Minggu, 28 Februari 2021

JANGAN MENINGGALKAN MAJELIS ILMU

 


Ibu Hj. Irnawati Syamsuir Koto

    💎M a T e R i💎

🌸JANGAN MENINGGALKAN MAJELIS ILMU

Sholehah yang dicintai Alloh ﷻ.

Pada mejelis ilmu ada dua hal utama yang membuat istiqamah sampai ajal menjemput: "Pertama adalah ilmu yang menjaga kita dan kedua adalah sahabat yang shalih yang selalu mengingatkan akan akhirat.”

Apapun keadaannya dan bagaimanapun kondisinya, jangan pernah meninggalkan majelis ilmu. Jangan lah tinggalkan secara total, jika tidak bisa sepekan sekali, mungkin sebulan sekali, jika tidak bisa mungkin 2 atau 3 bulan sekali, insyaallah waktu itu selalu ada, yang menjadi intinya adalah apakah kita memprioritaskan atau tidak? 

Jika tidak menjadi prioritas, maka tidak akan ada waktu dan tidak akan ada usaha untuk itu. 

Jangan pernah juga meninggalkan majelis ilmu karena sudah merasa berilmu atau telah menjadi “ikhwan senior”, para ustadz dan ulama pun terus belajar dan menuntut ilmu.

Saudariku, mereka yang berguguran dipersimpangan jalan dakwah adalah orang perlahan-lahan meninggalkan majelis ilmu secara total, baik itu tenggelam dengan kesibukan dunia atau merasa sudah berilmu kemudian menjadi sombong dan tergelincir.

Abdullan bin Mubarak menunjukkan keheranan, bagaimana mungkin seseorang jiwanya baik jika tidak mau menuntut ilmu dan menghadiri majelis ilmu. Beliau berkata,

عجبت لمن لم يطلب العلم, كيف تدعو نفسه إلى مكرمة

“Aku heran dengan mereka yang tidak menuntut ilmu, bagaimana mungkin jiwanya bisa mengajak kepada kebaikan?" [Siyar A’lam AN-Nubala 8/398]

Sebagaimana yang kita sampai di awal bahwa pada majelis ilmu terdapat dua faktor utama agar seseorang bisa istiqamah:

◼️[1] Ilmu yang menjaganya

Dengan ilmu dan pemahaman yang benar seseorang agar terjaga dari kesalahan dan ketergelinciran.

Ibnul Qayyim berkata,

ﺃﻥ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻳﺤﺮﺱ ﺻﺎﺣﺒﻪ ﻭﺻﺎﺣﺐ ﺍﻟﻤﺎﻝ ﻳﺤﺮﺱ ﻣﺎﻟﻪ

“Ilmu itu menjaga pemiliknya sedangkan pemilik harta akan menjaga hartanya.” [Miftah Daris Sa’adah 1/29]

Dengan menghadiri majelis ilmu juga akan menimbulkan ketenangan dan kebahagiaan yang mejadi tujuan seseorang hidup di dunia ini. Apabila niatnya ikhlas, maka ia akan merasakan ketenangan di majelis ilmu dan akan terus mencari majelis ilmu di manapun berada.

Majelis ilmu adalah taman surga yang membuat seseorang merasakan ketenangan.

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِي اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ فَارْتَعُوا قَالُوا وَمَا رِيَاضُ الْجَنَّةِ قَالَ حِلَقُ الذِّكْرِ

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Jika kamu melewati taman-taman surga, maka singgahlah dengan senang.” Para sahabat bertanya, ”Apakah taman-taman surga itu?” Beliau menjawab, ”Halaqah-halaqah (kelompok-kelompok) dzikir.” [HR Tirmidzi, no. 3510, Ash Shahihah, no. 2562]

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,

إن للذكر من بين الأعمال لذة لا يشبهها شيء، فلو لم يكن للعبد من ثوابه إلا اللذة الحاصلة للذاكر والنعيم الذي يحصل لقلبه لكفى به، ولهذا سميت مجالس الذكر رياض الجنة

“Sesungguhnya dzikir di antara amal memiliki kelezatan yang tidak bisa diserupai oleh sesuatupun, seandaikan tidak ada balasan pahala bagi hamba kecuali kelezatan dan kenikmatan hati yang dirasakan oleh orang yang berdziki, maka hal itu [kenikmatan berdzikit saja] sudah mencukupi, oleh karena itu majelis-majelis dzikir dinamakan taman-taman surga.” [Al-Wabilush Shayyib hal. 81, Darul Hadist, Koiro,, Asy-Syamilah]

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ

"Dan tidaklah sekelompok orang berkumpul di dalam satu rumah di antara rumah-rumah Alloh ﷻ; mereka membaca Kitab Alloh ﷻ dan saling belajar diantara mereka, kecuali ketenangan turun kepada mereka, rahmat meliputi mereka, malaikat mengelilingi mereka, dan Alloh ﷻ menyebut-nyebut mereka di kalangan (para malaikat) dihadapan-Nya.” [HR Muslim, no. 2699].

◼️[2] Di majelis ilmu kita akan bertemu dengan sahabat yang selalu mengingatkan akan akhirat.

Di majelis ilmu kita akan berjumpa dengan sahabat yang benar-benar sejati, yaitu sahabat yang selalu memberikan nasihat dan mengingatkan kita apabila salah. Sebuah ungkapan arab berbunyi:

ﺻﺪﻳﻘﻚ ﻣﻦ ﺻﺪﻗﻚ ﻻ ﻣﻦ ﺻﺪﻗﻚ

“Shadiqaka man shadaqaka laa man shaddaqaka”

“Sahabat sejati-mu adalah yang senantiasa jujur (kalau salah diingatkan), bukan yang senantiasa membenarkanmu.”

Dengan Sering berjumpa dengan orang shalih yang sabar dengan kehidupan dunia ini dan tidak rakus akan harta dan kedudukan, hidup kita akan mudah dan lebih bahagia.

Perhatikan bagaimana Ibnul Qayyim mengisahkan tentang guru beliau Ibnu Taimiyyah, beliau berkata:

وكنا إذا اشتد بنا الخوف وساءت منا الظنون وضاقت بنا الأرض أتيناه، فما هو إلا أن نراه ونسمع كلامه فيذهب ذلك كله وينقلب انشراحاً وقوة ويقيناً وطمأنينة

“Kami (murid-murid Ibnu Taimiyyah), jika kami ditimpa perasaan gundah gulana atau muncul dalam diri kami prasangka-prasangka buruk atau ketika kami merasakan kesempitan hidup, kami segera mendatangi beliau untuk meminta nasihat, maka dengan hanya memandang wajah beliau dan mendengarkan nasehat beliau, serta merta hilang semua kegundahan yang kami rasakan dan berganti dengan perasaan lapang, tegar, yakin dan tenang.” [ Al-wabilush shayyib hal 48, Darul Hadits, Syamilah]

Penyusun: Raehanul Bahraen

Wallahu a'lam

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
        💎TaNYa JaWaB💎

0️⃣1️⃣ Han ~ Gresik
Assalamu'alaikum,

Bu, bagaimana jika menuntut ilmu, kadang salam saja dak jawab padahal on line dan membaca. Tapi malah enakan diem saja, silend rider hanya membaca saja semuanya tanpa ada interaksi. 

🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Tindakan yang seperti itu, akan kena di Bab adab bermajlis. Majlis online atau offline itu adabnya sama. Dan muslim itu mempunyai hak dari muslim lainnya salah satunya adalah memberi dan menjawab salam.

Emang enak dicuekin? 

Pasti enggak kan? Meski online! 

Emang enak ngomong sendiri didalam majelis? 

Pasti enggak kan? 

Majelis akan lebih berkah jika saling menghargai satu sama lain. 

Wallahu a'lam

🔹Dak enaklah di PHP in. 

Terus bagaimana bu biar mau aktif atau menyapa say hello lah setidaknya. Yang absen banyak tapi begitu materi pada ngumpet?

🌸Menunggu dan berdoa semoga mereka itu diberi hidayah oleh Alloh ﷻ untuk menghargai sumber ilmu yang telah memberikan sinar kebenaran didalam hidup mereka. 

Wallahu a'lam

0️⃣2️⃣ Lia ~ Citayem
Assalamualaikum,

Bagaimana membedakan seseorang itu benar-benar sahabat sejati kita. Di zaman sekarang ini?

🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Sahabat sejati itu akan hadir bagaimanapun kondisi kita. Tidak akan diam dan berlalu disaat kita sedang kesulitan, tetap memperhatikan kita meski kita dalam kondisi yang tidak dia sukai. 

Jika dia berlalu disaat kita terpuruk. Maka dia bukan sahabat sejati.

Wallahu a'lam

0️⃣3️⃣ Na ~ Semarang
Assalamualaikum warahmatullah

Bagaimana jika dalam sebuah kajian, tapi tidak cocok dengan si Guru dan memutuskan untuk keluar dari kajian tersebut. Apakah dosa? 

Contoh:
Yang diajarkan beliau tentang suatu perkara itu hukumnya dosa. Namun ternyata malah beliau melakukan. Hal seperti itu juga beberapa kali terjadi. Seperti selfi yang di upload. Bermain tiktok yang isinya berjalan lalu memutar badan. 

Wassalamualaikum warahmatullah.

🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Meninggalkan majelis ilmu itu adalah sebuah kerugian, kecuali majelis yang bertentangan dengan ajaran Islam. 

Soal seorang ustadz atau da'i mengunggah foto selfie, lihat dulu, selfie itu yang seperti apa? Karena dari sedikit yang saya ketahui soal foto, itu masih ada khilafiahnya. 

Lihatlah kesalahan mereka itu fatal atau tidak. Karena kita itu butuh ilmu yang bermanfaat dari lisan-lisan mereka yang berilmu.

Wallahu a'lam

0️⃣4️⃣ Bestiar ~ Pekanbaru Assalamualaikum...
 
Ustazah, bolehkah kita belajar atau menuntut ilmu dengan banyak guru atau banyak ustazah? Atau lebih baik 1 ustazah saja?

🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Amat sangat boleh, jangan sampai kita taklid pada satu orang saja. Kita harus bisa membandingkan satu sumber dengan sumber lain, darimana kita dapatkan? Pastinya dari berguru kepada banyak ustadz. 

Wallahu a'lam

0️⃣5️⃣ Hesti ~ Jogya
Bismillah...

Ummi, bagaimana menyikapi setiap perbedaan pendapat para ulama, sampai ada kalimat "ambil baiknya, buang buruknya," padahal setiap yang baik belum tentu benar dan yang buruk belum tentu salah, membingungkan.
Apalagi sebagai yang fakir ilmu begini.

🌸Jawab:
Disinilah perlunya kita belajar kepada banyak sumber ilmu. Jangan hanya terpaku pada beberapa sumber saja. 

Kebenaran itu diatas kebaikan, kadang kebenaran itu sering ditolak orang. Tugas orang-orang fakir seperti kita adalah terus mencari kebenaran, sampai kita yakin, mana yang benar, mana yang salah. 

Kita tidak boleh meyakini satu sumber saja. Harus bisa mencari pembanding dari sumber lain. Kita akan beranggapan, makin banyak tahu makin membingungkan! Itu kalau kita tidak dibimbing oleh orang-orang yang paham, karena itulah carilah ilmu pada majelis-majelis yang sesuai dengan Al Quran dan sunnah. 

Wallahu a'lam

0️⃣6️⃣ Bunda Titin ~ Surabaya
1. Jika pas ada kajian Ilmu ditengah tengah masuk waktu shalat. Apakah baik jika kita tinggalkan kajian sebentar untuk Shalat atau sebaiknya tunggu kajian selesai baru shalat?

2. Jika kita lihat Video penceramah apakah termasuk ikuti kajian Ilmu ataukah harus selalu tatap muka?

🌸Jawab:
1. Biasanya kajian itu mengikuti jadwal sholat, kalau sudah masuk waktu sholat, maka ustadz akan berhenti dulu, kecuali udah nanggung apa yang akan di sampaikan. Mungkin barang 5-10 menit, ustadz akan minta waktu. Nah jika hal seperti ini, selesaikan dulu majlisnya. Tapi jika waktu lewatnya panjang, silakan tinggalkan dulu majlis ilmunya, dan segerakan sholat. 

2. Di zaman sekarang ini, kita bisa mencari ilmu via online dan offline. Silakan dimana kita bisa. Namun ada keberkahan yang lebih utama mengikuti kajian offline, langsung bertatap muka dengan guru. Jangan tinggalkan majlis ini. Baik offline dengan keberkahan yang lebih afdhal, maupun online karena terbatasnya waktu untuk mengikuti kajian offline.

Wallahu a'lam

0️⃣7️⃣ Emi ~ Bekasi
Saya merasa ilmu sangat kurang. Ingin belajar ini, pingin belajar itu banyak yang di ingin in.

Tapi saat badan lelah kadang tidak hadir majelis ilmu.

Mohon pencerahannya.

🌸Jawab:
Saat tidak hadir di majelis ilmu tentunya kita tidak mendapatkan ilmu serta berkah sebuah majlis. 

Maka yang akan rugi adalah kita sendiri. Biasanya para pecinta ilmu akan mengalahkan rasa capeknya demi menghadiri majlis. Ulama terdahulu, bersusah payah meninggalkan negerinya hanya untuk mempelajari 1 hadist saja. Begitulah beliau mencari ilmu. Lelah? Pasti, di zamannya yang belum ada kemudahan transfortasi, menghabiskan waktu? Yaa pasti karena harus menempuh perjalanan panjang. Tapi beliau dengan semangat tinggi demi sebuah ilmu, tetap mencarinya. 

Jadi kita harus lebih semangat disaat sadar bahwa kita orang yang belum kenal ilmu, masih miskin ilmu. 

Wallahu a'lam

0️⃣8️⃣ Alexa ~ Sumbar
Assalamualaikum, 

Bagaimana caranya supaya kita istiqomah kepada majelis ilmu tersebut dan tidak tersinggung sewaktu teman mengingatkan ketika kita salah?

🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Jadikan majlis itu sebuah kebutuhan, layaknya kita bernafas butuh oksigen, seperti itu hendaknya kita membutuhkan ilmu. Jika tidak, maka kita akan lalai dan abai, merasa sudah tahu, bahkan berani bilang, kajian itu hanya akan membahas itu ke itu saja,  padahal ilmunya baru ilmu agama semasa sekolah dasar dan semasa TPA saja. Na'udzubillah.  

Bagaimana agar tidak tersinggung saat teman mengingatkan? Sering-serign bersyukur mendapatkan teman yang mau mengingatkan. Seringlah minta diingatkan jika salah, karena kalau kita yang minta, maka kita tidak akan tersinggung. 

Wallahu a'lam

0️⃣9️⃣ Asih ~ Balikpapan Assalamu'alaikum...

Jika di komplek rumah kita ada majelis, lalu di majelis tersebut ada beberapa yang selalu mencibir atau suka membicarakan orang lain. Bahkan saat kita tidak hadir karena sedang haid atau berhalangan karena membantu suami di tempat kerja, mereka langsung mengatakan kita malas dan kebetulan majelis diadakan di masjid.

Apakah salah jika kita perlahan-lahan mundur dan tidak mengikuti majelis itu lagi?
Apakah salah jika kita lebih memilih ikut majelis online daripada ikut di masjid yang ada di lingkungan kita?

Kebetulan yang mengatakan seperti itu saat ini menjadi pengurus di majelis tersebut.

Mohon solusinya menghadapi teman atau tetangga yang seperti ini.

🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Jika kita meninggalkan majlis, yang rugi itu kita sendiri. Karena ada hal yang tidak kita dapatkan di majelis online dan hanya ada di majelis offline. Ada kekuatan atau energi positif yang tidak bisa kita dapatkan di kajian online. 

Tidak hadir karena malas dengan mulut-mulut orang lain. Sampai kapan kita bisa menghindar? Toh Kita tidak akan bisa menyenangkan semua orang yang kita temui. Biarkan saja mereka mau ngomong seperti apa, tujuan kita bermajlis itu adalah mendapatkan ilmu. Jika kita tinggalkan maka kita tidak mendapatkannya. Dan orang-orang yang menyebabkan kita menghindari itu, tidak akan mampu membuat kita lebih pintar bukan? Datanglah disaat kita  bisa. Abaikan saja suara-suara sumbang itu, karena suara sumbang tidak akan membuat kita lebih baik.

Wallahu a'lam

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
 💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎

Kita akhiri majlis malam ini dengan merenungkan sebuah hadist dalam kitab Al Mu’jam al-Kabir diceritakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda;

"Apabila melewati taman surga, hendaklah kamu duduk di situ dan istirahatlah di situ."

Para sahabat lantas bertanya, "Ya Rasulullah ﷺ, apakah yang dimaksud taman surga itu?"

Nabi Muhammad ﷺ menjawab, "Ialah majelis-majelis ilmu. Barang siapa yang duduk bersama ulama, maka dia duduk bersamaku. Dan barang siapa yang duduk bersamaku, seakan-akan dia duduk bersama Alloh ﷻ." (HR. Thabrani).

Mohon maaf lahir dan batin.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar