Minggu, 11 November 2018

TUHAN & HAMBA Part 1 (KETUHANAN & KEHAMBAAN)



OLeH: Ren Dina Zahrana

           💘M a T e R i💘

Baik, materi pertama adalah:

🔷A.1. Alasan Manusia Diciptakan

Para ahli teolog berpendapat bahwasanya manusia diciptakan sebagai pelengkap dari hamba-hamba-Nya yang ada.

Sebelum manusia diciptakan, Allah telah menciptakan malaikat, yaitu makhluk yang secara sistematis tunduk dan patuh kepada Allah. Bersamaan dengan itu, Allah pun menciptakan iblis yang mana setelah penciptaan manusia terjadi, iblis pun menjadi sistematis menolak ajaran-ajaran ketuhanan.

Selanjutnya adalah binatang, yang mana binatang diciptakan hanya dengan bermodal nafsu. Artinya binatang tidak dapat memahami apapun selain makan, minum, dan melangsungkan keturunan. Binatang secara sistematis tidak tunduk kepada aturan apapun kecuali aturan nafsu dan insting bertahan hidup.

Kemudian Allah menciptakan tumbuhan yang tidak berakal maupun bernafsu. Allah jadikan tumbuhan sebagai makhluk yang diam saja.

Kemudian Allah ciptakan manusia yang mana manusia menghimpun seluruh sifat makhluk di atas yaitu:

~ Memiliki Nafsu
~ Dapat memiliki kejahatan
~ Dapat memiliki kebaikan atau ketundukan
~ Memiliki Akal
~ Memiliki naluri, insting, logika dan sebagainya.

Oleh karena manusia menghimpun seluruh sifat itu maka Allah menyebut manusia sebagai makhluk yang paling sempurna sebagaimana firman-Nya berikut:

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسٰنَ فِىٓ أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ

"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya." (QS. At-Tin : 4)

Oleh karena manusia menghimpun seluruh sifat maka manusia dapat berpikir dan menentukan pilihannya sendiri. Apakah ia memilih menjadi seperti malaikat yang secara sistematis tunduk kepada kebaikan ataukah seperti iblis yang secara sistematis menjerumuskan manusia ke dalam kubangan kesalahan ataukah seperti binatang yang tidak memiliki akal, yaitu mengemukakan nafsu sehingga melupakan kemungkinan-kemungkinan yang ada.

Kemampuan memilih inilah yang kelak menjadi media bagi manusia untuk memiliki kedudukan lebih tinggi dari malaikat atau lebih rendah daripada binatang.

🔷A.2. Tujuan Manusia diciptakan

 وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz Dzariyat: 56)

Manusia bersumber dari Allah. Oleh karena mereka bersumber dari Allah maka mereka harus selalu berhubungan dengan Allah. Hubungan ini tercetus dalam ibadah.

Manusia memiliki kemampuan yang terbatas tetapi memiliki kebutuhan yang tidak terbatas. Oleh karena itu, manusia butuh kepada Allah yang merupakan Dzat tidak terbatas. Kebutuhan ini yang disalurkan dalam beribadah.

Beribadah kepada Allah bukan berarti Allah haus akan ketundukan namun ketundukan ini sesungguhnya merupakan fitrah dasar atau kebutuhan pokok manusia. Tanpa ketundukan maka manusia tidak memiliki kontrol atas dirinya.

Sebagai implementasi dari ketundukan ini, Allah menurunkan para Nabi dengan membekali risalah-risalah (pesan) kepada manusia yang mana pesan itu adalah undang-undang yang wajib ditaati oleh manusia sehingga gerak-gerik manusia memiliki kontrol.

Lebih dari itu semua, bahwasanya ketundukan ini, seperti yang dikatakan oleh Syeikh Hassoun bahwa ini adalah emanasi atau pancaran dari kebahagiaan. Manusia diperintahkan tunduk kepada Allah agar ia bahagia.

Dapat kita saksikan bahwasanya orang-orang yang tunduk kepada Allah tidak butuh dan takut kepada siapapun kecuali Allah saja dan ini merupakan kebahagiaan. Allah dapat mengabulkan doa apa saja dan berdoa diperbolehkan dimana saja dan ini juga merupakan kebahagiaan.

Sangat salah komentar yang mengatakan bahwasanya Allah menciptakan manusia untuk beribadah karena Allah memiliki sifat yang angkuh. Tidak! Sama sekali tidak. Ketundukan adalah kebahagiaan.

 🔷A.3. Fitrah & Keadaan Manusia

Seperti yang telah disebutkan dalam materi A.2 bahwasanya manusia merupakan makhluk yang terbatas tetapi memiliki keinginan yang tidak terbatas sehingga ia butuh kepada Dzat yang tidak terbatas agar dapat menyamakan keinginannya. Ini adalah fitrah dan keadaan manusia.

Kebutuhan akan Tuhan adalah fitrah manusia sedangkan kepemilikan dan keinginan yang timpang adalah keadaan manusia.

Dalam sebuah riwayat,  Imam Jafar Ash-Shiddiq berkata bahwasanya seluruh manusia akan kembali kepada Tuhan apabila ia terdesak. Imam Jafar menganalogikan dengan mengatakan bahwasanya ketika manusia berada di dalam sebuah kapal di tengak laut kemudian ombak badai menerjang dan  tidak memiliki penolong lagi maka manusia terpaksa meminta pertolongan kepada Allah. Di sinilah manusia mendapatkan Allah. Di sinilah bukti bahwasanya fitrah dan kebutuhan manusia kepada Tuhan adalah nyata. Ini berlaku kepada seluruh manusia, bahkan oleh atheis sekalipun.

🔷A.4 Sifat-Sifat Manusia

Pada umumnya, oleh karena manusia memiliki nafsu yang mana sifat nafsu adalah memanjakan maka kebanyakan manusia terjebak dalam sifat ini.

Allah berfirman:

إِنَّ الْإِنْسٰنَ خُلِقَ هَلُوعًا. إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا. وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا.

"Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir." (QS. Al-Ma'arij : 19-21)

Sifat-sifat yang digambarkan oleh Allah dalam firman-Nya itu merupakan turunan dari kecondongan manusia mengikuti hawa nafsunya sehingga menjadikan manusia berada dalam tingkatan bodoh.

... ۖ إِنَّهُۥ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا

"... Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh" (QS. Al-Ahzab : 72)

Bukankah dalam materi sebelumnya dikatakan bahwa manusia adalah makhluk yang sempurna lantas mengapa manusia menjadi bodoh sehingga mengurangi sifat kesempurnaan?

Kesempurnaan di materi sebelumnya terbatas pada pengumpulan seluruh sifat makhluk Allah. Setelah Allah menciptakan manusia dengan seluruh sifat-sifat itu maka Allah menurunkan manusia ke bumi untuk di uji.

Allah berfirman:

ثُمَّ رَدَدْنٰهُ أَسْفَلَ سٰفِلِينَ

"Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya." (QS. At-Tin : 5)

Di tempat ujian inilah manusia menentukan pilihannya sebagai makhluk yang sempurna. Sifat-sifat yang dimiliki inilah yang akan beradu di dunia.

Oleh karena bumi adalah tempat yang rendah maka keadaan manusia menuntut manusia untuk turut menurut kepada nafsunya. Di sinilah peperangan besar terjadi di dalam diri manusia itu sendiri.


🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
         💘TaNYa JaWaB💘

0⃣1⃣ Zahra
Ukhty maaf apakah manusia itu memiliki perasaan bersalah ketika melakukan dosa yang belum pernah ia kerjakan, dan apakah itu termasuk fitrah?
Dan bagaimana kita mengisi kekosongan hati kita?
Mohon jawabannya ukhty terima kasih.

🌷Jawab:
Ketika manusia melakukan kesalahan kemudian hatinya merasa tidak nyaman ini merupakan panggilan nurani.

Nurani juga fitrah. Namun fitrah ini dapat ditutupi dengan cata diabaikan dan dicari pembenarannya.

Bagaimana mengisi kekosongan hati?? Dengan kembali kepada Allah.

0⃣2⃣ Zahra
Maaf ukhty karena terlalu banyak bertanya,
Ukhty apakah ada seorang manusia yang bisa kehilangan tuhannya karena tidak pernah tahu tentang agama dari dulu, dan bagaimana dengan janjinya kepada sang Allah sebelum terlahir kedunia?
Siapakah yang harus disalahkan, dan bagaimana solusinya ukhty???

🌷Jawab:
Seseorang yang tidak pernah memperoleh kabar akan Islam seperti suku primitif maka ia selamat dari neraka. Ada pengkajian khusus mengenai masalah ini.

Yang disalahkan?? Tidak ada. Itu adalah ketentuan Allah yang baik bagi mereka.

0⃣3⃣ Zahra 
Maaf, apa solusinya, kalau kita sudah mengisinya dengan hal lain, sehingga membuat kita kurang taat sama Allah ukhty, itu bagaimana ya ukhty, karena itu kegalauan sering melanda ukhty?
Mohon bantuannya ukhty...

🌷Jawab:
Kegalauan ini adalah teriakan fitrah yang membutuhkan ketundukan dan keakraban dengan Sang Sumber yaitu Allah.


🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
 💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘


Demikianlan materi pembelajaran kita hari ini. Insya Allah akan dilanjutkan dipertemuan selanjutnya.

Mudah-mudahan pembelajaran Islam dasar ini mengena ke dalam hati kita sehingga kita beragama secara kaffah. Aamiin allahuma aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar