Rabu, 28 November 2018

DBD PADA ANAK



OLeH: dr. Barry Army Bakry, Sp.A

          💎M a T e R i💎

Assalamu'alaikum warrahmatullohi wabarrakatuh

Sore ini kita akan berdiskusi masalah Demam berdarah pada anak.

🌷Demam Berdarah Pada Anak

Biasanya saat memasuki musim hujan, Indonesia mengalami peningkatan drastis penderita demam berdarah dengue (DBD). Penyakit DBD merupakan penyakit akibat infeksi virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014, DBD dapat ditemukan di seluruh propinsi di Indonesia, dan hampir setiap tahun menyebabkan epidemi pada musim hujan. Beberapa faktor yang mempengaruhi hal ini antara lain adanya semua serotipe virus dengue di Indonesia, iklim tropis yang mendukung kehidupan virus dan vektor nyamuk, masih adanya air bersih yang tertampung sebagai media pertumbuhan larva nyamuk Aedes aegypti serta peningkatan curah hujan.

◼Gejala
DBD lebih sering terjadi dan bisa lebih berbahaya jika dialami oleh anak. Secara teoritis, Seseorang anak dapat mengalami infeksi dengue lebih dari satu kali, karena virus dengue mempunyai empat serotipe. Pada anak, respons imun terhadap infeksi virus dengue belum sempurna sehingga hasil akhir infeksi adalah kerusakan dinding pembuluh darah dan perembesan plasma darah. Manifestasi klinis DBD sangat luas, yaitu dari infeksi tanpa gejala, gejala ringan, sampai gejala berat bahkan kematian. Banyak faktor yang mempengaruhi berat-ringannya manifestasi infeksi dengue, antara lain faktor usia, status gizi, serotipe virus, serta adanya komorbiditas penyakit lain. Hal yang berbahaya dari DBD adalah perdarahan yang berat dan renjatan (kurangnya cairan dalam pembuluh darah yang mengganggu perfusi ke jaringan tubuh).
Orang tua disarankan membawa anaknya berobat ke fasilitas kesehatan jika anak mengalami hal berikut:
1. Demam berlangsung lebih dari 3 hari, tidak turun setelah pemberian obat penurun panas.

2. Demam disertai bintik-bintik merah di kulit yang tidak hilang dengan penekanan.

3. Demam disertai perdarahan spontan dari mulut, hidung atau tempat lain yang tidak biasa.

4. Demam yang disertai penurunan kadar trombosit, penurunan kadar leukosit, dan peningkatan hematokrit.

5. Terdapat penderita DBD di sekitar tempat tinggal atau sekolah.

6. Anak cenderung tidur dan sulit dibangunkan, meracau, ujung – ujung jari teraba dingin saat bebas demam (kemungkinan anak mengalami renjatan).

6. Demam yang disertai dengan tanda bahaya DBD seperti muntah-muntah yang sering, sakit perut hebat atau buang air kecil yang berkurang atau tidak ada dalam 4-6 jam terakhir.


Pada penderita DBD diperlukan pemantauan atau observasi terus-menerus, Pada beberapa penderita yang dirawat, tujuan perawatan adalah untuk menjamin observasi dan menjaga volume cairan pembuluh darah yang memadai.

Anak sebaiknya segera dibawa berobat jika mengalami hal tersebut, untuk mencegah anak jatuh dalam kondisi yang lebih berat. Jika anak telah mengalami renjatan, maka pasokan oksigen ke berbagai jaringan tubuh berkurang dan menyebabkan kerusakan organ. Pada kondisi ini penyakit akan lebih sulit ditangani.

◼Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan darah pada anak dengan demam sebaiknya dilakukan paling tidak pada hari  ke-3 sampai ke-4 sejak timbul demam.

◼Pemberian Cairan
Sebelum dibawa berobat, anak dapat diberikan cairan rumah tangga sebanyak yang anak mampu. Cairan yang dianjurkan untuk penderita DBD adalah cairan yang mengandung mineral (cairan isotonik kaleng, air putih dengan garam dan gula, atau oralit). Pemberian jus jambu, angkak, atau kurma untuk penderita DBD belum terbukti bermanfaat secara ilmiah dan belum bisa dijadikan pedoman. Tidak ada larangan untuk memberikan cairan tersebut kepada penderita DBD. Namun, perlu diperhatikan bahwa pada anak yang sedang sakit, pemberian minum yang bercitarasa tajam dapat memancing muntah. Muntah yang berlebihan dapat memperburuk kondisi anak.

◼Pencegahan
DBD dapat dicegah dengan penggunaan kelambu saat tidur dan lotion anti-nyamuk, pemberantasan sarang nyamuk, pemeriksaan jentik nyamuk di bak mandi, penyemprotan cairan insektisida (fogging), dan gerakan 3 M (mengubur barang bekas, menutup tempat penampungan air, dan menguras bak air).

Fogging yang efektif merupakan salah satu cara menurunkan populasi nyamuk. Namun, perlu diperhatikan dosis insektisida yang digunakan, perhitungan arah angin, dan perhitungan radius daerah cakupan. Fogging sebaiknya dilakukan pada pagi hari pukul 07.00 – 10.00 dan sore hari pukul 15.00 sampai 17.00. Bila dilakukan pada siang hari, nyamuk sedang tidak beraktivitas dan asap fogging mudah menguap karena udara siang yang panas. Fogging sebaiknya tidak dilakukan pada keadaan hujan.

Keikutsertaan masyarakat dalam usaha pencegahan penyakit ini sangatlah penting, sehingga diharapkan angka kesakitan dan kematian anak akibat DBD di Indonesia dapat diturunkan.


🌷🌷🌷🔹🔹🔹🌷🌷🌷
        💎TaNYa JaWaB💎

0⃣1⃣ Yanti
1. Dok jika pasien sudah terlanjur mengeluarkan darah dari tempat tidak biasa seberapa lama dia masih bisa diselamatkan?

2. Beberapa pasien DBD memerlukan transfusi darah putih dan darah merah, apakah ini bisa membantu dok? Pada tingkat mana pasien membutuhkan ini?

3. Apakah penanaman lavender, zodia dan sereh bisa membantu untuk mencegah nyamuk DBD? Apakah boleh tanaman itu ditaruh di dalam rumah?

🌷Jawab :
Untuk pertanyaan no 1 dan 2 terlalu teknis medis, tidak perlu dibahas mendalam. intinya adalah semua tergantung dari tingkat keparahan penyakit.

3. Tidak ada hubungannya dengan nyamuk DBD.

0⃣2⃣ Mama Noval
Apakah sudah ada penelitian jus jambu biji atau bahkan jus cacing bisa menyembuhkan DBD, minimal penelitian tentang kandungannya apa saja?
Jazakallah khayir dokter atas penjelasannya.

🌷Jawab:
Sampai sekarang belum ada penelitian yang hasilnya memuaskan untuk mengobati demam berdarah.


🌷🌷🌷🔹🔹🔹🌷🌷🌷
 💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎


Karena negara kita ini merupakan negara endemik penyakit DBD, maka untuk waspada bila anak anak kita mengalami demam lebih dari 3 hari namun belum ada perbaikan. Kalau perlu diperiksakan ke dokter terdekat untuk memastikan adakah kemungkinan ke arah DBD atau tidak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar