Senin, 26 November 2018

ROMANTISME DALAM RUMAH TANGGA ISLAM



OLeH: Ummi Yulianti

         💎M a T e R i💎

🌸Romantisme  Dalam Rumah Tangga Islami

Sebagian orang bilang saat kita menikah, ibarat melangkah di waktu fajar. Lalu langkah berlanjut ke tengah hari dengan ditandai lahirnya anak-anak serta pengasuhan mereka. Sampai akhirnya tiba saat kita menutup hidup dan meninggalkan semua yang kita cintai di waktu senja, menjelang terbenamnya matahari.

Mungkin itu benar, tapi pernikahan itu bagai melewati malam hari di lereng gunung. Yang pertama harus lakukan adalah membuat tenda sebagai naungan dari kerasnya alam. Tenda itu harus cukup kokoh untuk menahan angin dan harus tidak bocor dihantam hujan deras.

Rumah, itulah wujud tenda. Tentu tidak harus beli tenda sendiri, kau bisa menyewanya di suatu tempat. Tapi sangat penting untuk diam di tenda sendiri. Sebab inilah kerajaan dimana suami menjadi raja dan istri adalah ratunya. Bagaimana mungkin seorang raja bisa memerintah kerajaannya dengan baik bila ia masih harus berbagi tenda dengan orang tua yang sangat ia hormati? Tidak, harus tenda sendiri. Mungkin tidak bagus dan besar, tapi ia harus menjadi tempat berlindung yang memadai.

Setelah itu, untuk menyongsong malam, harus mengumpulkan ranting dan dahan sebagai kayu bakar untuk menyalakan api unggun. Api unggun harus menyala cukup besar untuk memberi kehangatan dan mengusir dingin serta harus bertahan lama sampai menjelang tibanya subuh.

Cinta adalah api unggun. Ia harus tetap hangat dan harus terus menyala selama kami diizinkan untuk bersama-sama. Bila udara gunung menjadi begitu dingin sampai seolah membuat beku darah di tubuh, api unggunlah yang akan menghangatkan. Cinta suamilah yang akan membuat pipi istri yang tadinya kedinginan akan merona kembali. Cinta istrilah yang membuat suami bertahan di sana walau tadinya hampir kabur untuk turun gunung dan kembali ke rumah saja.

Ketika bintang gemintang muncul di langit malam, keindahannya akan semakin mempesona dengan nyala api unggun di depan tenda. Bila saat-saat senang mendatangi kehidupan dengan lahirnya anak-anak yang lucu, kenaikan penghasilan, liburan yang menyenangkan, cinta akan membuatnya bertambah indah.

Bila angin bertiup kencang dan membuat asap kayu bakar menerpa wajah sampai matamu perih, kau akan tergoda masuk ke tenda dan meninggalkan api unggun. Tapi itu salah. Tenda mungkin akan membuatmu terhindar dari masalah asap untuk sementara, tetapi kau akan segera kedinginan dan tidak ada yang menjaga api unggun untuk tetap menyala. Bila masalah datang dan kau memutuskan meninggalkan cintamu walau untuk sementara,  tidak ada yang menjamin ia akan tetap menyala saat kau kembali. Yang kau harus lakukan bila angin menerpa adalah berputar sedikit dan tetaplah berada di dekat api unggun untuk menjaganya.

Pasti akan ada saat datang awan bergumpal dan hujan turun selama beberapa jam. Sebagian orang akan memutuskan untuk meninggalkan api unggun dan masuk ke dalam tenda untuk tertidur. Ketika mereka terbangun, api unggun telah padam dan tidak mungkin dinyalakan lagi karena telah basah. Yang akan dilakukan saat hujan mengguyur perkemahan adalah menyelamatkan sebanyak mungkin kayu bakar ke dalam tenda. Agar bila hujan berlalu dan udara menjadi lebih dingin dari sebelumnya, kau akan bisa menyalakan lagi api unggun dan merasa sangat bersyukur karenanya.

Alasan untuk mencintai adalah kayu-kayu bakar. Bila masalah berat datang menimpa, berdoa agar Tuhan mengingatkan untuk menyelamatkan sebanyak mungkin alasan untuk mencintai istri dan menyelamatkannya di tempat yang aman, agar cinta tetap ada saat masalah berat datang. Yah, orang egois merasa biar cintalah yang bekerja menyelamatkannya, tetapi terkadang kitalah yang harus bekerja menyelamatkan cinta. Cinta kepada istri atau suamimu adalah hal yang berharga untuk kau perjuangkan justru di saat kondisi terberat.

Akhirnya bila malam hampir berakhir dan api unggun sudah mengecil karena kayu-kayu bakarnya telah habis dinyalakan, seorang suami akan berkata pada istrinya, “Terima kasih sudah menemaniku melewati malam yang indah bersamaku. Sekarang saatnya aku harus melanjutkan perjalanan sendiri di pagi hari. Semoga saat kau menyusulku kita akan bersama lagi di tempat yang abadi.”

Begitulah biduk rumah tangga kerap dihiasi romantika dan problema. Tidak jarang bahtera rumah tangga hancur karena tidak kuat mengatasi ploblem yang ada. Namun, tidak sedikit juga yang sanggup melalui segala macam problema dan menggapai kehidupan yang sakinah, mawwadah wa rahmah.

Selain, ketentraman, rumah tangga yang sakinah juga dihiasi oleh manisnya kasih sayang dan cinta...

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai teladan utama dan pertama, meskipun memiliki banyak kesibukan dan kepadatan aktifitas sebagai seorang pemimpin sekaligus nabi, beliau tetap bisa menunjukkan sisi romantis dalam rumah tangga beliau dengan berbagai gambaran dan bentuknya. Romantisme yang digambarkan Rasulullah bukan hanya sekedar ungkapan cinta biasa, namun bagaimana cinta itu bisa menghantarkannya kepada cinta Allah SWT.

🌸🌷🌸
Aisyah radhiyallahu ‘anha mengisahkan tentang romantisme beliau ini dalam berbagai hadits.

“Dahulu beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersandar di pangkuanku sedang aku dalam kondisi haid, lalu beliau membaca Al-Quran.” (HR. Bukhari; 297, dan Muslim; 301).

Dalam hadits lain, Al-Qasim bin Muhammad bin Abu Bakr rahimahullah mengisahkan;

“Dahulu bila Aisyah radhiyallahu ‘anha marah, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam biasa memijit hidung Aisyah dan beliau berkata, Wahai Aisyah, bacalah do’a: “Wahai Allah Tuhannya Muhammad, ampunilah dosaku, hilangkanlah kekerasan hatiku, dan lindungilah diriku dari fitnah yang menyesatkan.” (HR. Ibnu Sunni; 455, dha’if).

Meskipun hadits ini dha’if dari segi sanadnya, namun tetap memberikan inspirasi romantisme ukhrawi yang luar biasa. Kala sang istri sedang marah, Rasullullah SAW dengan baik dan bijak mengingatkannya agar berdoa dan mendekatkan diri kepada Allah.

Benarlah ucapan Ibnu Qudamah al-Maqdisi rahimahullah tatkala berkata, “Ketahuilah, akhlak baik (yang hakiki) kepada wanita (istri) itu bukan dengan berusaha menghilangkan kesulitan atau kesedihan dari dirinya, tapi lebih pada bersabar menanggung adanya rasa sedih (dan lelah) yang disebabkan olehnya, serta menahan diri untuk bersabar ketika ia menunjukkan kesalahan dan amarahnya, sebagai bentuk sikap peneladanan kita terhadap akhlak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.” (Mukhtashar Minhaj al-Qashidin: 78-79).

Inilah pokok utama yang diperintahkan Allah Ta’ala dalam firman-Nya yang artinya: “Dan pergaulilah mereka (istri-istri kalian) dengan baik.” (QS. An-Nisa’: 19).

Juga sering kali ditekankan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam berbagai haditsnya, diantaranya dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:

“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya, dan adapun orang yang paling baik di antara kalian adalah orang yang paling berbuat baik terhadap istrinya.” (HR. Tirmidzi; 1162, hasan shahih).

Redaksi lain dalam hadits Aisyah radhiyallahu ‘anha menyebut;

“Sesungguhnya merupakan orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya, dan paling berlemah lembut terhadap istrinya.” (HR. Tirmidzi; 2612, shahih)

Sisi romantisme lain yang tidak kalah indahnya adalah petunjuk yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam kepada para istri tatkala merasa menyakiti suaminya atau merasa tersakiti oleh suaminya, sebagaimana dalam hadits:

“Maukah aku memberitahu kalian tentang istri-istri kalian yang akan menjadi penduduk surga, yaitu yang penyayang, banyak anak (subur), dan banyak memberikan manfaat kepada suaminya; yang jika ia menyakiti suaminya atau disakiti, ia segera datang hingga berada di pelukan suaminya, kemudian berkata, “Demi Allah, aku tidak bisa memejamkan mata hingga engkau meridhaiku.” (HR. Nasai dalam Sunan Kubra; 9093, hasan).

🌸🌷🌸
Kisah lain yang tidak kalah indah datang dari seorang sahabat Nabi, yaitu pasnagan Abu Darda dan ummu Darda.

Tatkala Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu menderita sakit di akhir hayatnya, sang istri tercinta, Ummu Darda’ ash-Shugra rahimahallah mengucapkan satu pinta suci.

“Wahai Abu Darda’, sesungguhnya engkau telah melamar diriku kepada kedua orang tuaku di dunia ini, lantas mereka menerimanya dan menikahkanmu denganku, sebab itu, aku ingin melamar dirimu (agar tetap menjadi suamiku) di akhirat kelak.”

Abu Darda’ menimpali, “Kalau begitu, maka janganlah menikah lagi sepeninggalku.” (Siyar A’laam an-Nubalaa’; 4/278).

Permohonan sederhana nan indah dari Ummu Darda’ ini melukiskan betapa indahnya biduk rumah tangga yang terbingkai oleh hiasan iman, taqwa dan ketaatan. Itulah yang harus senantias adijaga dalam mengarungi bahtera rumah tangga.

Romantisme terindah tidak hanya terletak pada sisi materi, kata-kata puitis, canda tawa, dan sederet trik keromantisan duniawi lainnya. Romantisme terindah itu lahir dari keimanan dan ketakwaan yang menghantarkan pada ridho Allah dan keberkahan.Maka, romantisme pasutri itu haruslah berorientasi pada akhirat, sikap taqwa, dan penyucian jiwa (tazkiyatunnafs) baik dengan saling ‘mendendangkan’ doa tatkala berdua, duduk berdua saling mengevaluasi ibadah dan kepribadian, mengerjakan ibadah dan ketaatan tertentu secara bersama-sama, ataupun sisi keromantisan ukhrawi atau agamis lainnya.


🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
        💎TaNYa JaWaB💎

0⃣1⃣ Winda
Ustadzah saya ingin bertanya bagaimana caranya mengajak pasangan untuk menjaga pergaulan dengan yang bukan mahram agar tidak terjadi kesalahpahaman?
Jazakillah khairan.

🌸Jawab:
Suami diajak ikut kajian-kajian yang membahas adab pergaulan, mungkin suami belum paham bagaimana seharusnya bersikap. Dengan ikut kajian semoga terbuka wawasannya.

0⃣2⃣ Ninick
Mau tanya tapi diluar tema, tapi penasaran ingin tahu hukumnya.
Apa hukumnya like atau coment postingan ikhwan dosakah atau bagaimana ya ustadzah?

🌸 Jawab:
Kalau like pakai jempol tidak masalah asal jangan pakai love, demikian juga dengan koment, koment sewajarnya saja, agar tidak timbul fitnah.

0⃣3⃣ Kartika
Ummi,  bagaimana caranya kita sebagai orang jomblo untuk menyikapi pasangan yang Romantis yang bikin baper.
Contohnya Anissa dan Anandito.
Melihat mereka jadi bawaannya INGIN dapat pasangan yang seperti itu.

🌸Jawab:
Mohon maaf kalau saya juga bikin baper,
Dalam suatu kajian parenting, orang tua boleh memperlihatkan kemesraan di depan anak-anaknya, dalam batas-batas tertentu, agar anak-anak memahami bahwa orang tuanya rukun dan memahami bahwa boleh mesra itu ketika sudah halal.
Kalau Annisa dan annandito itu pasangan halal tidak masalah, yang jomblower tidak perlu baper, berdoa saja pada Allah segera diberikan teman sejati.

0⃣4⃣ Bund Evi
Assalamu'alaikum,

1. Bagaimana sikap istri apabila suaminya sudah tidak sanggup menafkahi lahiriyah (ekonomi) melainkan bergantung kepada anaknya?

2. Ketika suami taat dalam beribadah kepada Allah tapi dalam hal memperlakukan istri malah kurang romantis, apa yang harus dievaluasi istri agar suaminya bisa romantis kembali?

3. Adakah tips-tips bagi pasangan pasutri yang baru memulai rumah tangga agar makin harmonis? Saya pernah mendengar katanya jika rumah tangga sudah menginjak 5 th perkawinan banayk faktor-faktor dari luar yang bisa mempengaruhi kekokohan rumah tangga?
Terimakasih jawabannya.

🌸Jawab:
Wa'alaikumsalam wr.wb.

1. Boleh tanya dulu apa yang menyebabkan suami tidak sanggup menafkahi?

2. Pertama bersyukur karena suami taat kepada Allah, romantis itu relatif, meski pada umumnya dikatakan romantis ketika suami memberi bunga atau menulis puisi cinta dan sebagainya, tetapi ada yang beranggapan romantis itu ketika suami bantu kerepotan istrinya.
Kalau suami tidak masuk kategori mana pun, tidak ada salahnya kalau kita istri nya yang mendahului bersikap romantis, dan komunikasi kan keinginan kita pada suami

3. Adapun tips-tipsnya:
a. memahami akhlak terhadap suami.
b.memahami tujuan pernikahan.
c. Ucapkan kata cinta pada pasangan.
d. Berkomunikasi yang baik.
e. Mendekatkan diri pada Allah.

0⃣5⃣ Bund Evi
1. Ayah saya usia sekarang 55 th sudah tidak bekerja lagi karena sejak dirumahkan dari tempat kerjanya tidak lama menderita sakit parah hampir setahun. Alhamdulillah berkat keajaiban dari Allah SWT dan kegigihan mamah untuk mengurus dan tidak putus berdoa ayah saya pun sembuh total. Tapi sekarang sudah tidak mau bekerja, jadi hidup mereka mengandalkan adik saya. Saya sendiri ikut suami.
Terimakasih jawabannya.

🌸Jawab:
Usia 55 th kalau di tempat saya kerja sudah usia pensiun ya, terlebih sebelumnya sakit keras, ketika sudah tidak bekerja, beberapa BUMN atau perusahaan mempersiapkan karyawannya menjelang pensiun dengan pelatihan-pelatihan, tapi tidak semua perusahaan mengadakan hal tersebut. Usia muda saja mencari pekerjaan sudah sulit apalagi di usia 55 tahun. Sebagai anaknya tentulah berkewajiban membalas kebaikan orang tua kita, in syaa Allah akan dimudahkan rezeki adiknya ukhti ketika menafkahi ayah dan ibu.

0⃣6⃣ Bund Yudith
Assalamualaikum ummu khoula,
 
Bila sudah berkeluarga berpuluh tahun.
Suami tidak pernah memberi nafkah  tidak ada romantisnya sama sekali.
Karena istri bekerja.
Apakah boleh minta dikembalikan ke orang tua istri?
Mohon penjelasannya ummu
Jazaakillah khairan.

🌸 Jawab:
Wa'alaikumsalam,

Salah satu tugas dan kewajiban seorang suami adalah memberi nafkah kepada istri dan anaknya. Hal itu sudah ditegaskan oleh Al-Quran Al-Karim dan juga sunnah nabawiyah :
+"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka atas sebahagian yang lain, dan karena mereka telah menafkahkan sebagian dari harta mereka…"_ (QS. An-Nisa : 34)

"…Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf…" (QS. Al-Baqarah : 233).

Begitu juga kita dapati dalam nash hadits kewajiban bagi suami untuk memberikan nafkah kepada istrinya.

Dari Hakim bin Mu’awiyah al-Qusyairi dari ayahnya berkata,”Ya Rasulullah, apakah hak istri dari suaminya ?”. Beliau bersabda, ”Memberi makan bila kamu makan, memberi pakaian bila kamu berpakaian. Tidak boleh memukul wajah, menjelekkan atau mengasingkannya kecuali di dalam rumah.” (HR. Ahmad, Abu Daud dan Nasai).

Dari Jabir dari Nabi SAW –dalam hadits tentang haji yang panjang- beliau bersabda tentang penyebutan istri-istri, ”Wajib atas kamu (para suami) memberi8 nafkah kepada mereka dan pakaian secara makruf.” (HR. Muslim).

Dari Ibnu Umar ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, ”Cukuplah bagi seseorang sebagai pelaku dosa bila dia menyia-nyiakan (tidak memberikan) nafkah kepada orang yang wajib diberinya makan.” (HR. An-Nasai).

Bahkan ketika seorang suami tidak mampu lagi memberi nafkah kepada istrinya, maka bisa diancam untuk dipisahkan dari istrinya.

Dari Said bin Al-Al-Musayyab tentang suami yang tidak mampu menafkahi istrinya,”Keduanya harus dipisahkan.” (HR. Said bin Manshur).

Dari dalil-dalil di atas kita bisa simpulkan bahwa kewajiban memberi nafkah kepada istri adalah merupakan kewajiban agama. Hal itu sudah dikuatkan oleh dalil Al-Quran Al-Karim dan Sunnah Nabawiyah. Sehingga tidak ada alasan bagi suami untuk mangkir dari kewajibannya. Bahkan meski istrinya itu kaya raya dan punya penghasilan sendiri. Secara dasar hukum, kewajiban suami tidak pernah gugur. Kecuali hanya bila ada kerelaan dari istri untuk tidak diberi nafkah bahkan bila dia rela untuk menafkahi suaminya.

Dalam kondisi seperti itu, resiko yang didapat adalah berkurangnya kepemimpinan (qawam) seorang suami, lantaran dia bukanlah yang menanggung nafkah keluarganya. Sehingga secara psikis, dia ada di bahwa bayang-bayang istrinya.

0⃣7⃣ Yanti
Bila terpaksa harus menemani orang tua, karena sudah sepuh dan merasa kesepian jika cucu dibawa pergi semua oleh anak-anaknya, apakah diperbolehkan ustadzah?

Atau diusulkan rumahnya dibagi 2, sehingga mereka tetap dekat tapi masing-masing punya "daerah kekuasaan?"

🌸 Jawab:
Didiskusikan dengan suami kalau itu orang tua ukhti, kalau sama-sama sepakat, tidak perlu dibagi dua rumahnya, hanya perlu dikomunikasikan dengan orang tua kebijakan-kebijakan rumah tangga kita, agar sama-sama nyaman.

0⃣8⃣ iDha
Dari sejak nikah saya tinggal dengan orang tua, alm Bapak tidak mengijinkan saya pindah.
Yang mau saya tanya ialah secara agama apakah ada kewajiban saya terhadap kakak dan adik saya karena tinggal di rumah warisan?

🌸Jawab:
Ya ukhti, rumah warisan tetap harus dibagikan  sesuai hukum islam, kalau pun tidak dijual, ditaksir harga rumah tersebut pasarannya berapa, kemudian dari harga pasaran itu dibagi tiga, ukhti bayarkan warisan bagian kakak dan adik.

0⃣9⃣ Dwi retnoyani
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh ustadzah.

Bagaimana saran saya, jika ada yg bercerita tentang keburukan suaminya. Sampai si istri ini ingin berpisah dari suaminya.

🌸Jawab:
Suami adalah pakaian istri, dan istri adalah pakaian suami. Tidak seharusnya kejelekan suami diceritakan kepada orang lain.
Ukhti sarankan temannya untuk berkonsultasi dengan konsultan pernikahan sehingga mendapatkan solusi terbaik.


🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎

Menikah merupakan suatu ikatan lahir dan batin sebagai suami istri yang mempunyai tujuan untuk membentuk rumah tangga sesuai tuntutan Allah SWT. Dan kebahagiaan itu sangat sederhana dimulai dari kebahagiaan rumah tangga. Oleh karena itu berusahalah untuk membangun rumah tangga yang harmonis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar