Senin, 28 Februari 2022

MENGHIASI DIRI DENGAN AKHLAK TERPUJI TANPA DI PUJI

 


OLeH  : Ibu Hj. Irnawati Syamsuir Koto

•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•

 🌸MENGHIASI DIRI DENGAN AKHLAK TERPUJI TANPA DI PUJI

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh sholehah.

Sahabat-sahabatku...

Membangun akhlak mulia dalam setiap diri muslim adalah salah satu keindahan dalam mendalami agama Islam. Dengan begitu, kita akan terjaga dari berbagai kerusakan yang disebabkan oleh akhlak yang buruk.

Selain tuntunan agama, menjadi pribadi yang memiliki akhlak mulia merupakan teladan yang dicontohkan langsung oleh Rasulullah ﷺ, “Sesungguhnya aku hanyalah diutus untuk menyempurnakan akhlak yang luhur.” (HR. Ahmad dan Bukhari)

Memiliki perilaku terpuji merupakan kepribadian seorang muslim. Rasulullah ﷺ senantiasa menasihatkan kita untuk menghiasi diri dengan akhlak mulia dalam pergaulan dengan siapa pun.

Dalam buku "Jiwa dalam Bimbingan Rasulullah ﷺ" karya Dr. Saad Riyadh disebutkan Rasulullah ﷺ bersabda, "Alloh ﷻ menyayangi orang yang bersikap lapang dada (toleran), baik ketika menjual, membeli, atau ketika menagih sesuatu (kepada orang lain)." (HR. Bukhari).

Anas bin Malik r.a berkata, "Rasulullah ﷺ merupakan manusia yang paling baik akhlaknya." (HR. Muslim)

Dalam hadist lain, Rasulullah ﷺ bersabda, "Bertakwalah kepada Allah di mana pun kamu berada; susul lah kejahatan dengan kebaikan niscaya kebaikan itu akan menghapusnya; serta bergaul lah dengan orang lain dengan akhlak yang baik." (HR. Tirmidzi).

Rasulullah ﷺ, juga bersabda, "Sebaik-baiknya kalian dalam hal keislaman adalah yang paling baik akhlaknya dengan syarat juga memiliki pemahaman yang baik (tentang ajaran-ajaran agama)." (HR. Ahmad).

Walaupun nampak sederhana, sebenarnya menjaga akhlak mulia cukup menantang. Dibutuhkan kesabaran yang luar biasa agar mampu menahan diri dari keburukan.

Karenanya, Alloh ﷻ menjanjikan balasan terbaik bagi kaum muslim yang mampu menjaga diri dari perbuatan tercela. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam ditanya mengenai perkara yang banyak memasukkan seseorang ke dalam surga, beliau menjawab, ‘Takwa kepada Alloh ﷻ dan berakhlak yang baik.’ Beliau ditanya pula mengenai perkara yang banyak memasukkan orang dalam neraka, jawab beliau, ‘Perkara yang disebabkan karena mulut dan kemaluan.’ (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Dalam hadits lain, “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Tirmidzi)

Al-Quran menetapkan bahwa akhlak itu tidak terlepas dari akidah dan syariah, ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. 

Hal ini dapat dilihat dari surat al-Baqarah ayat 177, yang berarti: "Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Alloh ﷻ, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, Nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan memerdekakan hamba sahaya, mendirikan salat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan, dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa."

Ayat al-Quran tersebut menjelaskan bahwa iman kepada Alloh ﷻ adalah merupakan dasar dari kebajikan. Kenyataan ini tidak akan pernah terbukti, kecuali jika iman tersebut telah meresap di dalam jiwa dan ke seluruh pembuluh nadi yang disertai dengan sikap khusyuʾ, tenang, taat, patuh, dan hatinya tidak akan meledak-ledak lantaran mendapatkan kenikmatan, dan tidak putus asa ketika ditimpa musibah. Orang-orang yang benar-benar beriman kepada Alloh ﷻ hanya mau tunduk dan taat kepada Alloh ﷻ dan syariat-syariat-Nya.

Islam mengatur tolok ukur berakhlak adalah berdasarkan ketentuan Alloh ﷻ dan Rasul-Nya. 

Oleh karena itu, apa yang dipandang baik oleh Alloh ﷻ dan Rasul-Nya, pasti baik dalam esensinya. Begitu pula sebaliknya, tidak mungkin Dia menilai kepalsuan sebagai kelakuan baik, karena kepalsuan esensinya pasti buruk.

Contoh akhlak mulia di dalam hadits riwayat Muslim yang diterima dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah ﷺ telah bersabda: “Hak seorang Muslim atas seorang Muslim ada enam perkara: apabila engkau bertemu dia hendaklah engkau beri salam kepadanya, apabila ia mengundangmu, hendaklah engkau memenuhinya, apabila ia meminta nasihat, hendaklah engkau menasihatinya, apabila ia bersin kemudian ia berkata “Alhamdulillah” hendaklah engkau doakan dia, jika ia sakit hendaklah engkau mengunjunginya, dan apabila ia meninggal dunia hendaklah engkau mengikuti janazahnya.”

Akhlak mempunyai makna yang luas, yang dapat mencakup sifat lahiriyah maupun batiniah. Semua itu jika dilakukan atas dasar takwa maka kita akan terhindar dari yang namanya riya', baik karena ada orang lain.

Wallahu a'lam

Demikian dari saya,  semoga bermanfaat.

•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•

0️⃣1️⃣ Sasi ~ Depok
Bismillah...

Bu, jika seseorang berjanji, mungkin bisa dikatakan berkali-kali tapi belum atau mungkin tidak ditepati. Bagaimana akhlak yang benar dari kita ya, bu? 

Apakah kita menagih janjinya, menegur atau semacamnya, atau bagaimana ya, bu? 

Kalau dari yang berjanji, ya wallahu a'lam ya, bu... Hehe...

Terima kasih.

🌸Jawab:
Ingatkan saja tentang janjinya dan perlu diketahui janji adalah hutang yang harus dibayarkan.  

Pahamkan juga bahwa seorang muslim itu yang dipegang adalah ucapan. 

Wallahu a'lam

0️⃣2️⃣ Mala hasan ~ Lampung
Bunda, apakah akhlak seseorang itu dapat menutupi kesalahannya yang kadang tampak berbeda di depan banyak orang dan dibelakang.

Hmm, bagaimana ya. Yang pasti kadang yang dia tunjukan tidak sama dengan yang terlihat.

Maaf agak bingung kata-katanya.

Jazaakillahu khoiran bun

🌸Jawab:
Akhlak adalah pakaian seorang muslim, jika bertakwa, maka akhlaknya karena Alloh ﷻ, bukan karena ingin kelihatan baik didepan orang lain.  

Tapi jika akhlaknya beda, maka itulah orang yang munafik, beda apa yang nampak dengan apa yang sebenarnya.  

Wallahu a'lam

0️⃣3️⃣ Bestiar ~ Pekanbaru  
Ustadzah, ada orang kalau sholat terlihat khusuk dan lama, rajin juga puasa sunah serta rajin juga sholat-sholat sunat, tapi orang ini kalau bicara pada orang lain selalu kasar dan merasa selalu benar. Kenapa tidak seimbang antara ibadah dan akhlaknya? 
Afwan

🌸Jawab:
Wallahu a'lam 

Sholat itu membuat orang menjadi baik,  membuat hati menjadi lembut,  jika terjadi ketidak seimbangan, kita tidak tahu, Alloh ﷻ menentukan hal tersebut. Ambil hikmahnya saja,  jika kita melihat hal itu bukan menjadi sebuah kebaikan, maka mohon perlindungan kepada Alloh ﷻ dari hal seperti itu.

Wallahu a'lam

0️⃣4️⃣ Aisya ~ Cikampek 
Assalamualikum warahmatullahi wabarakatuh. 

1. Dzah, boleh dijelaskan maksud dari Rasulullah ﷺ di utus hanya untuk menyempurnakan akhlak yang luhur? 
Bukannya Rasul-rasul sebelumnya sudah menyampaikan tentang akhlak?

2. Dan Kenapa orang yang berakhlak lebih mulia dari pada orang yang berilmu tapi kurang akhlak dzah?

🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

1. Jika Rasulullah ﷺ telah berkata seperti itu, berarti maka bisa kita paham kan bahwa kesempurnaan Akhlak itu ada di dalam diri Rasulullah ﷺ, sama seperti Islam, Islam disempurnakan dengan diutusnya Rasulullah ﷺ. 

2. Manusia itu dipandang karena akhlaknya,  seorang yang berilmu tinggi akan mulia jika akhlaknya baik, dan sebaliknya dia tidak dipandang jika akhlaknya tidak baik. Dan orang yang berakhlak tinggi akan disukai oleh orang lain, dibanding orang yang berilmu tinggi.  

Wallahu a'lam

0️⃣5️⃣ Aisya ~ Cikampek 
1. Manusia yang bagaimana yang disebut sebagai orang yang berakidah dzah?

2. Kalau akhlak itu berkaitan dengan akidah dan syariah. Lalu apakah orang yang belum mantap berakidah bisa disebut sebagai orang yang kurang berakhlak?

3. Apa pengertian akhlak lahiriyah dan batiniyah beserta contohnya dzah?(necessary).

🌸Jawab:
1. Orang yang berakidah adalah orang beriman dan bertakwa, akidah yang lurus akan mengesakan Alloh ﷻ dan tidak menyekutukan Alloh ﷻ dengan yang lain,  percaya qada dan qadar Alloh ﷻ hingga ikhlas dan ridho terhadap apapun yang Alloh ﷻ datangkan terhadapnya. 

2. Akhlak itu ada akhlak kepada Alloh ﷻ,  akhlak kepada manusia, akhlak kepada Alam. Nah jika akidah nya belum mantap,  maka akhlaknya kepada Alloh ﷻ belum baik.  

3. Akhlak lahiriah adalah akhlak apa yang nampak dimata manusia dan akhlak bathiniah adalah akhlak yang hanya dia dan Alloh ﷻ yang tahu.  Seperti bagaimana dia menjadikan hatinya baik. 

Wallahu a'lam.

0️⃣6️⃣ Aisya ~ Cikampek 
1. Toleran yang bagaimana yang disayangi Alloh ﷻ.
Karena kebanyakan sekarang banyak orang menyalahi arti kata tersebut?

2. Bagaimana cara untuk menjadi orang yang bisa lapang dada, menyusul kejahatan yang dia terima dengan kebaikan?

3. Sebagian seorang muslim, adakah cara untuk menjadikan kita orang yang mudah memahami agama?

🌸Jawab:
1. Toleran yang disukai oleh Alloh ﷻ salah satunya adalah memberi kelapangan kepada sesama manusia. Tidak menciptakan kesempitan.  

2. Perlu latihan kesabaran dan tetap  berserah diri kepada Allah Azza wajalla.  

3. Tidak ada cara mudah,  semua itu butuh usaha yang keras serta do'a, semua butuh dibentuk dan ditanam di dalam diri. 

Wallahu a'lam

•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•

Dalam menjalani roda kehidupan yang semakin berkembang pesat, baik secara perilaku maupun gaya hidup, menjadi penting bagi setiap Insan untuk memahami berbagai perubahan tingkah laku manusia. 

Tidak hanya mengetahui dan memahami, manusia juga dituntut untuk tahu bagaimana pentingnya memiliki akhlak atau karakter yang baik.

Selalulah upgrade diri dengan akhlak yang baik.

 Wallahu a'lam

Mohon maaf lahir dan batin.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar