Sabtu, 16 November 2019

TABURKAN MAAF, PEDULI SESAMA



OLeH: Ummi Yulianti

          💎M a T e R i💎

🌸TABURKAN MAAF, PEDULI SESAMA


Memaafkan bukanlah perkara mudah. Tetapi, ketika seseorang mau memaafkan orang lain, sebenarnya ia telah mengambil keputusan besar untuk menggugurkan haknya. Hak untuk mengungkit sakit hati, menyimpan dendam, atau membalas perlakuan buruk yang pernah dideritanya.

Tetapi, dari teladan Rasul SAW dan sejumlah sahabat yang mulia, terpancar hikmah bahwa memaafkan itu nikmat. Ada beberapa manfaat yang akan kita petik ketika sudi membukakan pintu maaf bagi siapapun yang pernah menyakiti. Di antaranya:

√ Pertama, memaafkan dapat mengurangi beban hidup. Seringkali, rasa sakit yang kita terima dari orang lain tidak berkaitan langsung dengan tujuan atau bagian penting hidup kita. Bila memilih untuk selalu mengungkit-ungkitnya, berarti kita menjadikan sesuatu yang tidak penting sebagai masalah serius dan beban bagi hidup kita.

Padahal, dalam perkara yang sangat prinsipil sekalipun, Nabi SAW tetap mau memaafkan, sehingga tidak menjadi beban baru bagi dakwah dan hidup beliau. Ketika orang-orang Thaif merespons dakwah beliau dengan tindakan yang sangat kasar, Rasulullah memilih untuk memaafkan.

Beliau tidak hanya melupakan perlakuan kasar mereka, malah membalasnya dengan untaian doa, ''Ya Allah, berilah hidayah kepada mereka. Sesungguhnya mereka mengasari ku hanya karena mereka tidak tahu.''

√ Kedua, memaafkan adalah pangkal kemuliaan. Sebab, hanya orang yang mulia dan berjiwa besar yang bisa dengan lapang melebur kesalahan orang lain. Dan Allah tidak akan pernah menyia-nyiakan kebajikan setiap hamba-Nya. Dia akan membalas kelapangan orang yang mau membuka pintu maafnya dengan limpahan kemuliaan.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Muslim, Rasulullah bersabda, ''Allah akan membalas orang yang mau memaafkan (orang lain) dengan menambah kemuliaannya.''

Tuntunan ini menjadi lentera bagi para sahabat ketika gelisah. Seperti Abu Bakar RA yang marah besar kepada Musthah; orang yang telah dirawat dan dinafkahinya, namun justru ikut memfitnah Aisyah RA dalam tragedi khabar al-ifki. Abu Bakar hendak mengusir Musthah. Tetapi, ketika teringat tuntunan Nabi tersebut, ia mengurungkan niatnya.

√ Ketiga, memaafkan adalah tabungan akhirat yang tak bernilai. Dalam Al Qur'an suras al-Syura ayat 40, Allah SWT berfirman, ''Barangsiapa memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya menjadi tanggungan Allah.''
Saat menafsirkan ayat ini, Imam al-Hasan RA meriwayatkan, ''Pada hari kiamat nanti, semua manusia akan dibawa ke hadapan Allah kemudian ada yang menyeru, 'Tidak boleh berdiri kecuali orang yang mempunyai simpanan pahala di sisi Allah'. Ternyata, tidak ada yang berdiri kecuali orang-orang yang pernah memaafkan orang lain kala hidup di dunia.''

فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلَاةَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِكُمْ ۚ فَإِذَا اطْمَأْنَنْتُمْ فَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ ۚ إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا

Artinya : “Dan berpegang teguhlah kamu sekalian dengan tali Allah dan janganlah kamu sekalian berpecah belah, dan ingatlah nikmat Allah atas kamu semua ketika kamu bermusuh-musuhan maka Dia (Allah) menjinakkan antara hati-hati kamu  maka kamu menjadi bersaudara sedangkan kamu diatas tepi jurang api neraka, maka Allah mendamaikan antara hati kamu. Demikianlah Allah menjelaskan ayat ayatnya  agar kamu mendapat petunjuk.” (QS. Ali Imron ayat 103)

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لاَيُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ ِلأَخِيْهِ مَايُحِبُّ لِنَفْسِهِ. (رواه البخارى ومسلم وأحمد والنسائى)

Anas ra. berkata, bahwa Nabi saw. bersabda, “Tidaklah termasuk beriman seseorang di antara kami sehingga mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Nasa’i).

Diriwayatkan oleh Muslim, Tirmidzi, Abu Daud, Ibnu Majah, dan lain-lain. dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw bersabda:

1. Siapa yang membantu menyelesaikan kesulitan seorang mukmin dari sebuah kesulitan di antara berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan salah satu kesulitan di antara berbagai kesulitannya pada hari kiamat.

2. Siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan, niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat.

3. Siapa yang menutupi (aib) seorang muslim, Allah akan tutupkan aibnya di dunia dan akhirat.

4. Allah akan selalu menolong hamba-Nya selama hamba-Nya itu menolong saudaranya.

5. Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka akan Allah mudahkan baginya jalan ke surga.

6. Tidaklah sebuah kaum yang berkumpul di salah satu rumah-rumah Allah (masjid atau majelis taklim) dalam rangka membaca kitab Allah dan mempelajarinya di antara mereka, melainkan niscaya akan diturunkan kepada mereka ketenangan dan dilimpahkan kepada mereka rahmat, dan mereka dikelilingi para malaikat serta Allah sebut-sebut mereka kepada makhluk yang ada di sisi-Nya.

7. Siapa yang lambat amalnya, hal itu tidak akan dipercepat oleh hisabnya.

Dalam hadits Nabi lain disebutkan, “Jika seorang Muslim mendoakan saudaranya dari kejauhan, maka malaikat akan mengucapkan: ‘Amin, dan bagimu sepertinya,” (HR. Muslim).

Rasulullah mengecam umat Islam yang tidak peduli nasib saudara seiman.

من لا يهتم بأمر المسلمين فليس منهم

“Barangsiapa yang tidak peduli urusan kaum Muslimin, Maka Dia bukan golonganku.” (Al-Hadits).

“Barangsiapa yang pada pagi harinya hasrat dunianya lebih besar maka itu tidak ada apa-apanya di sisi Allah, dan barangsiapa yang tidak takut kepada Allah maka itu tidak ada apa-apanya di sisi Allah, dan barang siapa yang tidak perhatian dengan urusan kaum muslimin semuanya maka dia bukan golongan mereka.” (HR. Al-Hakim dan Baihaqi).

Untuk itu mari kita tata kembali hati dan hidup kita untuk bermanfaat dan bermakna bagi sesama. Sungguh tidak artinya hidup ini, manakala hanya untuk kesenangan.
Insan senantiasa berkeinginan membuktikan ketakwaannya dengan peduli untuk berbagi terhadap saudara Muslim lainnya. Saling membina persahabatan, persaudaraan dan persatuan dan berbagi pada sesama umat Islam cukup banyak disampaikan dalam al-Quran.

الَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي السَّرَّاء وَالضَّرَّاء وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

“(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imron: 134).

Demikian Paparan kali ini.
Yang benar datangnya dari اللّه.
Yang salah dari ketidaktahuan ana yang masih fakir ilmu agama.

Mohon maaf jika ada salah salah kata dalam penulisan.

 العلم بلاعمل كا لشجر بلا ثمر

Ilmu itu apabila tidak diamalkan bagaikan pohon yang tidak berbuah.

 جزاكم الله خير جزاء شكرا وعفوا منكم...
فا استبقوا الخيرات...

والسلام عليكم ورحمة الله و بر كاته

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
        💎TaNYa JaWaB💎

0⃣1⃣ Yanti ~ Jakarta
Apakah kita harus memaafkan juga seorang kafir yang menghalang-halangi kita untuk membantu rakyat Gaza dengan alasan bangsa kita juga banyak yang susah?

Rasanya berang sekali melihat tulisannya di grup. 

🌷Jawab:
Abaikan saja, tetap bantu saudara kita di Gaza, kalau kita terangkan kepada mereka percuma, jadi jangan diladeni, kita tetap bergerak selama itu baik di hadapan Allah.

0⃣2⃣ Phity ~ Yogja
Bunda, maksud dari point nomor 7, siapa yang lambat amalnya, hal itu tidak akan dipercepat oleh nasabnya?

🌷Jawab:
Afwan salah ketik,  maksudnya hisabnya.

0⃣3⃣ Ninick ~ Cilegon
Pas point 4  bund mau tanya kalau sudah kita tolong nih tapi malah ingkar janji terus saja begitu setiap di tolong ingkar janji. Jadi buat kitanya trauma, terus dosa tidak ya bund misalnya kita pura-pura tidak tahu kesulitan yang dia hadapi, soalnya dia tidak terus terang sama keluarga apa permasalahannya?

🌷Jawab:
Sepertinya perlu shock therapy, misalnya buat kesepakatan dulu kalau yang terakhir ini masih ingkar janji nanti tidak dibantu lagi.

0⃣4⃣ iNdika ~ Kartasura
Ada keluarga wanita dari masa lalu suami meminta tolong ke suami untuk menyadarkan wanita pada saat wanita itu koma. Sang istri menginginkan. Pada saat wanita itu sadar, wanita itu masih menjalin komunikasi dengan suami. Si suami bilang silahturahim lewat istri saya saja lebih afdol.

Si wanita itu tidak mau, malah menunjukkan itikad yang tidak baik. Apabila keluarga wanita tersebut meminta maaf, sang istri hanya bilang In shaa Allah memaafkan. Salahkan jawaban sang istri?

🌷Jawab:
Maa syaa Allah, sungguh berlapang dada sang istri. Dan suaminya juga menjaga perasaan istrinya. Benar sikap suami agar bersilaturahim lewat istrinya.

0⃣5⃣ Nida ~ Bojonegoro
Menurut ustadzah, cara menyikapi dan membedakan sampai batas mana kita memberi nasehat atau pandangan tentang islam dengan baik kepada seseorang itu, bagaimana?

Tapi tanpa membatasi atau mengurangi hak mereka bersosial (bebas memilih pandangan atau menjalani hidup mereka untuk tetap menghargai, menghormati pilihan mereka tanpa menghakimi terlepas pendapat mereka benar atau salah).

Saya sadar bahwa setiap orang memiliki kapasitas, pemahaman yang berbeda-beda. Dan kitapun tidak bisa memaksakan seseorang untuk tetap sepemikiran dengan kita. Cuman berusaha memposisikan diri saja sebagai mereka. 

Tapi ada saja hal-hal yang menganggu, seperti misal cara hidup mereka yang sebenarnya kalau dari segi agama itu sangat melenceng atau keluar batas begitu dan dari segi kemanusiaan, sosial, adat pilihan mereka sudah pasti akan mendapat respon negatif juga tapi disisi lain kita juga harus berlaku adil pada mereka, memberikan hak yang sama tanpa judge, sedangkan di agama kita juga dianjurkan untuk tetap nasehat menasehati.

Lalu bagaimana agar keduanya bisa berjalan seimbang?

Terima kasih sebelumnya.

🌷Jawab:
Kedepan akhlak kita, menasehati dengan bahasa yang tidak menggurui, lebih kepada diskusi, dengan demikian hatinya lebih terbuka untuk menerima kebaikan.

0⃣6⃣ Erni ~ Yogja
Bagaimana caranya memaafkan secara kaffah saudara kita yang bila bertemu suka menyerang dengan kata-kata hingga kita marah. Ketika kita bisa tahan amarah dia akan bercerita pada dunia kalau dia orang yang teraniaya dunia akhiratnya karena keberadaan saya. Ketika saya marah, diapun akan bercerita pada dunia betapa buruknya akhlak saya?
Mohon pencerahan.

🌷Jawab:
Maafkan dengan ikhlas, tetap berlaku baik padanya, tunjukkan bahwa kata-katanya itu tidak berpengaruh apa-apa pada mba.

0⃣7⃣ Eriska ~ Pangkal Pinang
Assalamu'alaikum,

Ana punya teman kuliah yang menjelekkan dan menyudutkan islam. Karena pandangan pemikiran duniawinya. Hal ini membuat kami semua marah. Sehingga kami unfollow IG, Fb dan WA. Apakah itu langkah yang benar. Karena kita akhirnya membentuk grup yang sepemikiran dan kaffa.

🌷Jawab:
Wa'alaikumsalam,

Sebaiknya dengan orang seperti ini hindari perdebatan, kalau di grup mancing-mancing perdebatan jangan dilayani jangan ditanggapi, karena percuma berdebat dengan orang yang sudah benci. 

Tapi kalau menurut saya jangan dikeluarkan dari grup, anggap teman tersebut lahan da'wah, kalau dikeluarkan dari grup jadi kehilangan kesempatan memberikan pencerahan padanya.

0⃣8⃣ Fatimah ~ Bandung
Ustadzah, ada kasus istri meninggalkan suaminya di lain kota dan dia memilih tinggal bersama anak-anaknya, apakah  tidak apa-apa?Karena kan meninggalkan kewajibannya, suaminya pasrah saja dengan kondisi tersebut.

Syukron

🌷Jawab:
Apakah anaknya masih kecil-kecil dan masih sekolah? 

Mungkin si istri kasihan kepada anak-anaknya karena kalau pindah rumah pindah sekolah harus adaptasi, sementara mungkin anak-anaknya agak lambat beradaptasi, sehingga suami istri tersebut sepakat untuk LDR an.

Meski memang idealnya  ke manapun suami pergi istri membersamainya.

0⃣9⃣ Yeyen ~ Bandung Barat
Ustadzah, bagaimana cara memaafkan pasangan jika sudah ada penghianatan?
Seringkali disakiti berulang-ulang, tapi masih cinta jika ingin meninggalkan? Ingin sekali hati ini memaafkan dan melupakan kesalahan itu tapi tidak mampu.
Bagaimana baiknya?
Mohon pencerahannya.

🌷Jawab:
Maafkan dengan tulus mba, jangan mengungkit-ungkit kesalahannya, biasanya lelaki merasa tertantang untuk melakukannya lagi.

Coba bicara dari hati ke hati, tanyakan apa yang membuatnya berkhianat,  kebutuhan apa yang belum terpenuhi oleh mba. Semoga ada solusi.

1⃣0⃣ Ramlah ~ Jambi
Assalamu'alaikum Ustadzah,

Jika kita sudah memaafkan orang lain. Tapi saat orang itu dekat dengan kita, rasanya masih jengkel dan kembali ingat apa yang sudah orang itu lakukan kepada saya dulu. Rasanya tidak mau terlalu dekat. Supaya tidak ingat lagi kejadian yang menyakitkan dulu.

Apakah ini sama halnya saya masih menyimpan dendam? Dan belum benar-benar memaafkan, ya ustadzah?

🌷Jawab:
Wa'alaikumsalam,

Ya mba, ketika masih ada rasa jengkel, berarti belum memaafkan sepenuhnya. Kita memang tidak bisa melupakannya, tetapi ketika kita mengingatnya dengan perasaan santai bahkan sambil tersenyum, berarti mba sudah memaafkan dengan tulus ikhlas.

1⃣1⃣ Nurgy ~ Ponorogo 
Saya masih menyimpan dendam dan tidak terima atas perlakuan pasangan, atas penghianatan, kebohongan, dan perlakuan yang dilakukan pada saat kami bersama dulu. Saya sudah berusaha memaafkan dan ikhlas tetapi tidak bisa dan saat ini kami sudah tidak bersama, tapi sulit menghilangkan dendam dan kebencian dalam hati?

Mohon pecerahannya,  Terima kasih.

🌷Jawab:
Ya mba, ketika masih ada rasa jengkel, berarti belum memaafkan sepenuhnya. Kita memang tidak bisa melupakannya, tetapi ketika kita mengingatnya dengan perasaan santai bahkan sambil tersenyum, berarti mba sudah memaafkan dengan tulus ikhlas.

Toh sekarang sudah memutuskan berpisah, apakah ada manfaatnya dendam?

Memaafkan bukan kebutuhan orang yang berbuat salah kepada kita, tapi justru kebutuhan kita, dengan memaafkan hati kita akan nyaman dan damai.

1⃣2⃣ Han ~ Nganjuk
Assalamu'alaikum,

Umm, bagaimana kita menyikapi dan memperlakukan mereka yang sudah meminta dan kita terima dengan baik di grup malah keluar dan pergi tanpa pamit?

Sudah mengikhlaskan, tapi kadang masih terbersit kenapa tidak punya etika walaupun hanya di Online.

🌷Jawab:
Wa'alaikumsalam,

Mungkin belum paham aturan dalam ber medsos mba, sehingga keluar grup tanpa pamit.

1⃣3⃣ Safitri ~ Banten
Assalamualaikum ustadzah, 

Kalau seseorang itu benar-benar tidak mau memaafkan kesalahan temanya karena kesalahan temanya ini benar-benar sudah fatal sudah bikin sakit hati sekali dan dia berucap tidak bakal memaafkan sampai kapanpun dan tidak mau lihat muka kamu lagi pokoknya pintu maaf saya sudah tertutup buat kamu.

Dalam kasus ini bagaimana yah ustadzah dalam pandangan islam seperti apa, apa nanti kelak di kehidupan kedepannya dia yang tidak mau memaafkan dia tidak apa-apa?

Minta penjelasanya ustadzah.

🌷Jawab:
Wa'alaikumsalam,

Meminta maaf itu sulit, apalagi memaafkan memang lebih sulit. Tapi bukan berarti tidak bisa. Allah saja Maha Pengampun, masa kita hamba-Nya tidak mau memaafkan.

Ketika yang menyakiti sudah meminta maaf, sementara yang tersakiti tidak mau memaafkan,  maka kedudukannya menjadi terbalik. Yang bersalah sekarang justru yang tersakiti.


🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
 💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎

Memaafkan bukanlah perkara mudah, akan tetapi bukanlah suatu hal yang mustahil dilakukan.

Maafkan dengan tulus orang-orang yang sudah membuat luka di hati. Maka rasa nyaman dan damai akan kita dapatkan.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar