Minggu, 28 Februari 2021

HERPES

 


OLeH: dr. Rahmah Fauza F.

         💎M a T e R i💎

ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﻭﺭﺣﻤﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺑﺮﻛﺎﺗﻪ

اعوذبالله من الشيطان الرجيم
بسم الله الرحمن الرحيم
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَسْتَهْدِيْه
ِ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَهَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.

Puji syukur kehadirat Allah ﻋﺰّﻭﺟﻞّ  atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga kita bisa berjumpa diacara kajian kesehatan dengan tema HERPES malam hari ini, dalam kafaah keilmuan kita untuk menjadi seorang yang lebih baik lagi dalam bertaqarrub kepada Alloh ﷻ, menguatkan Azzam dalam jamaah, memaksimalkan potensi dakwah, menyemaikan syariah dalam bermuamalah hingga dunia bersemai indah.

Shalawat dan salam kita haturkan pada baginda Rasulullah ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ , yang berakhlak mulia, uswatun hasanah. Semoga terus memotivasi kita untuk terus menjadi lebih baik. 

Aamiin Allahumma Aamiin

🌸HERPES
    
Herpes adalah kelompok virus yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia. Infeksi virus herpes umumnya ditandai dengan kulit kering, luka lepuh, atau luka terbuka yang berair. Herpes simplex virus (HSV) dan varicella- zoster virus adalah dua jenis virus herpes yang cukup sering menyerang manusia.

Virus ini dapat menyerang siapa saja. Adanya riwayat kontak dengan penderita infeksi virus ini dan memiliki sistem kekebalan tubuh yang sedang lemah adalah faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terinfeksi virus herpes.

Secara keseluruhan, virus herpes terbagi ke dalam tiga kelompok. Pembagian kelompok virus herpes adalah sebagai berikut:

1) Alfa Herpesvirus

Kelompok virus ini memiliki siklus berkembang biak yang cepat, memiliki fase infeksi laten (tersembunyi tanpa gejala), dan bisa kambuh. Contoh alfa herpesvirus adalah HSV tipe 1 dan 2, serta varicella-zoster virus.

2) Beta Herpesvirus

Kelompok virus ini memiliki siklus berkembang biak yang panjang. Sel yang terinfeksi sering kali membengkak dan virus dapat tersembunyi di dalam tubuh. Beberapa sel yang sering terinfeksi virus ini adalah sel darah merah, ginjal, dan kelenjar sekretori. Contoh beta herpesvirus adalah cytomegalovirus, herpesvirus 6, dan herpesvirus 7.

3) Gamma Herpesvirus

Kelompok virus ini khusus menyerang bagian sel atau limfosit T atau B pada tubuh manusia. Contoh gamma herpesvirus adalah Epstein-Barr virus dan human herpesvirus 8.

🔸Penyebab Herpes

Terdapat delapan jenis virus herpes yang dapat menyerang manusia, yaitu herpes simplex virus type 1 (HSV 1), herpes simplex virus type 2 (HSV 2), varicella-zoster virus (VZV), Epstein-Barr virus (EBV), cytomegalovirus (CMV), herpesvirus 6 (HBLV), herpesvirus 7, dan herpesvirus 8 sarkoma kaposi.

★ Herpes simplex virus type 1 (HSV 1)

HSV 1 merupakan jenis virus herpes yang sering menyebabkan herpes oral (mulut) atau herpes labial (bibir). Akan tetapi, HSV 1 juga dapat menyebar dari mulut ke alat kelamin dan menyebabkan terjadinya herpes kelamin (genital) pada orang yang menerima seks oral dari penderita herpes oral.

HSV 1 dapat menyebar melalui kontak langsung dari penderita herpes ke orang yang sehat. Contohnya adalah lewat berciuman, berbagi pakai peralatan makan, atau berbagi kosmetik bibir, seperti lipstik.

HSV 1 juga dapat ditularkan dari penderita HSV 1 yang tidak mengalami gejala. Faktanya, sebagian besar penderita HSV 1 tertular oleh penderita yang tidak mengalami gejala. Namun, risiko penularan akan lebih tinggi jika terjadi kontak dengan penderita yang mengalami luka terbuka akibat HSV 1.

★ Herpes simplex virus type 2 (HSV 2)

HSV 2 merupakan penyebab utama penyakit herpes genital. Infeksi virus ini bisa kambuh, frekuensi kekambuhannya akan bervariasi pada tiap penderitanya.

Virus HSV 2 menyebar melalui kontak langsung dengan luka yang dimiliki penderita herpes, misalnya saat hubungan seksual. Selain itu, HSV 2 juga dapat ditularkan dari ibu kepada bayinya pada saat persalinan. 

★ Varicella-zoster virus (VZV)

VZV merupakan virus yang menjadi penyebab cacar air (varicella) dan cacar ular (herpes zoster). Cacar air terjadi ketika varicella-zoster virus menginfeksi seorang untuk pertama kali.

Sedangkan, herpes zoster atau dikenal juga dengan herpes kulit terjadi saat virus VZV yang mengalami fase laten kambuh kembali atau saat seseorang terinfeksi virus ini dari seseorang yang sedang menderita herpes zoster.

VZV utamanya menular melalui kontak langsung dengan penderita cacar air. Infeksi virus ini dapat dikenali dengan timbulnya bintil kulit yang berisi cairan (vesikel). VZV juga dapat menular melalui kontak langsung dengan cairan yang ada di dalam vesikel atau percikan liur yang keluar saat penderita bersin atau batuk.

Biasanya, virus sudah berada di dalam tubuh penderita selama 7–21 hari sebelum ruam atau gejala lainnya muncul. Namun, penderita sudah dapat menularkan virus varicella-zoster ke orang lain sejak 48 jam sebelum munculnya ruam.

🔸Faktor Risiko

Herpes dapat diderita oleh siapa saja dalam semua golongan usia. Akan tetapi, infeksi virus herpes ini lebih rentan terjadi pada seseorang yang sering kontak dengan penderita virus ini, seperti petugas medis atau anggota keluarga yang merawat penderita herpes.

Untuk jenis virus herpes simplex tipe 2, beberapa faktor berikut dapat meningkatkan risiko terinfeksi virus ini:

~ Berjenis kelamin perempuan.
~ Bergonta-ganti pasangan seksual.
~ Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
~ Menderita penyakit menular seksual.
~ Melakukan hubungan seksual di usia muda.
   
Untuk infeksi virus VZV, beberapa faktor yang membuat seseorang lebih berisiko terinfeksi adalah:

~ Berusia di bawah 12 tahun.

~ Pernah kontak langsung dengan penderita cacar air.

~ Bekerja atau beraktivitas di sekolah atau fasilitas khusus anak-anak, terutama jika ada anak yang sedang mengalami cacar air.

~ Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, baik akibat penyakit maupun obat-obatan.

~ Tinggal bersama anak-anak yang mengalami cacar air.

~ Selain bisa menyebabkan cacar air, virus VZV juga bisa menyebabkan herpes zoster.

Ada beberapa faktor dan kondisi yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami herpes zoster, yaitu:

✓ Pernah menderita cacar air.

✓ Berusia 60 tahun ke atas.

✓ Sedang menjalani kemoterapi, radioterapi, atau menggunakan obat imunosupresan.

✓ Menderita penyakit yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, seperti HIV/AIDS atau kanker.

🔸Gejala Herpes

Infeksi herpes biasanya terjadi dalam beberapa tahapan. Gejala atau keluhan yang bisa timbul pada tiap tahapan dapat berbeda-beda. Berikut tahapan-tahapan infeksi herpes:

★ Stadium Primer

Stadium primer terjadi pada hari ke-2 hingga ke-8 setelah terjadinya infeksi herpes. Gejala yang muncul pada fase ini adalah blister, vesikel, atau ruam lepuh pada kulit yang berukuran kecil dan terasa sakit.

Blister biasanya berisi cairan berwarna bening atau keruh. Blister dapat pecah sehingga menimbulkan luka terbuka. Daerah disekitar blister juga akan berwarna kemerahan.

★ Stadium Laten

Pada stadium ini, blister dan luka yang sebelumnya muncul akan mereda. Namun, pada fase ini, virus sedang berkembang dan menyebar ke saraf dekat saraf tulang belakang yang ada di bawah kulit.

★ Stadium Peluruhan

Virus mulai berkembang biak pada ujung saraf organ tubuh. Jika ujung saraf yang terinfeksi terletak pada organ tubuh yang menghasilkan cairan, seperti testis atau vagina, maka virus herpes dapat terkandung dalam cairan tubuh seperti air mani dan lendir vagina. Biasanya, pada fase ini, penderita tidak mengeluhkan gejala khusus.

★ Stadium Rekurensi (muncul kembali)

Pada stadium ini, blister pada kulit yang terjadi di stadium primer dapat muncul kembali, tapi biasanya tidak separah lepuhan dan luka yang sebelumnya. Gejala lain yang bisa timbul pada stadium rekurensi ini adalah gatal, kesemutan, dan nyeri di daerah infeksi pada stadium pertama.   

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, gejala atau keluhan saat terinfeksi virus herpes bisa bervariasi, tergantung pada fase yang sedang terjadi, jenis virus yang menginfeksi, dan bagaimana sistem kekebalan tubuh penderita.

Perlu diingat, bahwa tidak semua penderita herpes akan mengalami gejala yang sama. Pada beberapa orang, kondisi ini kadang tidak menimbulkan gejala apapun.

Saat mengalami infeksi virus herpes, akan muncul gejala umum penyakit infeksi. Beberapa gejala atau keluhan tersebut adalah:

~ Demam.
~ Kelelahan.
~ Sakit kepala.
~ Nyeri otot.
~ Penurunan nafsu makan.
~ Pembengkakan kelenjar getah bening.
~ Selanjutnya, akan muncul gejala sesuai dengan jenis virus herpes yang menginfeksi dan lokasi atau bagian tubuh yang terinfeksi. 

Pada infeksi HSV 1 atau herpes oral, gejala akan timbul pada mulut dan area di sekitarnya. Gejala yang dapat muncul adalah:

√ Nyeri, gatal, rasa terbakar atau ditusuk pada tempat infeksi.

√ Blister, yaitu lesi kulit seperti melepuh berukuran kecil dan berwarna abu kemerahan yang dapat pecah dan mengering dalam beberapa hari.

√ Blister yang pecah dapat menimbulkan luka dengan rasa nyeri sehingga bisa mengganggu proses makan.

Untuk penderita infeksi HSV 2 atau herpes genital, beberapa gejala yang umumnya dialami adalah:

~ Pembengkakan pada kulit kelamin atau area di sekitarnya yang terasa gatal, nyeri, dan disertai sensasi terbakar.

~ Luka yang menyakitkan pada kemaluan, pantat, anus, atau paha.

~ Sakit pada saat buang air kecil.

~ Keluarnya cairan dari vagina.

~ Kulit penis kering, perih, dan gatal.

Sedangkan saat terinfeksi herpes zoster virus yang menyebabkan cacar air, akan muncul ruam kulit berisi cairan (vesikel) yang gatal. Ruam cacar air ini akan tersebar di seluruh tubuh.

Jika penderita cacar air yang sudah sembuh kemudian mengalami herpes zoster, akan muncul keluhan dan gejala, seperti rasa nyeri, panas, yang diikuti dengan munculnya lepuh, pada kulit di salah satu sisi bagian tubuh.

🔸Kapan Harus ke Dokter

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika mengalami gejala-gejala herpes seperti yang telah disebutkan di atas, terutama jika timbul blister pada kulit yang tidak diketahui penyebabnya.

Pemeriksaan perlu segera dilakukan jika blister timbul pada anak yang berusia kurang dari 8 minggu. Infeksi virus herpes pada bayi dapat berkembang lebih cepat hingga bisa menyebabkan terjadinya komplikasi serius.

Jika memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, disarankan untuk melakukan pemeriksaan ke dokter saat timbul blister pada kulit. Infeksi yang parah dan komplikasi lebih mudah terjadi pada penderita herpes yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Karena dapat menimbulkan kesulitan dalam mengonsumsi makanan, infeksi HSV 1 atau herpes oral dapat menyebabkan terjadinya dehidrasi. Segera cari pertolongan medis jika mengalami dehidrasi akibat infeksi virus ini, yang ditandai dengan penurunan jumlah urine, mulut kering, kelelahan, dan mudah merasa marah.

Khusus ibu hamil yang sedang atau pernah menderita herpes genital, konsultasikan dengan dokter terkait apa yang harus dilakukan untuk mencegah virus menular ke bayi.

🔸Diagnosis Herpes

Untuk mendiagnosis herpes, dokter akan melakukan tanya jawab mengenai gejala, riwayat aktivitas, dan riwayat kesehatan pasien. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan untuk melihat ada tidaknya demam, jenis ruam atau lesi kulit yang timbul, serta pola penyebaran lesi.

Dokter dapat mendiagnosis herpes melalui tanya jawab dan hasil pemeriksaan fisik yang telah dilakukan. Namun, pada beberapa kasus, untuk memperkuat diagnosis dan memastikan jenis virus herpes yang menginfeksi, dokter bisa melakukan beberapa pemeriksaan lanjutan, seperti:

★ 1. Kultur Virus

Kultur virus herpes bertujuan untuk mendiagnosis adanya virus herpes. Kultur virus herpes dilakukan dengan mengambil sampel melalui metode swab dari area kulit atau genital yang terinfeksi, untuk selanjutnya di periksa di laboratorium.

Pemeriksaan kultur virus ini terutama dilakukan untuk mendeteksi atau mengkonfirmasi keberadaan virus herpes, sekaligus menentukan jenis virus herpes yang menginfeksi.

★ 2. Pemeriksaan Tzank

Pemeriksaan Tzank dilakukan dengan mengambil sampel dari ruam kulit untuk selanjutnya diperiksa di bawah mikroskop. Hasil pemeriksaan ini bisa menentukan apakah lesi yang timbul disebabkan oleh virus herpes. Kendati demikian, pemeriksaan ini tidak bisa mengidentifikasi jenis virus herpes yang menyebabkan infeksi.

★ 3. Tes Antibodi

Saat terserang virus, tubuh memproduksi antibodi sebagai perlawanan. Tes antibodi bertujuan untuk mendeteksi ada tidaknya antibodi terhadap virus herpes. Tes antibodi dilakukan dengan mengambil sampel darah, kemudian dianalisis di laboratorium untuk dicek keberadaan antibodi yang terbentuk akibat infeksi virus herpes.

Hasil tes antibodi akan sangat membantu diagnosis pada pasien yang tidak mengalami luka atau lepuhan pada kulit. Pemeriksaan ini sering digunakan mendiagnosis infeksi  HSV 1 atau pun HSV 2.

Selain tes yang disebutkan di atas, pada beberapa kasus, dokter bisa mempertimbangkan pemeriksaan PCR (polymerase chain reaction), untuk mendeteksi infeksi virus herpes, terutama yang telah menyebabkan infeksi pada mata atau sistem saraf pusat.

🔸Pengobatan Herpes

Pada umumnya, luka dan lepuhan akibat herpes dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu 2–4 minggu. Hanya saja, virus masih mungkin tetap ada di dalam tubuh penderita tanpa menimbulkan keluhan atau gejala. Hingga kini, belum ada metode pengobatan yang dapat menghilangkan virus herpes dari dalam tubuh.

Fokus pengobatan herpes adalah untuk membantu meredakan keluhan, mencegah penyebaran herpes, serta menurunkan risiko terjadinya komplikasi. Beberapa obat-obatan antivirus dapat digunakan untuk mengatasi infeksi virus herpes adalah:

✓ Acyclovir
✓ Valacyclovir
✓ Famciclovir

Selain obat antivirus, ada beberapa hal yang bisa  dilakukan untuk meredakan keluhan dan mempercepat pemulihan akibat infeksi virus herpes, yaitu:

√ Konsumsi paracetamol atau ibuprofen sebagai obat pereda nyeri.

√ Gunakan air suam kuku untuk mandi.

√ Kompres ruam kulit dengan air hangat atau atau air dingin.

√ Gunakan pakaian dalam berbahan katun.

√ Gunakan pakaian longgar.

√ Jaga area luka tetap kering dan bersih.

🔸Komplikasi Herpes

Secara umum, infeksi akibat virus herpes jarang menimbulkan komplikasi serius. Komplikasi infeksi virus herpes umumnya terjadi pada kondisi tertentu. Misalnya, penderita herpes simpleks yang juga menderita HIV biasanya mengalami gejala herpes yang lebih parah dan lebih sering kambuh.

Komplikasi akibat infeksi virus herpes juga bisa tergantung pada jenis virus yang menginfeksi. Saat terinfeksi virus herpes simpleks, berikut ini adalah beberapa komplikasi yang bisa timbul:

~ Penyebaran infeksi ke bagian tubuh lain.
~ Hepatitis.
~ Radang paru-paru.
~ Radang otak dan selaput otak.
~ Esofagitis.
~ Kematian jaringan retina mata.

Pada cacar air, risiko terjaidinya komplikasi umumnya akan meningkat pada anak-anak, lansia, wanita hamil, atau orang yang sistem kekebalan tubuhnya lemah.

Beberapa komplikasi yang bisa terjadi akibat cacar air adalah:

★ Ruam menyebar ke bagian mata.

★ Ruam yang diikuti oleh sesak napas dan sakit kepala.

★ Ruam yang diikuti dengan infeksi bakteri sekunder pada daerah yang terinfeksi.

Jika dialami oleh ibu hamil, cacar air yang tidak ditangani dengan benar dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan pada bayi yang dikandungnya. Gangguan tersebut bisa berupa gangguan penglihatan, retardasi mental, pertumbuhan lambat, atau kepala yang memiliki ukuran lebih kecil.

Sementara itu, komplikasi yang bisa terjadi saat mengalami herpes zoster adalah:

✓ Post herpetic neuralgia, yaitu nyeri yang masih dirasakan walaupun lesi pada kulit sudah menghilang.

✓ Infeksi bakteri pada lokasi ruam.

✓ Nyeri dan ruam yang menjalar hingga ke mata.

✓ Sindrom Ramsay-Hunt, yaitu kondisi yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada wajah dan gangguan pendengaran.

🔸Pencegahan Herpes

Untuk mencegah penyebaran virus herpes ke orang lain, dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini:

~ ️Sebisa mungkin hindari kontak fisik dengan orang lain, terutama yang memiliki luka terbuka.

~ ️Selalu cuci tangan secara rutin.

~ ️Jika diberikan obat oles untuk mengatasi ruam, oleskan obat dengan menggunakan kapas agar kulit tangan tidak menyentuh daerah yang terinfeksi virus herpes.

~ ️Jangan berbagi pakai barang-barang yang dapat menyebarkan virus, seperti gelas, cangkir, handuk, pakaian, dan peralatan makeup.

~ ️Jangan melakukan oral seks, ciuman atau aktivitas seksual lainnya, selama munculnya gejala penyakit herpes.

Khusus bagi penderita herpes genital, segala bentuk aktivitas seksual selama masa munculnya gejala herpes harus dihindari. Perlu diingat bahwa meskipun sudah menggunakan kondom, virus herpes tetap dapat menyebar melalui kontak kulit yang tidak terlindungi kondom.

Wallahu a'lam

🌷🌷🌷🔹🔹🔹🌷🌷🌷
        💎TaNYa JaWaB💎

0️⃣1️⃣ Ida ~ Tanjungpinang
Dokter, dulu waktu hamil anak pertama pas bulan ke 4 saya terkena lepuhan semacam herpes tapi tidak ada keluhan seperti yang disebutkan di atas, hanya ruam lepuh yang setelah pecah berair kemudian rata di kulit yang lain, tapi setelah anak pertama lahir tidak ada lagi keluar ruam lepuh, apakah ruam lepuh itu hanya bawaan saat hamil atau memang masuk kriteria herpes?

💊Jawab:
Mbak ida sayang, herpes gejalanya sama dengan cacar air. Penyebabnya juga disebabkan oleh virus. Yang membedakan herpes dan cacar air: Herpes, luka yang berisi air bergerombol dan mengenai salah satu tubuh. Kalau cacar air bulanya menyebar diseluruh tubuh. Saya lihat sepertinya bukan herpes hanya seperti alergi dermatitis sehingga tidak meninggalkan bekas.

Wallahu a'lam

0️⃣2️⃣ Annisa ~ Tangerang
Dok, waktu hamil pertama bapak saya terkena herpes dan kondisi saya lagi hamil muda dan lemah lalu 32w anak saya meninggal dalam kandungan. Saat saya program hamil ke 2 saya cek torch ternyata aktif IGG dan IGM Rubella dan CMV dan CMV nya tinggi, pas mau terapi obat ternyata saya hamil lagi dan bapak saya herpes lagi saat hamil muda dan lemah juga. 

Alhamdulillah anak ke dua selamat cuma lahir prematur, kondisi anak keluar cairan kecokelatan di lambungnya yang harus puasa dulu dari ASI selama beberapa hari. 19 hari anak saya sehat, cek mata pun juga bagus tapi usia 3 bulan tiba-tiba anak saya kejang tanpa demam ternyata anak saya hidrosefalus tapi kepalanya tidak terlalu besar jadi kalau orang lihat masih biasa saja, sudah pasang vp shunt dengan resiko epilepsi. Belum genap 2 tahun minum minum depakene anak saya kena varises esofagus yang per 3 bulan harus endoskopi, qadarallah baru menjalani 2x endoskopi, agustus tahun kemarin meninggal. 

Yang mau saya tanya bagaimana caranya supaya di kehamilan berikutnya CMV saya negatif? Dan kalau sudah terinfeksi apa masih tetap kena dok?

💊Jawab:
Innalillahi wa innaillaihi raji'un semoga putra mbak Nisa menjadi tabungan di surga. 
Masya Allah semoga dengan keikhlasan dan kesabaran mbak Annisa menghadapi cobaan Alloh ﷻ segera mendapat ganti keturunan yang sehat Sholeh dan sholehah.

Mb Annisa sayang torch itu bisa disembuhkan dengan pengobatan yang rutin. Serta menghindarkan dari faktor pencetusnya. Jadi mbak Annisa periksa ke dokter obgyn. In sya Allah bisa hamil lagi. 

Jika diobati in syaAllah bisa sembuh dari virus tersebut.

Wallahu a'lam

0️⃣3️⃣ Han ~ Gresik
Assalamu'alaikum dok, 

1. Bisakah kita menularkan herpes saat kita baru saja terjangkit dok?

2. Bagaimana cara melakukan tes herpes jika tidak mengalami gejala?

💊Jawab: 
Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh

1. Mbak Han, seseorang bisa tertular apabila imun orang tersebut lagi menurun. Jadi bisa menularkan ke orang tersebut.
Herpes bisa dilihat dari tanda dan keluhan yang terjadi. 

2. Herpes tandanya seperti cacar air hanya bergerombol dan asimetris. 

🔹Apa Bisa sembuh total dok bila terkena herpes dan sudah di obati? Dan apakah bisa kambuh lagi nantinya dok?

💊Bisa terkena lagi jika imun menurun dan ada yang menularkan virus tersebut.

Wallahu a'lam

0️⃣4️⃣ Dwi ~ Bondowoso
Assalamualaikum dok,

Apa benar kalau herpesnya melingkar satu badan bisa berbahaya atau meninggal dok? Dan apakah kalau kena herpes badan juga bisa panas atau demam?

💊Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh. 

Mbak Dwi. Memang herpes mengenai salah satu tubuh biasanya mengenai saraf. Jika sampai meninggal karena ada komplikasi. Benar, badan bisa demam atau sumer. 

Itu tanda reaksi virus masuk ke dalam tubuh. 

🔹Penanganan awal apa ya dok biar tidak menyebar? 

💊Segera periksa ke dokter untuk mendapat pengobatan. 

🔹Benarkah kita juga kurang bersih bisa jadi penyebabnya dok? 

💊Bisa mbak, Jika kurang bersih kuman mudah masuk ke dalam tubuh. 

🔹Ini sekarang ada di paha dok, seperti gatal terbakar, cuma saya bersihkan pakai revanol dan pakai minyak bangleng.

Alhamdulillaah mengering. Apa itu juga herpes dok? 

💊Apa berisi air seperti cacar air dan bergerombol mbak? 

🔹Cuma ada 4 titik agak besar besar dok, berair. 

💊Kalau bula dan bergerombol maka herpes mbak. 

Kalau jumlah sedikit berarti bukan ya. 

Seperti itu mbak bergerombol bisa sedikit bisa banyak. 

🔹Alhamdulillah tidak sampai banyak seperti begitu dok.

0️⃣5️⃣ Salsabila ~ Purwokerto
Dulu saat saya masih gadis, punggung saya pernah ada ruam merah agak basah begitu juga ditangan, kemudian diberikan dokter obat acyclovir. Sering berulang muncul, tapi sudah beberapa tahun ini tidak muncul. Dulu juga pernah gatal di miss v, tapi saya tidak tahu itu herpes bukan. Yang saya tahu saat itu saya masih gadis dan belum pernah melakukan hubungan suami istri, saat ini saya sedang hamil dok, apakah hal tersebut berbahaya? 

Terimakasih 

💊Jawab:
Jarang sih mbak herpes muncul di alat kelamin, maaf kecuali melakukan hubungan pada penderita yang terkena herpes sebelumnya. Lebih baik mbak periksa ke dokter kulit untuk memastikan herpes atau tidak. Jika herpes bisa menularkan kepada seseorang yang imunnya menurun.

Semoga mbak salsabila dan janinnya sehat selalu.

🔹Tapi dok, kalau belum bernah berhubungan suami istri tidak akan tertular hal seperti ini kan dok?

💊Tidak mbak.
Wallahu a'lam

🌷🌷🌷🔹🔹🔹🌷🌷🌷
 💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎

Yang penting tingkatkan imun kita dengan gaya hidup sehat seperti makan yang bergizi, istirahat cukup hindarkan stres. Karena dengan imun yang kuat maka penularan tidak terjadi.

Wallahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar