Senin, 28 Februari 2022

WASPADAI GANGGUAN MENTAL PADA ANAK

 


OLeH: Bunda Heradini Faizah, S.Psi

•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•

🔷MEWASPADAI GANGGUAN MENTAL PADA ANAK

بسم الله الرحمن الرحيم
الســـلام عليــكم ورحــمة اﻟلّـہ وبركاته

إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَ نَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بلله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إله إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لا نَبِيَّ بَعْدَهُ

Alhamdulillah kita bertemu dalam majelis room Perindu Surga yang penuh berkah ini untuk bersama sama mengkaji tentang: MEWASPADAI GANGGUAN MENTAL PADA ANAK.

Umumnya, gangguan mental terjadi pada masa remaja, dewasa hingga tua. Akan tetapi, gangguan mental juga menyerang anak-anak  dan untuk mendiagnosis hal tersebut dibutuhkan waktu.

Alasan seorang anak bisa terkena resiko gangguan mental karena adanya tekanan dari keluarga, teman sebaya, ataupun sekolah. Banyak anak  yang menderita  gangguan mental. Akan tetapi, tidak mendapatkan penanganan yang tepat.

Hal itu terjadi karena ketidakpekaan orang tua dalam memahami isu gangguan mental ataupun akibat ketidakinginan orang tua bahwa anaknya mengidap gangguan mental.

Orang tua harus peka terhadap perubahan perilaku pada anak. 
Ada beberapa tanda yang ditunjukkan, sehingga diharapkan dengan kepekaan dari orang tua, tak makin memperparah keadaan.

🔷Tanda-Tanda Tersebut Adalah :

◾Perubahan Suasana Hati Yang Signifikan

Perubahan suasana hati anak yang tidak menentu setiap harinya, terkadang anak ceria, senang, lalu merasa sedih, khawatir ataupun ketakutan pada hal-hal yang sebelumnya anak menunjukkan hal yang biasa ataupun ketika di sekolah, terkadang  anak merasa bersemangat di satu hari. Hari kemudian, menjadi murung atau tidak bersemangat.

◾Hilangnya Minat Pada Orang, Benda, Aktivitas Yang Digemari

Biasanya anak akan bersemangat terhadap hal-hal yang digemarinya. Baik itu kepada orang lain yang disukai, benda, mainan ataupun aktivitas yang biasanya membuat  anak senang.

Tetapi, anak yang mengalami gangguan mental cenderung abai dan acuh pada hal-hal yang digemarinya.

◾Muncul Rasa Takut Dan Khawatir

Anak biasanya senang mengeksplor dunia baru, ia akan cenderung mencari tahu sesuatu hal yang belum ia ketahui sebelumnya dengan penuh antusias. Akan tetapi, anak yang mengalami gangguan mental akan berubah menjadi sosok yang penakut dan sering khawatir terhadap hal-hal baru.

◾Menyakiti Diri Sendiri

Jika anak mengalami hal ini, cenderung sering menyakiti diri sendiri seperti menggigit tangannya, mencubit tubuhnya, ataupun ingin membuat luka tertentu pada tubuhnya sudah termasuk pada gangguan mental yang cukup serius, akan berisiko lebih besar apabila abaikan.

◾Anak Sulit Berkonsentrasi

Kurangnya fokus anak  terhadap aktivitas yang dijalani seperti sekolah, bisa jadi ada suatu hal yang mengganggu pikirannya dan hal tersebut tidak bisa ia ungkapkan dengan baik kepada orang lain.

Hal tersebut ialah tanda jika anak sudah mengalami gangguan mental yang cukup serius.

Bisa jadi karena ada kejadian tertentu yang mengharuskan ia bersikap demikian yang memerlukan bantuan medis.

◾Mengeluh Sakit Perut Atau Sakit Kepala

Gejala sakit perut dan sakit kepala ini terjadi berulang-ulang, meskipun sudah diobati. Karena  anak tidak bisa menjelaskan lebih detail terkait rasa sakit yang ia derita, padahal apabila diperiksa lebih lanjut bisa ditemukan gejala  gangguan mental yang cukup serius.

◾Sulit Memulai Hubungan Sosial

Karena adanya rasa takut, khawatir dan kecenderungan hilangnya minat. Anak akan enggan memulai berteman dengan orang lain, ia merasa aman di dalam rumah.

◾Muncul Penyakit Fisik

Ketidakstabilan emosi serta pikiran anak akan memunculkan berbagai macam sakit fisik seperti sakit kepala, sakit perut, perubahan nafsu makan, ataupun perubahan baik turunnya berat badan.

◾Perubahan Tingkah Laku Yang Signifikan

Anak cenderung akan lebih diam dari biasanya, murung dan tidak bersemangat menjalani hari. Ia terkadang ingin menyendiri dengan dalih 'aku sudah dewasa, bisa sendiri'.

Atau perubahan tingkah laku yang tidak seperti biasanya.

◾Kurang Merawat Diri

Ia enggan merawat dirinya sendiri, dan menjadi kurang bisa mengatur bagaimana caranya rapi. Karena  anak cenderung sudah tidak berminat pada apapun. Begitu pula dengan nafsu makan yang sering berubah-ubah, terkadang lahap ataupun juga tidak makan.
 
Hal-hal yang sudah disebutkan tadi, terjadi pada anak yang mengalami gangguan mental dengan tanda-tanda yang munculnya lebih dari satu kali gejala.

Sehingga, orang tua sangat perlu untuk berkonsultasi kepada dokter anak atau  psikiater untuk membantu anak  mengatasi penyakit  gangguan mental yang ia derita. 

🔷Berikut Tips Menjaga Kesehatan Mental Anak:

◾1. Latihan Mengendalikan Emosi

Agar kesehatan mental  anak tetap terjaga, hal yang harus diperhatikan oleh para orang tua  adalah mengontrol  emosi. Cara untuk melatih emosi ini bisa melalui psikolog atau sarana lain yang berkaitan dengan psikologi. Jika anak  sedang mengalami tantrum, dan respon  orang tua tidak mampu mengendalikan emosinya, ini akan berakibat fatal bagi perkembangan mental  anak. Orang tua disarankan untuk lebih tenang menghadapi situasi tersebut.
Menghadapi situasi tersebut, orang tua  diharapkan bisa lebih tenang dan tidak berlebihan supaya bisa mengontrol emosi  dengan tepat.

◾2. Jangan Marah Di Depan Anak

Rumah tangga seringkali mengalami konflik yang tidak bisa dihindarkan. Ketika orang tua sedang bertengkar, jangan sampai dipertontonkan di depan anak. Langkah yang harus dilakukan  orang tua dalam kondisi seperti ini adalah melakukan rekonsiliasi.
Rekonsiliasi yang dilakukan orang tua dan  anak akan membuat hubungan yang berkualitas serta menjaga kesehatan  mental anak.

◾3. Orang Tua Wajib Memperbaiki Kesalahan Anak

Ketika anak melakukan kesalahan, yang perlu dilakukan oleh orang tua adalah memperbaiki kesalahan anak. Karena kesalahan anak bisa terbentuk dari lingkungan luar yang tidak baik. Anak cenderung mengikuti berbagai hal yang dilihatnya baik itu benar atau salah. Menurutnya peran orang tua sangat penting untuk mengarahkan dan menjadi quality control bagi anak.

◾4. Orang Tua Harus Memiliki Aturan Yang Konsisten

Jika orang tua  menerapkan aturan kepada anak, kedua belah pihak harus konsisten dan antara ibu atau ayah harus satu pemahaman.

Sebagai contoh jika sang Ayah mengijinkan anak  untuk melakukan sesuatu, sementara ibunya melarang, ini akan menyebabkan anak  kebingungan.

Dalam hal ini orang tua perlu berdiskusi lebih dalam untuk menentukan aturan yang disepakati bersama agar anak tidak kebingungan. Selain itu, orang tua juga perlu memperhatikan gaya hidup anak dari pola hidup, gaya tidur, makanan atau perkembangan gizi serta hal lain-lain yang berkaitan dengan perkembangan anak.

#disarikan dari berbagai sumber.

Wallahu a'lam

•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•

0️⃣1️⃣ Setyaningsih ~ Solo
Assalamu'alaykum Bunda. 

Yang dimaksud anak di sini, sekitar umur berapa sampai berapa Bunda?
Syukron. 

🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Batasan umur anak adalah mulai usia 2-10 tahun.

Wallahu a'lam

0️⃣2️⃣ Sasi ~ Depok
Bismillah...

Bunda, apakah perceraian orang tua bisa mengakibatkan gangguan mental ya, Bun? Sebisa mungkin dikondisikan tidak, akan tetapi terkadang si anak (umur 8 tahun) jika sedang kurang mood agak kasar, kata-katanya juga kurang ahsan. 

Bagaimana cara mengkondisikan supaya mental anak tetap sehat ya, Bun? Tipsnya, Bun. 

Tidak ingin meninggalkan jejak inner child pada anak. Terima kasih.

🌸Jawab:
Bisa.
Semua tergantung pada bagaimana kita membicarakan perkara perceraian itu pada anak. 

Kebanyakan gangguan mental disebabkan karena anak kecewa dengan keadaan kemudian mereka mencari pelampiasan. 
Namun ketika banyak yang mensupport anak dan memberikan dukungan positif, anak-anak bisa melewatkan masa sulit itu. 

🔹Jadi menyederhanakan kejadian itu dengan pola pikir anak yang masih terbatas itu tidak apa ya, Bun? 

Khawatir ada kekecewaan yang terpendam yang akan berakibat tumbuh kembang anak, Bun.

🌸Sikap mental yang kita tanamkan pada saat kejadianlah yang akan memberikan dampak penting pada kesehatan mental anak di fase kehidupan selanjutnya. 

🔹MaasyaAllah.
Baik, Bunda. Matur suwun.

0️⃣3️⃣ Rustia ~ Bekasi 
Assalamu'alaikum, Bunda. 

Bagaimana menangani kakak yang mencandai adiknya sampai adiknya tidak nyaman dan menangis, hal tersebut terjadi setiap hari. Jarak usianya 5 tahun. Khawatir ada kekacauan mental saat besar nanti baik pada kakak maupun adik. 

🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Tidak. Asal tidak berlebihan. 

Jadi balance antara membercandai dan mengasihi. Kalau tidak balance ditakutkan kalau menimbulkan kebencian.

🔹Baik, Ustadzah, jazakillah khairan atas penjelasannya.

0️⃣4️⃣ Ratih ~ Dumai
Assalamu'alaikum, Bunda.

Bagaimana dengan anak yang selalu mencari perhatian dengan cara yang macam-macam. 

Misalnya membuat rumah berantakan, lompat-lompatan, berteriak atau sengaja menumpahkan air atau apa saja. Apakah itu juga termasuk penyakit gangguan mental, Bunda? Dan bagaimana cara mengatasinya, Bun?

🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Perlu diperhatikan lebih teliti apa yang menyebabkan anak berperilaku seperti itu?

Anak-anak hiper perilakunya seperti itu. Anak-anak authis juga. Demikian pula anak-anak dengan ADHD. Anak-anak tanpa gangguan juga berperilaku seperti itu jika dia minta perhatian. Semua perilaku itu bisa dilihat perbedaannya ya.

Wallahu a'lam

0️⃣5️⃣ Ofie ~ Bukittinggi
Bun, apakah seperti anak marah-marah di jalan, suka tantrum yang usianya tidak sekali untuk tantrum lagi bisa dikatakan terkena gangguan mental?

🌸Jawab:
Iya. Perlu untuk dibawa ke psikolog agar makin dini terdeteksi.

Wallahu a'lam

0️⃣6️⃣ Aisya ~ Cikampek 
Assalamuallaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Bunda, anak saya cenderung diam dan main pun seperti malu-malu, tetangga juga bilang anakku lugu dan pendiam, saya malah khawatir. Bun, anak saya kek malah menyimpan rasa kesal di hati atau bagaimana gitu karena kalau dia lagi ingin sesuatu yang ngasuh atau neneknya selalu bilang jangan nangis, sudah besar, jangan cengeng. Nah, saya khawatir Bunda, diri dia nahan nangis ini kan beresiko negatif ke perkembangannya, Bun. 

Mohon sarannya, Bunda.

🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Anak-anak memiliki karakter sendiri-sendiri. 
Ada yang berani. Ada yang pemalu. Ada yang terbuka. Ada yang tertutup. Memang untuk anak-anak yang cenderung, kita rada sulit memperlakukannya. Harus telaten mendekati dan menggali info darinya. 
Selama anaknya masih terbuka dengan kita, hal itu tidak menjadi masalah. Yang harus kita lakukan adalah berupaya keras untuk dekat dengan anak. 

🔹Jadi tidak usah khawatir ya, Bunda? 

Selagi anak masih open minded ke kita. 

Kan orang dewasa kalau nahan kesal emosi suka ķe kepala sakit begitu, Bun, berarti kalau ke anak tidak ya, Bunda? 

🌸 Tidak. 
Asal mau cerita saja. Jadi sesakit apapun hatinya, dia mau cerita. 

🔹Note bunda. Syukron bunda.
Barakallah fiik.

•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•

Anak adalah amanah dari Alloh ﷻ yang harus dijaga dengan sebaik-baik penjagaan. 

Banyak jenis cobaan dari Alloh ﷻ. Ada orang-orang yang dicoba Alloh ﷻ dengan memiliki anak penyakit fisik. Ada orang-orang yang dicoba Alloh ﷻ dengan penyakit-penyakit psikis. 

Keduanya sama. Sama-sama menuntut kita untuk sabar. Perhatian kita terhadap semua jenis cobaan anak ini semoga mampu membuat keadaan lebih baik lagi. Melahirkan generasi-generasi sholih sholihah harapan ummat. 

Wallahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar