Rabu, 30 Desember 2020

BUKA MATA, BUKA HATI


OLeH : Ustadz Mukhtar Azizi, S.Pd.I.

 💘M a T e R i💘

🌸BUKA MATA, BUKA HATI

Saat ini mungkin masih banyak yang menjadikan penampilan fisik sebagai hal pertama dalam parameter memilih pasangan hidup. Selain itu, urusan perasaan juga tidak kalah penting dari penampilan fisik. Namun sayangnya, ketika penampilan fisik dan perasaan cocok, maka tidak jarang seseorang mengabaikan hal-hal yang seharusnya menjadi kriteria wajib dalam memilih pasangan, yakni agama.

Agama menjadi salah satu syarat, kriteria, landasan, dan pedoman yang wajib berada dalam urutan pertama perihal memilih pasangan hidup. Bukan urusan perasaan, apalagi penampilan fisik.

Beruntungnya, Agama Islam telah mengatur seluru aspek kehidupan termasuk urusan jodoh. Setidaknya, ada empat kriteria memilih jodoh yang baik dalam Islam, yakni agama, harta, nasab atau keturunan, dan parasnya.

Rasulullah ﷺ bersabda;

"Wanita dinikahi karena empat hal: karena hartanya, karena kedudukannya, karena parasnya, dan karena agamanya. Maka hendaklah kamu pilih wanita yang bagus agamanya (keislamannya). Kalau tidak demikian, niscaya kamu akan merugi." (HR. Bukhari-Muslim)

Alloh ﷻ menyatakan dalam Al-Qur’an;

“(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna. Kecuali orang orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih. Dan (dihari itu) didekatkanlah Syurga kepada orang-orang yang bertaqwa."(QS. Asy-Syu’araa 88-90)

Sesungguhnya tidak ada sesuatu yang dibanggakan didunia ini seperti, harta, kedudukan, pangkat dan jabatan dan lain sebagainya terkecuali yang datang kepada Alloh ﷻ hanyalah kebeningan hati yang suci. Penjelasan ayat selanjutnya memberikan perbandingan bagi Jin dan manusia yang tidak memberikan perhatian terhadap hatinya yaitu dengan “hewan ternak” bahkan lebih sesat dari pada hewan ternak.

Mendengar ayat ini sebagian para sahabat menangis dan kemudian menanyakan kepada Rasulullah ﷺ, “ya Rasul mengapa Alloh ﷻ menyatakan untuk memuliakan anak Adam dan kenapa di satu sisi Alloh ﷻ mengatakan mereka bagaikan hewan ternak bahkan lebih rendah dari pada hewan ternak?" Rasulullah ﷺ berkata, “sesungguhnya hatinya tidak ada perhatian, dan tidak mau mengetahui kepentingan kaum muslimin."


Mereka yang hatinya yang tertutup dalam pengertian tidak mengenal Allah ﷻ cirinya adalah tidak terlepas dari keburukan dan penderitaan, sehingga mereka menjadikan umat Islam menjadi terpecah belah. Kenapa hati tidak di berikan perhatian yang besar? Jawabannya adalah karena hati tersebut tidak ada nur (cahaya), artinya hati yang hanya berurusan dengan materi duniawi. 

Sehingga Rasulullah ﷺ timbul kekhawatiran:

“Yang paling aku takuti nanti pada umatku, sahabat bertanya, apa ya Rasulullah ﷺ? Yaitu cinta dunia dan takut mati."

Wallahu a'lam

🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷

         💘TaNYa JaWaB💘

0️⃣1️⃣ iiN ~ Boyolali

Ustadz, bagaimana jika menggunakan kata "chemistry, bila chemistry ada, nanti terpupuk rasa cinta."

Dan bagaimana ustadz jika agama si lelaki pas-pasan dan si perempuan berpikiran, agama bisa diperbaiki sejalan dengan saat berumah tangga. 

Itu baik atau tidakkah?

💎Jawab: 

Rasa cinta akan terpupuk bila ada Iman dan Takwa yang kuat, oleh karena itu agar kaum Adam dapat memahami Din nya dan mengaplikasikannya agar kaum Hawa dapat mengajarkan beserta anaknya supaya mengajak ke Jannah-Nya.

Wallahu a'lam

0️⃣2️⃣ Safitri ~ Banten 

Ingin bertanya lebih tepatnya ingin dikasih contoh atau gambarnya kalau ada. 


Ustadz, Fitri ingin membuat Resolusi di tahun 2021 tentang perubahan diri dalam masalah ibadah, Fitri ingin tahu cara membuat catatan atau diagram seperti bagaimana, Ustadz?

💎Jawab:

Gambaran dalam resolusi rencana agar menjadi lebih baik dari masa sebelumnya ke masa yang akan datang.

Yaitu kualitas ibadah nya ditingkatkan dan terjaga baik ibadah Mahdoh maupun ibadah Ghair Mahdoh.

Di buat jadwalnya secara harian, mingguan, bulanan, triwulan, semester dan tahunan.

Agar tidak lupa di tulis jadwal kegiatan ibadahnya baik yang Fardhu maupun yang Sunnah maupun rencananya di kertas yang besar di muat di dinding rumah.

Wallahu a'lam

0️⃣3️⃣ Na ~ Semarang Assalamualaikum, Ustadz. 

1. Bagaimana menjelaskan kepada orang tua bahwa sosok yang beliau pilihkan adalah yang tidak se Akidah. Karena orang tua begitu kagum akan suara adzan dan murajaahnya.

2. Lalu bagaimana hukum menikah tanpa cinta?  Namun masih melakukan kewajiban dalam rumah tangga semestinya.

Wassalamualaikum warahmatullah.

💎Jawab:

Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

1. Orang tua yang terbaik akan dapat memahami Akidah yang lurus atau tidaknya, sebab pilihan yang terbaik ada pada Iman dan Takwa. Cara menjelaskan dalam bentuk bertanya, karena pilihan akan ada konsekuensinya.

2. Menikah tanpa cinta akan terjadi gundah dalam berumah tangga, akan masuk ke dalam perkara Makruh karena kehidupannya menjadi ganjil.

Wallahu a'lam

0️⃣4️⃣ Erni ~ Yogja

Assalamualaikum ustadz, 

Nikah bermula tanpa cinta, tapi merasa satu komitmen satu visi dan satu misi. Beraharap ikatan visi dan misi lebih kuat daripada ikatan cinta. 

Dan sebenarnya semua telah menjadi nyata, tapi ternyata tidak se-visi dan semotivasi dengan Ibu Mertua. Kami sepakat meniru keluarga Rasulullah ﷺ. Saya dan suami tidak ada masalah. Tapi Ibu Mertua menghendaki menantunya semua seperti Khodijah. Bisa mem back up semua kebutuhan suami. Tapi semua anak lelakinya dari lubuk hati yang terdalam menghendaki bisa tegak sebagai kepala keluarga, punya istri seperti Aisyah yang bermanja-manja pada suaminya, tapi terhalang ridho Ibu kandung yang ingin nampak tegak ekonomi tegak dimata masyarakat walau jatuh didepan istri.

Pertanyaannya, bagaimana sikap kami seharusnya untuk bisa tetap sama-sama dengan suami menghadapi ini semua. 

Mohon pencerahannya.

💎Jawab:

Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Segalanya ukurannya ada pada Iman dan Takwa. Bila berumah tangga ada pada keduanya baik suami dan istri. Sedangkan orang tua maupun mertua hanya memberikan saran, bukan pihak yang memutuskan segala sesuatunya. Sebab telah di atur dalam ajaran Islam.

🔹Ustadz, seberapa jauh ketaatan suami pada Ibu kandungnya agar ucapan ketidak ridhoan Ibu Mertua tidak berbuah dosa ataupun karma dunia yang bisa menghalangi keberkahan kehidupan kami berumah tangga?

💎Sesuai pada koridor syar'i yaitu selama dalam hal perkara syar'i, tetapi tidak ada unsur paksaan.

🔹Maksudnya bagaimana Ustadz? Apakah suami wajib taat pada ibunya yang menghendaki menantunya seperti Khodijah walau beliau lebih nyaman memiliki istri seperti Aisyah?

💎Kehendak hanya milik Alloh ﷻ karena manusia sangat terbatas tidak dapat disamakan dengan keluarganya Rasul, tetapi bila niatnya baik ketaatan tersebut dapat di jalani, bila ada keikhlasan di dalamnya.

🔹Ikhlasnya Ustadz? Mohon doanya semoga bisa memenuhi harapan mertua namun tetap bisa menjaga rasa suami tetap tegak sebagai kepala keluarga.

💎Na'am, ada di dalam keikhlasan akan terjalin. Sesuai dengan yang diharapkan. Sebab Alloh ﷻ selalu bersama hamba yang sabar dalam naungan ridho Ilahi.

🔹Assif jiddan, Ustadz.

Mungkin antara suami istri misi visinya harus lebih kuat karena itu rumah tangga mereka dan hal ketaatan ke ibu  hanya sebatas ketaatan antara anak yang ingin membahagiakan ibu begitu nggih, Ustadz?

💎Tentu, suami dan istri visi dan misi ya bersamaan saling menguatkan, taat kepada orang tua hanya dalam hal anak ke orang tua. Bila dalam rumah tangga sudah ada ruang yang tersendiri.

Wallahu a'lam

🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷

 💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘

Mata akan bersih bila hatinya bersih, dapat menjaga Iman dan Takwa dengan beramal shalih secara ikhlas.

Wallahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar