Minggu, 31 Juli 2022

JALAN HIDUP


OLeH: Ustadz Mukhtar Azizi, S.Pd.I

•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•

🌀 JALAN HIDUP

Saat ini kita masuk ke dalam jalan hidup, kemana ya kita melangkah dalam kehidupan fana ini.

Setiap manusia lahir, hidup, lalu mati. Kecil, akhirnya membesar. Muda, lama-lama tua. Muncul kesenangan, terkadang berganti kesedihan. Sehat dan sakit. Semua fana. Semua pasti selalu berubah, bergerak, dan berjalan. Tetapi semuanya akan berhenti dan berakhir. Dan dalam menjalani semua takdir kehidupan itu, manusia dihadapkan pada pilihan-pilihan. Sehingga, yang bisa kita lihat dalam perjalanan di muka bumi ini adalah hidup hanyalah kesempatan untuk membuat pilihan-pilihan. Segalanya digulirkan dan digilirkan.

Ada dua hal yang umumnya dicari oleh manusia dalam kehidupan ini. Yang pertama ialah kebaikan (al-khair) dan yang kedua ialah kebahagiaan (as-sa’adah). Dua hal tersebut yang harus dipenuhi oleh manusia yang menginginkan kehidupan yang sempurna dan luar biasa. Walaupun pada kenyataannya tidak ada yang sempurna dan luar biasa di dunia ini kecuali Alloh ﷻ. Jika dua hal tersebut terpenuhi dalam setiap perjalanan hidup manusia, jelas akan membuat manusia merasakan ketentraman lahir dan batin. Hanya saja, untuk mewujudkan kedua hal tersebut memang bukanlah sesuatu yang mudah. Masing-masing orang mempunyai pandangan yang berbeda ketika memahami hakikat keduanya, perbedaan inilah yang mendasari munculnya bermacam ragam gaya hidup manusia.

Perbedaan cara pandang yang akhirnya menjadi perbedaan persepsi itu memunculkan beragam cara hidup atau yang lebih populer disebut sebagai perbedaan gaya hidup. Bagi umat muslim, gaya hidup setiap individu telah diatur oleh Alloh ﷻ dan Rasul-Nya melalui Al Qur’an dan As Sunnah. Keduanya adalah penuntun yang paling tepat untuk menuju ke arah jalan yang lebih lurus. Namun, seiring perkembangan zaman sepertinya telah mengubah sebagian besar kaum muslim dalam memahami tuntunan dalam menjalani hidup. Saat ini sebagian orang memang bergaya hedonis, suka berfoya foya dan hanya memikirkan kepentingan duniawi saja. Sungguh hal tersebut sangat bertentangan dengan gaya hidup sebagaimana yang diperintahkan oleh Alloh ﷻ dan Rasul-Nya.

Dalam pandangan Islam gaya hidup dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, pertama gaya hidup Islami dan kedua gaya hidup jahili. Gaya hidup Islami mempunyai landasan yang mutlak dan kuat, yaitu tauhid. Inilah gaya hidup orang beriman. Adapun gaya hidup jahili, landasannya bersifat relatif dan rapuh penuh dengan nuansa kesyirikan, inilah gaya hidup orang kafir. Setiap individu muslim sudah menjadi keharusan baginya untuk memilih gaya hidup Islami dalam menjalani hidup dan kehidupannya. Hal ini sejalan dengan firman Alloh ﷻ berikut ini yang artinya:

قُلۡ هَٰذِهِۦ سَبِيلِيٓ أَدۡعُوٓاْ إِلَى ٱللَّهِۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا۠ وَمَنِ ٱتَّبَعَنِيۖ وَسُبۡحَٰنَ ٱللَّهِ وَمَآ أَنَا۠ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ 

“Katakanlah: “Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Alloh ﷻ dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Alloh ﷻ, dan aku tiada termasuk orang-orang musyrik.” (QS. Yusuf: 108)

Berdasarkan arti ayat tersebut, jelaslah bahwa bergaya hidup Islami hukumnya wajib bagi setiap muslim, dan gaya hidup jahili adalah haram hukumnya. Hanya saja dalam kenyataan justru membuat kita sangat prihatin, sebab justru gaya hidup jahili yang diharamkan itulah yang mendominasi sebagian besar gaya hidup umat Islam. Fenomena ini persis seperti yang pernah disinyalir oleh Rasulullah ﷺ. Beliau bersabda:

“Tidak akan terjadi kiamat sebelum umatku mengikuti jejak umat beberapa abad sebelumnya, sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta.” Ditanyakan kepada Rasulullah ﷺ, “Ya Rasulullah ﷺ, mengikuti orang Persia dan Romawi?” Beliau menjawab, “Siapa lagi kalau bukan mereka?” (HR. al-Bukhari dari Abu Hurairah, shahih)

Wallahu a’lam bishawab

•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•

0⃣1⃣ iiN ~ Boyolali
Ustadz, mohon penjelasannya maksud dari sabda Rasulullah ﷺ  yang bagian terkahir materi?

🌀Jawab:
Bila hidup di ukur dengan materi akan rusak kehidupannya, maka nilai yang mulia ada pada ketakwaan akan selamat di dunia dan di akhirat.

🌷Ustadz kan kadang juga manusia butuh pengakuan biar ada hubungan baik, kalau memang dia ingin hidup hedonis untuk pengakuan itu, apakah juga masih salah ustadz?

Kan ada juga yang bilang, hedon ku itu belum ada apa-apanya sama hedon dia, jadi aku itu masih dalam tahap biasa saja.

🌀Yang hedonis akan jauh dari ridho Alloh ﷻ. Yang diterima oleh Alloh ﷻ bila sesuai dengan petunjuk ilahi, jadi tidak terpusat pada manusia.

🌷Hedonis itu sudah pasti ada ukurannya ya ustadz? Kalau dia memang super kaya raya bagaimana ustadz?

🌀Hedonis ukurannya terletak pada menunjukan jati diri secara nampak dengan harta yang dimiliki secara Hura-hura. Oleh karena itu harta menjadi berkah bila dijadikan ibadah untuk berinfak dan bershadaqah di jalan yang Alloh ﷻ ridhoi.

Wallahu a’lam bishawab

•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•

Jalan terbaik hanya dapat ditempuh dengan kesabaran dan keikhlasan dalam beribadah dan beramal shalih.

Wallahu a’lam bishawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar