Minggu, 31 Juli 2022

PEDOMAN HIDUP


OLeH: Ustadz Mukhtar Azizi, S.Pd.I

•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•

💎 PEDOMAN HIDUP

Selama ini kita bertanya-tanya, apa ya pedoman hidup kita? 

Apa kah buku-buku? 

Atau kah 

Benda angkasa.

Atau apa ya?

Kesempurnaan Islam tergambar dalam aturannya yang lengkap atas berbagai aspek kehidupan manusia tanpa melepasi perkara yang kecil maupun yang besar. Perbahasan mengenai akidah, ibadah, akhlak mahupun muamalah dapat kita temukan aturannya di dalam agama Islam. Hanya sahaja sedikit sekali orang yang mampu menggali nilai-nilai tersebut secara langsung dari dua sumber utama hukum Islam; Al-Qur'an dan Sunnah Rasul Sallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Al-Quran secara linguistik berasal dari istilah "qara'a-yaqra'u-qira'atan-Quran," yang merupakan sesuatu yang dibaca atau dinarasikan. Pada saat yang sama, dari segi terminologi, adalah Kalamullah yang diutus kepada Nabi Muhammad yang sampai kepada kita secara mutawatir atau berangsur-angsur dan membacanya bisa berfungsi sebagai ibadah. Secara etimologis, Hadits berasal dari kata ( حدث – يحدث ) yang berarti al-jadid "hal baru" atau khabar "berita." Atau Hadits juga bisa diartikan sebagai “pernyataan, perbuatan, persetujuan diam-diam atau sifat Nabi Muhammad ﷺ.”

Al-Quran dan hadits adalah aturan hidup dan sumber dari semua hukum yang harus diikuti dalam hidup. Aturan, opini, dan perilaku apapun tidak boleh bertentangan dengan Al-Qur'an dan hadits. Jika ada perbedaan pendapat di antara umat Islam, termasuk para ulama, mereka harus kembali ke Al-Qur'an dan hadits untuk mencegah umat Islam saling menuduh dan bertentangan. Al-Qur'an dan Hadits sebagai pedoman hidup memberikan gambaran lengkap tentang aturan hidup manusia yang dapat menciptakan kehidupan yang nyaman, bahagia dan sejahtera. Aturan yang paling mendasar adalah bahwa setiap orang memiliki kewajiban untuk menjaga keamanan agama, agama Alloh ﷻ, jiwa (hidup), akal, keturunan, dan harta benda.

Dalam praktiknya, para ulama meyakini bahwa Al-Qur'an adalah yang utama dan hadits adalah yang kedua. Kesepakatan tersebut didasarkan pada Alquran sebagai firman Alloh ﷻ, dan Hadits berasal dari Nabi, yang merupakan makhluk atau hamba Alloh ﷻ, meskipun ia memiliki beberapa kelebihan khusus lainnya. Kesepakatan mengenai kedudukan tersebut mengacu kepada perkataan Nabi kepada Muadz bin Jabal sebagaimana berikut;

“Rasulullah ﷺ bersabda kepada Mu’adz bin Jabal: Bagaimana kamu akan memutuskan perkara jika dihadapkan pada suatu persoalan hukum? Mu’adz menjawab: saya akan memutuskannya berdasarkan kitab Alloh ﷻ (al-Qur’an). Rasulullah ﷺ bersabda: jika kamu tidak menjumpainya dalam al-Qur’an?. Mu’adz menjawab: maka berdasarkan pada sunnah Rasul. Rasulullah ﷺ bersabda: jika tidak menjumpainya juga dalam sunnah Rasul? Muadz menjawab: saya akan berijtihad berdasarkan akal pikiran saya.” (HR. Imam Abu Dawud)

Wallahu a’lam bishawab

•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•

0️⃣1️⃣ Setya ~ Solo
Assalamu'alaikum warahmatullahi Wabarakatuh 

Ustadz, di masyarakat sekitar saya, sering terjadi perbedaan pendapat tentang "peringatan atau kendurian terhadap kematian seseorang," ada yang memperingati, ada yang tidak.
Masalahnya, kok dari dulu sampai sekarang hal tersebut masih terjadi terus, dan seakan tidak ada titik temu, padahal pedoman kita sesama ummat Islam adalah sama, yaitu Al-Qur'an dan Hadits.
Mohon pencerahannya Ustadz, Syukron.

🔷Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullahi Wabarakatuh 

Ini terletak pada dangkalnya memahami sumber ajaran Islam. Karena memahaminya secara parsial tidak secara komprehensif, oleh karena itu untuk memahami sumber ajaran Islam mesti dikaji secara berurutan dan mendalami isinya. Tentu di tengah-tengah umat akan dapat bertemu bila berpusat pada akidah Islam dan sumber Islam yang mulia.

🌷 Bagaimana  dengan orang yang awam Tadz?

🔷Yang awam, mengacu kepada mencari kebenaran yang utuh, tidak terpusat pada perbedaan, kembali kepada sumber ajaran Islam yang mudah diketahui baru masuk ke dalam pendalaman isi ajaran Islam dengan mengkajinya.

Wallahu a’lam bishawab

0️⃣2️⃣ Aisya ~ Cikampek 
Assalamualikum warahmatullahi wabarakatu 

Tadz, yang terlebih dahulu ada Al-Qur'an atau hadits tadz?

🔷Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullahi Wabarakatuh 

Al-Qur'an terlebih dahulu, karena Wahyu yang Alloh ﷻ turunkan kepada nabi Muhammad ﷺ agar menjadi pedoman hidup umat manusia dan berbagai hal yang dijalani oleh rasul maka dinamakan hadits maka Al-Qur'an dan hadits menjadi pedoman umat manusia.

Wallahu a’lam bishawab

0️⃣3️⃣ Tia ~ Bandung
Assalamu'alaikum warahmatullahi Wabarakatuh 

Ustadz, bagaimana kalau yang didahulukan adalah hadits?

🔷Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullahi Wabarakatuh 

Hadits berawal dari Al-Qur'an karena Al-Qur'an di jelaskan dengan Al-Qur'an.

Dan Al-Qur'an dijelaskan lewat hadits.

Contoh : 
Tentang puasa.

Terdapat QS. Al Baqarah ayat 183.

Lalu bagaimana cara puasa di jelaskan lewat hadits.

🌷Bagaimana dengan hadits-hadits palsu tadz?

🔷 Hadits sangat terjaga keasliannya oleh ulama ahli hadits yang palsu bukan haditsnya melainkan keluar dari jalur hadist.

Wallahu a’lam bishawab

•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•

Pedoman yang terbaik adalah Al-Qur'an dan hadist. Maka ikutilah isinya maka akan selamat di dunia dan di akhirat kelak.

Wallahu a’lam bishawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar