Minggu, 31 Juli 2022

DISPLACEMENT


OLeH: Bunda Heradini Faizah, S.Psi

•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•

💎 DISPLACEMENT

ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﻭﺭﺣﻤﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺑﺮﻛﺎﺗﻪ

اعوذبالله من الشيطان الرجيم
بسم الله الرحمن الرحيم
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَسْتَهْدِيْه
ِ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَهَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.

Puji syukur ke hadirat Allah ﻋﺰّﻭﺟﻞّ atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga kita bisa berjumpa di kajian malam ini di room BKC Perindu Surga.

Tema kita malam ini adalah "Displacement."

Tentu akhwati fillah sudah tidak asing lagi dengan istilah ini ya.

Kalau masih ada yang belum tahu, begini ulasannya.

Kita mungkin dulu pernah mengalami hal serupa:
Pada pagi hari, A dimarahi oleh dosen killer karena tugas yang ia kerjakan hasilnya sangat buruk, padahal ia sudah mengerjakannya semaksimal mungkin. Sepulang kuliah, A merasa menjadi sangat mudah marah kepada anggota keluarganya, padahal biasanya A jarang marah. Entah mengapa, ketika adiknya A meminta sedikit bantuan mengenai PR di sekolah seperti biasanya kepadanya, rasanya sangat mengesalkan. Si adik kemudian menanyakan apa yang salah, namun A juga merasa bingung karena hanya perasaan kesal saja yang dirasakan. Dan jika dipikir-pikir, adiknya sudah biasa meminta bantuan tersebut, namun biasanya A tidak marah atau kesal.

Di kasus lain.
Ada wanita hamil yang juga bekerja di luar rumah. Sampai rumah, entah kenapa, dia bisa marah-marah pada suaminya untuk hal-hal sepele, seperti tidak merapikan baju yang baru saja dipakai, tidak mengembalikan handuk ke jemuran, tidak meletakkan sepatu di tempatnya. Uring-uringan terus hari itu. Ternyata dia di kantor habis dimarahi temannya karena tidak bisa bekerja dengan cepat dan cermat.

Mengapa demikian?
Menurut Freud (seorang tokoh psikologi bidang psikoanalisis), seringkali keinginan atau dorongan dalam diri individu berlawanan dengan norma-norma, peraturan, maupun budaya. Hal tersebut dapat memunculkan defense mechanism atau mekanisme pertahanan diri. Defense mechanism biasanya digunakan individu untuk melindungi diri dari perasaan cemas atau bersalah, yang seringkali muncul akibat adanya keinginan dalam diri yang tidak sesuai dengan norma, budaya, atau peraturan yang berlaku. Terdapat beberapa jenis defense mechanism, salah satunya yang kita bahas kali ini yaitu displacement.

Dalam psikologi, displacement atau perpindahan adalah mekanisme pertahanan psikologis, yang mana seseorang mengarahkan emosi negatif dari sumber aslinya ke orang lain yang tidak terlalu mengancam, berbahaya atau kecil kemungkinannya melawan balik.

Pertahanan psikologis ini dilakukan tanpa kesadaran untuk membantu seseorang mengatasi orang, benda atau lingkungan yang mengancam. Dalam kondisi perpindahan atau displacement ini, pikiran seseorang akan merasakan bahwa melakukan perlawanan pada sumber utama mungkin tidak akan diterima atau justru membahayakan.

Alih-alih menemukan jalan keluar yang tepat, seseorang dalam kondisi ini akan mencari subjek yang dinilai lemah atau tidak terlalu mengancam sebagai pelampiasan emosi negatif.

Jika seseorang marah tetapi tidak bisa mengarahkan emosionalnya ke sumber utama. Mereka mungkin akan mengarahkan kemarahannya pada seseorang atau sesuatu hal yang baginya tidak berisiko.

Mekanisme pertahanan psikologis seperti ini sering terjadi tanpa disadari atau seseorang tidak sadar telah melakukannya.

Pengalihan atau displacement adalah sebuah bentuk pertahanan diri dalam menghadapi anxientas dengan cara memindahkan objek yang mengancam menuju objek lebih aman. Sebagai contoh, seorang mahasiswa yang mendapat teguran dari dosen karena tidak mengumpulkan tugas sesuai waktu yang sudah ditentukan. Hal ini akan membuat mahasiswa mencoba mengalihkan perhatian untuk melampiaskan amarahnya dan emosi dalam psikologi baik dengan bermain atau melakukan sesuatu hal yang disenangi.
Inti dari pengalihan ini adalah berusaha mencari sebuah objek untuk meluapkan amarah, rasa takut, cemas dan sebagainya pada individu atau sesuatu yang lain.

Apakah cara itu baik?
Tentu tidak.
Karena ini hanya akan menimbulkan masalah baru. Dan jika terjadi terus menerus akan menimbulkan konflik yang berkepanjangan.

Bagaimana cara mengatasinya? 
Yaitu dengan cara mengatasi emosi negatif tersebut sesuai ajaran Rasulullah ﷺ.

Akhwati fillah...
Agar kita tidak terjerumus ke dalam dosa yang lebih besar karena seringnya melakukan displacement, ada beberapa cara mengendalikan emosi yang diajarkan dalam Al-Qur'an dan Sunnah. Yakni:

1) Segera Memohon Perlindungan Alloh ﷻ Dari Godaan Setan, Dengan Membaca Ta’awudz: A-‘UDZU BILLAHI MINAS SYAITHANIR RAJIIM

Karena sumber marah adalah setan, sehingga godaannya bisa diredam dengan memohon perlindungan kepada Alloh ﷻ. Dari sahabat Sulaiman bin Surd radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan, suatu hari saya duduk bersam Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika itu ada dua orang yang saling memaki. Salah satunya telah merah wajahnya dan urat lehernya memuncak. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh saya mengetahui ada satu kalimat, jika dibaca oleh orang ini, marahnya akan hilang. Jika dia membaca ta’awudz: A’-uudzu billahi minas syaithanir rajiim, marahnya akan hilang.” (HR. Bukhari dan Muslim)

2) Diam Dan Menjaga Lisan

Bawaan orang marah adalah berbicara tanpa aturan. Sehingga bisa jadi dia bicara sesuatu yang mengundang murka Alloh ﷻ. Karena itulah, diam merupakan cara mujarab untuk menghindari timbulnya dosa yang lebih besar. Di saat kesadaran kita berkurang, di saat nurani kita tertutup nafsu, jaga lisan baik-baik, jangan sampai lidah tidak bertulang ini, menjerumuskan Anda ke dasar neraka. Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika kalian marah, diam lah.” (HR. Ahmad)

3) Mengambil Posisi Lebih Rendah

Kecenderungan orang marah adalah ingin selalu lebih tinggi, dan lebih tinggi. Semakin dituruti, dia semakin ingin lebih tinggi. Dengan posisi lebih tinggi, dia bisa melampiaskan amarahnya sepuasnya. Karena itulah, Rasulullah ﷺ memberikan saran sebaliknya. Agar marah ini diredam dengan mengambil posisi yang lebih rendah dan lebih rendah. Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menasihatkan, “Apabila kalian marah, dan dia dalam posisi berdiri, hendaknya dia duduk. Karena dengan itu marahnya bisa hilang. Jika belum juga hilang, hendak dia mengambil posisi tidur.” (HR. Ahmad)

4) Ingatlah Hadis Ini Ketika Marah

Dari Muadz bin Anas Al-Juhani radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang berusaha menahan amarahnya, padahal dia mampu meluapkannya, maka dia akan Alloh ﷻ panggil di hadapan seluruh makhluk pada hari kiamat, sampai Alloh ﷻ menyuruhnya untuk memilih bidadari yang dia kehendaki." (HR. Abu Daud dan Turmudzi)

Displacement ini mudah dan umum (wajar) dilakukan oleh individu untuk menghilangkan stres dan rasa bersalahnya. Akan tetapi, menjadi tidak wajar jika individu menggunakan displacement ini secara terus-menerus. Misalnya ia tidak pernah berani untuk mengungkapkan emosi negatifnya, bahkan kepada teman sendiri dan lebih memilih untuk mengalihkan emosi negatif tersebut kepada hewan peliharaan. Jika hal ini terjadi, ia akan menjadi individu yang terkesan tidak berdaya dan dianggap sebelah mata oleh lingkungannya.

Sekarang, sudah lebih mengerti ‘kan, apa itu displacement? Ingat, jangan lakukan displacement secara terus-menerus, ya!

Wallahu a’lam bishawab

•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•

0️⃣1️⃣ Han ~ Gresik
Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh

Bund, bagaimana jika kita tidak bisa mengeluarkan amarah. Jadi lebih banyak diam dan memendam saja.

Seberapa berpengaruh pada fisik dan psikis, Bund?

Perempuan khan seperti itu Bund, apalagi ibu-ibu kebanyakan juga memendam sendiri daripada malah bertengkar sama suami atau anak jadi korban pelampiasannya.

🍓 Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh

Tidak bisa mengekspresikan amarah itu sebetulnya bagus. Dalam arti bahwa dia bisa mengendalikan diri dengan baik. Yang tidak baik adalah ketika amarah yang dipendam itu berubah menjadi dendam dan sakit hati berkepanjangan. Lama-lama dia akan mengalami gangguan kejiwaan. Dia akan menyiksa diri bahkan membunuh anak sendiri seperti kasus ibu yang membunuh anaknya di daerah Bumiayu beberapa waktu lalu. 
Selain itu amarah yang dipendam tapi tidak ikhlas juga akan menyebabkan tumor seperti kasus ibu teman Saya. Beliau menderita tumor otak karena lebih banyak memendam rasanya. Maka perlulah kita healing. Self healing agar kondisi psikologis makin baik.

Seorang perempuan berinisial NF (15) menyerahkan diri ke Polsek Metro Taman Sari, Jakarta Barat. Ia mengaku membunuh bocah berusia 6 tahun berinisial A pada Kamis (5/3).

Ini salah satu kasus displacement. Karena dia sering memendam emosinya hingga kemudian membunuh anak berusia 5 tahun. 

Wallahu a’lam bishawab

🔹Iya, Bun, baca kasus ini Saya shock, karena segitu belia usianya tapi mampu membunuh gara-gara hal sepele sebenarnya.
 
0️⃣2️⃣ Sasi ~ Balam
Bismillah... 

Bunda, dahulu masa-masa sekolah sering mengalami uring-urungan seperti ini tapi lambat laun berkurang atau menghilang dari diri, pernah timbul tapi tidak seperti dahulu itu. 

Apakah seiring usia, atau taruhlah kedewasaan dalam diri, displacement ini menjadi berkurang atau hilang intensitasnya? 

Seperti itukah logikanya, Bun, atau karena sebab lain. 
Terima kasih.

🍓 Jawab:
Benar sekali.
Semakin dewasa, seseorang harusnya makin bisa mengendalikan emosi. Ini tergantung bagaimana lingkungan mengajarkan dan mendukungnya. Mendukung bagi tumbuh kembangnya emosi ke arah yang lebih baik.
Alhamdulillah ketika seseorang mampu tumbuh baik secara psikologis. Makin bisa mengendalikan diri dan emosi. Harus disyukuri.
Karena banyak di luar sana, orang-orang yang makin tua malah makin emosional.

🔹MasyaAllah. Alhamdulillah.

Iya Bun, mungkin karena merasa sudah lebih tua lalu menjadi sok tahu dan pongah.

Berarti anak yang sering dimarahin orang tua atau di lingkungan keras yang sering marah-marah atau teriak-teriak berarti besarnya nanti bisa mengalami seperti itu njih, Bund, emosi yang tertahan sedari kecil karena sering mendapat bentakan dan lainnya?

🍓 Marah itu akan terpendam dan berubah menjadi dendam.
Dendamnya akan dilampiaskan. Bisa ke obyek yang pernah menyakitinya atau dialihkan ke obyek lain yang membuat dia merasa nyaman. Sebelum membunuh anak, NF ini sering menusuk-nusuk katak dan menyiksa binatang lainnya. Bocah yang dibunuh pun hanya menjadi pelampiasan akan luka jiwa di masa lalunya.

🔹Inner child ini mengkhawatirkan sekali ya, Bun.

Ngeri kalau tidak terdeteksi sejak dini.

🍓Iya
Wallahu a’lam bishawab.

0️⃣3️⃣ Aisyah ~ Cikampek
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Displacement ini mungkin sedang Saya alami sekarang, Nda. 
Saya jadikan pasangan Saya, tempat saya meluapkan emosi ketika capek bekerja.

Karena Saya pikir beliau sangat mencintai saya, sehingga apapun yang Saya katakan walaupun menyakitinya, dia akan memaafkan dan memahami kalau Saya sedang tidak baik-baik saja, tapi lama-lama mungkin dia kesal juga dan akhirnya ikut diam. 
Sekarang Saya baru paham kalau saya mungkin ada  displacement tersebut. 

Bagaimana ya, Nda cara menjelaskannya ke beliau?
Apakah perlu dijelaskan?
Atau hanya minta maaf saja. Rasa menyesal ada setelah memarahi. 

🍓 Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh

Mbak Aisya sholihah...
Pertama kali, sadari bahwa tindakan displacement itu salah. Dan mbak Aisya sudah menyadarinya. Selanjutnya minta maaf kepada suami. Karena marah-marah kepada suami itu tidak baik.

Berjanji untuk tidak mengulangi lagi. Kalau punya masalah di kantor, cerita ke suami jangan sampai marah-marah.
Ungkapkan rasa itu. Tidak dipendam sendiri. Mungkin dengan cerita, kita bisa menemukan solusinya.

Wallahu a’lam bishawab

•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•

Siapa yang menahan emosinya maka Alloh ﷻ akan tutupi kekurangannya. Siapa yang menahan marah, padahal jika dia mau, dia mampu melampiaskannya, maka Alloh ﷻ akan penuhi hatinya dengan keridhaan pada hari kiamat.

Lakukan semua dengan ikhlas karena mengharap ridho dari Alloh ﷻ.

Wallahu a’lam bishawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar