Minggu, 28 Februari 2021

PERSIAPAN BULAN RAMADHAN

 


OLeH: Ustadz Endri N. Abdullah S.

      🌀M a T e R i🌀

Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh...

Alhamdulillah wasyukurillah wa laa hauwlaa wa laa quwwata illa billah, asyhadu anlaaillaha illaallah wa hdahulaa syarikala, wa asyhadu anna Muhammdan 'abduhuu wa rasuluhuu la nabiyya ba'dahu, Allahumma sholli 'alaa nabiyyina Muhammadin wa 'alaa ali hi wa ashabihii wa man tabi'ahum bi ikhsanin illa yaumil qiyamah.

Rekan-rekan yang dirahmati Alloh ﷻ. 
Alhamdulillah kita dipertemukan pada malam hari ini dalam pertemuan yang dimuliakan Alloh ﷻ, semoga pertemuan kita pada malam hari ini mendapatkan Rahmat, Maghfirah, dan Barokah dari Alloh ﷻ.

Sholawat dan salam kita haturkan kepada junjungan kita nabiyullah Rasulullah ﷺ, kepada para keluarga beliau, para sahabat, dan para pengikut beliau illa yaumil qiyamah.

🌀PERSIAPAN BULAN RAMADHAN

Rekan-rekan yang dirahmati Alloh ﷻ, hari ini hari Rabu bertepatan tanggal 12 Rajab tahun 1442 Hijriyah, bertepatan sekarang tanggal 24 Februari tahun 2021.

Ada apa dengan bulan Rajab? 

Rasulullah ﷺ telah bersabda:

«إِنَّ الزمانَ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللهُ السَّمَاوَاتِ والأَرْضَ: السنةُ اثنا عَشَرَ شَهْرًا، منها أربعةٌ حُرُمٌ: ثلاثٌ مُتَوَالِيَاتٌ: ذُو القَعْدَةِ، وذُو الحَجَّةِ، والمحرمُ، ورَجَبُ مُضَرَ الذي بين جُمَادَى وشَعْبَانَ....

"Sesungguhnya zaman ini telah berjalan atau berputar sebagaimana perjalanan awalnya ketika Alloh ﷻ menciptakan langit dan bumi Setahun itu ada dua belas bulan dan di antaranya ada empat bulan yang suci. Tiga berturut-turut, yaitu Zulqa'dah, Zulhijjah dan Muharram Sedangkan keempatnya adalah bulan Rajab Muḍar antara Jumada dan Sya'ban ......." (HR. Bukhari Muslim 02 : 11)

Dari sini kita ketahui bahwa bulan haram atau bulan yang dihormati itu ada 4;

✓ Dzulqa'dah
✓ Dzulhijjah
✓ Muharam
✓ Rajab

Dia disebut bulan haram karena dibulan itu Alloh ﷻ memerintahkan kita beberapa hal.

◾1. Didalamnya diharamkan kita untuk berperang dibulan haram. Yaitu, dibulan Dzulqa'dah, Dzulhijjah, dan Rajab. Jadi Alloh ﷻ menyebutkan, dalam surat Al Baqarah: 217

يَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيْهِۗ قُلْ قِتَالٌ فِيْهِ كَبِيْرٌ
 
"Mereka bertanya kepadamu (Muhammad ﷺ) tentang berperang pada bulan haram. Katakanlah, “Berperang dalam bulan itu adalah (dosa) besar."

Nah dia disebut dengan bulan haram maka diharamkan untuk berperang didalamnya. 

◾2. Karena Alloh ﷻ berfirman dalam surat At-Taubah: 36

فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ

"….Maka jangan kamu berbuat dholim atau menganiaya diri kamu sendiri didalam bulan-bulan haram yaitu  Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharam dan Rajab..."

Maka didalam persoalan ini Abdullah bin Abbas telah menjelaskan bahwa "kita itu dilarang untuk berbuat dzolim pada seluruh bulan yang ada.”

Kemudian dikhususkan pada bulan-bulan haram yaitu,  Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharam dan Rajab. Yang Alloh ﷻ telah menggantikannya sebagai bulan bulan haram. Yang telah dilebihkan kedudukannya dari pada bulan yang lain.

Perbuatan dosa yang dilakukannya maka lebih besar hukumannya disisi Alloh ﷻ.

Demikian juga amal sholih yang dilakukan dibulan Haram, maka juga akan mendapatkan pahala yang lebih besar.

Maka sekarang adalah bulan Rajab termasuk bulan haram, kita dianjurkan untuk memperbanyak amal sholih dan hati-hati, dengan perbuatan-perbuatan dosa.

Kemudian dibulan haram itu,

◾3. (Seperti tadi dilipatkan pahala dan hukuman) 

Imam Attaubari dalam tafsirnya menukilkan perkataan sahabat Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhu perilah kemuliaan yang Alloh ﷻ berikan untuk bulan-bula haram ini, beliau mengatakan:
"Alloh ﷻ memberikan keistimewaan untuk 4 bulan haram yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharam dan Rajab diantara bulan-bulan yang ada, dan diagungkan kemuliaannya dibulan itu dan menjadikan dosa yang terbuat serta amal ibadah yang dilaksanakan menjadi lebih besar ganjaran dosa dan pahalanya."

◾4. Bulan haram itu adalah bulan yang dimuliakan karena sudah menjadi kehendak Alloh ﷻ yang kita tidak bisa mengganggu gugat.

Imam Ibnu Katsir dalam tafsir surat At Taubah:36. Beliau menyebutkan bahwa memang;

✓ Alloh ﷻ mempunyai kehendak-kehendak sendiri.  

✓Alloh ﷻ itu mempunyai kehendak mensucikan makhluknya di antara makhluk-makhluk ciptaannya.

✓ Alloh ﷻ berkehendak mensucikan para Rasul dari kalangan malaikat. 

✓ Alloh ﷻ mempunyai kehendak mensucikan para Rasul diantara manusia yang lain. 

✓ Alloh ﷻ mensucikan dzikir dari perkataan makhluknya. 

✓Alloh ﷻ berkehendak mensucikan masjid dari tanah-tanah lain. 

✓Alloh ﷻ juga berkehendak mensucikan bulan Ramadhan dan bulan-bulan haram yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharam dan Rajab, diantara bulan-bulan lainnya. 

✓Alloh ﷻ juga berkehendak mensucikan hari Jum'at diantara hari-hari yang lain, juga mensucikan malam Lailatul Qadar diantara malam-malam yang lainnya.

Imam Ibnu Katsiir yang mengutip perkataan Imam Qatadah.

Jadi Imam Qatadah kemudian menutup perkatannya dengan "Faa 'adhimu ma Adzomallah" maka muliakan lah apa yang telah dimuliakan oleh Alloh ﷻ.

Kenapa? 
"Fainnamaa tu'adzimul umuru bimaa adzhimallahu 'inda ahlil fahmi wa ahlil aqli" karena sesungguhnya memuliakan apa-apa yang sudah dimuliakan oleh Alloh ﷻ adalah perbuatan yang dilakukan oleh ahli ilmu dan orang-orang berakal.

Jadi kenapa, 4 bulan itu dimuliakan karena memang disitu diharamkan berperang didalamnya, dilarang melakukan kedzoliman dibulan- bulan itu juga dilipatkan pahala dan hukumannya serta bulan itu adalah bulan yang disucikan oleh Alloh ﷻ.

Amaliah apa yang khusus dilakukan dibulan Rajab? Tidak ada amalan khusus yang dilakukan dibulan Rajab. Tetapi kita diperintahkan untuk memperbanyak amal shalih, baik puasa sunnah, sholat sunnah, tilawah, dzikir dan tentu saja berbuat baik kesesama manusia.

Ada satu Hadist yang menunjukkan di bulan itu kadang-kadang Rasulullah ﷺ memperbanyak puasa, kadang-kadang juga tidak berpuasa.

Diriwayatkan dari Imam Muslim bahwa Ustman bin Hakim Al Anshori dia mengatakan "Aku bertanya kepada Sa'id bin Jubair tentang puasa dibulan Rajab, dan ketika itu kami memang dibulan Rajab, maka Sa'id bin Jubair mengatakan, aku mendengar dari Ibnu Abbas, dia mengatakan, "Di bulan Rajab itu Rasulullah ﷺ berpuasa sunnah hingga kami katakan beliau tidak pernah berbuka dibulan Rajab, tetapi sebaliknya beliau juga pernah berbuka dibulan Rajab (tidak berpuasa dibulan Rajab, hingga kami katakan beliau tidak berpuasa di bulan Rajab."

Nah Artinya boleh memperbanyak puasa dibulan Rajab.

Hadirin, rekan-rekan yang dirahmati Alloh ﷻ, nanti tanggal 15 Maret 2021 M akan bertepatan dengan tanggal 01 Sya'ban tahun 1442 H. Dan bulan Sya'ban adalah bulan yang paling dekat sebelum Ramadhan.

Maka dibulan ini ada amaliah-amaliah yang seharusnya kita lakukan dalam rangka menghadapi dibulan Ramadhan. Dalam bulan ini Rasulullah ﷺ banyak berpuasa.

Diriwayatkan dari Usamah bin Zaid Radhiyallahu'anhu, dia bertanya "Yaa Rasulullah ﷺ mengapa aku tidak pernah melihat anda berpuasa sunnah dalam satu bulan tertentu yang lebih banyak dari bulan Sya'ban, maka Rasulullah ﷺ menjawab "ذلك شهر يغفل الناس عنه

Dia adalah bulan Sya'ban, maksudnya adalah bulan yang manusia sering lalai didalamnya. Karena bulan Sya'ban terletak diantara 2 bulan mulia yaitu Rajab (bulan haram) dan bulan mulia yaitu bulan Ramadhan.

Bulan Sya'ban diapit oleh bulan Rajab dan bulan Ramadhan, 2 bulan yang mulia, sehingga orang sering lalai didalamnya.

Tetapi juga bulan Sya'ban itu ada fadhillahnya.
Rasulullah ﷺ bersabda:

وهو شهر ترفع فيه الأعمال إلى رب العالمين

"Bulan Sya'ban itu adalah bulan dimana amal-amal kita itu dibawa naik kepada Allah Rabbul 'alamiin."

Maka kata Rasulullah ﷺ
 "فأحب أن يرفع عملي وأنا صائم

"Maka aku senang apabila amal-amalku ketika diangkat kepada Alloh ﷻ, aku tengah menjalankan puasa Sunnah." (HR. Imam At Tirmidzi)

Maka dibulan Sya'ban ini tidak ada amaliah yang khusus kecuali amaliah-amaliah kebaikan sebagaimana biasa, yaitu memperbanyak puasa, entah itu puasa Daud, Senin-Kamis, puasa Ayyamul Bidh, memperbanyak sholat-sholat sunnah, apakah itu sholat Tahajud, Dhuha, dan sholat sunnah yang lainnya. Termasuk tilawah Qur'an, dzikir, dan juga berbuat baik ke sesama manusia.

Ada keutamaan Nisfu Sya'ban, satu hadist yang diriwayatkan Ibnu Khidban (Shaheh).

Dari Mu'adz bin Jabbar Radhiyallhu'anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:

"Alloh ﷻ melihat makhluknya pada malam Nisfu Sya'ban lalu memberikan ampunan keseluruh mahkluk-Nya kecuali kepada mereka yang menyekutukan Alloh ﷻ atau orang yang bermusuh, yaitu malam Nisfu Sya'ban."

Imam Syafi'i dalam kitab Al huum kemudian mengatakan telah sampai kepada kami bahwasannya selalu dikatakan bahwa permohonan akan selalu dikabulkan dalam 5 malam yaitu malam Jum'at, malam hari raya Idul Adha, malam hari raya Idul Fitri, awal malam di bulan Rajab dan malam Nisfu Sya'ban.

🌀🌷🌀
Dibulan Sya'ban inilah kita melakukan persiapan-persiapan untuk menyambut bulan Ramadhan.

🔹1. Al 'idadht Ar Ruuhi, yaitu persiapan Ruhiyah. Persiapan Ruhiyah dilakukan dengan cara menghayati fadhilah (keutamaan-keutamaan bulan Ramadhan) juga betapa besar pahala beramal dibulan Ramadhan, serta betapa limpahan maghfirah (ampunan) dari Alloh ﷻ dibulan Ramadhan.

Dengan langkah ini maka semoga bisa saja memunculkan rasa rindu yang dalam untuk segera bertemu dengan bukan Ramadhan karena kita akan mendapatkan pahala yang besar didalamnya dan ampunan yang besar dari Alloh ﷻ.

Persiapan Ruhiyah juga dilakukan dengan berlatih meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah, seperti memperbanyak tilawah Qur'an, puasa sunnah, dzikir, do'a dan lain-lain. 

Rasulullah ﷺ mencontohkan dengan umatnya dengan cara berpuasa dibulan Sya'ban sebagaimana diriwayatkan Aisyah Radhiyallahu'anha, yang dia mengatakan "Saya tidak melihat Rasulullah ﷺ menyempurnakan puasa 1 bulan penuh kecuali dibulan Ramadhan dan saya tidak melihat dalam 1 bulan yang lebih banyak puasa sunnahnya kecuali pada bulan Sya'ban." (HR. Muslim)

Persiapan Ruhiyah juga dilakukan dengan meninggalkan dosa, maksiat dan perbuatan sia-sia. Karena semua perbuatan itu (dosa, maksiat, dan perbuatan sia-sia) akan menghalangi diri kita untuk mendapatkan Hidayah dan menutup hati kita dari kebaikan. Selain itu semua bentuk dosa, maksiat, dan perbuatan sia-sia itu akan menjadikan kita merasa berat untuk menjalankan amal shalih.

🔹2. Al 'idath Al Fikri, yaitu persiapan Fikriyah, atau persiapan pikiran dilakukan dengan mendalami ilmu. Khusunya ilmu yang terkait dengan ibadah Ramadhan.

Banyak yang berpuasa terapi tidak menghasilkan selain lapar dan dahaga, disebabkan tidak dilandasi dengan ilmu yang cukup.

Seorang yang beramal tanpa ilmu hanya akan menghasilkan kesia-siaan belaka. Rasulullah ﷺ jauh-jauh hari sudah memperingatkan umatnya jangan sampai puasa mereka sia-sia. 

Rasulullah ﷺ bersabda, 

رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ

"Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan diri dari puasa nya tersebut kecuali hanya rasa lapar dan dahaga." (HR. Athrabani)

Maka mari kita kemudian mengkaji Fiqih puasa, apakah kemudian kita membuka lagi kitab-kitab tentang berpuasa, atau mengikuti majelis-majelis ilmu yang diselenggarakan di masjid-masjid atau majelis ilmu yang lain atau webinar karena kondisi masih pandemi covid-19.

🔹3. Persiapan Al 'idath Al jasadi. Seorang muslim tidak akan mampu beribadah secara maksimal jika fisiknya sakit, oleh karena itu sudah selayaknya jika kita menjaga kesehatan fisik, rumah, masjid serta lingkungan.

Kesehatan fisik tentu saja diwujudkan dengan menjaga pola makan, keteraturan dalam hidup, olah raga, dan menjaga kebersihan.

Selain itu jika sakit, segera dideteksi penyakitnya dan mengkonsumsi obat yang sesuai untuk kesembuhan, menjaga kebersihan dan kesucian rumah, tempat ibadah dan lingkungan juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari mewujudkan fisik yang sehat.

Jika kita dibulan Sya'ban ini telah melatih semua itu maka insyaa Alloh ﷻ fisik kita sudah siap menghadapi puasa dibulan Ramadhan.

Rasulullah ﷺ telah bersabda:

اَلْـمُؤْمِنُ الْقَـوِيُّ خَـيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَـى اللهِ مِنَ الْـمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ.....

"Seorang mukmin yang kuat itu lebih baik, lebih dicintai Alloh ﷻ daripada mukmin yang lemah....." (HR. Muslim)

🔹4. Al 'idath Al Maali atau persiapan harta. Sarana penunjang lain yang harus disiapkan dibulan Ramadhan adalah materi yang halal untuk menabung dibulan Ramadhan. Orang saleh terdahulu biasa menabung 11 bulan untuk bekal menjalankan ibadah total Ramadhan sehingga Ramadhan dia bisa beribadah khusyuk.

Selain itu seorang muslim bisa jadi tidak harus berlebihan mencari harta dibulan Ramadhan. Persiapan finansial ini akan mendukung ibadah dibulan Ramadhan seperti sodaqoh, memberi buka pada yang berpuasa, membayar Zakat Fitrah, I'tikaf dan lain-lainnya. Maka, dengan persiapan materi yang cukup akan membuat kita khusyuk menjalankan semua itu. 

🔹5. Al 'Idath Al anshitah Romadhoniyah yaitu persiapan kegiatan Ramadhan. Tentu saja didalam Ramadhan itu kita ingin memanfaatkan dengan mengisi berbagai kegiatan selain kegiatan rutin yang selama ini sudah dijalankan kegiatan rutin itu bisa bekerja mencari nafkah, sholat 5 waktu, Sholat Dhuha.

Kegiatan yang bisa dilakukan sebagai sarana untuk menambah pahala dan menjadi kegiatan yang identik dibulan Ramadhan yang bisa kita lakukan antara lain adalah Sahur, berbuka, sholat tarawih, witir, Tadarus, I'tikaf. Bisa juga kita dibulan Ramadhan meningkatkan kapasitas diri kita dalam agama seperti mengkhatamkan Qur'an beberapa kali, Tahsin, Tahfidz atau yang lainnya, mengikuti kajian-kajian. 

Nah untuk itu, baiknya di planning (dibagi waktu), lokasi kegiatan, sarana, prasarana dan lainnya.

Bukti bulan Sya'ban inilah kita sudah mempersiapkan semua itu sehingga, ketika kita masuk bulan Ramadhan kita tidak perlu berlarian dalam berkemas dan sibuk menyusun kegiatan.

Supaya tidak berbenturan karena sudah saya siapkan dibulan Sya'ban, sehingga dibulan Sya'ban ini adalah bulan persiapan menghadapi Ramadhan.

Rekan-rekan yang dirahmati Alloh ﷻ, Abu Bakr Al-Balkhi mengatakan,

شَهْرُ رَجَبٍ شَهْرُ الزَّرْعِ ، وَشَهْرُ شَعْبَانَ شَهْرُ سَقْيِ الزَّرْعِ ، وَشَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرُ حِصَادِ الزَّرْعِ

“Bulan Rajab saatnya menanam. Bulan Sya’ban saatnya menyiram tanaman dan bulan Ramadhan saatnya menuai hasil.”

شَهْرُ رَجَبٍ شَهْرُ الزَّرْعِ

Yang artinya "Bulan Rajab adalah bulan untuk menanam."

وَشَهْرُ شَعْبَانَ شَهْرُ سَقْيِ الزَّرْعِ

Yang artinya "Bulan Sya’ban saatnya menyiram tanaman."

وَشَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرُ حِصَادِ الزَّرْعِ

Yang artinya "Dan bulan Ramadhan saatnya menuai hasil."

Mari kita sudah memasuki bulan Rajab, sebentar lagi Sya'ban kemudian memasuki bulan Ramadhan.

Mari kita persiapkan diri kita untuk menghadapi bulan suci Ramadhan, semoga dibulan Ramadhan ini fadhillah-fadhillahnya bisa kita petik, dan kita menjadi hamba Alloh ﷻ yang bertakwa. Aamiin

Kurang lebihnya saya minta maaf.

Wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
        🌀TaNYa JaWaB🌀

0⃣1⃣ Phity ~ Yogja
Assalamu'alaykum ustadz...

Kalau tidak salah, salah satu sholat sunnah yang banyak pahalanya adalah sholat syuruf fajar ya, menjelang terbitnya matahari. Mohon dikoreksi kalau salah.

Bagaimanakah tata caranya? Bolehkan dilaksanakan di rumah? 

Jazzakallah

🌀Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Bimillahirrahmanirrahiim,

Salah satu sholat sunnah yang bayak pahalanya adalah sholat Syuruq Fajar (sholat sunnah isyraq) menjelang terbitnya matahari. Bagaimanakah tata caranya, bolehkah dilaksanakan dirumah?

Saya bacakan dari hadist shahih,

Dari Abu Umamah Radhiyallahu'anhu Rasulullah ﷺ bersabda: "Barang siapa yang mengerjakan sholat Subuh dengan berjama'ah di masjid lalu dia tetap berdiam di masjid sampai melaksakan sholat sunnah Dhuha (maksudnya ini diawal waktu Dhuha) yaitu Syuruq, maka dia seperti mendapat pahala orang yang berHaji atau berUmrah secara sempurna."

Didalam hadist yang lain diriwayatkan oleh Imam At Tirmidzi (hadist hasan)

Dari Annas bin Malik Radhiyallahu'anh, Rasulullah ﷺ bersabda: "Barangsiapa yang melaksanakan sholat Shubuh secara berjama'ah lalu ia duduk sambil berdzikir kepada Alloh ﷻ hingga matahari terbit (waktu syuruq) kemudian dia melaksanakn sholat 2 rakaat pahalanya seperti dia melaksanakan Haji dan Umrah."

Dari sini keutamaan sholat sunnah Syuruq adalah mendapatkan pahala orang yang berhaji, berumrah secara sempurna. Dan Rasulullah ﷺ menyebut 3 kali.

Tata cara sholat Sunnah Syuruq adalah sholat Subuh berjama'ah di masjid, kemudian tidak meninggalkan masjid, berdiam di masjid atau berdzikir di masjid, sampai masuk waktu matahari terbit (yang disebut Syuruq). Kemudian dia sholat 2 rakaat.

Sehingga sholat subuh berjama'ah di masjid, berdiam di masjid, kemudian ketika matahari mulai terbit, maka dia sholat Sunnah 2 rakaat Isyraq atau Syuruq.

Sehingga kalau ditanyakan, bolehkah dilaksanakan dirumah? Berarti tidak boleh, karena syaratnya tidak terpenuhi. 

Wallahu a'lam

0⃣2⃣ Safitri ~ banten 
Assalamualaikum ustadz,

Ketika kita menjalankan ibadah puasa tapi kita lalai dalam menjalankan solatnya apa puasanya menjadi sia-sia kita tidak dapet apa-apa ibadah kita tidak sempurna?

🌀Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Bismillahirrahmanirrahiim...

Memang Rasulullah ﷺ menyebut "Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga." (Imam Al Hakim -soheh)

Nah Imam Ghozali kemudian membagi puasa itu menjadi 3:

1) Puasa yang menahan diri sari segala sesuatu yang membatalkan puasa yaitu makan, minum dan berhubungan suami istri. Maka itu disebut dengan puasanya orang awam, yang penting dia tidak makan, tidak minum, tidak berhubungan suami-istri dari Subuh sampai Maghrib.

Nah itu puasanya orang awam. Ketika puasa itu kita malah meninggalkan sholat 5 waktu, maka puasa kita itu hakikatnya adalah menggugurkan kewajiban, jadi kita tidak dihitung berdosa karena tidak menjalankan puasa Ramadhan. Hanya itu saja, menggugurkan kewajiban, sehingga segala keutamaan, pahalanya berguguran.

Artinya, dia hanya tidak dicatat berbuat dosa karena tidak berpuasa.

2) Puasanya orang yang khusus, yaitu puasa yang meninggalkan makan-minum, dan berhubungan suami istri dari Subuh sampai Maghrib, dan juga menjaga Indranya. Panca Indranya dijaga dari hal-hal yang dilarang oleh Alloh ﷻ.

Disini sudah mulai menjalankan apa-apa, tentu saja menjaga segala sesuatu yang wajib dan kemudian menambah dengan segala sesuatu yang bersifat sunnah.

3) Puasanya orang khususnya khusus, puasanya orang yang lebih khusus lagi, adalah menjaga diri dari makan-minum, dan berhubungan suami istri dari Subuh sampai Maghrib dan juga menjaga Indranya dari segala sesuatu yang dilarang Alloh ﷻ dan ditambah menjaga hati. 

Maka mari kita jalankan puasa kita semoga kita tidak sekedar menggugurkan kewajiban dalam menjalankan puasa Ramadhan tetapi dapat menjalankan keutamaan-keutamaannya.

Wallahu a'lam

0⃣3⃣ Phity ~ Yogja
Ustadz, kalau bulan ramadhan kan katanya setan pada dibelenggu ya. Tapi kenapa tetap saja ada orang-orang yang malas beribadah padahal tahu pahalanya banyak, bahkan terang-terangan tidak shoum padahal muslim, muda dan sehat, ada juga orang-orang yang berbuat jahat, mencuri, korupsi, judi dan lain-lain. Itu kenapa ya ustadz?

🌀Jawab:
1. Bahwa yang menggoda manusia itu, berasal dari nafsu manusia itu sendiri. Nafsu itu akan mendorong manusia untuk berbuat jahat, cenderung kepada tanah.

2. Yang menggoda manusia itu Setan, Setan itu menggoda manusia, sesungguhnya Setan itu musuh bagi kalian, maka jadikanlah dia sebagai musuh.

Jadi ada 2 yang mendorong manusia berbuat jahat yaitu nafsunya sendiri dan godaan Setan. Godaan keduanya itu ada ketika diluar bulan Ramadhan. 

✓ Ketika masuk dibulan Ramadhan itu dibelenggu, artinya godaan Setan ditiadakan. Kalau orang itu ternyata masih malam beribadah, bahkan tidak berpuasa, kemudian berbuat jahat, mencuri, korupsi, judi dan lain-lain. Berarti orang itu sudah kalah dengan nafsunya sendiri.

Dia tidak digoda Setan, itu sudah tersesat, karena di bulan Ramadhan ternyata dia melakukan itu semuanya.

✓ Kedua, dia kalau berpuasa, setidak-tidaknya berusaha menaklukkan hawa nafsunya sendiri. Ketika puasanya itu kualitasnya itu kualitas untuk melatih melawan hawa nafsu. Makanya, kenapa masih terjadi? Karena dia tidak kuat lagi menghadapi dirinya sendiri, menghadapi nafsunya sendiri, dia tidak bisa beralasan bahwa saya digoda oleh Setan.

Ternyata itu adalah nafsunya sendiri.

Nafsu itu tadi seharusnya bisa ditundukkan dengan puasa yang benar. Maka kalau dia masih malas beribadah dan berbuat jahat maka perlu di evaluasi puasanya.

Demikian.
Wallahu a'lam

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
🌀CLoSSiNG STaTeMeNT🌀

Bismillahirrahmanirrahiim...

Memasuki bulan Rajab, kemudian setelah itu bulan Sya'ban, setelah itu masuklah bulan Ramadhan. Maka perlu kita ingat perkataan dari Abu Bkr Al waroq Al balkhi megatakan:

شَهْرُ رَجَبٍ شَهْرُ الزَّرْعِ ، وَشَهْرُ شَعْبَانَ شَهْرُ سَقْيِ الزَّرْعِ ، وَشَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرُ حِصَادِ الزَّرْعِ

“Bulan Rajab saatnya menanam. Bulan Sya’ban saatnya menyiram tanaman dan bulan Ramadhan saatnya menuai hasil.”

Maka mari kita mulai mempersiapkan diri untuk memasuki bulan Ramadhan.  

Sekarang bulan Rajab, dengan persiapan ini semoga Ramadhan kita akan membawa kita menjadi hamba Alloh ﷻ yang bertakwa, Ramadhan kita akan menyebabkan dosa-dosa kita yang lalu dihapus oleh Alloh ﷻ dan kita keluar dari dosa-dosa kita seperti saat kita keluar dari rahim Ibu kita.

Wallahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar