Minggu, 28 Februari 2021

BERIMAN KEPADA ALLOH ﷻ

 


OLeH: Ustadz Abdillah Noor Rahmat

        🌀M a T e R i🌀

Assalamu'alaykum...

Apa kabar sahabat dakwah sekalian? Semoga senantiasa dalam limpahan rahmat dan ampunan Alloh ﷻ. Aamiin

بسم الله الرحمن الرحيم 
الحمد لله رب العالمين 
الرحمن الرحيم
ملك يوم الدين له ملك السموات ولأرضين، يحيي و يميت، وهو حي لا يموت له إختلاف الليل والنهار  وهو يتولي الصالحين، وأشهد ان لا إله إلا الله، وحده لا شريك له شهادة بها نحيا و بها نموت و عليها نبعث يوم الدين، و أشهد أن محمداً عبده و رسوله الناصح الأمين، و قائد الغر المحجلين، بلغ الرسالة وأدى الأمانة ونصح الأمة حتى أتاه اليقين
فصلوات ربي وسلامه عليه و على آلهالطيبين الطهرين و على أصحابه و التابعين و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين. 
أما بعد

Alhamdulillah, terimakasih kepada tim Admin dan moderator yang telah mengundang dan memberikan kesempatan kepada saya untuk berbagi sedikit ilmu kepada kawan kawan sekalian.

🌷IMAN KEPADA ALLOH ﷻ

Manakala salah seorang di antara kita ditanya: “Apakah al-ushūl ats-tsalātsah atau trilogi masalah agama yang wajib diketahui oleh seseorang?”, maka jawablah dengan tegas: “Yaitu ma’rifah (mengenal) Alloh ﷻ, agama-Nya dan Rasul-Nya  ﷺ!” Oleh karena itu, berbagai upaya dan proses untuk mengenal atau mengetahui Alloh ﷻ merupakan suatu kewajiban asasi bagi seorang mukallaf, agar dia dapat beribadah kepada-Nya di atas landasan bashīrah (ilmu yang mantap) dan yaqīn (keyakinan yang teguh)."
[Syaykh ‘Abd ar-Rahmān bin Muhammad bin Qāsim, Hāsyiyah al-Ushūl ats-Tsalātsah, ed. Dr. ‘Abdullah bin ‘Abd ar-Rahmān al-Jibrīn (Riyadh: Dār al-Qāsim, 1421 H), hal. 34]

🔷A. Makna Iman Kepada Alloh ﷻ
 
Di antara makna iman kepada Alloh ﷻ adalah:

( إِفْرَادُ اللهِ بِمَا يَسْتَحِقُّ أَوْ بِحُقُوْقِهِ )

“Mengesakan Alloh ﷻ dalam hak-hak-Nya”.

( اَلتَّصْدِيْقُ الْجَازِمُ بِوُجُوْدِ اللهِ تَعَالَى، وَاْلإِقْرَارُ بِرُبُوْبِيَّتِهِ وَأُلُوْهِيَّتِهِ وَأَسْمَائِهِ وَصِفَاتِهِ )

“Pembenaran yang pasti terhadap wujud keberadaan Alloh ﷻ serta pengakuan terhadap rububiyyah, uluhiyyah, nama-nama dan sifat-sifat-Nya”. 

( َاْلاِعْتِقَادُ الْجَازِمُ بِأَنَّ اللهَ رَبُّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيْكُهُ وَأَنَّهُ الْخَالِقُ الرَّازِقُ الْمُحْيِ الْمُمِيْتُ وَأَنَّهُ الْمُسْتَحِقُّ ِلأَنّ يُفْرَدَ بِالْعِبَادَةِ وَالذُّلِّ وَالْخُضُوْعِ وَجَمِيْعِ أَنْوَاعِ الْعِبَادَةِ وَأَنَّهُ الْمُتَّصِفُ بِصِفَاتِ الْكَمَالِ الْمُنَزَّهُ عَنْ كُلِّ عَيْبٍ وَنَقْصٍ )

“Keyakinan yang mantap bahwa Alloh ﷻ adalah Rabb segala sesuatu, Pemilik, Pencipta serta Yang menghidupkan dan Yang mematikannya. Dia-lah yang berhak untuk menerima ibadah, penghambaan dan ketundukan serta berbagai jenis ibadah yang lainnya. Dan hanya Dia-lah yang berhak menyandang segala sifat kesempurnaan yang bersih dari noda aib dan cela kekurangan."

🔷B. Landasan Iman Kepada Alloh ﷻ

Iman kepada Alloh ﷻ sebagai rukun iman pertama, memiliki landasan dalil yang banyak sekali, di antaranya adalah :
Dalil dari al-Quran.
Alloh ﷻ berfirman:

"Katakanlah (hai orang-orang mu’min): “Kami beriman kepada Alloh ﷻ dan apa yang diturunkan kepada kami…” 

Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah Timur dan Barat itu suatu kebaktian, akan tetapi sesungguhnya kebaktian itu ialah beriman kepada Alloh ﷻ, Hari Kemudian,…” [QS. al-Baqarah: 177]

Lihat dan renungkan: [QS. al-Baqarah: 285; an-Nisā’: 136; al-Hajj: 70; al-Hujurāt: 15; at-Taghābun: 9,11 dan ath-Thalāq: 11]

Dalil dari as-Sunnah:
Rasulullah ﷺ bersabda:

(( َاْلإِيْمَانُ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوِمْ اْلآخِرِ وَأَنْ تُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ ))

“Iman adalah beriman kepada Alloh ﷻ, para malaikat, kitab-kitab, para rasul dan hari akhir serta beriman kepada takdir, yang baik maupun buruk.” (HR. al-Bukhāriy dan Muslim)

(( قُلْ آمَنْتُ باللهِ فَاسْتَقِمْ ))

“Katakanlah: Aku beriman kepada Allah, kemudian istiqamahlah.” (HR. Muslim)

🔷C. Urgensi Iman Kepada Alloh ﷻ

Iman kepada Alloh ﷻ termasuk dalam cakupan ilmu aqidah, bahkan termasuk cakupan yang paling mulia, paling utama dan paling penting. Penting dan urgennya iman kepada Alloh ﷻ tersebut tampak dari hal-hal berikut:

1. Iman kepada Alloh ﷻ termasuk ashl al-ushūl (dasar atau fondasi dari segala hal yang pokok).

2. Iman kepada Alloh ﷻ adalah rukun iman yang pertama, paling pokok, paling agung dan paling tinggi kedudukannya. [QS. al-Baqarah: 177]

3. Iman kepada Alloh ﷻ merupakan pangkal kebahagiaan dan kesuksesan.

4. Lima rukun iman yang lainnya merupakan cabang dari Iman kepada Alloh ﷻ dan bahkan harus diasaskan kepadanya, karena tanpanya, rukun iman lainnya tersebut akan sia-sia dan bahkan tidak akan bermanfaat.

5. Diturunkannya kitab-kitab dan diutusnya para rasul adalah untuk memantapkan dan meresapkan iman kepada Alloh ﷻ dalam jiwa setiap manusia.

6. Bahkan ajaran Islam yang hanīf (lurus) adalah diasaskan kepada tauhid, yaitu Iman kepada Alloh ﷻ.

🔷D. Uslūb al-Qur’an Tentang Iman Kepada Alloh ﷻ

Uslūb (metode) al-Qur’an dalam menjelaskan iman kepada Alloh ﷻ –terutama masalah tauhid (pengesaan-Nya)– adalah mencakup hal-hal sebagai berikut :

1. Mengabarkan tentang Dzat Alloh ﷻ, asmā’ (nama-nama), sifat-sifat, perbuatan-perbuatan dan firman-firman-Nya.

2. Menyerukan peribadatan hanya kepada Alloh ﷻ, dengan meninggalkan semua bentuk peribadatan kepada selain-Nya.

3. Mengandung perintah dan larangan serta konsekuensi untuk mentaati-Nya.

4. Mengandung penjelasan tentang kemuliaan bagi ahli tauhid dan balasan (kebaikan) bagi mereka ketika di akhirat.

5. Mengandung penjelasan tentang ahli syirik dan siksaan bagi mereka ketika di akhirat.

🔷E. Kandungan Iman Kepada Alloh ﷻ

Iman kepada Alloh ﷻ memiliki 4 (empat) kandungan, yaitu :
◾ Iman kepada wujūd (keberadaan atau eksistensi) Alloh ﷻ.

★ Mengakui wujūd atau eksistensi Allah swt merupakan fithrah bagi manusia, sehingga sebagian besar merekapun mengakuinya, kecuali hanya sedikit saja yang menyelisihinya, yaitu orang-orang atheis (tidak ber-Tuhan atau komunis).
Rasulullah ﷺ bersabda:

(( …وَإِنِّي خَلَقْتُ عِبَادِي حُنَفَاءَ كُلَّهُمْ وَإِنَّهُمْ أَتَتْهُمَ الشَّيَاطِيْنُ فَاجْتَالَتْهُمْ عَنْ دِيْنِهِمْ… ))

“…Sesungguhnya Aku menciptakan hamba-hamba-Ku berada di atas jalan yang lurus, kemudian setan menghampiri mereka dan memalingkan mereka dari ajaran agama tersebut..." (HR. Muslim)

★ Wujud Alloh ﷻ dapat dibuktikan melalui:
asy-Syar (syariat), merupakan dalil yang sangat gamblang, di antara hal yang mendukung hal tersebut adalah:

~ Diutusnya para rasul.
~ Diturunkannya kitab-kitab.
~ Beragam hukum, perintah maupun
larangan, yang memiliki kemashlahatan bagi kehidupan manusia, baik duniawi maupun ukhrawi, semuanya memberikan petunjuk tentang wujūd Alloh ﷻ yang berhak untuk di ibadahi.

★ Al-Fithrah (penciptaan atau ke-Islam-an), bahwasanya setiap makhluk telah diberikan fithrah untuk beriman kepada Penciptanya, tanpa terlebih dahulu harus berfikir ataupun belajar. [QS. ar-Rūm: 30 & Thāhā: 50]
Rasulullah ﷺ bersabda:

(( مَا مِنْ مَوْلُوْدٍ إِلاَّ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ... ))

“Tidak ada seorang bayipun yang lahir kecuali dilahirkan sesuai dengan fithrahnya...” (HR. al-Bukhāriy dan Muslim)

Imam Ibnu al-Qayyim rhm:

( وَكُلُّ مَخْلُوْقٍ قَدْ فُطِرَ عَلىَ اْلإِيْمَانِ بِخَالِقِهِ مِنْ غَيْرِ سَبْقِ تَفْكِيْرٍ أَوْ تَعْلِيْمٍ وَلاَ يَنْصَرِفُ عَنْ مُقْتَضَى هَذِهِ الْفِطْرَةِ إِلاَّ مَنْ طَرَأَ عَلَى قَلْبِهِ مَا يَصْرِفُهُ )

“Setiap makhluk telah diberikan fithrah untuk beriman kepada penciptanya, tanpa terlebih dahulu harus berfikir ataupun belajar. Mereka tidak akan berpaling dari konsekuensi fithrah tersebut, kecuali apabila hati mereka telah dihinggapi virus atau penyakit yang dapat menyelewengkannya dari fithrahnya.” (Syifā’ al-‘Alīl)

★ Al-‘Aql, gambarannya sebagai berikut:
Bahwa semua makhluk yang ada, pasti ada Yang menjadikan dan menciptakannya, tidak akan mungkin mereka menciptakan diri mereka sendiri atau tercipta dengan sendirinya.
Lihat dan renungkan: [QS. ath-Thūr: 35]

★ Al-Hiss (indrawi), hal ini nampak dari banyak, hal di antaranya:

~ Terkabulnya doa-doa.
Mu’jizat para rasul sebagai bukti kebenaran mereka. Petunjuk dari diri manusia.

~ Hidayah yang dimiliki para makhluk.

~ Petunjuk dari ufuk.
‘Ubūdiyah (penghambaan) makhluk.

~ Keragaman rasa, warna dan bau pada flora (tumbuh-tumbuhan).

~ Perbedaan atau keragaman bahasa.

~ Bukti dari asmā’ (nama-nama) dan sifat-sifat-Nya.

◾Iman kepada rubūbiyyah Alloh ﷻ, yaitu hanya Dia-lah Pencipta, Pemilik dan Pengatur alam semesta. Inilah yang kemudian dikenal dengan istilah Tawhīd Rubūbiyyah.

√ Alloh ﷻ telah memberikan fithrah kepada seluruh makhluk untuk beriman kepada rubūbiyyah-Nya, termasuk pula orang-orang musyrik pada zaman Nabi Muhammad ﷺ." [QS. al-Mu’minūn: 86-89]

√ "Sesungguhnya seluruh alam semesta, langit, bumi, planet-planet, bintang-bintang, pepohonan, serta seluruh manusia dan jin, semuanya tunduk kepada Alloh ﷻ." [QS. Āli ‘Imran: 83]

√ Seorang hamba tidaklah cukup untuk hanya beriman kepada rubūbiyyah Alloh ﷻ, karena iapun harus beriman kepada ulūhiyyah-Nya.

◾Iman kepada ulūhiyyah Alloh ﷻ, yaitu hanya Dia-lah satu-satunya yang berhak untuk diibadahi. Inilah yang dikenal dengan istilah Tawhīd Ulūhiyyah.

◾Iman kepada asmā’ dan sifat-sifat Alloh ﷻ, yaitu hanya Dia-lah yang berhak memiliki nama-nama dan sifat-sifat kesempurnaan yang terhindar dari ketidaksempurnaan. Inilah yang dikenal dengan istilah Tawhīd al-Asmā’ wa ash-Shifāt.

🔷F. Iman Kepada Alloh ﷻ dan Kehidupan

Iman kepada Alloh ﷻ merupakan pangkal kebahagiaan dan kesuksesan dalam kehidupan, baik menyangkut kehidupan dunia maupun kehidupan akhirat. Hal ini dikarenakan iman kepada Alloh ﷻ mempunyai buah, manfaat dan keutamaan yang sangat agung dalam kehidupan, di antaranya:

1. Iman kepada Alloh ﷻ adalah jalan untuk menggapai keamanan dan hidayah yang sempurna. [QS. al-An’ām: 82]

2. Iman kepada Alloh ﷻ merupakan bentuk ketaatan kepada-Nya, yang merupakan pangkal segala kebaikan hidup. [QS. al-Baqarah: 136]

3. Iman kepada Alloh ﷻ merupakan syarat untuk menjadi khalīfah di muka bumi dan sebab kemuliaan. [QS. an-Nūr: 55]

4. Iman kepada Alloh ﷻ merupakan jalan masuk syurga dan terbebas 
dari jilatan api neraka. [QS. Muhammad: 12]

5. Iman kepada Alloh ﷻ merupakan pintu gerbang untuk meraih al-hayāh ath-thayyibah (kehidupan yang baik). [QS. an-Nahl: 97]

6. Iman kepada Alloh ﷻ adalah pangkal terealisasinya kebaikan dan turunnya ber-kah, dari langit maupun dari bumi. [QS. al-A’rāf: 96]

7. Iman kepadah Alloh ﷻ adalah hidāyah kepada kebaikan. [QS. at-Taghābun: 11 & Yūnus: 9]

8. Iman kepada Alloh ﷻ adalah sarana untuk menambah keimanan dan upaya untuk memantapkannya. [QS. Muhammad: 17]

9. Iman kepada Alloh ﷻ merupakan sebab untuk memperoleh wilāyah (perlindungan, kedekatan)-Nya. [QS. Muhammad: 11]

10. Iman kepada Alloh ﷻ merupakan penyelamat dari kerugian atau kesengsaraan hidup. [QS. al-Ashr: 1-3]

11. Iman kepada Alloh ﷻ merupakan sebab untuk mendapatkan pembelaan-Nya. [QS. al-Hajj: 38]

12. Iman kepada Alloh ﷻ merupakan sebab terhapusnya dosa dan kesalahan. [QS. Muhammad: 2]

13. Iman kepada Alloh ﷻ merupakan sebab untuk memperoleh ketinggian derajat. [QS. al-Mujādilah: 11]

14. Iman kepada Alloh ﷻ merupakan sendi penopang keikhlasan kepada-Nya dan juga kepada hamba-hamba-Nya.

15. Iman kepada Alloh ﷻ adalah penguat tawakkal kepada-Nya.

16. Iman kepada Alloh ﷻ merupakan faktor penggerak keberanian.

17. Iman kepada Alloh ﷻ mendorong akhlak yang baik terhadap semua golongan.

18. Iman kepada Alloh ﷻ merupakan pendorong terbesar untuk memikul segala derita dan kepenatan dalam menjalankan ketaatan serta dalam meninggalkan kemunkaran.

19. Iman kepada Alloh ﷻ membuat pelakunya diakui kualitas keamanahannya dihadapan para makhluk.

20. Iman kepada Alloh ﷻ menimbulkan iffah (kesucian) dan izzah (kemuliaan).

21. Iman kepada Alloh ﷻ merupakan satu-satunya faktor yang dapat menegakkan kejayaan Islam, yaitu melalui jihad fisik dan jiwa, serta jihad dengan harta dan ucapan di jalan-Nya.

Itulah sedikit gambaran dari buah iman kepada Alloh ﷻ. Secara umum dapat dikatakan bahwa kebaikan atau kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, semuanya termasuk bagian dan hasil dari iman. Sedangkan kecelakaan dan kesengsaraan hidup, tiada lain dikarenakan berkurang atau hilangnya iman. 

🔷G. Perusak Iman Kepada Alloh ﷻ

Yaitu kufur (ingkar) kepada Alloh ﷻ, atau kepada salah satu bagian tauhid atau dengan mengerjakan salah satu dari pembatal Islam. 

Di antara perusak iman kepada Alloh ﷻ yang paling berbahaya, karena dapat menghancurkannya secara total adalah virus al-ilhād .

🔶A. Makna Ilhād

Secara etimologi (ba-hasa), al-ilhād  ( َاْلإِلْحَادُ )berarti al-mayl  ( اَلْمَيْلُ )atau al-‘udūl ( اَلْعُدُوْلُ ), yaitu condong, cenderung atau miring.
Sedangkan secara terminologi (istilah), al-ilhād adalah :

( اَلْمَيْلُ عَمَّا يَجِبُ اعْتِقَادُهُ أَوْ عَمَلُهُ )

“Miring atau menyimpang dari keyakinan atau pengamalan yang semestinya (wajib atau benar).”

Dan dalam pembahasan ini, yang dimaksud dengan ilhād adalah:

( اَلْكُفْرُ بِاللهِ وَالْمَيْلُ عَنْ طَرِيْقِ أَهْلِ اْلإِيْمَانِ وَ الرُّشْدِ وَ التَّكْذِيْبُ بِالْبَعْثِ وَالْجَنَّةِ وَالنَّارِ وَتَكْرِيْسُ الْحَيَاةِ كُلِّهَا لِلدُّنْيَا فَقَطْ وَتَكْذِيْبُ الرُّسُلِ وَإِنْكَارُ وُجُوْدِ الرَّبِّ )

“Ingkar kepada Alloh ﷻ, menyimpang dari jalan ahli iman dan petunjuk, mendustakan kebangkitan, surga dan neraka, mentasbihkan hidup hanya untuk kepentingan duniawi, mendustakan para rasul dan mengingkari wujud-Nya."

🔶B. Macam Ilhād

Ilhād ada 2 (dua) macam, yaitu :

◾1. Ilhād terhadap asmā’ Alloh ﷻ, yaitu menyimpang dari kebenaran hakiki terhadapnya. Dalam hal ini ada 4 (empat) macam, yaitu:

√ Mengingkari salah satu atau sebagian nama Alloh ﷻ atau mengingkari sifat yang dikandungnya.
√ Menganggap nama Alloh ﷻ serupa dengan makhluk-Nya.
√ Menamakan Alloh ﷻ dengan nama yang tidak pernah Alloh ﷻ berikan kepada diri-Nya.
√ Memecah dari nama Alloh ﷻ tersebut nama yang diperuntukan bagi berhala.

◾2. Ilhād terhadap ayat-ayat Alloh ﷻ, dalam hal ini ada 2 (dua) macam, yaitu:

1. Ilhād terhadap ayat-ayat syar’iyyah, yaitu ajaran atau syari’at yang dibawa oleh para rasul, baik berupa hukum maupun khabar-berita. Bentuknya adalah dengan menyelewengkan atau mendustakan khabar berita, atau dengan tidak mentaati ketentuan hukumnya.

2. Ilhād terhadap ayat-ayat kawniyyah, yaitu alam semesta. Bentuknya adalah dengan: 

√ Menyandarkan penciptaan alam kepada selain Alloh ﷻ, 
√ Atau dengan menyekutukan-Nya, bahwa dalam penciptaannya Alloh ﷻ memiliki sekutu,
√ Atau dengan menganggap bahwa dalam penciptaannya Alloh ﷻ memerlukan bantuan.

🔶C. Hukum Ilhād

Hukum ilhād dengan kedua macam jenisnya adalah haram, bahkan terkadang dapat menjerumuskan seseorang kepada tindak perbuatan syirik atau kekufuran. [QS. al-A’rāf: 180 & Fushshilat: 40]

🔶D. Eksistensi Ilhād

Pada dewasa ini, ilhād merupakan penyakit yang melanda seluruh dunia.
Dunia Barat, Eropa dan Amerika meskipun mewarisi aqidah Nashrāniyyah yang meyakini adanya kebangkitan, syurga dan neraka, namun aqidah tersebut telah jauh ditinggalkan. Oleh karena itu, keimanan mereka hanyalah sebatas terhadap kehidupan duniawi semata. Maka gereja bagi mereka hanyalah seonggok warisan yang tiada berharga. Dan akhirnya, jadilah ilhād sebagai agama resmi yang dijadikan sumber pegangan dalam setiap undang-undang. Hal ini sering diistilahkan dengan nama ‘ilmāniyyah (sekulerisme) atau lādīniyyah (tidak beragama, ateis).

Adapun di dunia Timur, maka telah berdiri negara terbesar yang berdasarkan ilhād yaitu Rusia (sekarang telah hancur berpecah belah) yang mengusung aqidah syuyū’iyyah (komunisme), yang mengingkari alam ghaib dan memandang terlalu berlebihan terhadap segala aspek kehidupan dunia, sehingga pandangan mereka hanya bersifat materialistis belaka.

🔶E. Sebab Ilhād

Di antara faktor penyebab yang membuat ilhād tersebar dan berkembang dengan pesat di dunia, bahkan menjadi agama global adalah:

1. Perlakuan yang semena-mena dari para thāghūt gereja (pemuka agama) dalam memerangi ilmu dan akal serta dalam melindungi para penguasa diktator.

2. Kezhaliman imperium ra’smāli (kapitalis), hingga memunculkan gerakan kontranya, yaitu ilhādiyyah syuyū’iyyah.

3. Banyaknya masalah kehidupan yang dihadapi masyarakat Eropa dan hilangnya timbangan ilmiah dalam menghadapinya, baik dari segi sosial masyarakat maupun ekonomi.

4. Hilangnya manhaj shahīh, yaitu Islam dari medan kehidupan. Hal ini dapat pula dikarenakan kelemahan kaum muslimin dalam menjalankan risalah Islam sebagai penopang kehidupan bermasyarakat, baik dalam pengamalan maupun dalam da’wah.

5. Banyaknya konsep, teori dan perundang-undangan buatan yang berkembang pada masyarakat Eropa.

6. Kekosongan atau kehampaan ruhani yang dialami masyarakat Eropa, karena gereja tidak dapat memberikan manhaj yang dapat membersihkan hati serta mendatangkan kebahagiaan dan thuma’nīnah, baik bagi pribadi maupun masyarakat.

7. Penjajahan dan efek negatif yang ditimbulkannya, yaitu menyebabkan kemunduran bangsa terjajah, baik melalui media massa (pemikiran) ataupun dengan jalan menutup pintu kebebasan.

8. Makar Yahudi terhadap seluruh dunia, yaitu dengan menyebarkan pemikiran ilhād sebagai persiapan bagi mereka untuk mencengkeram dunia.

9. Maraknya berbagai revolusi dan gerakan-gerakan lainnya yang dikoordinasi oleh kaum komunis untuk membuktikan bahwa agama adalah khurāfāt (candu atau racun).

10. Buaian kemajuan dan keindahan dunia hingga melupakan al-Khāliq.

🔶F. Bagaimana Ilhād Merasuki Negeri Kaum Muslimin?

Ilhād memasuki kebanyakan negeri kaum muslimin adalah dikarenakan hal-hal berikut, yaitu:

1.Penyimpangan dan kelalaian mayoritas kaum muslimin terhadap ajaran Islam. 

Padahal hanya dengan bekal sabar dan taqwalah sesungguhnya mereka akan dapat menghadang laju kebatilan. [QS. Āli ‘Imrān: 120]

2. Kekalahan dunia Islam (dunia ketiga atau negara berkembang dan miskin) dari invasi Eropa, baik dari segi materil, teknologi maupun industri.

3. Penjajahan Barat terhadap banyak negeri kaum muslimin.

4. Besarnya perhatian Barat untuk menghancurkan media pendidikan, informasi dan dunia kaum wanita. 
Merekapun berusaha keras untuk memberikan citra buruk terhadap sosok ulama kaum muslimin, menciptakan pergaulan bebas dan kebebasan menampakkan aurat.

5. Lunturnya aqidah al-walā’ (loyalitas) dan al-barā’ (permusuhan, kebencian) pada diri mayoritas kaum muslimin, sehingga salah menempatkannya.

6. Tersebarnya kebodohan terhadap ajaran Islam.

7. Tersebarnya madzhab, golongan dan thariqāt shūfiyyah yang destruktif (merusak).

8. Munculnya mudharat yang ditimbulkan oleh program pengiriman pelajar muslim keluar negeri.

9. Kurang gencarnya da’wah.

10. Kehancuran khilāfah Islāmiyyah.

11. Ditinggalkannya kewajiban jihad, karena cenderung dan bahkan sangat tertarik kepada kehidupan dunia.

🔶G. Akibat Ilhād

Ilhād dan kufur mempunyai akibat dan pengaruh negatif yang berbahaya, bagi pribadi maupun masyarakat, di antaranya adalah:

1. Kekeruhan dan kegoncangan jiwa serta hilangnya ketenangan batin. [QS. Thāhā (20): 124]

2. Munculnya egoisme dan individualisme, padahal Rasulullah ﷺ bersabda:

3. 
(( لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ ِلأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ ))

“Salah seorang di antara kalian tidak akan beriman (dengan sempurna) sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana mencintai dirinya sendiri.” (HR. al-Bukhāriy dan Muslim)

3. Senang terhadap tindak kriminal, seperti pencurian dan perampokan.

4. Kehancuran tatanan keluarga (rumah tangga).

5. Kerusakan masyarakat, sebagai imbas kehancuran tatanan keluarga.

6. Merebaknya keinginan bunuh diri sebagai upaya untuk keluar dari problem duniawi.

7. Keinginan untuk melampiaskan amarah terhadap sesuatu yang ada di hadapan.

8. Meluasnya kebencian dan permusuhan.

9. Hilangnya tali kepercayaan terhadap sesama.

10. Tersebarnya kecemasan dan ketakutan.

11. Timbulnya kemelut dan berbagai pergolakan politik.

Demikianlah pengaruh destruktif yang ditimbulkan oleh virus ilhād. Dari sini dapat ditarik kesimpulan tentang sejauh mana pengaruh buruk yang akan menimpa ummat manusia pada umumnya dan ummat Islam pada khususnya, ketika mereka jauh (atau menjauh) dari wahyu ilahi, padahal sudah merupakan suatu kepastianyang tidak diragukan lagi bahwa mereka sangat membutuhkan bimbingan manhaj shahīh yang menuntun mereka meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.

Dan hal ini tidak akan dapat dicapai kecuali dengan kesungguhan, yaitu kesungguhan dalam berda’wah di jalan Alloh ﷻ, dalam menjelaskan kebaikan Islam dan dalam membungkam syubuhāt ilhād. Juga dengan memberikan perhatian yang besar terhadap proses tarbiyyah ummat kepada aqidah yang benar dan akhlak mulia yang terpancar dari pelita wahyu. 
(S-AT-2)

Wallahu a'lam

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
🌀CLoSSiNG STaTeMeNT🌀

Pentingnya untuk terus belajar tentang tauhid, sebab ketika tauhid kita cacat atau rusak maka jaminan surga pun akan sirna. 

Terus semangat kawan kawan, jauhi ilhad dalam tauhid dan teruslah bermajelis dengan orang-orang sholeh. Semoga Alloh ﷻ mudahkan. 

Wallohu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar