Minggu, 17 November 2019

MERETAS HIKMAH DARI SETIAP MUSIBAH (Episode 2)



OLeH: Bunda Endria Soediono

           💘M a T e R i💘

Bismillaah...

Alhamdulillahi Robbil ‘alamin ...

Ashalatu wassalamu ‘ala asyrafil anbiya wal mursalin, Nabiyyina Muhammadin wa alihi wa shahbihi wa man tabi’ahum bi ihsanin ila yaumiddin.

Asyhadu an laa ilaaha illallahu la syarikalah. Wa asyhadu anna Muhammadan 'abdu wa rasulullah.

Ukhtifillah semua yang semoga dirahmati Allah ‎ ‎سبحانه وتعالى ...

Mari kita panjatkan syukur kita kepada Allah yang telah melimpahkan banyak karunia kepada kita.

Terutama atas karunia iman dan islam serta penjagaan serta kasih sayang yg selalu Allah limpahkan pada diri kita.

Sholawat dan salam mari kita sampaikan bagi Nabi kita tercinta Muhammad sholallahu ‘alai wa salam. Yang telah membimbing kita pada jalan Allah hingga dengannya kita semua memiliki kesempatan menjadi calon penghuni surganya Allah. Atas jasa dan kasih sayang Beliau kita mendapatkan tuntunan kehidupan yang selamat dunia dan akhirat.

Allaahumma shalli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa shallaita ‘alaa ibraahiim wa ‘alaa aali ibraahiim innaka hamiidum majiid. Allaahumma baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa baarokta ‘alaa ibraahiim wa ‘alaa aali ibraahiim innaka hamiidum majiid.

Malam ini semoga kita semua dalam keadaan baik, sehat jasmani dan juga sehat hati.

Betapa pentingnya kita memperhatikan kesehatan bukan saja kesehatan jasmani kita tetapi justru yang lebih utama adalah kita menjaga kesehatan hati kita.
Jika hati sehat maka kita akan tenang dan bijak dalam melangkah menghadapi segala persoalan hidup yang sedang kita hadapi.
Ukhtifillah yang semoga senantiasa dirahmati Allah...

Sebagaimana kita tahu, bahwa dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Kita selalu dihadapkan pada persoalan hidup yang rumit bahkan tidak jarang kita menghadapi suatu kesulitan berat dengan apa yang biasa kita sebut dengan musibah.

Suatu ketidak nyamanan yang menimpa diri kita yang mana sering membuat kita bingung harus bagaimana bahkan sering pula mendatangkan rasa sedih bimbang bahkan keputusasaan.

Malam ini sedikit akan kita bahas point-point terkait musibah yang insyaAllah nanti bisa dikembangkan dalam bentuk konsultasi atau pertanyaan-pertanyaan.

Dalam tema malam ini saya hanya membagi dalam beberapa bagian utama saja agar tidak terlalu rumit.
Yakni tentang apa makna dari musibah dan bagaimana cara menyikapi musibah sehingga kita bisa lulus dan sukses dalam menjalaninya.

Dua bagian ini insyaAllah cukup untuk menjadi bahan renungan yang bisa mencerahkan hati.

آمِيْن يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.

Bagian pertama :
◼HAKIKAT MUSIBAH

Memahami hakikat musibah itu sangat penting karena dengan memahaminya kita bisa mengambil sikap yang tepat untuk menghadapinya. Tidak salah langkah yang bisa menimbulkan dampak kefatalan yang justru dapat memperburuk keadaan tidak hanya di dunia juga saja dampak itu menjerumuskan seorang ke dalam neraka kelak di akhirat.

Contoh langkah yang fatal adalah saat seorang mendapat musibah kemudian dia tidak lari menuju jalan yang diridhoi Allah tetapi justru mengarah pada jalan yang dimurkai-Nya.

Apa contoh riilnya dalam kehidupan sehari-hari?

Banyak contoh ...

Seperti tatkala ada seorang yang mengalami musibah kebangrutan kemudian bukanhya lari bersimpuh dihadapan Allah tetapi malah larinya pergi ke dukun.
Ini adalah prilaku fatal yang disebabkan karena kebodohan ilmu agama.

Dan kekayaan seseorang bukan menjadi ukuran kecerdasan agamanya.
Terbukti banyak orang kaya justru karena musibah atau rasa takutnya mereka lari ke dukun untuk minta pertolongan si dukun atau para normal hingga harus membayar mahal pun mereka sanggupi.

Artinya kaya bukan ukuran kecerdasan spiritual.

Adapun jika seorang memiliki kekuatan iman kepada Allah maka artinya kecerdasan spiritualnya sudah merupakan modal berharga baginya. Orang seperti ini disebut sebagai orang yang beriman.

Setiap orang beriman akan diberi ujian oleh Allah untuk membuktikan keimanannya.
Ujian atau musibah bisa berupa macam-macam.

Yang jelas setiap ketidak nyamanan adalah merupakan bentuk musibah.
Dengan memahami hakikat musibah insyaAllah kita tidak akan mengalami hal seperti itu.

Sekali lagi dalam pemahaman sederhana musibah itu adalah sesuatu yang tidak diinginkan dan mengganggu kenyamanan hidup dari seorang mukmin.

Istilah Musibah lebih diarahkan hanya bagi seorang yang sudah beriman karena dalam musibah selalu terkandung kebaikan bagi yang ditimpa.

Musibah juga bisa menjadi tanda cinta Allah kepada hamba-Nya. Karena dengan musibah seorang mukmin diharapkan akan lebih mudah kembali kepada Allah ‎ ‎سبحانه وتعالى .

Adapun suatu celaka yang menimpa orang diluar islam maka bukan diartikan sebagai musibah tetapi azab yang didahulukan oleh Allah di dunia ini.

 ‎والله أعلم بالصواب

Bukti bahwa musibah itu datangnya dari Allah adalah firman-Nya sebagai berikut:

‎وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِنَ اْلأَمْوَالِ وَاْلأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِيْنَ

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan (musibah) kepada kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS.  Al-Baqarah: 155)

Bagian Kedua:
◼SIKAP YANG TEPAT DALAM MENGHADAPI MUSIBAH

Setelah mengetahui apa makna dari sebuah musibah yang menimpa orang beriman, selanjutnya kita hendaknya mengetahui pola utama, atau langkah sikap kita saat menyikapi setiap musibah yang datang sehingga tidak terjadi kepanikan dan keputus asaan.

🔹Pertama,
Mengembalikan segala Musibah kepada Allah.

Sebagai orang yang BERIMAN kita wajib mengimani (meyakini) bahwa Setiap Musibah yang menimpa adalah Takdir Allah.

Dan Seorang mukmin harus yakin bahwa apa yang ditakdirkan اللهِ itu pasti baik adanya.

Setiap titik tujuan kepada siapa musibah itu akan menimpa tidak pernah sekalipun akan meleset,  selalu tepat sasaran. Dan sebaliknya apa yang tidak ditakdirkan oleh-Nya pasti tidak akan menimpanya. Walaupun manusia mengusahakannya maka jika suatu musibah tidak dikehendaki Allah menimpa seseorang maka musibah itu tidak akan menimpanya sama sekali.

Jadi kembali intinya bahwa setiap musibah itu selalu terjadi sudah seizin Allah.

Keyakinan seperti diatas harus dipegang teguh agar hati tetap tegar, kuat dan tidak mudah terkacaukan oleh situasi.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

‎مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيْبَةٍ فِي اْلأَرْضِ وَلاَ فِي أَنْفُسِكُمْ إِلاَّ فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللهِ يَسِيْرٌ. لِكَيْ لاَ تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلاَ تَفْرَحُوا بِمَا ءَاتَاكُمْ وَاللهُ لاَ يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍ

“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Al-Hadid: 22-23).

Ayat diatas mengandung pesan bahwa musibah adalah bagian dari ujian Allah yang harus kita imani dan kita sikapi dengan benar agar meretas ridho Allah bukan justru membangkitkan murka-Nya.

Karena itu pentingnya kita Istirja’ ketika Musibah.

Istirja’ adalah ucapan:

‎إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهَ رَاجِعُوْنَ

“Sesungguhnya kita milik Allah dan kepada-Nya kita kembali.”

Allah ‎ ‎سبحانه وتعالى berfirman:

‎وَبَشِّرِ الصَّابِرِيْنَ. الَّذِيْنَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ. أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُوْنَ

“Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan: ‘Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.’ Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah: 155-157)

Juga Hadist Nabi  صلى الله عليه وآله وسلم
yang artinya :
“Tiada seorang muslim yang ditimpa musibah lalu ia mengatakan apa yang diperintahkan Allah (yaitu): ‘Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, wahai Allah, berilah aku pahala pada (musibah) yang menimpaku dan berilah ganti bagiku yang lebih baik darinya’; kecuali Allah memberikan kepadanya yang lebih baik darinya.” (HR. Muslim no. 918)

🔹Kedua,
SABAR menghadapi musibah yang menimpa.

Seorang mukmin harus yakin bahwa Allah itu baik, Allah tidak pernah mendzalimi hamba-Nya.

Sabar saat menghadapi musibah ada 2 macam, yakni:

(1) Sabar dalam tetap menjalankan ketaatan kepada-Nya, walaupun dalam keadaan sempit karena menanggung beban musibah yang sedang menimpa.

(2) Sabar untuk tidak bermaksiat kepada Allah, berbuat dosa yang baru.
Seperti yang sudah disebutkan tadi dengan pergi ke dukun atau mabuk-mabukan, minum obat penenang dgn dalih apapun bahkan tak sedikit orang yang membuat Allah murka kepada orang yang menghabisi nyawanya (bunuh diri) karena tidak sabar dengan musibah yang Allah ujikan kepadanya.

Karena itu yang  juga harus dijaga adalah agar diri kita tetap berprasangka baik kepada Allah. Karena sejatinya setiap musibah yang menimpa seorang mukmin maka bersamanya selalu ada kebaikan. Karena itu kita wajib untuk bersikap Sabar dalam menjalani segala musibah.

Musibah berarti Allah sedang menggugurkan dosanya, mengarahkan agar seorang kembali kejalan yang benar, Allah ingin mengangkat derajatnya atau Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan sesuatu yang lebih besar dan lebih baik sesuatu setelah lenyapnya musibah itu.

Perhatikan janji Allah bagi seorang mukmin yang sabar atas musibah yang menimpanya.

‎إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُوْنَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 10)

Nabi  صلى الله عليه وآله وسلم bersabda yang maknanya seperti ini:

“Sesungguhnya bala` (musibah) ditimpakan kepada seorang mukmin dan mukminah pada tubuhnya, harta dan anaknya, sehingga ia berjumpa dengan Allah dalam keadaan tidak memiliki dosa.” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi, dan lainnya, dan dinyatakan hasan shahih oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi, 2/565 no. 2399)

🔹Ketiga,
TABAH dan tidak merasa sendiri.

Jika kita sedang ditimpa musibah maka sadari bahwa bukan hanyadiri kita saja yang mendapat musibah tetapi setiap mukmin pasti pernah ditimpakan musibah oleh Allah sebagai ujian atas keimanannya.

🔹Keempat,
Segera Ingat AKHIRAT.

Jika kita ditimpa musibah maka segeralah ingat akhirat.
Jika di dunia saja begini rasa kegirnya suatu musibah yang menimpa maka bagaimana jika kelak di akhirat keadaan orang yang durkaha.

Dengan demikian kita seharusnya bergegas memperbaiki urusan akhirat kita. Menekuni dalam belajar ilmu agama dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga kita menjadi pribadi yang sholih yang dicintai Allah.

🔹Kelima,
Bergegas kembali kepada Allah, BERTAUBAT kepada-Nya, dan MEMOHON PERTOLONGANNYA.

Ketika kita ditimpa musibah hendaklah segera ingat kepada Allah dan teringat dosanya serta segera bertaubat dan memohon ampun serta meminta pertolongan-Nya.

Bagian Ketiga:
◼KESIMPULAN ....
Yakni bahwa :

Untuk Meretas Kesuksesan dalam menjalani Musibah, Hendaklah kita memahami bahwa diantara berbagai musibah yang ada maka musibah yang paling besar adalah musibah kebodohan dalam perkara agama islam.

Sehingga karena kebodohan itu banyak sikap dan langkah yang salah dalam menjalani kehidupan dunia ini hingga menjadi sebab seorang tergelincir pada jalan yang salah yang mengarah pada neraka.

Seperti seseorang yang dahulu rajin ibadah, namun kini bermalas-malasan, atau orang yang dulunya taat kini meninggalkannya dan suka dengan kemaksiatan. Inilah musibah yang tidak ada keberuntungannya sama sekali. Bahkan menjadi sebab dirinya memiliki catatan buruk kelak di akhirat.

Jika hal ini difahami dengan baik maka ringanlah bagi kita menghadapi apa saja bentuk musibah selama itu masih sebatas urusan dunia.

Dan ini menjadi salah satu kunci utama kesuksesan kita dalam menghadapi musibah.

 ‎والله أعلم…

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم


🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
         💘TaNYa JaWaB💘

0⃣1⃣ Erni ~ Yogya
Assalamualaikum,

Bagaimana caranya berterimakasih pada orang-orang yang suka bersusah payah membuat masalah dalam hidup kita agar kita senantiasa aktif tidak mati dalam hidup menghadapi persoalan hidup?

Bagaimana caranya menempa diri agar bisa bersikap seperti tembok yang kokoh ditinju setiap hari tetap tegak kokoh, yang meninju kita justru tangannya yang bonyok-bonyok sendiri tapi hal ini kaitannya dengan hati. Bagaimana caranya bisa diserang dengan kata-kata dan perbuatan tapi tidak bisa ngefek di hati kita?

Mohon pencerahannya.

🔷Jawab:

‎وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته 

Bismillaah

Pertama sebaiknya kita menyadari bahwa setiap oran, siapa pun itu  yang ada disekitar kita bahkan bisa juga yang jauh dimata maka mereka itu adalah ujian bagi diri kita.

Baik dalam interaksi langsung ataupun tidak.

Jika sudah faham tentang hal ini maka selanjutnya pilihan ada pada diri kita.

Apakah kita mau menjadi orang yang dicintai Allah karena kesabaran kita, kelembutan ahlaq kita dan kemurahan hati kita untuk memaklumi perilaku saudara kita yang sedang menjadi ujian bagi kita.

Itu semua pilihan.

Bisa saja jika kita mau bersikap melawan, meladeni segala sikap buruknya terhadap kita dan lain sebagainya.

Tetapi untuk apa?

Bukankah itu buang-buang energi saja? Menambah catatan buruk kita dan merendahkan derajat kita disisi Allah ‎ ‎سبحانه وتعالى .

Allah itu mencintai hamba-Nya yang penyabar dan suka memaafkan orang lain.

Ingat juga bahwa setiap emosi yang muncul dari diri seseorang maka itu merupakan pintu syetan masuk ke tubuhnya. Jika kebiasaan emosi atau marah dipelihara maka setan akan betah berada di dalam tubuh itu dan memperbudak orang tersebut.

Apakah kita mau jadi budak syetan. Kita yang memiliki raga sedangkan syetan yang menguasai jiwa kita, maksudnya mengendalikan nafsu kita. Diajak terus-menerus menjadi orang yang mudah terprofokasi dan terpancing emosi oleh orang yang mengganggu kita.
Na’udzubillahi mindzalik.

Lantas bagaimana langkah agar kita terbebas dari musibah seperti itu?

(1). Harus cerdas.
Tidak mudah terpancing emosi. Ingat bahwa antara diri kita dengan orang yang berpotensi menjadi ujian kita ada syetan yang selalu siap mengadu domba.

(2). Fokuslah pada performance kita dihadapan Allah. Jadilah seorang yang memiliki pribadi yang sholih dan mulia. Sehingga memiliki kedudukan yang tinggi disisi Allah.

(3). Tinggalkan hal-hal yang sia-sia seperti meladeni gangguan orang yang mungkin di dalam dirinya juga sudah akrab dengan syetan sehingga suka mengganggu.

Pastikan kalau kita tidak seperti dia, kita ingin menjadi seorang yang baik dan mulia disisi Allah karena itu harus beda dengan dia.

(4). Perbanyak baca Al Qur’an agar hati kita lembut dan kokoh. Tidak mudah terbawa situasi yang rendah dan memalukan jika dipandang Allah.

(5). Berusahalah menghindar tanpa berniat memutuskan hubungan silaturahim atau perbanyak diam daripada berkata-kata dengannya.

(6). Berdoa mohon kekuatan dan bimbingan dari Allah ‎ ‎سبحانه وتعالى agar dibeti hati yang bersih dan mulia.

Semua itu adalah pilihan.
Silahkan menempa diri untuk menjadi pribadi yang mulia dan bersahaja agar kita merasakan kedamaian dan kebahagiaan hidup di dunia ini. Dan juga selamat ketika di akhirat nanti.

Jangan lupa baca doa sapu jagad (Robbanaa aatina fidunya hasanah wa fil aakhiroti hasanah wa qinaa ‘adzaabannaar)  Yakni saat sujud atau duduk tahiyat setelah baca Sholawat (sebelum salam).

 ‎والله أعلم بالصواب

0⃣2⃣ iNdika ~ Kartasura
Pada saat seseorang berharap hajat atau keinginan dikabulkan atau diijabah oleh Allah, dia akan sangat taat & selalu berada dijalan yang benar. Apabila hajat atau keinginan sudah terkabul, maka dia akan sedikit oleng.

Bagaimana cara supaya tetap selalu dijalan yang benar?

🔷Jawab:
Bismillaah,

Demikianlah sifat kebanyakan manusia ...
Termasuk diri kita  sangatlah lemah.

Sangat mudah dilenakan oleh syetan ketika mendapat sedikit saja kenikmatan.

Karena itu baiknya seorang mukmin itu ketika dia mendapat nikmat maka ia bersyukur kepada Allah dan tetap taat sedangkan saat ia memiliki hajad maka ia juga mendekat dan tetap menjauhi maksiat.

Akan tetapi bedanya mendekat kepada Allah itu justru lebih mudah dlsaat dalam keadaan sempit daripada lapang.

Maka agar kita tidak termasuk sebagai orang yang kufur kepada Allah maka ingatlah bawah ujian itu bukan hanya berupa kesempitan saja tetapi segala kenikmatan yang sedang kita rasakan itu juga merupakan ujian.

Karena itu jangan sampai terlena. Semua nikmat kelak akan ditanya. Dimintai pertanggung jawaban juga apakah sudah disyukuri dengan semestinya atau dilupakan begitu saja.

Ingatlah bahwa kita hidup di dunia ini bukan untuk bersenang-senanglah di dunia...

Dunia ini adalah tempat kita di uji ... hidup yang sebenarnya adalah akhirat.

Dunia ini bagaikan air yang menempel di satu jari tangan kita sedangkan akhirat adalah sebanyak air yang tertumpah diseluruh lautan yang ada dimuka bumi ini.

Dunia ini pasti berakhir sedangkan akhirat adalah abadi. Tidak berujung pangkal waktunya.

Karena itu jangan sampai kita terpedaya dengan dunia. Apa saja yang membuat kita cinta dan berat pada dunia maka tinggalkan dan beralihlah pada kesibukan apa saja yang bisa menjadi sebab hidup kita kelak di akhirat selamat dan mendapatkan kenikmatan yang abadi.

 ‎والله أعلم بالصواب

0⃣3⃣ Ramlah ~ Jambi
Ustadzah, bagaimana sikap sabar yang sebenarnya dalam menghadapi musibah yang terjadi?
Apa berarti bersabar, kita tidak boleh menangisi keadaan dan menyesali sikap dan kesalahan kita?

🔷Jawab:
Bismillaah,

Menangis karena suatu musibah berat itu boleh-boleh saja tetapi tidak harus menangis yang terus menerus ya sayang.

Karena menangis itu tanpa sedih. Dan musibah memang selalu mendatangkan kesedihan tetapi kesedihan yang wajar ya ...

Jika menangisnya terus menerus atau sedinya juga tidak berhenti-henti maka ini suatu bentuk sikap yang menunjukkan ketidak sabaran.

Sabar itu harus kuat menerima beban sedih.
Sabar itu menahan diri dari mengeluh.
Sabar itu menjauh dari bisikan-bisikan setan untuk berbuat maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya.
Sabar itu tetap taat dan ikhlas dalam menjalankan perintah dan larangan-Nya.
Sabar itu tenang dan sebusa mungkin menyembunyikan kesedihannya dari orang lain.

Sabar itu tidak bergantung dan tidak pula berharap kepada manusia atau makhluk lain apapun. Tetapi hanya berharap dan memohon pertologan Allah.
Sabar itu juga selalu terpancarnya rasa optimis dan berbaik sangka selalu kepada Allah.

Dan sabar juga menyimpan cita-cita ingin memiliki rumah di syurga dan bisa melihat wajah-Nya. Hingga dirinya bertahan tetap menjadi hamba yang sholih.  Walaupun dirasa berat ujian yang sedang dihadapi.

‎ان شاء الٌله semua itu bisa dilatih sayang.

Jika kita lemah maka berusaha berilmulah dan mintalah kekuatan kepada Allah.

Allah sungguh maha melihat keadaan hamba-Nya dan Dia Maha Mengabulkan segala doa yang baik. Selama si hamba tidak menyekutukan-Nya dan selalu berprasangka baik kepada-Nya.

 ‎والله أعلم بالصواب

0⃣4⃣ Astri ~ Wonogiri
Assalamu'alaikum ustadzah,

Adakah cara, agar dalam proses menerima musibah itu terhindar dari rasa putus asa?

Terima kasih sebelumnya

🔷Jawab:
Wa'alaikumsalam,

Bismillah,
Putus asa itu adalah bisikan syetan. Jangan sekali-kali diikuti ya sayang...

Allah sangat murka kepada orang yang berputus asa. Karena artinya dia tidak mengimani bahwa Rahmat Allah itu luas, PertolonganNya itu dekat dan Diri-Nya Maha Mengampuni segala kesalahan hamba-Nya serta Maha Menolong siapa saja yang meminta pertolongan kepada-Nya.

Lalu untuk apa kita putus asa jika memiliki Robb yang sebaik ituuu.

Ingat ... Putus asa itu bisikan syetan. Gelisah dan kesedihan itu bumbu syetan agar seorang terjerumus pada keputus asaan. Karena sikap putus asa merupakan sikap yang dibenci oleh اللهِ maka sengaja sama setan seorang terus dibuat hatinya agar putus asa dan akhirnya masuk neraka bersama mereka dan menjadi teman-teman mereka (iblis laknatullah dan pengikutnya).
Na’udzubillahi mindzalik.

Hayuk ...
Terus dekatkan diri kita kepada Allah dengan dzikir-dzikir kita, sholat malam kita dan penjagaan kebersihan hati kita dari segala pikiraj yang negatif dan buruk.

Hidup ini sangat singkat jangan dibuat sibuk mengurusi perkara-perkara yang tidak ada manfaatnya untuk kehidupan akhirat kita.

Rajinlah mendatangi majelis ilmu dan perbaiki hubungan kita dengan Allah melalui kedekatan kita dengan al Qur’an.

 ‎والله أعلم بالصواب

0⃣5⃣ Fitri ~ Gresik
Ustadzah, Jika rusaknya rumah tangga akibat guna-guna dan sihir, apakah itu juga takdir Allah? Sedangkan sihir, guna-guna itu adalah bikinan dukun yang mana seseorang tidak suka dipaksa untuk suka, rumah tangga yang awalanya baik-baik saja dibikin panas sehingga ada saja permasalahan yang menimbulkan pertengkaran?
Dan bagaimana cara menyikapinya?

🔷 Jawab:
Bismillah,

Setiap yang sudah terjadi itu merupakan takdir Allah. Akan tetapi manusia tidak perlu banyak bertanya tentang takdir. Karena ia akan jadi menyalahkan Allah.
Apa yang diizinkan terjadi belum tentu diridhoi-Nya.

Bahkan tidak ada sehelai daunpun yang jatuh tanpa seizin Allah terjadinya. Semua kehendak Allah baik dan memiliki hikmah yang baik. Allah Maha Suci dari segala keburukan dan kesalahan sekecil apapun.

Allah tegaskan dalam Al Qur’an bahwa setiap musibah yang menimpa seseorang itu karena sebab perbuatan manusia itu sendiri:

Orang yang mencuri,  pencurian itu terjadi sudah atas izin Allah,  akan tetapi perbuatan mencuri itu tidak diperintahkan Allah. Bahkan merupakan perbuatan yang dilarang-Nya.

Jadi walaupun Allah kuasa dalam mengizinkan suatu kejadian tetapi tidak semua kejadian atau perbuatan itu diridhoi-Nya.

‎وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). ”  (QS. Asy Syuraa: 30).

Karena itu dengan ilmu dan keimanannya serta ketaatannya kepada Allah dan Rasul-Nya maka manusia wajib berusaha sekuat tenaganya untuk memilih amal perbuatan atau jalan-jalan yang diridhoi Allah dan Rasul-Nya saja. Yang tidak diridhoi-Nya harus kita jauhi. Inilah yang disebut dengan taqwa.

Demikian juga dengan kondisi kekacauan sebuah rumah tangga. Jika itu sudah terjadi maka oleh Allah memang sudah diizinkan. Akan tetapi terjadi bisa sebagai hukuman karena pasangan tersebut tidak taat kepada Allah atau melakukan pelanggaran-pelanggaran agama sehingga saat retak dan mulai kacau tidak dijaga oleh Allah dan tidak diselamatkan-Nya. Sehingga dibuatkan menjadi ujian dan pelajaran bagi keduanya.

Betapa banyak pasangan suami istri yang sebenarnya memiliki peluang untuk bercerai tetapi karena keduanya taat kepada Allah dalam kemiskinan mereka tetapi bersabar dan bertqwa kepada Allah, maka pasangan ini dijaga-Nya dari sebab-sebab perpecahan dan kekacauan dalam mengarungi rumah tangganya.

Demikian pula dengan segala masalah yang menimpa kita ...
Harus kita yakini sebagai akibat dati dosa dan keselahan kita. Bukan menyalahkan orang lain apalagi berprasangka buruk terhadap Allah ‎ ‎سبحانه وتعالى .

Lantas harus bagaimana jika sudah terlanjur terjadi musibah dan kita baru menyadarinya?

Perhatikan firman Allah ‎ ‎سبحانه وتعالى berikut ini :

‎مَاۤ اَصَابَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۗ  وَمَنْ  يُّؤْمِنْۢ بِاللّٰهِ يَهْدِ قَلْبَهٗ ۗ  وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ

"Tidak ada suatu musibah yang menimpa (seseorang), kecuali dengan izin Allah; dan barang siapa beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."
(QS. At-Taghabun 64: Ayat 11).

Yakni kita harus kembali menguatkan iman. Bagaimana cara menguatkan iman kita. Tentu pintu iman itu ilmu dan amal sholih. Dari keduanya iman seseorang akan bertambah kuat sebagai hidayah dari Allah dan dengan kuatnya iman maka hati seorang akan kokoh dan mampu memilih langkah-langkah mana yang seharusnya dia ambil saat menghadapi suatu musibah.

Bagi seorang yang beriman keuntungan yang paling besar bagi dirinya ketika dia berdosa atau setelah melakukan kesalahan kemudian dia bertaubat maka taubatnya akan ditrima Allah dan hatinya akan dibimbing kembali ke jalan kebahagiaan.

Karena itu segera melakukan banyak istighfar dan memohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya bahkan tidak hanya ketika kita sedang memdapat musibah saja.

Akan tetapi saat kita lapang lazimkan dzikir dan istighfar kepada Allah insyaAllah segala problema hidup akan lebih terasa ringan dirasakan. Jalan hidup menjadi terang dan kita mendapatkan kebahagiaan dalam mengarungi kehidupan ini. Allahu a’lam.

Wallahu Musta’aan.

0⃣6⃣ Safitri ~ Banten
Assalamu'alaikum ustadzah,

Jika dulu seseorang pernah menempuh jalan yang salah karena suatu musibah lalu dia sadar bahwa perbuatan seperti itu salah dan dia sudah tidak melakukanya lagi terus kalau seperti itu apa seseorang harus melalukan sholat taubat dahulu baru dosanya diampuni apa dia tidak melakukan sholat taubat dosa-dosa dia ini tetap diampuni karena emang sudah meninggalkannya?

Terimakasih, mohon penjelasanya.

🔷 Jawab:

‎وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته 

 ‎بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Menyadari kesalahan kemudian menyesal dan bertaubat kepada Allah,  setelah itu memperbaiki diri dan berusaha istiqomah diatas jalan yang benar. Ini adalah perbuatan yang sangat dicintai Allah.

Karena itu jagalah taubat kita. Jangan dinodai lagi. Jaga kepercayaan dan kemuliaan diri kita dihadapan Allah dengan terus mendekat kepada-Nya dan selalu memohon pertolongan-Nya agar dijaga dari segala keburukan yang berasal dari syetan ataupun dari diri kita sendiri.

Amalkan doa yang diajarkan  Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم ini :

Allahuma ‘alimal ghoibi wa syahadah, Fathiras samawati wal ‘ard, Robbi kulli sya’in wa malikah, Ashadu ala ilaha ila Anta, Audzubika min syari Nafsih wa min syarri syaithon, wa syirkihi,wa an aqtarifa ‘ala nafsi suu’an aw ajurah ila muslim.

(Yaa اللهِ yang maha mengetahui yang ghaib dan yang nyata. Wahai Robb Sang Pencipta Langit dan Bumi. Robb atasyang segala sesuatu (Dia yang) merajainya. Aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak untuk disembah kecuali Engkau. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan diriku, dari kejahatan setan, dan ajakannya untuk menyekutukan Allah dan (aku juga berlindung kepada اللهِ)  dari berbuat keburukan atas diriku atau mendorong orang Mulsim yang lain melakukan keburukan itu.

Itu terjemahan bebasnya ya...
Baca di pagi dan sore hari serta Sebelum Tidur. Masing-masing waktu cukup baca 1x saja.

Adapun cara bertaubat tidak harus sholat taubat. Kalau ingin sholat taubat juga boleh. Tetapi yang penting lagi melakukan sholat nya tidak hanya sekali sholat kemudian tidak lagi.

Lakukan saja sunnah mutlaq yakni sholat sunnah 2 rakaat yang bisa dilakukan kapan saja setelah wudhu’.

Jadi setiap kita selesai wudhu maka langsung lakukan sholat 2 rakaat dengan niat sholat sunnah wudhu’ itu sudah cukup. Dan tidak harus kita lakukan dalam kondisi ingin bertaubat saja.

Kapan saja setelah kita berwudhu ada sunnah sholat sunnah 2 raka'at,  maka dengan mengerjakan sholat ini diampuni dosa-dosa kita oleh Allah ‎ ‎سبحانه وتعالى - asal setelah wudhu langsung sholat ya jangan di jeda dengan melakukan hal yang lain.

Adapun dalil-dalil penguat bahwa setiap kita berdosa dan melakukan suatu kesalahan kemudian segera bertaubat kepada Allah.  Mari kita simak firman Allah dan Hadist  Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم berikut :

‎وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا

"Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipat gandakan pahala baginya." (QS. at-Talaq: 5).

Dalam ayat diatas mengisyaratkan bahwa setiap orang beriman kepada Allah yang telah melakukan dosa kemudian kembali bertaubat dan bertaqwa kepada Allah maka Allah pasti ampuni kesalahannya dan ketika dia kembali beramal sholih maka Allah akan lipatkan pahalanya. MasyaAllah.

Kemudian juga perhatikan ayat berikut :

‎قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az Zumar: 53).

‎مـاشــاءاللـــــه
‎مـاشــاءاللـــــه

Betapa baiknya Allah ya sayang...
Ayat di atas sungguh sangat indah menunjukkan betapa Allah itu Maha Penyayang. Allah itu sangat mencitai hamba-Nya yang mau bertaubat dan memperbaik dirinya.

Karena itu jangan pernah kita putus asa atas rahmat Allah.

Dia Maha Mengampuni, Dia juga Maha Menerima taubat.

Jika kita termasuk orang yang bertaubat maka berbahagialah kita. Jagalah taubat kita. Bersungguh-sungguhlah dalam berhijrah. Jangan kita goyah kala ada rintangan syetan yang pastinya mereka akan selalu menghalangi kita dari jalan kembali pada kebaikan.

Ingan pesan  Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم ini :

“Setiap manusia pernah berbuat salah. Namun yang paling baik dari yang berbuat salah adalah yang mau bertaubat.” (HR. Tirmidzi no. 2499; Ibnu Majah, no. 4251; Ahmad, 3: 198. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).

 ‎ ‎والله أعلم…

‎وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم


🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
 💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘

Jika hati kita benar-benar yakin akan takdir dan ridho pada-Nya. Maka tidak ada yang perlu kita jadikan alasan untuk bersedih di dunia ini.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar