Sabtu, 16 November 2019

URUS DIRI SENDIRI SAJA, TIDAK USAH URUS ORANG LAIN



OLeH: Ustadz Syahrawi Munthe

           💎M a T e R i💎

Assalamu'alaikum wr.wb.

Segala puji bagi Allah,  atas segala karunia-Nya.  Sholawat dan salam semoga tercurah pada Rasulullah Muhammad saw. 

InsyaAllah tema kajian kita sore ini terkait dengan tidak bolehnya sikap apriori pada orang lain. 

🌷URUS DIRI SENDIRI SAJA, TIDAK USAH URUS ORANG LAIN


Islam mengajarkan untuk peduli pada sesama, tidak hanya aspek sosial (dengan zakat, infaq dan sedekah) tetapi juga ajakan untuk berbuat baik. Kadang memang mengajak kepada kebaikan punya nuansa sendiri, apalagi zaman now, seolah tidak perlu dan urus diri sendiri saja.

Apalagi kebaikan dengan bernuansa agama, yang sepertinya wilayah privat yang tidak perlu disampaikan atau mengajak orang lain.  Hingga kemudian muncul adagium, "agama tidak penting, yang penting jadi orang baik". Lalu, muncullah persepsi "agama itu semua sama, mengajarkan kebaikan". 

Islam mengajarkan untuk peduli kepada sesama baik pada aspek sosial maupun aspek ruhiyah. Mengajak orang lain untuk sholat, baca qur'an,  mengikuti kajian ilmu, meninggalkan riba,  syubhat dan syirik adalah amal kebaikan. Tugas ini tidak hanya tugas para da'i, tetapi tugas setiap orang yang peduli dengan dakwah.

Para Nabi dan Rasul memang diperintahkan oleh Allah untuk mengajak kepada kebaikan, meninggalkan syirik dan taghut (berhala), memurnikan tauhid dan menyembah Allah saja.

إِذْ جَاءَتْهُمُ الرُّسُلُ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا اللَّه...

"Ketika para rasul datang kepada mereka dari depan dan belakang mereka (dengan menyerukan): "Janganlah kamu menyembah selain Allah..." (QS. 41: 14)

Orang-orang mukmin idealnya harus mengajak orang baik kepada kebaikan baik secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi.  Tidak boleh abai dengan orang lain, hanya karena pernyataan "urus diri sendiri saja, gak usah urus orang lain". Sebab mengajak kepada kebaikan atau dakwah adalah pekerjaan mulia,  sebaik-baik perkataan dan aktualisasi amal para Nabi dan Rasul. Bahkan kata Rasulullah melalui sabdanya :

…فَوَاللهِ، َلأَنْ يَهْدِيَ اللهُ بِكَ رَجُلاً وَاحِدًا خَيْرٌ لَكَ مِنْ حُمْرِ النَّعَمِ.

“Demi Allah, bila Allah memberi petunjuk (hidayah) lewat dirimu kepada satu orang saja, lebih baik (berharga) bagimu daripada unta-unta yang merah.”
 (HR. Bukhari Muslim)

Allah juga mengatakan ajakan kebaikan adalah sebaik-baik perkataan. Tidak ada perkataan yang paling baik selain mengajak orang lain mengenal Rabb-Nya, agar tambah shalih, taat dan tunduk pada pada-Nya.

وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِّمَّن دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang shalih dan berkata: ‘Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.’”
(QS. 41: 33)

Oleh sebab itu, yuk kita ajak orang lain untuk sama-sama mengerjakan kebaikan. Peduli dengan orang lain yang jauh dari nilai agama agar bisa sama-sama masuk surga, sama-sama menikmatinya sebagai 'hadiah' dari Allah. Ayo kita rebut medali emas berupa unta-unta merah yang Allah siapkan bagi penyeru kebaikan hingga orang lain dapat hidayah. Saatnya tidak hanya fokus ibadah untuk diri sendiri, tapi tebar keshalihan untuk orang lain jua.

Wallahu'alam

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
        💎TaNYa JaWaB💎

0⃣1⃣ Bunda Vina ~ Cianjur
Ustazd, saya punya teman. Saya sebagai temen sayang, kasihan,  dan selalu saya ingatkan, tapi penerimaan si teman itu tidak enak buat saya.  Kalau jawabnya bagaimana nanti kalau di akhirat, saya yang ngejalani sendiri bilangnya astagfirullah haladzim, saya bilang. 

Nah sekarang c teman itu jarang komunikasi, kalau saya chat dia jawab seperlunya saja, kalau saya ajak ketemuan,  alasannya tidak ada di rumah, nah harus bagaimana biar hubungan silaturahim saya dengan teman tidak putus dan seperti biasa lagi?
Mohon pencerahaannya. 

Jazakallah ustadz

🌸Jawab :
Ya begitulah dinamika dalam hubungan persaudaraan, kadang akrab sekali, besoknya sudah 'marahan'. Tetap saja berbuat baik padanya, menyapanya,  dan melakukan kewajiban kita sebagai muslim pada muslim yang lain.

Jika responnya tetap dingin,  biarkan saja waktu yang menjawabnya. Sebab waktu adalah bagian dari soulsi. Selalu ada cara Allah untuk mengetuk pintu hati seseorang hingga orang tersebut kembali bersahabat menerima seperti biasanya. 

Wallahu'alam

0⃣2⃣ Erni ~ Jogja
Assalamualaikum,

Ustadz bagaimana sikap kita jika Pak takmir beserta pak Ustadz bersama istrinya tindak rawuh ke rumah minta tolong untuk ngisi pengajian ibu-ibu pada sore hari. Terus paginya disaat pak takmir dan pak ustadz kerja istri-istri beliau datang ke rumah. Dan berkata saya artikan dalam bahasa ina kamu di sini cuma kontrak. Tidak usah ikut-ikutan dakwah soalnya dikhawatiri nantinya malah bikin bingung umat. Karena ilmumu itu sulit berbeda dan salah.
Terus saya mesti bagaimana ustadz?

Mengingat seringnya datang ibu-ibu datang ke rumah minta tolong untuk saya ajari baca Qur'an. Karena saya kalau ngaji satu juz setelah dhuha pakai irama murotal bayyati husaini dan mereka pada suka.
Permasalahannya itu istrinya pak ustadz baca Qur'annya tidak sesuai kaidah tajwid. Sedangkan istrinya pak takmir buta huruf qur'an tapi kaya.
Apa yang mesti saya lakukan untuk menyikapi ini semua Ustadz? Agar saya tidak mengecewakan banyak orang. Tapi disisi lain saya dengar dari tetangga sebelah istrinya pak ustadz dan pak takmir ini sering diam-diam mendegarkan saya ngaji di rumah tetangga sebelah. Tapi secara terang-terangan melarang warganya untuk mendegarkan saya ngaji karena dikhawatiri kalau ada kesalahan baca nanti ikut nanggung dosa.

Padahal bacaan beliaunya yang makhrojnya tidak terdeksi mad tobii dengan mad farii dan ghunnah dengan ikhfak  tidak bisa dilacak. Bacaannya tajwidnya berantakan dimulut. Dengar dia ngaji risih serasa ingin membenahi tapi takut tersinggung. Apa yang harus saya lakukan?

Mohon pencerahannya.

🌸Jawab:
MasyaAllah, tetap saja istiqomah untuk mengajarkan yang benar.  Allah akan tunjukkan jalannya. Kuasa manusia tidak akan sanggup menahan kuasanya Allah.  fitnah yang dihadapi anggap saja bagian dari tantangan dakwah. Karena memang dakwah selalu ada hambatan-hambatannya. 

Jika perlu, silaturahim saja ke mereka, atau ajak diskusi, agar memberikan pemahaman yang benar bagi keduanya. Semoga Allah menguatkan hatinya, dalam memgahadapi fitnah-fitnah yang tidak baik. Dan diberi kekuatan agar istiqomah menebar kebenaran. 

Wallahu'alam

0⃣3⃣ Serra ~ Malang
Ketika dalam keadaan sadar ingat boleh ikut campur tapi lupa ketika dalam ke adaan marah, baiknya bagaimana?

🌸Jawab:
Dalam keadaan marah, manusia memang dalam keadaan setengah, gila. Karena itu jangan sering marah. Usahakan kontrol diri, berlapang dada atas kondisi yang ada, agar bisa berlapang dada.

Walllahu'alam

0⃣4⃣ Nida ~ Bojonegoro
Ustadz, bagaiamana caranya kita mengajak orang lain dalam kebaikan tanpa mengurangi hak mereka ataupun menyudutkan seakan pemahaman kita yang paling benar. Seperti misalkita hidup kan di lingkungan dengan berbagai macam peragai dan pemahaman dengan tingkatan yang berbeda-beda. Kalau dalam agama kita dianjurkan untuk selalu menyebar kebaikan, menasehati dan lain-lain.

Sedangkan disisi kemanusiaan kita juga dianjurkan untuk selalu menghargai atau menghormati mereka, nah bagaimana kita bisa bersikap di tengah-tengah?
Tanpa menyudutkan atau memaksa pemikiran kita agar sama dengan mereka tapi kebaikan yang kita sampaikan bisa diterima mereka dengan baik?

🌸Jawab:
Mungkin agar tidak muncul perbedaan dalam konsep fiqh, maka jika ada diakusi sebaiknya diarahakan ke tauhid atau aqidah sudut pandangnya sama. 

Wallahu'alam

0⃣5⃣ Yeyen ~ Bandung Barat
Afwan ustazd,
1. Dikampung saya ustadzahnya suka ceramah kan dipengajian masjid. Ceramahnya itu tentang jangan ghibah tapi sendirinya kalau lagi ngumpul biasa suka ngomongin orang. Ada tentang menutup aurat tapi sendirinya tidak.
Pernah ada yang kasih tahu tapi dianya malah marah-marah seperti yang tidak mau dikritik. Bagaimana cara menghadapinya?

2. Bagaimana cara menyuruh seorang wanita yang hanya berhijab dan dicadar di luar kampungnya, tapi di kampungnya dia tidak pakai jilbab?

Mohon penjelasannya ustadz.
Sukron

🌸Jawab :
Keberhasilan dakwah adalah teladan (qudwad hasanah), sebab amal yang baik (perbuatan)  adalah simbol dari jutaan kata. Maka setiap  da'i/ah harus menampilkan akhlak yang baik,  agar orang-orang yang di dakwahi dapat meniru hal tersebut. Jangan sampai dakwah hanya sekadar kata-kata tanpa amal yang nyata.
Jika ternyata tidak sesuai antara ucapan dan amal,  maka yang ada adalah respon negatif, mungkin umpatan dan cacian serta sinisme.

Jadi sudah selayaknya memang diingatkan,  agar beliau bisa memberikan teladan yang baik, adapun jika tidak diterima maka biarkan saja, sebab tugas kita hanya sekadar menyampaikan saja.  Semoga Allah membuka hatinya.

Wallahu'alam

2. Berislam idelanya secara kaffah, tidak boleh setengah-setengah,  karena tidak akan menguatkan jiwa dalam berislam. Jika Islam sudah menentukan adab-adab yang baik.

Misal berpakaian, maka ikuti saja karena hal tersebut akan menguatkan keistiqomahan dalam Islam. Jika tidak maka,  nilai Islam tidak akan tercermun dari akhlaknya. 
Istiqomah dalam memagang nilai-nilai Islam, sangat penting.  Karena dengan Istiqomahlah, kita akan merasakan 'sesuatu yang luar biasa'dalam Islam, yang akan menguatkan jiwa hingga akhir hayat. 

Wallahu'alam

0⃣6⃣ Wardah ~ Cilegon
Assalamu'alaikum ustadz,

Disini dikatakan bahwa orang-orang mukmin idealnya harus mengajak orang baik kepada kebaikan baik secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi.

Yang ingin saya tanyakan, bagaimana bila ada orang-orang yang melakukan ghibah dan menceritakan aib saudara yang tidak disukainya sehingga membuat orang lain ikut-ikutan tidak suka kepada saudaranya tersebut. Apa yang harus dilakukan ustadz?
Dan bagaimana cara menanggapinya?
Apakah perbuatan tersebut juga termasuk dalam perbuatan dzalim?

Mohon penjelasannya.
Wassalamu'alaikum.

🌸Jawab :
Wa'alaikumsalam wr.wb.

Yaa ghibah tidak boleh dalam Islam, sebab ghibah dianalogikan seperti memakan bangkai daging saudara,  begitu dzalim dan kejam.  Kenapa dilarang?
Sebab banyak sekali kemudharatan dalam ghibah, bahkan bisa menyebabkan saling bermusuhan dan pembunuhan. Jadi hindari ghibah. 

Wallahu'alam

0⃣7⃣ Helmi ~ Surabaya
Assalamualaikum ustadz,

Kita sebagai manusia biasa tentunya tidak akan pernah terlepas dan terhindar dari yang namanya membicarakan orang baik sedikit sekalipun.
Nah bagaimana cara untuk menahan diri dan menguasai hati agar bisa berhenti membicarakan orang lain serta tertarik dengan berita tentang orang lain yang akhirnya bisa menjadi ghibah?

🌸Jawab:
Wa'alaykumussalam, 

Caranya sibukkan diri dengan hal yang bermanfaat. Dan jika dalam perkumpulan, hindari banyak bicara,  kecuali yang baik-baik saja. Jika sudah mengarah pada gosip, maka izin saja pada mereka, dan sibukkan diri dengan hal lain yang bermanfaat.

Wallahu'alam

0⃣8⃣ Hesti ~ Jogya
Assalamu'alaykum,

Ustadz, kadang saya merasa down kalau mengingatkan tentang ibadah, karena selalu saja mendapat sindiran (sok, urus diri sendiri aja, tidak usah ikut-ikutan dan lain-lain) dan akhirnya saya diam apalagi fenomena disini lesbi dan kumpul kebo sudah jadi hal yang biasa, (padahal mereka sahabat-sahabat dekat).  Bagaimana saya menyikapinya tadz dan sekarang saya dicap fanatik!

🌸Jawab:
Wa'alaykumussalam wr.wb. 

Resiko dakwah memang demikian adanya. Akan banyak cobaan dan cacian. Tapi yakinlah,  semakin banyak cobaan itu, Allah akan beri kekuatan dan kedekatan kita dengan Allah begitu terasa.  Maka tetap saja berdakwah, mengajak orang-orang kepada kebaikan. 

Generasi emas Islam,  adalah orang-orang selalu berjihad di jalan Allah,  dan mereka tidak pernah takut atas celaan orang-orang yang mencela (lihat 5: 54).

Wallahu'alam

0⃣9⃣ Lisa ~ Malang
Menyambung pertanyaan mbak Hesti, ustadz.

Jika lingkungan kita tidak memungkinkan untuk mengingatkan, menasehati, daripada kitapun terkena adzab Allah, apakah sebaiknya kita hijrah fisik ya ustadz?
Afwan jiddan

🌸Jawab:
Jika khawatir boleh juga. Kita memang diminta untuk mencari lingkungan (bi'ah) yang baik agar kita terhindar dari fitnah.

Tetapi jika tidak memungkinkan,  sebaiknya tetap saja melakukan dakwah sebagai mana biasa.  Semoga Allah memberi kemudahan dalam dakwahnya.

1⃣0⃣ iDha ~ Jakarta
Ustadz, bagaimana menyikapi teman yang lebih mengkedepankan berbuat baik daripada ibadah?

Terimakasih

🌸Jawab:
Berbuat baik harus sejalan dengan ibadah.  Ibadah juga adalah kebaikan. Persepsi bahwa cukup baik saja,  tanpa ibadah adalah salah. Sebab perbuatan baik (amal shalih) hanya diterima Allah dan dapat pahala jika beribadah dan beriman pada Allah. 

Sebaiknya-baik apapun seseorang, jika ia tidak beriman dan tidak mau ibadah kepada Allah maka akan sia-sia amalnya. 

Wallahu'alam

1⃣1⃣ Mala Hasan ~ Lampung
Ustadz, jika dalam sebuah hubungan adalah saling menginggatkan agar menjadi manusia lebih baik dan lebih taat pada perintah Allah, bagaimana jika yang di ingatkan justru merasa di paksa untuk berubah hingga selalu merasa terbebani dan timbul kemarahan. Apa yang terbaik di lakukan?
Jika di biarkan timbul rasa bersalah.

🌸Jawab:
Ajakan atau seruan kebaikan (dakwah) tidak boleh memaksa. Sebab tugas da'i bukanlah untuk memaksa orang tetapi mengajak dengan lembut.

Itulah sebabnya dalam dakwah itu, yang ditonjolkan adalah menyentuh hati sebelum mengajarkan halal haram. Hatinya disentuh,  diajak pada kebaikan agar ia punya kekuatan untuk menerima semua ketentuan Allah.

Wallahu'alam

1⃣2⃣ Tari ~ Bekasi
Ustadz, iman kita khan naik dan turun, dan kewajiban kita dalam keluarga untuk saling mengingatkan.

Bagaimana caranya mengingatkan atau mengajak dalam kebaikan pada pasangan tanpa menggurui dan menyinggung perasaan.

🌸Jawab:
Seharusnya dalam keluarga itu, yaa keterbukaaan saja.  Karena sudah ibarat satu tubuh, tidak lagi ada istilah singguh menyinggung. 

Justru harusnya terbuka untuk saling mengingatkan. Beda halnya kepada orang lain. Suami dan istri, justru harus saling mengingatkan dan menguatkan agar selalu ingat pada Allah. Apalagi suami, harus mengajarkan pada istrinya semua ketentuan Allah, sebab itu tanggung jawabnya. Istripun sebaliknya tidak boleh segan-segan mengingatkan suami agar menjaga ibadahnya.

Demikian kiranya

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
 💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎

Selamat malam semuuuaaaa, dan jangan lupa bahagia selalu. 

Tetap semangat, karena perjalanan akhirat masih sangat panjang dan melelahkan.

Lakukan amal terbaik, agar saat perjumpaan dengan Allah jadi perjumpaan yang indah.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar