ Ketiga, sering mendengarkan nasihat, tausyiah, mengikuti kajian, karena ini semua bukanlah hal yang sia-sia, insyaAllah mendapat pahala tentunya, untuk diri kita sangat bermanfaat dunia dan akhirat.

✓ Keempat, berMuhasabah. Karena semua yang dilakukan, bermunajat, merefleksi diri sehingga mau untuk memperbaiki diri.

✓ Kelima, sering berdzikir, bermunajat. Karena salah satu waktu yang mustajab juga ada pada waktu sakit misalnya.

✓ Keenam, melakukan sesuatu aktifitas yang bermanfaat bagi diri sendiri untuk dunia dan akhirat dan untuk orang lain. Karena pahalanya itu tidak akan terputus. Tatap menjali silaturahim. Kalau memang keadaannya masih PSBB, masih lockdown dan sebagainya, tentunya dengan kemajuan teknologi dapat dimanfaatkan. Misalnya, dengan Whatsapp, soal media dan lainnya. Jadi memanfaatkan sosial media yang ada, kemajuan teknologi tapi untuk kebaikan. InsyaAllah itu mendulang pahala juga.

✓ Ketujuh, di iringi dengan latihan fisik atau olahraga dan sebagainya. Menjaga kebugaran, kesehatan dan cepat pulih kalau misalnya ada yang sakit.

✓ Kedelapan, memanfaatkan waktu-waktu, bagi yang sekolah karena sekolahnya dari rumah atau kuliah dari rumah sehingga mungkin banyak waktu yang masih ada. Jadi bisa dimanfaatkan dengan hal-hal bermanfaat. Jangan malah disia-siakan atau malah dibuang-buang. Artinya buang-buang misalnya, kita berleha-leha, bersantai-santai, atau melakukan sesuatu yang tidak bermanfaat, misalnya menonton sosial media yang tidak bermanfaat. Nah, hal-hal tersebut yang di Islam sendiri dianjurkan untuk dilakukan panduan umatnya ketika menjalani isolasi mandiri, karantina atau lockdown seperti ini. Jadi, indahnya Islam adalah sudah memandu umatnya supaya tetap struggle (berjuang) dan pada akhirnya adalah Husnul Khatimah bukan malah sebaliknya. Na'udzubillah.

Berikut beberapa riwayat hadits tentang panduan saat pandemi covid-19:

◼️Hadits Nabi Muhammad Tentang COVID-19

1) Karantina adalah nasihat Nabi. “Larilah dari penderita kusta (yang dengan penyakit menular) seperti kamu akan melarikan diri dari seekor singa. " (Bukhari Volume 7, Buku 71, Nomor 608)

2) Menjaga Jarak adalah perintah Nabi.

"Mereka yang memiliki penyakit menular seharusnya dijauhkan dari mereka yang sehat.' [Bukhaari (6771) dan Muslim (2221)] 

3) Pelarangan Bepergian adalah pengajaran. 

"Jangan memasuki negeri tempat wabah penyakit (penyakit menular) telah pecah; jangan pergi dari tempat yang telah terkena wabah".

[Bukhari (5739) dan Muslim (2219)] 

4) Jangan Bersentuhan Dengan Orang Lain, jika kamu punya gejala.

Nabi bersabda: "Jangan menyebabkan kerugian atau membalas celaka." [Sunan Ibn Mājah (2340)] 

5) Tetap Tinggal Dirumah adalah ajaran Nabi "Mereka yang tinggal di rumah untuk melindungi diri mereka sendiri dan orang lain berada di bawah perlindungan Alloh ﷻ." (Musnad Ahmed, Saheeh)

6) Jika perlu, rumah adalah masjid .

Nabi bersabda: “Seluruh bumi bisa dijadikan Masjid, kecuali kuburan dan kamar kecil."

[Tirmidzi (al-Salaah, 291)] 

7) Semua Ada Obatnya; kesabaran adalah kebaikan. 

Nabi berkata bersabda, “Tidak ada penyakit bahwa Alloh ﷻ mengutus tanpa mengirimkan obatnya."

[Bukhari (Volume 7, Buku 71, Nomor 582)] 

8) Mari Merawat 

Alloh ﷻ yang akan menyembuhkan.

Nabi bersabda: “Setiap penyakit memiliki obat.  Jika obat diterapkan untuk menyembuhkan penyakit, itu benar dengan izin Allah."

[Muslim (2204)] 

9) Memakai Masker Wajah adalah salah satu pengajaran.

"Nabi solallahu 'alaihi wasalam ketika bersin, akan menutupi wajah dengan tangannya atau dengan pakaiannya,"

[Abu Dawud;  Tirmidzi (Buku 43, Hadits

2969), Sahih] 

10) Cuci Tangan Setiap Kali Kamu Masuk Rumah

Nabi bersabda: “Kebersihan adalah sebagian dari iman."

[Muslim (223)] 

11) Karantina Rumah (Karantina mandiri) adalah nasihat Nabi. “Orang yang terkena wabah, siapapun yang tetap di rumahnya dengan kesabaran dan mengharapkan pahala, mengetahui bahwa tidak akan ada yang menimpanya selain dari kehendak Alloh ﷻ mendapatkan pahala."

[Musnad Ahmad, Sahih

juga Bukhari (2829) dan Muslim (1914)] 

Semoga Allah Taala membimbing Umatnya kita. 

Aamiin

★ Do'a dan Ruqyah

Doa Nabi dan ruqyah untuk dibaca saat sakit. 

Bacalah Surah Al-Fatihah

Surat Al-Fatihah adalah salah satu bentuk ruqyah (pengobatan).

Do'a untuk menyembuhkan suatu penyakit;

اللّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ اَذْهِبِ الْبَأْسَ اشْفِ فَأَنْتَ الشَّافيِ لاَ شِفَاءَ إِلاَّ شِفَاؤُكَ شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَماً 

Allaahumma Rabban-naasi adh-hibil bas, washfi antash-shaafi, lao shifaa-a illaa shifad-uk, shifaa-an laa yughaadiru saqamaa.

"Ya Rabb... Hilangkanlah kepedihan akan sakitnya, berilah kesembuhan padanya... karena sejatinya hanya Engkau Yang Maha Pemberi kesembuhan. Tiada kesembuhan kecuali penyembuhan dari MU, kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit sesudahnya." [Bukhari Muslim] 

Doa untuk menghilangkan rasa sakit, 

بسم الله

Bismillaah

"Dengan nama Allah"

NB: Letakkan tangan Anda di tempat Anda merasa sakit dan ucapkan 3 kali dalam bahasa Arab.

و بالله وقدرته من شر أجد وأحاور

A'oodhu billaahi wa qudratihi min sharri maa ajidu wa ubaadhir

"Saya mencari perlindungan dengan Allah dan dengan kekuatan-Nya dari kejahatan yang saya temukan dan yang saya takuti."

NB: Letakkan tangan Anda di tempat Anda merasa sakit dan ucapkan 7 kali dalam bahasa Arab.

[Shoheh Muslim (920211)] 

★ Aspek Sosial

Membantu orang yang mengalami gejala;

1. Mohonlah supaya Alloh ﷻ menyembuhkan mereka.

2. Meminta orang lain untuk mendo'akan mereka.

(An-Nawaw mengutip sebuah konus tentang izinnya).

3. Beramal dengan harapan bahwa Alloh ﷻ akan memberikan kesembuhkan kepada mereka (beramal dalam bentuk makanan, pakaian dan lainnya).

4. Bantu mereka dalam segala hal, dengan cara yang anda bisa memastikan keamanan diri sendiri dan orang lain.

5. Jaga mereka dalam suasana hati yang baik, dengan penuh optimisme & harapan.

🔸KETIKA GEJALA MENJADI BURUK

Sebelum ke rumah sakit, ada tiga langkah utama yang harus diambil. 

Lebih baik untuk dipersiapkan lebih matang daripada tidak ada persiapan. Ambil 

tindakan pencegahan yang tepat pada tahap ini akan memastikan bahwa seseorang meninggalkan rumah tanpa penyesalan.

1. Tinggalkan anggota keluarga dengan memberi nasihat atau saran apapun yang Anda miliki untuk mereka.

2. Selesaikan tawbah atau taubatan nasuha.

3. Bagikan apa saja keinginan Anda untuk anggota keluargamu.

Wallahu a'lam

🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷

         💘TaNYa JaWaB💘

0️⃣1️⃣ iiN ~ Boyolali

Ustadzah, bagaimana cara memotivasi anak remaja ke dewasa untuk memanfaatkan waktu liburan dan luang ini saat pandemi? Karena pola pikir mereka yang sudah sok dewasa dan ingin kebebasan

Jazakillah ustadzah. 

🔷Jawab:

Bismillah, 

Ini suatu tantangan, baik bagi keluarga, orang tua kemudian guru juga dalam masa pandemi covid ini yang beda dengan situasi pada umumnya, kita tahu bahwa sudah hampir 6-10 bulan kurang atau lebih.

Anak-anak kita, siswa, mahasiswa itu semua belajar dari rumah. Dengan segenap keterbatasan, dengan mungkin mereka merasa mungkin terkekang, kelelahan dengan tugas, dan mungkin yang biasanya bisa bertemu dengan teman tapi saat ini dibatasi. Kemudian, banyak perasaan berbeda, yang biasanya jiwa muda, yang harus bertemu dengan teman, bersosialisasi, bermain, dan sebagainya. Tapi, dengan kondisi ini, inilah PR (pekerjaan rumah) bersama sebenarnya.

Sebagai orang tua dan keluarga yang ada dirumah, kita bersama-sama, karena ini memang tidak mungkin satu orang (Ayah saja atau Ibu saja ataupun guru saja) itu tidak mungkin, yang adil kolaborasi bersama. Artinya, dari rumah Ayah, Bunda dan anggota keluarga yang lain yang ada berusaha untuk menjadikan rumah ini tempat yang nyaman (cozy). Dengan segala keterbatasan tentunya.

Diusahakan hal-hal yang mungkin membuat anak-anak merasa bosan, merasa tidak nyaman itu diusahakan. Jika, memungkinkan kita adakan diskusi bersama, yang mungkin kita tanya, "bagaimana menurut anak itu nyamannya seperti apa". Kemudian kita memberi saran, atau mereka juga bisa kita ajak untuk diskusi yang menurut mereka seperti apa. 

Harusnya dengan berdiskusi atau berdialog itu bisa membuat sama-sama. Dan bisa juga menjadi saling bantu antar keluarga, karena mungkin waktunya  banyak dirumah jadi dirumah pun saling kerjasama satu sama lain.

Intinya mungkin, komunikasi yang baik antar anggota keluarga. Jika disekolah juga berperan, artinya disosial media para guru bisa memantau muridnya, mahasiswanya sedang apa. Misalnya, anak muda jika disosial media update, itu perlu kita perhatikan walaupun bukan bermaksud untuk menguntit terapi melihat sampai sejauh mana. Ketika memang ada tanda-tanda mulai kurang baik dan sebagainya, tanda-tanda ini bisa kita minimalisir agar tidak terlalu jauh. Jadi pentingnya kolaborasi dengan orang lain, isnyaAllah.

Wa Allahu'alam

0️⃣2️⃣ Amie ~ Oku Selatan

Ustadzah bagaimana kita menyikapi masyarakat yang sepertinya acuh tak acuh, jenuh dengan masa pandemi begini, terkadang protokol kesehatan sudah banyak yang tidak menjalankan lagi. 

Padahal yang kena Covid setiap hari semakin menjadi. 

🔷Jawab:

Bismillah

Iya, dari pertanyaan ukhti memang sebenarnya bukan hanya saat ini bahkan ketika pertama kali pandemi covid itu ada, sebagian masyarakat memang ada yang tidak percaya sama sekali bahkan mungkin bertentangan dengan apa yang mungkin kita dengan keluarga kita lakukan. 

Misalnya, kita berusaha untuk tidak terlalu keluar rumah, atau ketika diluar memakai masker. Tapi ada sebagian yang menganggap ini semua rekayasa dan sebagainya.

Nah, untuk itu seperti halnya ingin mendambakan sesuatu atau ingin merubah keadaan kita, yang paling memungkinkan adalah mulai dari diri kita sendiri dan keluarga. Kita, berusaha artinya kita meniatkan ini seperti materi yang saya sampaikan, ini semua adalah panduan Islam yang bukan sesuatu yang tidak ada rujukannya, ini rujukannya dari Al-qur'an dan Hadist. Artinya, semua panduan ini tadi bagaimana untuk tetap dirumah, dan tidak menyebarkan ketika ada pandemi.

Kemudian, selalu menjaga kesehatan, dan mengisi hari-hari ketika harus lockdown dengan kegiatan yang positif dan bersabar atas semua ini. Karena itu, semua akan dinilai suatu ibadah dan akan dilipat gandakan. 

Kita berusaha untuk menjaga diri kita dengan mentaati peraturan tersebut. Karena peraturan tersebut yang dikeluarkan oleh pemerintah kemudian para ulama juga sudah sepakat bahwa ini semua panduan, memang harus dijalankan. Misalnya, kemarin di Harom atau di tanah Suci untuk Haji dan Umrah pun terbatas. Artinya, bukan hanya di Indonesia tetapi di dunia ini mengalami dan untuk ibadah seperti itu, yang mungkin di beberapa kota mungkin salat juga masih dibatasi, artinya tidak semua bisa. 

Kemudian harus mentaati protokol kesehatan. Dan itu juga yang terjadi di Mekah khususnya di Masjidil Harom. Ketika Haji terbatas, karena saling menjaga.

Hal ini kita lakukan, kita usahakan semaksimal mungkin dan niatkan mencari Ridha Alloh ﷻ. Dengan niat ini, mudah-mudahan Alloh ﷻ lipatkan gandakan dengan pahala dan kebaikan.

Jadi bukan karena disuruh pemerintah tapi karena niatkan ini semua dalam Ibadah. InsyaAllah bermuarakan pahala.

Untuk orang yang kita anggap bertentangan, menganggap covid ini tidak ada, kalau memungkinkan kita dakwahkan, kalaupun tidak, jangan sampai kita terpengaruh, kita harus tetap berprinsip mudah-mudahan bisa mendakwahkan, kalaupun tidak, kita bisa mendo'akan. Menjadi selemah-lemahnya iman.

Tetapi sebenarnya dalam rangka dakwah itu banyak cara, melalui soal media bisa menjadi bahan kita untuk dakwah. Misalnya, kita berusaha untuk mengirimkan whatsapp yang berisi himbauan untuk menjaga kesehatan selama pandemi covid dan bentuk-bentuk ibadah lainnya, seperti do'a, memperbanyak dzikir, membaca Al-qur'an. Yang telah tertulis di Qur'an dan Hadist yang memunajatkan khusus kepada Alloh ﷻ. Perenungan dari segala mara bahaya termasuk pandemi covid ini.

Wallahu a'lam

0️⃣3️⃣ Yulia ~ Bekasi

Assalamualaikum ustadzah,  

Bagaimana secara muslim kita menyikapi vaksin covid yang sudah disiapkan pemerintah?

🔷Jawab:

Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Bismillah, tentang vaksin yang sudah disiapkan pemerintah.

Jadi, saya mengambil dulu contoh yang di Inggris. Jadi, di Inggris memang banyak vaksin yang sudah diteliti dan beberapa merk muncul karena memang pusat risetnya disana.

Kemudian ada Dewan Fatwa Muslim di Inggris yang sudah berdiskusi bersama dan memfatwakan bahwa mereka setuju dengan merk tertentu karena  dianggap sudah memiliki kehalalannya, akhirnya  diputuskan dalam msyawarah bahwa merk vaksin tersebut sudah disetujui untuk digunakan oleh muslim khususnya di Inggris.

Untuk di Indonesia, sebenarnya soal muslim ranahnya di MUI (Majelis Ulama Indonesia), di Kementerian Agama. Karena ada tupoksinya tersendiri, dengan menyertakan sertifikat halal. Ketika kita mengonsumsi suatu makanan, ada di kemasan bertulis Halal. 

Sebelum produk itu turun ke masyarakat, sudah disortir dahulu, ada Dewannya, ada pakar-pakarnya yang mumpuni untuk memberi Label dengan sertifikat halal ataupun tidak. Jadi, kita kembali pada musyawarah yang dilakukan oleh para ulama, dan mungkin jika hasil telah keluar akan diumumkan. Itu saja yang kita ikuti, insyaAllah Ulama yang di Indonesia.

Wallahu a'lam

🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷

 💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘

Semoga Alloh ﷻ ridhoi tholabul ilmi kita malam ini ya.

Hendaknya kita senantiasa bermohon kepada Alloh ﷻ, agar pandemi covid-19 segera Alloh ﷻ angkat. Dan Alloh ﷻ mudahkan kita untuk senantiasa beribadah dan memanfaatkan golden momen saat pandemi covd-19 ini. Semoga Alloh ﷻ hadirkan ganjaran pahala. InsyaAllah.

wallahu'alam.

Al afw minkum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar